Anda di halaman 1dari 14

TERAPI DIET MALNUTRISI

PADA PASIEN GERIATRI

PRANADYA CHANDRADEWI
MALNUTRISI
 Kekurangan atau kelebihan (atau ketidakseimbangan) energi, protein dan
nutrisi lainnya, yang menyebabkan efek samping yang dapat diukur pada
jaringan/bentuk tubuh (bentuk, ukuran, komposisi), fungsi dan hasil klinis.

Australian Family Physician : Managing undernutrition in the elderly. 2012


Epidemiologi
 pada usia lanjut insidensi malnutrisi dapat
mencapai 50%
 Penyakit paru kronis = 45%
 Penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD) = 80%
 Keganasan = 85%

Syam, Ari Fahrial. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (PAPDI) Edisi VI. Jakarta Pusat: Interna Publishing
FAKTOR RISIKO
 Tidak berdasarkan usia
 Keganasan
 Kegagalan organ kronis dan parah (jantung, pernapasan,
ginjal atau hati)
 Penyakit pencernaan yang menyebabkan gang. pencernaan
dan / atau malabsorpsi
 Alkoholisme kronis
 Penyakit menular dan / atau radang kronis
 Semua faktor yang mungkin menyebabkan pengurangan
asupan makanan, peningkatan kebutuhan energi,
malabsorpsi, atau ketiga situasi ini bersama.

Nutritional support strategy for protein-energy malnutrition in the elderly. Clinical Practice Guidelines. 2017
 Terkait usia yang lebih tua
Faktor Penyebab
Psikososial, sosial, lingkungan Isolasi sosial
Berduka
Kesulitan finansial
Perlakuan buruk
Rawat inap
Masalah gigi dan mulut Gangguan mastikasi
Status gigi buruk
Gigi palsu yang tidak pas
Kekeringan mulut
Kandidiasis orofaringeal
Dysgueusia (gang. Indera
pengecap)
Gangguan menelan Penyakit THT
Penyakit neurodegeneratif
pembuluh darah

Nutritional support strategy for protein-energy malnutrition in the elderly. Clinical Practice Guidelines. 2017
Faktor Penyebab
Gangguan Psikiatrik Sindrom depresi
Gangguan perilaku
Demensia Penyakit Alzheimer
Gangguan neurologis Confusional syndrome
Gangguan kesadaran Parkinsonisme
Pengobatan jangka panjang Polimedikasi
Obat menyebabkan kekeringan pada mulut, dysgueusia,
gangguan pencernaan, anoreksia, kantuk dll.
Terapi kortikosteroid jangka panjang
Penyakit akut atau dekompensasi Nyeri
penyakit kronis Penyakit menular
Patah tulang menyebabkan kecacatan
Prosedur operasi
Sembelit parah
Luka tekanan
Ketergantungan kegiatan harian Eating dependency
Mobility dependency
Diet Diet bebas garam
Diabetes
Penurun kolesterol
PENDEKATAN KLINIS MALNUTRISI
 Anamnesis (faktor risiko)
 Pemeriksaan fisik (antropometri)
 Pemeriksaan laboratorium (albumin, TIBC, kreatinin,
BUN)
 Pemeriksaan penunjang, ex: Energy expenditure

Syam, Ari Fahrial. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (PAPDI) Edisi VI. Jakarta Pusat: Interna Publishing
Antropometri
Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT = BB (kg) / TB (m)2

Klasifikasi pengukuran Indeks massa tubuh (IMT) pada orang


dewasa Asia (Klasifikasi WHO)
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Underweight <18,5
Normal 18,5 – 22,9
Underweight >23
At risk 23 – 24,9
Obes I 25 – 29,9
Obes II >30

Syam, Ari Fahrial. 2014. Malnutrisi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (PAPDI) Edisi VI. Jakarta Pusat: Interna Publishing
Laboratorium
Test (Normal Value) Nutritional Use Causes of Abnormal Value
Serum albumin (3,5-5,5) 2,8-3,5 : gangguan status Rendah
g/dl) protein Tersering : infeksi, intake
<2,8 : possible kwashiorkor protein rendah
Trauma, luka bakar
CHF
Penyakit liver berat
Jarang : Sindroma nefrotik,
defisiensi besi
Serum TIBC (total iron <200 : gangguan status protein, Rendah
binding capacity) 24 - possible kwashiorkor Similar to serum albumin
450 µg/dL Tinggi
Defisiensi besi
Serum kreatinin (0,6 – < 0,6 : pengecilan otot akibat Tinggi
1,6 mg/dl) defisit energi Gagal ginjal
Dehidrasi berat

Heimburger, Douglas C. 2018. Malnutrition And Nutritional Assessment. Harrison’s Principle of Internal Medicine, 20th Edition
Pemeriksaan Penunjang
 Pengeluaran Energi Basal/Basal Energy Expenditure
Perhitungan kebutuhan energi untuk menjaga BB tetap stabil,
menggunakan rumus Harris-Benedict;

Perempuan BEE (kkal/hari)


655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) - (4,7 x U) BEE : basal energy expenditure
BB : berat badan dalam kg
Laki-laki BEE (kkal/hari) TN : tinggi badan dalam cm
66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) - (6,8 x U) U : umur dalam tahun

Syam, Ari Fahrial. 2014. Malnutrisi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (PAPDI) Edisi VI. Jakarta Pusat: Interna Publishing
Diagnosis Malnutrisi pada usia lanjut

1 atau lebih dari kriteria berikut :


 Penurunan berat badan >/ 5% dalam 1 bulan atau >/10%
dalam 6 bulan
 BMI <21
 Konsentrasi serum albumin <35 g/l
 Skor Global MNA (Mini Nutritional Assesment) <17

Nutritional support strategy for protein-energy malnutrition in the elderly. Clinical Practice Guidelines. 2017
Syam, Ari Fahrial. 2014. Malnutrisi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (PAPDI) Edisi VI. Jakarta Pusat: Interna Publishing
Terapi Diet Malnutrisi Pasien Usia
Lanjut
 Terapi malnutrisi pada usia lanjut untuk mencari kebutuhan
kalori total adalah 30-40 kkal/kg/hari
 Karbohidrat diberikan 60 - 70 % dari kebutuhan kalori total
 Lemak 30 - 40 % dari kebutuhan kalori total
 Protein 1,2-2,0 g/kgBB/hari dari kebutuhan kalori total
 Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik (chronic kidney
disease, CKD) yang tidak dilakukan dialisis kebutuhan protein
0,6-0,8 g/kgBB/hari, sedangkan bila dilakukan hemodialisis 1,2
g/kgBB/hari. Pada pasien AKI dengan malnutrisi berat atau
keadaan hiperkatabolik kebutuhan protein meningkat rnenjadi
1,5 - 1,8 g/kgBB/hari

Syam, Ari Fahrial. 2014. Malnutrisi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (PAPDI) Edisi VI. Jakarta Pusat: Interna Publishing
 Kebutuhan cairan: 25-40 ml/kgBB/hari; dewasa muda (16-30
tahun) kebutuhan 40 ml/kgBB/hari; dewasa rerata (25-55
tahun) kebutuhan 35 ml/kgBB/hari; usia tua (55-65 tahun) 30
ml/kgBB/hari; geriatri (>65 tahun) 25 ml/ kgBB/hari.

Syam, Ari Fahrial. 2014. Malnutrisi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (PAPDI) Edisi VI. Jakarta Pusat: Interna Publishing

Anda mungkin juga menyukai