SISTEM PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA

SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA

(INDONESIA SUSTAINABLE PALM OIL - ISPO)
PERKEBUNAN LESTARI (3 P)
Membangun KEHARMONISAN HUBUNGAN

PLANET

COMPANY
PROFIT PEOPLE
Slide 10.2

Logical Thinking
Plantation Bussines System
PROFIT

BIAYA PENDA
SOSIAL PATAN LINGKU
NGAN
HARGA JUMLAH JUMLAH HARGA
INPUT INPUT OUTPUT OUTPUT

Y= f (x)
LAHAN TANAM SAPRO- IKLIM SDM ALSIN INFRA
AN/ BIBIT TAN-BUN SUHU & AIR NAKER BUN STRUKTUR

BIO INDUSTRY SUPPORTING

LAHAN HARGA
PEMBUKA PEMBIBITAN PEMLHRN PEMLHRN
AN LAHAN PENANAMAN TBM TM PANEN ANGKUT OLAH

(Py * Y) – (Y * ATc)
Y * ( Py – ATc) REGU
IKLIM LASI
GEN Y

MANAGEMENT – LEADERSHIP – TECHNOLOGY/INNOVATION -

rd
 PERAN STRATEGIS KELAPA SAWIT
NASIONAL
Sumber lapangan kerja dan penanggulangan
kemiskinan  3,7 juta KK Petani
Menopang perekonomian dan pembangunan nasional
dan regionalsumber bahan baku industri pangan
dan non pangan, pajak dan devisa  17 milyar USD
pada th 2015
Berperan dalam pembangunan berkelanjutan,
pelestarian alam dan lingkungan hidupMenyerap
emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
 Pengembangan wilayah dan Penanggulangan
Kemiskinan.
 Penyediaan Pangan  Minyak Goreng dan
Energi  BIOFUEL, (20-30%)
 Penghasil Minyak Nabati paling Efisien,
 Mendorong pembangunan Industri di dalam
negeri.
 GLOBAL
 SALAH SATU MINYAK NABATI DUNIA (al: MINYAK KELAPA
SAWIT, KEDELAI, BUNGA MATAHARI, RAPESEED, MINYAK
KELAPA, DLL)
 YANG PALING EFISIEN 
 PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PRODUKSI.
 KELAPA SAWIT MERUPAKAN TANAMAN TAHUNAN YANG
DIPRODUKSI OLEH NEGARA BERKEMBANG /TROPIS.
MINYAK NABATI LAINNYA MERUPAKAN TANAMAN
SEMUSIM, DIPRODUKSI NEGARA SUB TROPIS.
 SAAT INI DIKONSUMSI LEBIH DARI 160 NEGARA DI DUNIA.
SEJAK TH 2005, PANGSA PASAR MINYAK SAWIT
MENGGESER PANGSA MINYAK KEDELAI. SEBELUMNYA
PANGSA KEDELAI TERBESAR DIANTARA MINYAK NABATI;
 Luas Tanaman:
 KEDELAI DUNIA = 93 JUTA HA,
 RAPESEED = 27 JUTA HA,
 BUNGA MATAHARI = 23 JUTA HA, DAN
 KELAPA SAWIT = 11,5 JUTA HA (TM)
 PENGOLAHAN TANAH KELAPA SAWIT 25 TH
SEKALI, KEDELAI 4 BULAN SEKALI;
 PRODUKSI INDONESIA & MALAYSIA 86% DARI
PRODUKSI DUNIA.
 SEJAK TH 2006, INDONESIA MENJADI NEGARA
PRODUSEN TERBESAR DI DUNIA;
 POTENSI
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
 MINYAK KELAPA KELAPA SAWIT MINYAK MAKAN,
OLEO KIMIA, ENERGI.
 LIMBAH PADAT DAN CAIR PAKAN TERNAK, PUPUK,
ENERGI.
 KAYU SAWIT EKS PEREMAJAAN  BAHAN BAKU
INDUSTRI PERKAYUAN.
 SUMBER PANGAN PENGEMBANGAN TANAMAN
PANGAN (JAGUNG DAN PALAWIJA) SELAMA KANOPI
BELUM MENUTUP.
PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT  ZERO WASTE
 TUNTUTAN SUSTAINABLE PALM OIL

TUNTUTAN UNTUK MEMPRODUKSI MINYAK SAWIT

BERKELANJUTAN YANG DATANG DARI KONSUMEN,
INDUSTRI, PEMBELI DAN YANG PALING LANTANG
DATANG MENYUARAKAN ADALAH LEMBAGA NON
PEMERINTAH (NGO) YANG MELIHATNYA DARI SUDUT
LINGKUNGAN DAN SOSIAL.

TUNTUTAN INI DIJAWAB OLEH BANYAK INSTITUSI A.L.

DENGAN MEMBENTUK RSPO PADA TAHUN 2004, YAITU
ORGANISASI SWASTA YANG BERSAMA ANGGOTANYA
SETUJU MENERAPKAN P & C UNTUK SUSTAINABLE
PALM OIL.
 Lanjutan .....

KEMUDIAN BERMUNCULAN ORGANISASI LAIN YANG

MENERAPKAN KRITERIA SUSTAINABLE, MISALNYA
ROUNDTABLE ON SUSTAINABLE BIOFUELS (RSB),
ROUNDTABLE ON RESPONSIBLE SOYA DLL .

PEMERINTAHAN DI DUNIA PUN IKUT SERTA

MENCIPTAKAN ATURAN MAIN YANG MENYANGKUT
PENERAPAN SUSTAINABILITY, MISALNYA PEMERINTAH
EU DAN AMERIKA SERIKAT YANG MENYANGKUT
PENERAPAN STANDAR BAGI BIOFUELS, LABELING
UNTUK PRODUK YANG MENGANDUNG CPO OLEH
AUSTRALIA, KANADA DAN PERANCIS.
 PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN MERUPAKAN
AMANAT UUD 1945

 PENERAPAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN BUKAN ATAS

TEKANAN ATAU PERMINTAAN PIHAK MANAPUN MELAINKAN
MERUPAKAN SIKAP DASAR BANGSA INDONESIA
 UU TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP YANG
SUDAH ADA DIPANDANG BELUM CUKUP, DITINGKATKAN
MENJADI AMANAT UUD 1945 MELALUI AMANDEMEN
 PADA AMANDEMEN KE-EMPAT TAHUN 2002 PASAL 33
DITAMBAHKAN AYAT (4) YANG BERBUNYI: PEREKONOMIAN
NASIONAL DISELENGGARAKAN BERDASAR ATAS DEMOKRASI
EKONOMI DENGAN PRINSIP KEBERSAMAAN, EFISIENSI
BERKEADILAN, BERKELANJUTAN, BERWAWASAN
LINGKUNGAN, KEMANDIRIAN, SERTA DENGAN MENJAGA
KESEIMBANGAN KEMAJUAN DAN KESATUAN EKONOMI
NASIONAL
 Lanjutan .....

 PENGERTIAN TERKINI TENTANG PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN MENURUT UU NO. 32 TAHUN 2009 ADALAH
UPAYA SADAR DAN TERENCANA YANG MEMADUKAN ASPEK
LINGKUNGAN HIDUP, SOSIAL, DAN EKONOMI KEDALAM
STRATEGI PEMBANGUNAN UNTUK MENJAMIN KEUTUHAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN MUTU HIDUP GENERASI MASA KINI
DAN GENERASI MASA DEPAN
 AZAS PEMBANGUNAN PERKEBUNAN TELAH SESUAI DGN
UNDANG-UNDANG NO. 18 TAHUN 2004 TENTANG PERKEBUNAN:
EKONOMI, SOSIAL DAN EKLOGI.
INDONESIAN Merupakan guidance
pengembangan Kelapa
SUSTAINABLE Sawit berkelanjutan
PALM OIL Indonesia yang didasarkan
(ISPO) kepada Peraturan
Perundangan yang berlaku
di Indonesia, Sebagai
penjabaran dari Amanat
UUD 1945
 TUJUAN DITETAPKANNYA ISPO :

• Memposisikan pembangunan kelapa sawit

sebagai bagian integral dari pembangunan
1 ekonomi Indonesia

• Memantapkan sikap dasar bangsa Indonesia

untuk memproduksi minyak kelapa sawit
2 berkelanjutan

• Mendukung komitmen Indonesia dalam

pelestarian Sumber Daya Alam dan fungsi
3 lingkungan hidup

DENGAN DEMIKIAN ISPO YG DIDASARKAN PADA

PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU DI
INDONESIA MERUPAKAN MANDATORY/KEWAJIBAN
YANG HARUS DILAKSANAKAN BAGI SELURUH PELAKU
USAHA PERKEBUNAN DI INDONESIA.
 PERATURAN PERUNDANGAN SEBAGAI LANDASAN HUKUM ISPO

1) Amandemen ke 4 UUD 1945 pasal 3 ayat (4): “ Perekonomian nasional

diselenggarakan atas demokrasi ekonomi, dengan prinsip kebersamaan,
efisensi, berkeadilan, BERKELANJUTAN, BERWAWASAN LINGKUNGAN,
kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi
nasional.
2) Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman,
3) UU No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan,
4) Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria,
5) Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
6) Undang-Undang No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman
7) Undang-Undang No.41 Tahun 2000 tentang Kehutanan
8) PP 40 Tahun 1996 tentang HGU, Hak Milik, Hak Pakai Atas Tanah,
9) PP No. 44 Tahun 1995 Tentang Perbenihan Tanaman.
10) 10) PP No. 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman.
11) PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
12) Permentan No. 26 Tahun 2007, tentang Pedoman Perizinan Perkebunan,
13) Permentan No. 14 Tahun 2009 tentang Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut
untuk Budidaya Kelapa Sawit,
14) Permentan No. 07 Tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian Usaha Perkebunan,
15) Permentan No. 36 tahun 2009 tentang Persyaratan Penilai Usaha Perkebunan
16) Permentan No. 37/Permentan/OT.140/8/06 tentang Pengujian, Penilaian,
Pelepasan dan Penarikan Varietas;
17) Permentan No. 38/Permentan/OT.140/8/06 tentang Pemasukan dan Pengeluaran
Benih;
18) Permentan No. 39/Permentan/OT.140/8/06 tentang Produksi, Sertifikasi dan
Peredaran Benih Bina;
19) Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN No. 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi,
20) Keputusan Bersama Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian dan Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 364/Kpts-II/1990, 519/Kpts/Hk.050/7/1990 dan 23/VIII/90
dan 23/VIII/1990 tentang Ketentuan Pelepasan Kawasan Hutan dan Pemberian
Hak Guna Usaha untuk Pengembangan.
21) Dan lain-lain.
 MATERI ISPO
PRINSIP DAN
KRITERIA
ISPO

SISTEM
ORGANISASI
SERTIFIKASI
ISPO
P&C ISPO

PETUNJUK SISTEM
AUDITOR SERTIFIKASI
ISPO RANTAI
PASOK
 Strategic Planning for Social Handling

Sustainable
Company

Community
Development
(Intern & Extern) Voice of the
Voice of the
Business Customer

Education
Prosperity (Formal –Informal) Health
& Culture
• Desa binaan • Beasiswa • Sarana kesehatan
• Pengembangan ekonomi • Sarana pendidikan • Pola hidup sehat
pedesaan • Pelatihan keterampilan kerja • KB
• Intensifikasi usaha • Pengembangan budaya • Akses Kesehatan
• Networking • Networking
 Pembangunan
Infrastruktur Sosial Culture

Formal
• PAUD
• Sekolah dasar Kesejahteraan
• Sekolah menengah pertama Masyarakat
• Sekolah menengah kejuruan
• Beasiswa

Edukasi Ekonomi
Pelatihan:
• Non Agribisnis
• Agribisnis
Program • Ketrampilan teknik
• Budidaya pertanian,
Pendidikan • Pelatihan kerajinan
Peternakan dan perikanan
• Pemasaran
• Teknologi pengolahan hasil
Informal

Community
Kesehatan
Development

“Menjunjung Tinggi ke-Bhinekaan Sebagai Bingkai Harmoni”

 Peta Problematik di Perkebunan
• Perubahan Peraturan Pemerintah
• Kesenjangan
• Dampak Persaingan Usaha 1. Legal • Agenda Politik
• Pelanggaran Perijinan
• Benturan Budaya
• Dokumentasi & Legalitas
• Peluang Ekonomi / Berusah
• Tuntutan CSR
• Provokasi isu Sensitif

2. Problem
5. Kriminal
Social

• Spekulan Cleam
• Isu Sara
• Kriminalisasi

• HCV / HCS
• Social Impact
• Peluang Kerja • Pengelolaan Limbah
• Status TK • Kebakaran
• 4. Tenaga
Sistem Pengupahan 3. Lingkungan • Banjir
• Jaminan Sosial Kerja • Pasokan TBS
• Fasilitas • Provokasi

EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE

Pemetaan Problematik Perkebunan
Tindakan Perbaikan yang
Aspek No Identifikasi Masalah Strategi Penyelesaian
sudah dilakukan
1
2
Legal 3
4
5
1
2
Masalah Sosial 3
4
5
1
2
Lingkungan 3
4
5
1
2
Tenaga Kerja 3
4
5
1
2
Kriminal 3
4
5

EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE

 Pengajuan Izin Lingkungan
PEMRAKARSA
(setelah mendapatkan Rekomendasi dr BLH)

Mengajukan Perohonan SPPL ke Kepala

Instansi Kepala LH

Tidak
Pemohon
Periksa Kelengkapan Melengkapi
Adm dan Format Persyaratan

YA

Tanda Terima Dokumen yg Sudah

Sesuai Format

Maks 7 Pemeriksaan oleh Unit

hari
Kerja Terkait

Persetujuan SPPL (Kepala Instansi

LH)
 Kesimpulan

1. Perusahaan akan sukses 2. Social handling: 3. Community Development

bila DIPIMPIN bukan komunikasi efektif, penuh dilakukan berdasarkan
DIKELOLA empati & kepemimpinan keseimbangan
yang kuat kepentingan masyarakat
dan perusahaan

The man behind the gun

Fighting spirit & never give up
EXCELLENCE THROUGH DISCIPLINE
Agribisnis PR 29
 PRINSIP DAN KRITERIA ISPO

1. Sistem perizinan dan manajemen perkebunan;

2. Penerapan pedoman teknis budidaya dan
pengolahan kelapa sawit;
3. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
4. Tanggung jawab terhadap pekerja;
5. Tanggung jawab Sosial dan komunitas;
6. Pemberdayaan kegiatan ekonomi masyarakat;
7. Peningkatan usaha secara berkelanjutan.
 1. SISTEM PERIZINAN DAN MANAJEMEN
PERKEBUNAN, MELIPUTI:

a. Perizinan dan sertifikat : Pengelola perkebunan harus memperoleh

perizinan serta sertifikat tanah sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Lokasi Perkebunan : Pengelola perkebunan harus memastikan
bahwa penggunaan lahan perkebunan telah sesuai dengan Rencana
Umum Tataruang Wilayah Provinsi (RUTWP) atau Rencana Umum
Tataruang Wilayah Kabupaten/Kota (RUTWK) sesuai dengan
perundangan yang berlaku atau kebijakan lain yang sesuai dengan
ketetapan yang ditentukan oleh pemerintah setempat.
c. Sengketa Lahan dan Kompensasi : Pengelola perkebunan harus
memastikan bahwa lahan perkebunan yang digunakan bebas dari
status sengketa dengan masyarakat/petani disekitarnya. Apabila
terdapat sengketa maka harus diselesaikan secara musyawarah
untuk mendapatkan kesepakatan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku namun bila tidak terjadi kesepakatan
maka penyelesaian sengketa lahan harus menempuh jalur hukum.
 Lanjutan.....

d. Status badan hukum : Perkebunan kelapa sawit yang dikelola harus

mempunyai status badan hukum yang jelas sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Manajemen Perkebunan : Perkebunan harus memiliki perencanaan
jangka panjang untuk memproduksi minyak sawit lestari.
f. Rencana dan realisasi pembangunan perkebunan dan pabrik.
g. Pemberian informasi kepada instansi terkait sesuai ketentuan yang
berlaku dan pemangku kepentingan lainnya terkecuali menyangkut
hal yang patut dirahasiakan
 2. PENERAPAN PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT, MELIPUTI:

a. Penerapan pedoman teknis budidaya :

 Pembukaan lahan
 Perlindungan Terhadap Sumber dan Kualitas Air
 Perbenihan
 Penanaman
 Pemeliharaan tanaman dalam mendukung produktivitas
tanaman
 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
 Pemanenan

b. Penerapan pedoman teknis pengolahan hasil perkebunan :

 Pengangkutan buah.
 Penerimaan TBS di PABRIK/MILL
 Pengolahan TBS.
 Pengelolaan limbah.
 Pemanfaatan limbah.
 3. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN, MELIPUTI:

 Kewajiban kebun kelapa sawit yang memiliki PABRIK/MILL

 Kewajiban terkait analisa dampak lingkungan AMDAL,UKL dan UPL.
 Identifikasi dan konservasi flora dan fauna (biodiversity).
 Pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
 Pelestarian biodiversity
 Identifikasi dan pelindungan kawasan lindung
 Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
 Konservasi kawasan dengan potensi erosi tinggi.
 Pembukaan Lahan Baru (setelah 2011).
 Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit
 4. TANGGUNG JAWAB THD PEKERJA,
MELIPUTI:

 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3);

 Kesejahteraan dan peningkatan kemampuan pekerja / buruh;
 Penggunaan Pekerja Anak dan Tidak Melakukan Diskriminasi
berdasarkan Suku, Ras, Gender dan Agama;
 Pembentukan Serikat Pekerja;
 Perusahaan mendorong dan memfasilitasi pembentukan
koperasi pekerja.

5. TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN KOMUNITAS,

MELIPUTI:
 Tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan;
 Pemberdayaan Masyarakat Adat/ Penduduk Asli.
 6. PEMBERDAYAAN KEGIATAN EKONOMI
MASYARAKAT, MELIPUTI:

 Pengembangan Usaha Lokal, Pengelola perkebunan

memprioritaskan untuk memberi peluang pembelian /
pengadaan barang dan jasa kepada masyarakat sekitar
kebun.

7. PENINGKATAN USAHA SECARA BERKELANJUTAN,

MELIPUTI:
 Pengelola perkebunan dan pabrik/mill harus terus menerus
meningkatkan kinerja (sosial, ekonomi dan lingkungan) dengan
mengembangkan dan mengimplementasikan rencana aksi yang
mendukung peningkatan produksi minyak sawit berkelanjutan
MATERI ISPO
PRINSIP DAN
KRITERIA ISPO

SISTEM
ORGANISASI SERTIFIKA
ISPO SI P&C
ISPO

PETUNJUK
AUDITOR SISTEM
ISPO SERTIFIKASI
RANTAI PASOK
 SISTEM SERTIFIKASI P&C ISPO
1. UNTUK PERKEBUNAN BESAR
2. UNTUK PERKEBUNAN RAKYAT  sedang disusun
MATERI ISPO
PRINSIP DAN
KRITERIA
ISPO

SISTEM
ORGANISASI SERTIFIKASI
ISPO P&C ISPO

PETUNJUK SISTEM
AUDITOR SERTIFIKA
ISPO SI RANTAI
PASOK
SISTEM SERTIFIKASI RANTAI PASOK
(SSRP)
MATERI ISPO
PRINSIP DAN
KRITERIA
ISPO

SISTEM
ORGANISASI
SERTIFIKASI
ISPO
P&C ISPO

PETUNJUK SISTEM
AUDITOR SERTIFIKASI
ISPO RANTAI
PASOK
 PETUNJUK PELAKSANAAN AUDITOR ISPO

KETENTUAN UMUM
• AUDITOR HARUS INDEPENDEN
• SETIAP ORANG/INSTITUSI YANG DITUNJUK LEMBAGA
SERTIFIKASI/LEMBAGA SERTIFIIKASI HRS TERHINDAR
DDARI KONFLIK, HARUS MEMBUAT LAPORAN
KUALIFIKASI MINIMUM AUDITOR
• PENDIDIKAN MINIMAL SMA ATAU DIPLOMA ATAU
SETARA
• MEMILIKI KETERAMPILAN TEKNIS DAN KUALIFIKASI
YANG BERLKAITAN
• LULUS PELATIHAN
• MEMILIKI KEAKHLIAN KOMUNIKASI VERBAL DAN TULIS
PANDUAN AUDIT

• MENGGUNAKAN ISO 19011-2002 ATAU SNI 19-19011-

2005 (PANDUAN AUDIT SISTEM MANAJEMEN MUTU
DAN/ATAU LINGKUNGAN)

KETENTUAN PENILAIAN KHUSU S

BERDASARKAN PERSYARATAN ISPO
• SISTEM SERTIFIKASI P & C
• SISTEMSERTIFIKASI RANTAI PASOK (SSRP)
 PRINSIP DAN
KRITERIA
ISPO

ORGANI SISTEM
SASI SERTIFIKASI
P&C ISPO
ISPO

PETUNJUK SISTEM
AUDITOR ISPO SERTIFIKASI
RANTAI
PASOK
 ORGANISASI ISPO /KOMISI MINYAK SAWIT
BERKELANJUTAN INDONESIA (KMSBI)

DEWAN KMSBI

TIM PENILAI KMSBI

SEKRETARIAT

KOORDINATOR
KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR
PENYELESAIAN
ADMINISTRASI TEKNIS/PENELUSURAN ADVOKASI/PROMO
SENGKETA
 ORGANISASI ISPO /KOMISI MINYAK SAWIT
BERKELANJUTAN INDONESIA (KMSBI)

ORGANISASI ISPO/KMSBI MELIPUTI :

 DEWAN ISPO , DIKETUAI OLEH DIRJEN PERKEBUNAN
DENGAN ANGGOTA TERDIRI DARI PARA PEJABAT
ESELON I DARI KEMENTRIIAN TERKAIT
 SEKRETARIAT ISPO, DIKORDINIR OLEH PEJABAT YANG
DITUNJUK DAN DIBERHENTIKAN OLEH OLEH DEWAN ISPO,
PNS
AKTIF DAN BERTANGGUNG JAWAB KE DEWAN ISPO. DALAM
MENJALANKAN TUGASNYA SEHARI-HARI, SEKRETARIAT
KMSBI DIBANTU OLEH KOORDINATOR ADMINISTRASI,
KOORDINATOR TEKNIS, KOORDINATOR ADVOKASI DAN
PROMOSI, DAN KOODINATOR PENYELESAIAN SENGKETA.
 TIM PENILAI KMSBI, DIKETUAI OLEH PEJABAT PNS, DITUNJUK
DAN DIBERHENTIKAN OLEH DEWAN ISPO, TERDIRI DARI
BERBAGAI PERWAKILAN DARI STAKEHOLDER KELAPA SAWIT.
 ORGANISASI ISPO /KOMISI MINYAK SAWIT
BERKELANJUTAN INDONESIA (KMSBI)

ORGANISASI ISPO/KMSBI MELIPUTI :

 DEWAN ISPO , DIKETUAI OLEH DIRJEN PERKEBUNAN

DENGAN ANGGOTA TERDIRI DARI PARA PEJABAT
ESELON I DARI KEMENTRIIAN TERKAIT
 SEKRETARIAT ISPO, DIKORDINIR OLEH PEJABAT PNS AKTIF
YANG DITUNJUK DAN DIBERHENTIKAN OLEH OLEH DEWAN
ISPO,
 DALAM MENJALANKAN TUGASNYA SEHARI-HARI, SEKRETARIAT
KMSBI DIBANTU OLEH KOORDINATOR ADMINISTRASI,
KOORDINATOR TEKNIS, KOORDINATOR ADVOKASI DAN
PROMOSI, DAN KOODINATOR PENYELESAIAN SENGKETA.
 TIM PENILAI KMSBI, DIKETUAI OLEH PEJABAT PNS, DITUNJUK
DAN DIBERHENTIKAN OLEH DEWAN ISPO, TERDIRI DARI
BERBAGAI PERWAKILAN DARI STAKEHOLDER KELAPA SAWIT.
ALAMAT SEKRETARIAT TIM ISPO

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN
ALAMAT :
Gd D, LT 4, KANTOR PUSAT KEMENTRIAN PERTANIAN
Republik Indonesia,
Jl Harsono, Rm No.3 Ragunan, Pasar Minggu
Jakarta Selatan

TLP : 021 7815682 (Risman,Tuti)

: 021 7815380 (Rosdiana,Tati)
: 021 7815585 (Herdradjat, Mia)

Fax. : 021 7827903

Webb : www.ispo-org.or.id