Anda di halaman 1dari 50

IMPLEMENTASI Pelayanan Rumah

Sakit PONEK Dengan Kepemimpinan


Yang Efektif

dr. Setya Budi Pamungkas, SpOG

TIM PENAKIB Jawa Timur


Pelayanan kedaruratan dalam
RS PONEK Sebagai maternal dan neonatal, yang
Pemadam Kebakaran berperan dalam menurunkan AKI dan
AKB
Pengertian RS PONEK 24 Jam

Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian


dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan
dalam maternal dan neonatal, yang sangat
berperan dalam menurunkan AKI dan AKB

Secara KOMPREHENSIF dan TERINTEGRASI


24 Jam/hari dan 7 hari/minggu, serta terukur
melalui Penilaian Kinerja Manajemen dan Kinerja
Klinis

Kunci keberhasilan PONEK adalah


ketersediaan tenaga kesehatan yang
sesuai kompetensi, prasaran, sarana
dan manajemen yang handal
Ruang Lingkup pelayanan PONEK 24 Jam

Penilaian Kinerja Penilaian Kinerja


Manajemen Klinis

Dimulai dari
Berdasarkan
pelayanan
kelas RS
depan (UGD)

Ketersediaan
input yang Kamar operasi/
harus ada di RS ruang tindakan
penyelenggara
PONEK
Ruang
perawatan
Ruang Lingkup pelayanan PONEK

1. Stabilisasi di UGD dan persiapan


untuk pengobatan definitif;
2. Penanganan kasus gawat darurat
oleh tim PONEK RS di ruang
Deskripsi singkat tindakan;
upaya pelayanan 3. Penanganan operatif cepat dan tepat
meliputi laparotomi dan seksio
PONEK sesaria;
4. Perawatan intermediate dan intensif
ibu dan bayi;
5. Pelayanan asuhan Ante Natal risiko
tinggi.
Kriteria RS PONEK
Berdasarkan
Standar Kinerja Manajemen
Kriteria Umum:
1. SDM di UGD yang terlatih 24 jam
2. Standar operasional prosedur dan pendelegasian
wewenang
Kriteria Rumah Sakit 3. Standar respon time di UGD, kamar bersalin dan
pelayanan darah
PONEK 24 jam 4. Ketersediaan ruang operasi, ruang bersalin dengan
staff yang siap 24 jam
5. Ketersediaan laboratorium, radiologi dan pelayanan
berdasarkan darah 24 jam
6. Tersedianya perlengkapan dan bahan yang sesuai
penilaian kinerja dengan kriteria

manajemen
Kriteria Khusus:
Penilaian standar kinerja manajemen disesuaikan
dengan kelas RS (D, C, B dan A)

Tipe RS PONEK Obat-obatan Manajemen Sistem Informasi


a. RS PONEK (Standar (Standar (Standar Manajemen)
Kelas D dan C Masukan) Manajemen) a. Mengintegrasikan
b. RS PONEK a. Obat-obatan seluruh data dan dapat
Kelas B maternal Tim PONEK diakses
c. RS PONEK khusus (SK Direktur) b. Ketersediaan data yang
Kelas A PONEK lengkap, akurat, dan
b. Obat-obatan tepat waktu
Neonatal c. Mendukung kegiatan
khusus operasional, monitoring
PONEK dan evaluasi
d. Mengakomodasikan
seluruh aktivitas yang
dibutuhkan
Sumber daya manusia (Standar Manajemen)

Sarana dan prasarana (Standar Masukan)

Peralatan dan perlengkapan (Standar Masukan)


Improvement Collaborative (IC) PONEK

merupakan pendekatan baru untuk


perbaikan segera kinerja institusi dan
kualitas pelayanan
Pengertian
IC PONEK kolaborasi perbaikan fokus intervensi pada
area yang spesifik (penurunan AKI dan AKB)
dan berupaya agar perbaikan yang terjadi,
dapat segera direplikasikan pada berbagai
level

Suatu upaya penurunan AKI dan AKB


melalui perbaikan kinerja PONEK dan
jejaring pelayanan emergency
Improvement Collaborative (IC) PONEK

Organisasi yg berperan aktif Pendekatan kolaborasi di dalam


PONEK dalam peningkatan pelayanan RS atau Dinkes Kab/Kota beserta
obstetrik dan neonatal jajarannya

Organisasi PONEK

Tupoksi Tujuan
• Pelayanan obstetrik dan
• Alur Kegiatan /
Struktur Koordinasi
kedaruratan secara
komprehensif (PONEK) RS
Organisasi • Jadwal dan PONED Puskesmas
koordinasi dengan kolaborasi antara: RS
internal &  Dinkes  Puskesmas yang
eksternal berintegrasi
Beberapa pihak yang berkaitan dengan IC PONEK

1. Direktur
2. Kepala Bidang / Kepala Departemen / Kepala SMF
3. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan (SpOG) dan
Dokter Spesialis Anak (Sp.A)
4. Sekretaris PONEK
5. PKRS
6. Team/Kelompok PONEK
7. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
8. Puskesmas
Beberapa pihak yang berkaitan dengan IC PONEK

1. Direktur RS

Evaluasi Kewajiban Direktur RS


• Kewajiban Direktur RS
1. Renstra, RKA, pengembangan program
1. Berpartisipasi dalam menyusun rencana PONEK: 2. Pembentukan Tim & Organisasi PONEK
− Mendorong kinerja PONEK sbg suatu 3. Pelatihan
organisasi yg berkolaborasi dengan Dinkes &
FKTP 4. Ruang pelayanan memenuhi persyaratan
2. Berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan 5. Pelayanan ASI Eksklusif & IMD
proses/mekanisme dalam program PONEK
termasuk pelaporannya; 6. Pelayanan metode Kanguru

3. Adanya kebijakan RS dan dukungan penuh 7. SPO pelayanan kedokteran untuk pelayanan
manajemen dalam pelayanan PONEK; PONEK

4. Terbentuk dan berfungsinya tim PONEK RS; 8. Pelaporan:

5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan a. Angka keterlambatan operasi SC (<30 menit)


kemampuan teknis tim PONEK sesuai standar b. Angka keterlambatan penyediaan darah (<60
6. Terlaksananya fungsi rujukan PONEK pada RS menit)
sesuai dengan kebijakan yg berlaku. c. Evaluasi kualitas rujukan maternal &
neonatal
Beberapa pihak yang berkaitan dengan IC PONEK

2. Dokter SpOG & SpA

Kewajiban Dokter SpOG dan SpA


1. Melaksanakan audit. sebagai Manajer Klinik

2. Memberikan pelayanan rajal


Kewajiban Dokter SpOG & terdiri:
5. Koordinasi internal RS:
SpA sebagai klinis
a. Terapi & persiapan cara
kelahiran a. Direktur → jadwal
1. Respontime pertemuan
b. Penjadwalan kontrol &
2. Jadwal Jaga terminasi b. Team dokter → jadwal
pertemuan
3. Pendelegasian
3. Rawat inap → OK → intensive
4. Pembuatan dan care 6. Koordinasi dgn Dinkes/IBI
Implementasi SPO
4. Memberikan pembinaan a. Mengawasi proses ANC
5. Evaluasi Puskesmas PONED & Bidan: & persiapan rujukan

a. Ilmiah b. Membuat sistem rujukan

b. Mutu rujukan
Beberapa pihak yang berkaitan dengan IC PONEK

3. Sekretaris PONEK

Kewajiban Sekretaris PONEK

1. Mengkoordinir penatalaksanaan bumil risti untuk kamar bersalin, rawat inap, poliklinik
2. Membuat sistem rekam medik khusus untuk bumil risti
3. Membuat alur penatalaksanaan & monitoring bumil risti yg dirujuk ke RS
− Bila tidak sesuai jadwal harus dilacak keberadaan bumil risti (rujukan tertutup: yg sudah
terdeteksi tidak boleh lepas/hilang)
4. Kolaborasi dgn PKRS & Dinkes Kab/Kota untuk pemberdayaan:
− Komunitas ibu dengan pengalaman bayi prematur hidup
− Komunitas kelompok pendukung ASI
− Komunitas pendamping ibu hamil
5. Memfasilitasi sistem informasi bumil risti up to date dan sinkron dengan data Dinkes
Kab/Kota
− Seperti Kabupaten Sidoarjo mengembangkan sistem informasi Si Cantik
Beberapa pihak yang berkaitan dengan IC PONEK

3. TIM / Kelompok PONEK

Kewajiban Tim PONEK


1. Menyediakan sarana, prasarana dan pelayanan PONEK RS 24 jam secara tim
dan sebagai organisasi
2. Meningkatkan kemampuan teknis dan kerjasama tim PONEK
3. Melakukan monev kinerja tim PONEK dari poli obgyn, IGD, Peristi, Kaber, ICU
Maternal, OK, dan NICU
4. Melakukan asuhan antenatal risiko tinggi dan neonatal risiko tinggi di poliklinik
5. Melakukan audit kematian ibu dan bayi bersama dengan pihak terkait
6. Mengefektifkan & melakukan pelayanan penunjang PONEK
7. Membuat SOP penanganan obstetrik neonatal emergency & prosedur
pendelegasian wewenang tertentu
Beberapa pihak yang berkaitan dengan IC PONEK

3. DINKES Kab/Kota 4. Puskesmas

Kewajiban Dinkes Kab/Kota


Kewajiban Dinkes Kab/Kota
1. Entry data dasar bumil risti di software
1. Mengumpulkan data Ibu risiko tinggi 2. Mengirimkan data ke Dinkes Kab/Kota paling
dari Puskesmas lambat tgl 5 bulan berikutnya

2. Membuat jadwal pelayanan Ibu risiko 3. Menerima jadwal screening bumil di RS


tinggi di RS 4. Memastikan bumil dilakukan screening oleh
dokter obgyn RS
3. Menerima Hasil Rekomendasi dan
Pelayanan di RS 5. Melakukan entry data hasil pelayanan ANC
Puskesmas
4. Menerima Laporan ANC ulang Ibu 6. Menerima rekomendasi dari Dinkes tindak
risiko tinggi oleh Puskesmas lanjut penanganan bumil risti
5. Berkoordinasi dengan Sekretaris 7. Memastikan bumil risti mendapatkan
PONEK pelayanan sesuai rekomendasi
− Rencana
jadwal
kontrol
− Rencana
persaliinan
Contoh Aplikasi Pemantau Kesehatan Ibu dan Anak

Inovasi Sistem Informasi


Kesehatan Dinkes Kab
Sidoarjo

Si Cantik (Sidoarjo Cegah Angka Kematian Ibu dan Anak)

Sistem informasi kesehatan yang dikembangkan sebagai media pencatatan untuk


menghasilkan data yang valid dan lengkap sebagai upaya penurunan AKI dan AKB
berbasis website dan android secara online.
Leadership

Pemimpin adalah inti dari manajemen


dalam mencapai suatu tujuan, yang ada di
semua tingkatan organisasi

Seorang pemimpin adalah seseorang yang


aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan
memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan
bersama-sama.
Kepemimpinan adalah perilaku, bukan
peran, namun kekeliruan kita, menganggap
pemimpin adalah atasan (kita) → atas
dasar jabatan;
Manusia menjadi pemimpin karena perbuatannya,
bukan karena “gelar” atau “jabatan” (title/atribut)
yang diemban.
Governing board/
representasi pemilik

Direktur/Direksi RS
Bersinergi Kepemimpinan
positif efektif
Kepala Bidang/Divisi

Pelayanan
Kepala Prima
Departemen/Unit/Instalasi
Direktur RS

Direktur Rumah Sakit sebagai pimpinan


tertinggi di rumah sakit bertanggung
jawab untuk menjalankan rumah sakit
dan mematuhi peraturan dan
perundang-undangan

Direktur melaksanakan komitmen


untuk menyelenggarakan program
PONEK dan menyelaraskan
program RS untuk mendukung
program PONEK dalam bentuk SK
Direktur
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Direktur
Rumah Sakit

Berdasarkan TKRS 2:

1. Mengetahui dan memahami semua peraturan perundangan terkait dengan


Rumah Sakit
2. Menjalankan operasional Rumah Sakit dengan berpedoman pada
peraturan perundangan
3. Menjamin kepatuhan Rumah Sakit terhadap peraturan perundangan
4. Menetapkan regulasi Rumah Sakit
5. Menjamin kepatuhan staf Rumah Sakit dalam implementasi semua
regulasi RS yang telah ditetapkan dan disepakati bersama
6. Menindaklanjuti terhadap semua laporan dari hasil pemeriksaan dari
badan audit eksternal
7. Menetapkan proses untuk mengelola dan mengendalikan sumber daya
manusia dan keuangan sesuai peraturan perundangan

20
Tanggung Jawab:
Kepala Bidang / Divisi • Mengidentifikasi & merencanakan
jenis pelayanan krisis sesuai dengan
kebutuhan pasien
Kepala Bidang/
• Menjamin komunikasi yang efektif di
Divisi  Medis, seluruh area RS
Keperawatan, • Menjamin program rekruitmen, retensi,
Penunjang pengembangan & edukasi
Medis,
Administrasi Peran:
dan lainnya • Peningkatan mutu & keselamatan
• Manajemen kontrak
• Manajemen sumber daya
Kepala Departemen/
Unit/ Instalasi
• Kepala unit/ instalasi/
departemen sesuai
Kepala ketentuan
Departemen/ • Menyediakan pelayanan di
Unit/ Instalasi unit nya dan melakukan
Pelayanan integrase dan koordinasi
dengan unit lainnya
• Melakukan PMKP di unit nya
Pentingnya Sistem Informasi Pada
Pelayanan RS PONEK

Ponek merupakan suatu program


pelayanan dimana setiap unsur tim yang
ada di dalam nya melakukan fungsi yang
berbeda, sangat membutuhkan
keterpaduan, kecepatan dan ketepatan
informasi yang ditujukan kepada

Keberadaan sistem informasi dalam


pelayanan PONEK ditujukan untuk
mendukung proses pelaksanaan
kegiatan pelayanan di rumah sakit
dalam rangka pencapaian misi yang
ditetapkan

23
Sistem Informasi Pada Pelayanan RS PONEK

Mampu memberikan
Sistem informasi
Dapat mengintegrasi seluruh peningkatan mutu
sehubungan dengan PONEK
data penting dari kamar pelayanan PONEK bagi
yang sejalan deng visi dan
bersalin dan ruang neonatal pasien, dengan adanya data
misi RS
lengkap dan akurat

Dapat membantu para


pengambil keputusan
Dapat mmendukung
dengan adanya Dapat mendukung kegiatan
mekanisme pemantauan
ketersediaaan data yang operasional rutin
dan evaluasi
lengkap, akurat dan tepat
waktu

Dapat mengakomodasiaktivitas
Dapat memberdayakan karyawan yang dibutuhkan untuk keperluan
(empowering) penelitian dan pengembangan
keilmuan di bidang obgyns

24
Akreditasi Menempatkan Pasien Sebagai Manusia
Seutuhnya

Pelayanan kesehatan di Indonesia belum


memenuhi mutu, hak, dan keselamatan
pasien

Akreditasi RS mendorong terbentuknya


pelayanan kesehatan yang berkualitas

Pelayanan kesehatan menetapkan kemitraan antara


praktisi, pasien, dan keluarga untuk memberikan
asuhan yang aman, efektif, tepat waktu, efisien, dan
adil.
Manajemen Rumah Sakit

• Tata kelola rumah sakit yang baik adalah penerapan


fungsi-fungsi manajemen rumah sakit yang berdasarkan
prinsip-prinsip tranparansi, akuntabilitas, independensi
dan responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran.
• Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi
manajemen klinis yang meliputi kepemimpinan klinik,
audit klinis, data klinis, risiko klinis berbasis bukti,
peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme
monitor hasil pelayanan, pengembangan profesional, dan
akreditasi rumah sakit.
Tata Kelola Rumah Sakit

PASIEN
UU 44/2009 ttg
RS, Peraturan
Quality & Safety
Per- UU-an
Standard lainnya
pelayanan Sistem Pelayanan Klinis

PCC
Fokus Pasien: Asuhan Pasien /
 Regulasi :
ARK, HPK, AP, Patient Care • Kebijakan
PAP, PAB, • Pedoman,
PKPO, MKE • Panduan
• SPO
• Standar Sistem
• Program
Sistem Sistem
Manajemen: Komunikasi  Indikator :
Manajemen Komunikasi
& Informasi & Informasi • Ind. Area
PMKP, PPI, Klinis
TKRS, MFK, • Ind Klinis
KKS, MIRM • Ind SKP
• Sasaran KP • Ind Upaya
Direktur RS Manajemen
• Sasaran  Dokumen
MDG’s Implementasi
Continous Quality Improvement (CQI)

• Menyediakan
• Proses organisasional perawatan kesehatan
• Upaya peningkatan
melibatkan personel berkualitas sesuai mutu pelayanan RS
dalam merencanakan dengan standar wajib dilakukan
& melaksanakan profesi, standar akreditasi secara
peningkatan mutu pelayanan RS, SOP, berkala minimal 3
pelayanan RS secara etika profesi, tahun sekali
terus menerus menghormati hak
pasien dan
mengutamakan
keselamatan pasien
Continous Quality Improvement (CQI)

Budaya Bekerja Selalu Berdasarkan


1. Regulasi

Budaya Bekerja Selalu


2. Berpedoman pada Indikator
Akreditasi Rumah Sakit
mendorong terjadinya
Continous Quality 3. Manajemen Risiko
Improvement (CQI)
Budaya Belajar Terus Menerus
4 melalui Benchmarking

Budaya Belajar Terus dengan selalu


5. Melihat Kepustakaan / Referensi
terkini
1. Budaya Bekerja Berdasarkan Regulasi

Tenaga kesehatan bekerja sesuai standar (produk


hukum) mendapat jaminan perlindungan hukum

Pelayanan pada pasien menggunakan standar pelayanan


kedokteran (SPK): PNPK, PPK, dan SPO

PNPK dibuat organisasi profesi disahkan Menkes RI


PPK dibuat organisasi profesi disahkan Direktur RS
SPO dibuat RS dikoordinasikan Komite Medis disahkan Direktur RS
2. Budaya Bekerja Berpedoman Indikator

1. Indikator mutu Area


Direktur RS bersama Klinik (IAK)
dgn manajemen Pengukuran prioritas 2. Indikator Mutu Area
pelayanan memilih & mutu berdasarkan Manajemen (IAM)
menetapkan prioitas indikator mutu 3. Indikator mutu
pengukuran mutu Sasaran Keselamatan
Pasien
3. Manajemen Risiko

Manajemen risiko
Rumah Sakit
Melakukan identifikasi, berhubungan dengan
menerapkan prinsip
analisa, evaluasi, dan keselamatan pasien &
keselamatan pasien
pengelolaan risiko berdampak
wajib:
pencapaian mutu RS

1. Level RS oleh
Komite Mutu & 1. Risiko berpotensi Manajemen risiko
Keselamatan terjadi (pro-aktif) menjadi tanggung
Pasien (KMKP) 2. Insiden yg telah jawab semua
2. Level unit oleh terjadi (responsive) komponen RS
kepala instalasi
KERANGKA KERJA KOMPREHENSIF
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

Hospital Risk Management : “Payungnya KPRS”

Patient Risks
•Clinical Risk Mgt
•Patient Safety

Hospital
Risk
Management

Property
Risks Roberta Caroll, editor : Risk
Management Handbook for Health
Care Organizations, 4th edition,
Jossey Bass, 2004

33
 Scope of Hospital Risk Management (revised) :

of
The
Patient of
of The
The Hospital Health Care
Business Safety Worker
of of
The The
Environment Facilities

34
Definisi

Risk : The probability that an incident will occur.


Patient safety : the reduction of risk of unnecessary harm
associated with healthcare to an acceptable minimum.
(WHO-ICPS,2009)

Keselamatan Pasien Rumah Sakit - KPRS


• Suatu sistem dimana RS membuat asuhan pasien lebih aman.
• Hal ini termasuk: *asesmen risiko, *identifikasi & pengelolaan
hal yg berhubungan dgn risiko pasien, *pelaporan & analisis
insiden, *kemampuan belajar dari insiden & tindak lanjutnya
serta *implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko. (Penjelasan UU 44/2009 ttg RS pasal 43)
(KKP-RS)
Most Common Root Causes of Medical Errors

1. Communication problems
2. Inadequate information flow
3. Human problems
4. Patient-related issues
5. Organizational transfer of knowledge
6. Staffing patterns/work flow
7. Technical failures
8. Inadequate policies and procedures

(AHRQ Publication No. 04-RG005, December 2003.)


-Agency for Healthcare Research and Quality-

361
Upaya Umum (Klasik) Keselamatan Pasien
*Organisasi/Manajemen
1.
1. Standar Yan RS, Standar Profesi
2. Good Professional Practice, EB Practice
3. Good Corporate Governance, Komite Etik RS
4. Good Clinical Governance, Komite Medis, Komite Etik, Medical Audit,
Clinical Indicator, Credentialling, EBM
5. Konsep & Evaluasi Mutu : QA, TQM, PDCA, Akreditasi, ISO
6. Sistem Rekam Medis, Informed consent
7. …dsb…

*Pelayanan
1. Pengendalian Infeksi Nosokomial
2. Safe blood transfusion
3. Yan Peristi
4. Hospital Pharmacy, Penggunaan obat rasional
5. Yan Laboratorium, Radiologi (D/, Th/), Penunjang Medis lain
6. ….dsb….
Upaya Khusus (Baru) Keselamatan Pasien
2.
* 7 LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
1. Bangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien, 2. Pimpin dan dukung staf
anda, 3. Integrasikan aktivitas risiko, 4. Kembangkan sistem pelaporan, 5. Libatkan
dan berkomunikasi dengan pasien, 6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang KP,
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem KP
* 7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN RS & AKREDITASI YAN KPRS
I. Hak pasien, II. Mendidik pasien dan keluarga, III. Keselamatan pasien dan
Asuhan Berkesinambungan, IV. Penggunaan metoda peningkatan kinerja, utk
melakukan evaluasi & meningkatkan KP, V. Peran kepemimpinan dalam
meningkatkan KP, VI. Mendidik staf tentang KP, VII.Komunikasi merupakan kunci
bagi staf untuk mencapai KP
* WHO – PATIENT SAFETY – 13 ACTION AREAS
1)Global Patient Safety Challenge, 2)Patients for PS, 3)Research for PS,
4)International, Classification for PS, 5)Reporting and Learning PS, 6)Solutions for
PS, 7)High 5s, 8)Technology for PS, 9)Knowledge Management on PS,
10) Eliminate central line-associated bloodstream infections, 11) Education for
Safer Care, 12) The Safety Prize, 13) Medical Checklist
* 6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
4. Budaya Belajar Terus Menerus
Melalui Benchmarking

Uji standar mutu Proses sistematis


yg telah berdasarkan data yang
Benchmarking ditetapkan melibatkan perbandingan
terhadap standar pihak internal dan
eksternal
mutu pihak lain

Internal 1. Jenis RS sesuai tipe


1. Indikator sasaran Eksternal
2. Tipe organisasi RS
Benchmarking: mutu sama Benchmarking:
sama (naungan
membandingkan 2. Unitnya setipe pada yayasan) membandingk
proses yg sama RS 3. Hubungan an performa,
pada area 3. Jenis layanan setipe kompetitif target atau
berbeda dalam 4. Periode frekuensi 4. Jenis pasien yg proses antara
satu organisasi & pengukuran data dilayani satu/ lebih
periode 5. Ukuran organisasi
sama organisasi
6. Lokasi geografis
Lanjutan Benchmarking ...

Jika benchmarking KARS memberikan fasilitas Keuntungan


menunjukkan gap > berupa aplikasi SIKARS & SISMADAK:
10% SISMADAK untuk melakukan 1. Media
pendataan bencmark melalui penyimpanan
pengisian laporan setiap data dalam
indikator yg ditentukan KARS bentuk digital
2. Menghemat
waktu staff RS
melakukan
Dilakukan Root Cause pencarian
Analysis (RCA) untuk dokumen
SISMADAK merupakan alat bantu bagi RS
menetapkan prioritas
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan
perbaikan dgn ttp
mencari doukumen yg berhubungan dgn
memperhatikan siklus
akreditasi
PDCA
5. Budaya Belajar dengan Melihat
Referensi/Kepustakaan

RS mewajibkan tersedia perpustakaan dilengkapi literatur/referensi


terkini sesuai perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi untuk
mendukung peningkatan manajemen RS, keperawatan, medis,
pendidikan, dan penelitian.

Referensi yg harus disediakan berupa lliteratur ilmiah terkait


asuhan pasien & manajemen, international clinical guidelines,
pedoman nasional praktik kedokteran, dll

Referensi tsb dipergunakan menyusun regulasi proses


kegiatan asuhan klinis pada pasien & proses kegiatan
manajemen
Peningkatan Implementasi RS PONEK

1. Persiapan Pasien Dirujuk

Kriteria pasien yang dirujuk:


Sebelum memastikan Pengenalan diri secara pro
1. Hasil pemeriksaan fisik
pasien harus dirujuk aktif pada bumil untuk
tidak mampu diatasi
atau tidak, melalui memastikan masalah atau
2. Hasil pemeriksaan
proses skrining faktor risiko
penunjang tidak mampu
diatasi
3. Pemeriksaan penunjang
lebih lengkap
4. Memerlukan perawatan &
pengobatan yg lebnih
Dokter yg merujuk mampu
bertanggung jawab
memastikan RS rujukan bisa
menerima pasien tsb
2. Pasien dirujuk (Transfer)

Pasien darurat diidentifikasi Dihubungkan dengan


menggunakan proses triase tingkatan gradasi kegawatan
berbasis bukti untuk dan dilengkapi dokumen
mendapatkan prioritas pencatatan

Jika RS tidak mampu Sebelum ditransfer pasien


memenuhi kebutuhan pasien harus dalam keadaan stabil
maka wajib dirujuk ke RS atau sesuai dengan
lain kemampuan RS
Elemen Kegiatan Rujukan
PASIEN PETUGAS PENDAMPING KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN PERALATAN DAN JENIS
(MINIMAL) KENDARAAN
DERAJAT 0 Petugas Ambulan Bantuan hidup dasar (BHD) Kendaraan High
44
Dependency Service (HDS)
/Ambulan
DERAJAT 0,5 Petugas Ambulan dan Bantuan hidup dasar Kendaraan HDS/Ambulan
(ORANG TUA / Paramedis
DELIRIUM)
DERAJAT 1 Petugas Ambulan dan Bantuan hidup dasar, pemberian oksigen, pemberian obat- Kendaraan HDS/ Ambulan,
Perawat obatan Oksigen suction, tiang
infus portable, Infus pump
dengan baterai, oksimetri

DERAJAT 2 Dokter, Perawat dan Petugas Semua ketrampilan diatas, ditambah: penggunaan alat Ambulan, semua peralatan
Ambulan pernapasan, bantuan hidup lanjut, penggunaan kantong diatas, ditambah: monitor
pernapasan (bag-velve mask), penggunaan defibrillator, EKG dan tekanan darah,
penggunaan monitor intensif serta defibrillator bila
diperlukan
DERAJAT 3 Dokter, Perawat, dan Dokter: Ambulans lengkap / AGD
Petugas Ambulan  Minimal 6 bulan pengalaman mengenai perawatan pasien 118, monitor ICU portable
intensif dan bekerja di ICU lengkap, ventilitator dan
 Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut peralatan transfer yang
 Keterampilan menangani permasalahan jalan napas dan memenuhi standar
pernapasan, minimal level ST 3 atau sederajat minimal
 Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan
sakit berat/kritis
Perawat:
 Minimal 2 tahun bekerja di ICU
 Keterampilan bantuan bidup dasar dan lanjut
 Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan
sakit berat/kritis
3. Kesiapan IGD Menerima Kasus Emergency

Team IGD Maintenance


dengan simulasi
PONEK periodik

Dibutuhkan
Menerima pasien kompetensi team

Siap drill
Kedaruratan emergency
maternal neonatal
4. Kesiapan Kamar Operasi, ICU, dan NICU

Kamar Operasi
RS PONEK harus menyediakan kamar operasi yang siap (siaga
24 jam) untuk melakukan operasi bila ada kasus emergensi
obstetrik

ICU
KARS menjelaskan pelayanan ICU diberikan kepada pasien
dalam keadaan sakit berat dan memerlukan perawatan
khusus

NICU
NICU merupakan unit perawatan untuk BBL yg memerlukan
perawatan khusus seperti BBLR, fungsi pernapasan kurang
sempurna, prematur, dll
5. Perawatan Rawat Inap Sesuai Standar

Pelayanan kesehatan perorangan meliputi


observasi, pengobatan, keperawatan, dan
rehabilitasi medik

Kategori pasien masuk rawat inap adalah


pasien yg memerlukan perawatan intensif
atau observasi ketat

Tujuan pelayanan ranap RS: membantu


penderita memenuhi kebutuhan
penyembuhan untuk meningkatkan mutu
dan keselamatan pasien
6. Pembinaan Komunitas Oleh RS Melalui PKRS

Koordinasi
Organisasi PONEK
Melalui PKRS
Melibatkan Dinkes
Kab/Kota

Komunitas ibu Komunitas kelompok


pengalaman bayi pendukung ASI
Komunitas
prematur hidup
pendamping ibu hamil
- Pemberdayaan
- Pemberdayaan - Pembagian wilayah
- Pemberdayaan
- Pembagian wilayah - Rencana menyerahkan ibu
- Pembagian wilayah
- Rencana menyerahkan menyusui yg belum
- Pendampingan bumil
ibu dgn bayi prematur berpengalaman kepada
- Discharge planning
baru kepada komunitas komunitas (Discharge
(Discharge planning) planning)
“Pain and death are a part of life.
To reject them is to reject life itself.”
by Havelock Ellis

Anda mungkin juga menyukai