Anda di halaman 1dari 62

TUMOR JINAK KULIT

PADA WAJAH

Bambang Suhariyanto
Lab/SMF.I.K.Kulit & Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Jember
RSD dr. Soebandi Jember
PENDAHULUAN

Tumor jinak kulit merupakan benjolan pada kulit yang bersifat jinak, tidak
berhubungan dengan keganasan kulit yang berdiferensiasi normal, pertumbuhannya
lambat dan ekspansif dengan mendesak jaringan normal disekitarnya. Oleh karena
perkembangan tumor kulit dapat dilihat dan diraba sejak permulaan, tumor jinak yang
berkembang di kulit ini jarang menyebabkan gangguan fungsi, karena sebagian
besar diangkat dengan alasan estetik dan menghindari terjadinya keganasan.

Tumor jinak di wajah yang paling sering ditemukan ialah nevus pigmentosus
(tahi lalat). Tahi lalat yang memerlukan perhatian untuk dianjurkan lebih cepat
pengangkatannya ialah bila ditemukan di mukosa (bibir, mata) dan daerah-daerah
tertentu misalnya ujung hidung, lipatan nasolabial atau batas antara kulit dan
mukosa. Tumor jinak yang lain ialah xantelasma, siringoma, hiperplasia sebaseum,
trikoepitelioma, dan keratosis seboroik. Tumor jinak ini umumnya ditangani dengan
tindakan bedah skalpel yang akan menghasilkan sikatriks yang secara kosmetik
memuaskan.
TUMOR JINAK KULIT PADA WAJAH

1 KERATOSIS SEBOROIK

2 SIRINGOMA

3 TRIKOEPITELIOMA

4 HIPERPLASIA SEBASEA

5 XANTHELASMA

6 NEVUS PIGMENTOSUS

Your Logo
ETIOLOGI TUMOR JINAK
KULIT PADA WAJAH
EKSTERNAL INTERNAL

1. Sering terpapar sinar matahari 1. Imunitas rendah


2. Terpapar sinar X-ray dan 2. Genetik
radionuklir dalam waktu lama 3. Hormonal
3. Pemakaian bahan-bahan kimia 4. Ras (kulit putih lebih banyak)
seperti arsen, berilium, cadmium,
merkuri, plumbum, dan berbagai
logam berat lainya
4. Adanya jaringan parut yang luas
dan lama. (ex:akibat luka bakar)
PERTUMBUHAN SEL
TUMOR

Neoplasma jinak tumbuh hanya lokal saja terbatas pada organ tempat asal timbul,
1 tidak mengadakan metastasis, tumbuh secara ekspansif, dengan mendesak
jaringan normal disekitarnya

Sel-sel jaringan sekitarnya yang terdesak itu menjadi pipih dan membentuk kapsul
2 yang membungkus tumor. Batas antara tumor dan jaringan sekitarnya tegas

Pertumbuhan umumnya pelan dalam waktu tahunan dan tidak mengalami regresi
3 atau pengecilan
GEJALA TUMOR JINAK KULIT
PADA WAJAH

1.Bentuk teratur, meliputi: bulat, oval, polipoid, batas tegas


2.Tidak ada infiltrasi atau melekat dengan organ atau
jaringan sekitarnya
3.Tidak ada infiltrasi atau melekat dengan organ atau
jaringan sekitarnya
4.Tumbuh terbatas lokal saja, tidak menyebar, vaskularisasi
normal
KERATOSIS SEBOROIK
DEFINISI
KERATOSIS SEBOROIK

Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang sering


dijumpai pada orang tua berupa tumor kecil atau makula
hitam yang menonjol diatas permukaan kulit
ETIOLOGI
KERATOSIS SEBOROIK

1 FAKTOR GENETIK AUTOSOMAL DOMINAN

2 PERTUMBUHAN EPIDERMIS

3 VIRUS DAN PAPARAN SINAR MATAHARI


EPIDEMIOLOGI
KERATOSIS SEBOROIK

RAS USIA

1. Kulit putih > kulit gelap 1. Mengenai individu lebih tua


2. Kulit hitam mengembangkan 2. Insiden meningkat sejalan
varian keratosis seboroik peningkatan usia
yang disebut dermatosis
papulosa nigra
PATOFISIOLOGI
KERATOSIS SEBOROIK

1. Epidermal Growth Faktor


(EGF) atau reseptornya, telah
terbukti terlibat dalam
pembentukan keratosis
Epidermal Melanocyte- seboroik
Growth Stimulating 2. Pada pigmentasi keratosis
seboroik, proliferasi dari
Factor Cytokines keratinosit memacu aktivasi
dari melanosit di sekitarnya
dengan mensekresi
melanocyte-stimulating
cytokines

Your own footer Your Logo


VARIAN KLINIKOPATOLOGI
KERATOSIS SEBOROIK

1 COMMON SEBORRHOIC KERATOSES

2 RETICULATED SEBORRHOIC KERATOSES

3 STUCCO KERATOSES

4 RETICULATED SEBORRHOIC KERATOSES

5 MELANOCHANTOMA

6 DERMATOSIS PAPULO NIGRA

Your Logo
GEJALA
KERATOSIS SEBOROIK
di mulai dengan lesi datar, berwarna
coklat muda, berbatas tegas, dengan
permukaan seperti beludru sampai
verukosa halus, diameter lesi bervariasi
antara beberapa mm sampai 3 cm.

Lesi yang telah berkembang akan


mengalami pigmentasi yang gelap dan
tertutup oleh skuama berminyak.

Predileksi tumor terutama pada


daerah seboroika yaitu : dada,
punggung, perut, wajah dan leher
DIAGNOSIS
KERATOSIS SEBOROIK

ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK

1. Benjolan hitam 1. Lesi multipel, biasanya


2. Kadang gatal penyebarannya adalah
3. Benjolan semakin membesar bilateral dan simetris
secara lambat 2. Tampak sebagai lesi multipel
4. Dapat timbul di seluruh tubuh berupa papul atau plak yang
kecuali telapak kaki dan agak menonjol, namun dapat
tangan juga terlihat menempel pada
permukaan kulit
3. Diliputi oleh kulit kering yang
agak berminyak dan biasanya
mudah lepas
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
KERATOSIS SEBOROIK

HISTOLOGIS
1. Komposisi keratosis seboroik adalah sel basaloid dengan
campuran sel skuamosa. Invaginasi keratin dan horn cyst
merupakan karakteristiknya

2. Ada 5 gambaran histologi yang dikenal : acanthotic (solid),


reticulated (adenoid), hyperkeratotic (papilomatous), clonal dan
irritated
DIAGNOSIS BANDING
KERATOSIS SEBOROIK

1 MELANOMA MALIGNA

2 NEVUS PIGMENTOSUS

3 KERATOSIS AKTINIK
PENATALAKSANAAN
KERATOSIS SEBOROIK

1 AMONIUM LACTAT LOTION

2 TRICLOROACETIC ACID

3 TERAPI BEDAH
-Krioterapi
-Kauterisasi
-Laser
-Bedah scapel
SIRINGOMA
DEFINISI
SIRINGOMA

tumor jinak adenoma duktus kelenjar ekrin


intraepidermis dan digolongkan dalam less
mature tumors
EPIDEMIOLOGI
SIRINGOMA

1. Mortalitas / Morbiditas
Syringomas jinak dan sebagian
Mortalitas/ besar signifikansi kosmetik.
morbiditas 2. Seks
Wanita yang terpengaruh oleh
syringomas lebih sering
daripada laki-laki
3. Usia
Usia Gender Syringomas biasanya pertama
muncul pada masa pubertas, lesi
tambahan dapat berkembang
kemudian

Your own footer Your Logo


ETIOLOGI
SIRINGOMA

1 CENDERUNG PADA PREADOLESCENCE ATAU REMAJA

2 PALING SERING PADA WAJAH

3 GENETIK (DOMINAN AUTOSOM)


KLASIFIKASI
SIRINGOMA

1 SIRINGOMA PERIORBITAL

2 SIRINGOMA ERUPTIF

3 VARIAN LAIN
linear unilateral atau distribusi
nevoid, terbatas linear, terbatas
pada scalp, terbatas pada vulva,
terbatas pada ekstremitas distal,
lichen planus-like, tipe milia
PATOFISIOLOGI
SIRINGOMA

PATOFISIOLOGI
1. Kasus syringoma erupsi mungkin merupakan respon
hiperplastik dari duktus ekrin untuk reaksi inflamasi bukan
neoplasma adnexal

2. Tes imunohistokimia enzim menunjukkan adanya enzim ekrin


seperti aminopeptidase leusin, dehidrogenase suksinat, dan
fosforilasa
GEJALA KLINIS
SIRINGOMA

papula kuning di bagian


bawah tutup atas dan pipi
sesuai dengan syringoma

kadang-kadang, lesi dapat


muncul tembus atau fibrosis

biasanya lebih kecil


dari 3 mm
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
SIRINGOMA

HISTOLOGIS

1.Sejumlah besar duktus kecil dalam stroma


fibrosa dengan dinding terdiri dari 2 baris sel
epitel yang pada banyak kasus sel-sel tersebut
pipih atau gepeng

2.Lumen duktus mengandung debris amorfik


DIAGNOSIS BANDING
SIRINGOMA

1 BASAL CARCINOMA CELL

2 KOLOID MILIUM

3 CUTANEOUS TUBERCULOSIS
PENATALAKSANAAN
SIRINGOMA

1 EKSISI BEDAH DENGAN PENJAHITAN PRIMER

2 ELEKTROKAUTER

3 DESTRUKSI TUMOR -kuretase


-biopsy plong
-elektrodesikasi
-laser CO2
defocused beam
TRIKOEPITELIOMA
DEFINISI
TRIKOEPITELIOMA

tumor jinak hamartomatous dari folikel


pilosebaseus yang biasanya muncul pada masa
kanak-kanak atau awal masa remaja dimana
lesi terdapat pada muka, jarang pada kulit
kepala, leher dan badan
EPIDEMIOLOGI
TRIKOEPITELIOMA

1 laki-laki maupun perempuan dapat terkena

karena laki-laki jarang dikeluhkan sehingga sebagian besar pasien


2 adalah wanita

mengenai awal usia dewasa tetapi kadang-kadang dapat terjadi


3 pada anak-anak
ETIOLOGI
TRIKOEPITELIOMA

Gen yang bertanggungjawab


adalah gen CYLD (gen
cylindromatosis) yang
berlokasi pada kromosom

Your own footer Your Logo


PATOFISIOLOGI
TRIKOEPITELIOMA

proliferasi seluler akan meningkat karena kurang baiknya fungsi


1 atau bahkan ketiadaan dari supresi tumor

diferensiasi TE mengarah atau berasal dari struktur rambut,


2 terutama dari tonjolan rambut
DIAGNOSIS
TRIKOEPITELIOMA

ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK

1.keluhan kosmetik, tidak 1. Papul atau nodul single atau


gatal, tidak nyeri, tidak multiple yang tumbuh lambat
panas (perasaan tidak 2. Lesi biasanya berderet,
nyaman) bentuk papul atau nodul
dengan diameter 2–5 mm
(dapat mencapai 5 mm pada
muka dan telinga, bahkan
dapat berukuran 2 – 3 cm di
tempat lain)
3. Konsistensi keras, bagian
tengah dapat membentuk
cekungan, bilateral dan jarang
terjadi ulserasi
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TRIKOEPITELIOMA

HISTOLOGIS
1.Terdapat palisade perifer, jarang dengan bentuk
apoptotik maupun mitotik.

2.Sebagian besar stroma terdiri dari jaringan ikat fibrous


dengan sedikit komponen miksoid.

3.Biasanya dijumpai kalsifikasi bila terdapat kista yang


ruptur
DIAGNOSIS BANDING
TRIKOEPITELIOMA

1 SIRINGOMA

2 SILINDROMA

3 ADENOMA SEBASEA
PENATALAKSANAAN
TRIKOEPITELIOMA

1 KRIOTERAPI

2 ELEKTRODESIKASI

3 LASER CO2

4 DERMABRASI

5
ELEKTROKOAGULASI

Your Logo
HIPERPLASIA SEBASEA
DEFINISI
HIPERPLASIA SEBASEA

Hiperplasia sebasea adalah proses poliferasi yang


bersifat jinak dan umum terjadi pada kelenjar sebasea.
Hiperplasia sebasea biasanya terjadi pada daerah yang
memiliki banyak kelenjar sebasea misalnya wajah
(hidung, pipi dan dahi) dan leher.
EPIDEMIOLOGI
HIPERPLASIA SEBASEA

Hiperplasia sebasea dapat terjadi pada remaja walaupun


1 sangat jarang. Hiperplasia sebasea pada remaja dikenal
dengan istilah Premature sebaceous hyperplasia (PSH)

Hiperplasia sebasea seringkali ditemukan pada orang tua


2 (pada dekade ke-5 atau 6 kehidupan)
ETIOLOGI
HIPERPLASIA SEBASEA

Hiperplasia sebasea disebabkan oleh menurunnya sirkulasi


1 androgen yang berhubungan dengan proses penuaan

Radiasi ultraviolet dan imunosupresi dilaporkan sebagai


2 kofaktor penyebab hiperplasia sebasea
PATOFISIOLOGI
HIPERPLASIA SEBASEA

Penurunan pergantian sel menyebabkan akumulasi sebosit primitif dalam


1 kelenjar sebasea, sehingga terjadi pembesaran kelenjar sebasea, atau
hiperplasia sebasea

Pembesaran kelenjar terjadi terutama pada area yang paling banyak


2 kelenjar sebasea seperti wajah

hiperplasia kelenjar sebasea yang hiperplastik mengandung sedikit


3 sebosit yang tidak berdiferensiasi dengan inti sel yang membesar dan
hanya sedikit lemak sitoplasmik
GEJALA KLINIS
HIPERPLASIA SEBASEA

mengeluh dengan alasan


estetika atau khawatir
terhadap keganasan yang
mungkin terjadi

bintil kecil, menyebar, berwarna


kekuningan, dengan permukaan
yang halus sampai sedikit kasar,
ditemukan soliter atau multipel
pada berbagai lokasi pada wajah
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
HIPERPLASIA SEBASEA

HISTOLOGIS
1.Gambaran histopatologik hiperplasia sebasea
menunjukkan kelenjar yang membesar. Pada setiap
kelenjar, lobulus sebasea dewasa atau asinus
mengelilingi dan berhubungan dengan duktus sebasea
sentral yang melebar

2.Lobulus tersebut memiliki satu atau lebih lapisan sel


basal pada bagian perifernya dengan sebosit yang tidak
terdiferensiasi dan mengandung nukleus yang besar
serta sedikit lipid sitoplasmik, berlawanan dengan
sebosit normal yang memiliki banyak lipid
DIAGNOSIS
HIPERPLASIA SEBASEA

anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang yaitu


1
pemeriksaan histopatologik

Pemeriksaan penunjang laboratorium tidak membantu dalam


2 menegakkan diagnosis

3
Diagnosis banding hiperplasia sebasea antara lain adalah adenoma
sebasea dan trikoepitelioma

Your Logo
PENATALAKSANAAN
HIPERPLASIA SEBASEA

Hiperplasia sebasea bersifat jinak dan tidak memerlukan terapi. Alasan


1 Pengobatan semata-mata untuk tujuan estetika.

Terdapat berbagai pilihan penatalaksanaan termasuk isotretinoin oral,


2 bedah elektrik, ablasi laser, dan shave excision dengan kuretase
XANTHELASMA
DEFINISI
XANTHELASMA

Xanthelasma merupakan inflamasi xanthomatous dari


kelopak mata. Xanthelasma merupakan bentuk tersering
dari xanthoma
EPIDEMIOLOGI
XANTHELASMA

Cenderung untuk bermanifestasi pada usia 15-73


1 tahun, dengan puncaknya pada dekade keempat
dan kelima

Xanthelasma predominan pada wanita dengan


2 perbandingan 32% dan 17,4%
ETIOLOGI
XANTHELASMA

Xanthelasma dihubungkan dengan keadaan


1 hiperlipoproteinemia

Semua tipe hiperlipoproteinemia termasuk bentuk


2 sekunder telah dihubungkan dengan xanthelasma
PATOFISIOLOGI
XANTHELASMA

1 terdapat hubungan antara xanthelasma dan hyperlipidemia

namun hanya sekitar setengah pasien yang memperlihatkan


2 adanya peningkatan lipid serum

pasien yang berusia muda yang memiliki xanthelasma mempunyai


3 kecenderungan hyperlipidemia dan hiperkolesterolemia
dibandingkan individu lainnya
GEJALA
XANTHELASMA

plaque kekuningan berbentuk oval


yang berlokasi pada regio
periorbital,pada canthus medial
kelopak mata dan juga biasanya
bersifat bilateral

Pasien xanthelasma biasanya


datang karena pertimbangan
kosmetik, atau dideteksi pada
pemeriksaan rutin mata

tidak menyebabkan
peradangan maupun nyeri
KLASIFIKASI
XANTHELASMA
PENATALAKSANAAN
XANTHELASMA

1 CHEMOCAUTERY

2 ELEKTRODESIKASI

3 LASER CO2

4 BEDAH EKSISI

5
KRIOTERAPI

Your Logo
NEVUS PIGMENTOSUS
DEFINISI
NEVUS PIGMENTOSUS

Nevus pigmentosus adalah tumor jinak melanosit yang


tersusun dari sel-sel nevus, yang berpotensi
berkembang menjadi melanoma maligna
KLASIFIKASI
NEVUS PIGMENTOSUS

INTRADERMAL
NEVI

COMPOUND
NEVI

JUNCTIONAL
NEVI
ETIOLOGI
NEVUS PIGMENTOSUS

suatu lesi berpigmen yang sering dikaitkan dengan


1 kelainan congenital baik secara sel maupun
jaringan

Nevus pigmentosus secara awam juga dikenal


2 dengan tahi lalat (mole)
GEJALA KLINIS
NEVUS PIGMENTOSUS

berupa nodul atau


papul dengan ukuran
kurang dari 0,5 cm

Palatum merupakan
bagian oral yang memiliki
prevalensi kasus terbesar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
NEVUS PIGMENTOSUS
JUNCTIONAL NEVI

bila sel nevus berada di batas antara epitel dengan


jaringan ikat
COMPOUND NEVI

bila sel nevus berada pada dua daerah sekaligus, baik


pada jaringan ikat maupun pada sel epitel
INTRAMUKOSA NEVI

bila sel nevus berada pada jaringan ikat

Your own footer Your Logo


DIAGNOSIS BANDING
NEVUS PIGMENTOSUS

1 MELANOMA MALIGNA

2 NEVUS SEL EPITELOID

3 KERATOSIS SEBOROIK BERPIGMEN


PENATALAKSANAAN
NEVUS PIGMENTOSUS

1 Pada umumnya tidak diperlukan pengobatan

Bila menimbulkan masalah secara kosmetik, atau


2 sering terjadi iritasi karena gesekan pakaian, dapat
dilakukan bedah eksisi
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai