Anda di halaman 1dari 50

Gawat Darurat Psikiatri

dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ


DARURAT
 Gaduh gelisah bila terdapat gangguan-gangguan
 Selalu bergerak mondar mandir.
 Lari-lari, menyerang sekitarnya.
 Berteriak-teriak, ngumpat, bicara sendiri, logorrhe
 Berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain.
 BUNUH DIRI
 Ialah segala perbuatan sengaja untuk mengakhiri hidup dalam waktu
singkat
Penyebab Gaduh Gelisah

 Psikosis soo (trauma kapitis, infeksi otak, tumor otak,


keracunana).
 Psikosa fungsional (Skizofrenia, Gangguan Bipolar ep manik,
Psikosa akut)
 Fenomena yang berhubungan dengan kebudayaan (amok,
kesurupan)
 Drug Abuse
PENATALAKSANAAN
 Pasien biasanya datang dibawa keluarga/polisi
 Pemeriksa harus bersikap tenang, waspada, hati-hati
 Berilah kata-kata yang menenangkan pasien dan keluarga
 Lakukan pemeriksaan Fisik dan Psikiatrik
PASIEN BERINGAS / MENGANCAM
Reaksi dokter Pemeriksaan
Riwayat penyakit

Px (tidak) bersenjata

Cari pertolongan segera

Fiksasi / Medikasi
Lanjutkan pemeriksaan
Terapi Farmakologik
 Klorpromasin :
 Jangan diberikan bila tekanan darah < 90/60 mmhg
 Berikan injeksi 25 – 50 mg intramuskuler
 Monitor tekanan darah 15 menit dan 30 menit setelah suntikan.
 Ulangi pemberian setiap 30 – 60 menit sampai pasien tenang dan terkontrol.

 Haloperidol :
 Berikan injeksi 5 – 10 mg haloperidol intramuskuler atau intravena.
 Ukur tekanan darah setelah 15 menit dan 30 menit setelah suntikan
 Ulang pemberian haloperidol tiap 30 menit sampai tercapai kontrol yang adekuat.
 Jika pasien tidak berespon setelah dua dosis neuroleptik, penambahan benzodiasepin dapat
membantu.

 Kombinasi Haloperidol dan lorasepam/diazepam :


 Berikan injeksi Haloperidol 2,5 – 5 mg intramuskuler / intravena
 Dan lorazepam 1 – 2 mg intramuskuler / intravena atau
 Diazepam 5 – 10 mg intravena
 Injeksi lorasepam dan diazepam harus diberikan perlahan lahan (harus siap alat
resusitasi)
 Pemberian diulang tiap 30 menit sampai terjadi respon yang cukup.
PERKECUALIAN
 Bila gaduh gelisah karena intoksikasi antikolinergik beri
bensodiasepin dan fisostigmin.
 Lepas obat , alcohol atau depresan SSP berikan
bensodiasepin.
 Intoksikasi stimulan beri bensodiasepin.
 Katatonia terinduksi neuroleptik : antikolinergik
 Reaksi paradoksikal terhadap bensodiasepin : haloperidol
Psikosa Fungsional
 Skizofrenia
 Gangguan Afektif Bipolar
 GangguanWaham
 Psikotik Akut
SKIZOFRENIA
KRITERIA DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA ( F20 )
A.Paling sedikit terdapat satu gejala yang amat jelas dari kelompok

PIKIRAN ANEH
THOUGHT ECO : Isi pikiran berulang,bergema dlmkepala
THOUGHT INSERTION/WITHDRAWAL : Pikiran dari luar masuk ke dalam
THOUGHT BROADCASTING : Isi pikiran tersiar keluar
DELUSION OF CONTROL : dirinya dikendalikan kekuatan dari luar
DELUSION OF INFLUENCE : dipengaruhi kekuatan tertentu dari luar
DELUSION OF PASSIVITY : dirinya tidak berdaya dari kekuatan luar
DELUSION OF PERCEPTION :pengalaman inderawi tidak wajar
HALUSINASI AUDITORIK : Suara Tanpa sumber
WAHAM TAK MUNGKIN : waham tidak wajar dan tak mungkin
B.PALING SEDIKIT DUA GEJALA BERIKUT :
HALUSINASI MENETAP
• Setiap hari selama 1 bulan atau lebih ; atau
• Disertai waham mengambang tanpa kandungan afektif
INKOHERENSI / PEMBICARAAN TAK RELEVAN
KATATONIA : gaduh; gelisah; mematung; fleksibilitas serba; negativisme; mutisme; stupor
GEJALA NEGATIF : sangat apatis; miskin pembicaraan; ekspresi emosi tumpul/ tak serasi

C.Gejala berlangsung terus menerus paling sedikit satu bulan

D. Bila memenuhi kriteria episode manik atau depresif, maka gejala psikotik ( A ) harus
mendahuluinya

E. Tidak disebabkan oleh penyakit otak atau intoksinasi atau lepas zat.
F. Disertai penurunan fungsi manusia secara keseluruhan
INDIKASI MASUK RUMAH SAKIT
 Tujuan untuk diagnosis
 Menstabilkan dosis obat
 Keamanan pasien ( suicide)
 Membahayakan Orang Lain
 Perilaku yang sangat kacau
 Perawatan diri yang buruk
TERAPI FARMAKOLOGI

Depresi Mayor
1. Antidepresan heterosiklik : selama 2 – 4 minggu,
2. T3 (triiodotironin), litium, amphetamin ditambahkan
untuk melengkapi
3. MAOI
4. SSRI bila ada efek samping anti kolinergik
Terapi pemeliharaan selama 6 bulan membantu
mencegah relaps
ECT berguna pada depresi berat refrakter
Gangguan Bipolar
1. Mood stabilizer  Lithium karbonat (DOC)
2. Pada manik akut diperlukan anti psikotik
(haloperidol); dosis awal 300 mg tid, kadar
terapi 900 – 1200 mg; Toksisitas cepat timbul
pada 2,0mEq/l; Perlu pemeriksaan kretinin,
elektrolit, tes fungsi tiroid, hitung darah
lengkap, EKG evaluasi 4 minggu
Gangguan Waham
B. DIAGNOSIS GANGGUAN WAHAM MENETAP

(1). Gangguan Waham


Pedoman diagnosis gangguan waham
(1) Merupakan satu-satunya gejala atau gejala yang
paling mencolok
(2).Sudah berlangsung paling sedikit 3 bulan dan khas
pribadi
(3).Bila terdapat gejala depresi, maka gejala waham
harus tetap ada pada saat depresinya hilang.
(4) Tidak disebabkan penyakit otak, tidak terdapat
halusinasi, dan tanpa riwayat skizofrenia
D. CARA PENANGANAN PASIEN
GANGGUAN WAHAM MENETAP

1. Indikasi rawat nginap


 Menditeksi penyebab nonpsikiatrik
 Mengamati kemampuan mengendalikan impuls
kekerasan
 Menstabilkan hubungan sosial/ kerja
Psikotik Akut
Kriteria Diagnosis
 Merupakan Gangguan psikosis akut dan sementara
adalah sekelompok gangguan jiwa yang :
1. Onsetnya akut ( 2 minggu)
2. Polimorfik : beraneka-ragam dan berubah cepat (waham,
halusinasi,gejala emosi yang bervariasi)
3. Skizofrenia-like : gejala skizofrenia yang khas
4. Adanya stes akut yang berkelanjutan
5. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
6. Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis,
delirium, demensia
Informasi Yang Perlu Untuk Pasien Dan
Keluarga
 Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik,
tetapi lama perjalanan penyakit sukar diramalkan
 Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau
masyarakat, memerlukan hospitalisasi atau pengawasan
ketat di suatu tempat yang aman
 Menjaga keamanan pasien dan individu yang
merawatnya:
1. Keluarga atau teman harus mendampingi pasien
2. Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan,
minum, dan kebersihan)
3. Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera
Jenis Narkoba Menurut Efeknya
DEPRESAN STIMULAN HALUSINOGEN
-Alkohol -Amfetamin -LSD (Elsid)
-Inhalansia -Kafein -Ganja (juga
-Methadone -Kokain Depresan)
-Sedatif-Hipnotik -MDMA -Jamur
-Opiat (morfin, -Nikotin (Meskalin,
heroin, kodein) Psilosibin)
GAWAT DARURAT DRUG ABUSE

 FISIK

 PSIKIATRIK
TUJUAN
 Pasien terbebas dari keadaan gawat darurat, kembali
stabil, berfungsi dengan baik
 Menciptakan lingkungan yang aman dan stabil bagi
pasien, jaga kemungkinan pasien mencelakakan diri
 Melakukan observasi, coba menemukan tanda/gejala
yang mengancam hidup, persiapkan bantuan darurat
medik
 Mengupayakan pasien tetap sadar atau lebih sadar,
kurangi kecemasan, beri pengertian tentang medikasi
GAWAT DARURAT
 Lakukan pendekatan dengan sikap hangat, terbuka dan
tidak menghakimi  pasien percaya terapis, tidak
merasa terancam
 Nilai situasi:
 Tentukan apakah pasien dalam keadaan agitasi/stupor
 Tentukan zat apa yang digunakan
Penentuan zat
 Tanyakan pada pengantar
 Lihat gejala klinis
 Istilah, kode street drugs
 Multidrugs
 Pemakaian terakhir
 Dosis
Gawat darurat karena zat
 Pernafasan
 Gaduh gelisah  bantuan khusus
 Keadaan yang mirip :
Koma diabetikum, renjatan insulin, psikotik
Tanda-tanda yang mengancam hidup

 Hilangnya kesadaran
 Pernafasan sangat lambat, sulit dan henti nafas
 Demam tinggi
 Frekuensi nadi > 140 x/menit
 Muntah berulang
 Kejang
Prinsip umum
 Pendekatan yang hangat dan tidak menghakimi
 Keamanan  ruang aman, jauhkan dari benda
berbahaya
 Aktif mendengarkan
 Tenang, percaya diri, kendalikan situasi
 Menentramkan, empati
- Anamnesa
- Pemeriksaan Fisik
- Pem.Psikiatrik
- Ev. Psikososial
- Pem. Lab/Penunjang

INTOKSIKASI KOMPLIKASI MEDIK/


KOMORBIDITAS

OVERDOSIS PUTUS ZAT

FISIK PSIKIATRIK
Alkohol
Hipnotika HEROIN
RSU/RSJ/PKM UGD/ICU
(RAWAT INAP/ Stimulansia RSU/RS RSKO
JALAN) KHUSUS+ RSJ
FASILITAS

RSU/RSJ/RSKO RSU/RSJ/RSKO/PKM
(RAWAT INAP) (RWT INAP/JALAN
Emergensi/Gawat
Tdk Emergensi/
Darurat
Gawat tdk Darurat

Over Dosis, Putus zat berat,


Emergensi kompl. Fisik Masalah Psikiatri, Komplikasi
Fisik tdk Emergensi

UGD
Poli Rwt Jalan
Penanganan sesuai besar masalah
Penanganan sesuai besar masalah
Indikasi Rawat
Indikasi Rawat

Tidak Ya
Tidak Ya

Observasi Rawat
6 - 24 Jam
Detoks dgn Berobat Rawat Inap
HCU/ICU/ Berbagai Jalan Peny.Dalam/
Pulang Rwt Inap Metode Psikiatri

REHABILITASI
INTOKSIKASI KANABIS
 Umumnya tidak perlu farmakoterapi  supportif
‘talking down’
 Bila ansietas berat :
- Lorazepam 1-2 mg oral
- Alprazolam 0.5 – 1 mg oral
- Chlordizepoxide 10-50 mg oral
 Bila gejala psikotik menonjol  berikan Haloperidol 1-2
mg oral atau i.m ulangi setiap 20-30 menit

34 8/3/2019
INTOKSIKASI AMFETAMIN
 Simptomatik tergantung kondisi klinis
 Untuk penggunaan oral merangsang muntah
 Antipsikotik ; Haloperidol 2-5 mg atau
Chlorpromazine 1 mg/kg BB setiap 4-6 jam
 Antihipertensi bila diperlukan
 Kontrol temperatur selimut dingin atau
Chlorpromazine
 Aritmia cordis  Cardiac monitoring + Propanolol
 Asamkan urin dgn Amonium Chlorida 2,75 mEq/kg
atau Ascorbic Acid 8 mg/hari  pH urin < 5

37 8/3/2019
PUTUS ZAT AMFETAMIN
 Observasi 24 jam  menilai kondisi fisik dan
psikiatrik
 Rawat inap diperlukan ; gejala psikotik berat,
gejala depresi berat atau kecenderungan bunuh
diri, komplikasi fisik lain
 Terapi : Antipsikotik, Antiansietas atau
Antidepresi

38 8/3/2019
INTOKSIKASI BENZODIAZEPIN
 Langkah 1  mengurangi efek sedatif hipnotik :
- Pemberian Flumazenil (Antagonis Benzodiazepin) 0,2 mg i.v,
setelah 30 detik diikuti dengan dosis tenggal 0,3 mg
- Serum level yang tinggi secara ekstrim  dialisis
- Tindakan supportif
 Langkah 2  mengurangi absorbsi dengan merangsang muntah atau
Activated Charcoal
 Langkah 3  cegah komplikasi dengan pemberian antibiotik pada
aspirasi, perhatikan tanda-tanda tentament suicide setelah perawatan
darurat

40 8/3/2019
PUTUS ZAT SEDATIF-HIPNOTIK
 Tidak dianjurkan menghentikan secara mendadak
 Penurunan bertahap dengan pemberian sedatif
golongan Benzodiapine atau Barbiturat
 Dilakukan ‘test dose’ untuk menentukan dosis
intoksikasi  teruskan beberapa hari sampai
tenang kmdn turunkan 10% setiap hari sampai
dosis nol

41 8/3/2019
INTOKSIKASI OPIAT
 Merupakan kondisi gawat darurat yang
memerlukan penanganan secara cepat
 Atasi vital sign (TD, Pernafasan, Denyut Nadi,
Temperatur)
 Berikan antidotum Naloxon HCL (Narcan,
Nokoba) dengan dosis 0,01 mg/kg.BB secara iv,
im, sc
 Kemungkinan perlu perawatan ICU
 Observasi 24 jam

43 8/3/2019
Putus Opiat
 Sindrom yang terjadi setelah menghentikan sama sekali
penggunaan opiat atau menurunkan dosis penggunaan setelah
penggunaan jangka lama
Tanda Putus Opiat
 Mengantuk
 Flu-like syndrome, rhinorrhea
 Lakrimasi
 Dilatasi pupil
 Vasodilatasi umum pembuluh darah 
panas dingin, meriang, keringat berlebihan
Tanda Putus Opiat
 Piloereksi
 Takikardia
 Tekanan darah meningkat
 Respirasi meningkat
 Suhu badan meningkat tajam
 Mual,muntah,diare
 Insomnia
Tanda Subyektif Putus Opiat
 “Sugesti”

 Cemas
 Gelisah
 Mudah tersinggung
 Mialgia
 Sakit perut, tidak nafsu makan
 Gemetar/ tremor
BUNUH DIRI
 Ialah segala perbuatan sengaja untuk mengakhiri
hidup dalam waktu singkat
Sarana :
 Obat : valium, luminal
 Racun : tikus, baygon, air keras
 Api : membakar diri
 Senjata : senjata tajam, pistol dll
PENYEBAB
 Jalan keluar stress fisik yang berat
 Jalan keluar stress psikis yang berat
 Karena ada gangguan jiwa :
 Psikosa,
 non psikosa,
 ggn kepribadian,
 penyalahgunaan obat
MACAM
 BD Egoistik : Individu gagal berinteraksi dengan
keluarga/masyarakat  tidak ada ikatan dengan
keluarga /masyarakat
 BD Altruistik : Aturan/tradisi yang mendorong
individu bunuh diri
 BD anomic : Ada ketidak puasaan yang
mengganggu keseimbangan integrasi antara
individu dengan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai