Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KELOMPOK

Mata Kuliah:
Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya

1711000063 Daniel Mangiring Pandapotan Manurung


1711000149 Riri Nuriani
BAB IV
BANK INDONESIA

Sejarah Singkat Bank Indonesia

Pada 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank
sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Tahun 1953, Undang-Undang
Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi
De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas utama di bidang moneter,
perbankan, dan sistem pembayaran.`

Pada tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur kedudukan dan
tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan
fungsi komersial. Tahun 1999 merupakan Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai
dengan UU No.23/1999 yang menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Pada tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia diamendemen dengan fokus pada aspek
penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk
penguatan governance. Pada tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang No.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga
stabilitas sistem keuangan.
SISTEM BANK TUNGGAL
Sistem Bank tunggal pada dasarnya adalah penyederhanan struktur dan organisasi
perbankan dengan cara penggabungan beberapa bank pemerintah termasuk Bank
Indonesia ke dalam Bank Negara Indonesia. Sasaran penerapan sistem Bank Tunggal
tersebut dimaksudkan agar kebijakan pemerintah di bidang moneter dan perbankan dapat
di jalankan secara efektif, efesien, dan terpimpin . Bank Tunggal inilah sebagai satu -satunya
bank milik negara yang akan melaksanakan tugas atau fungsi bank sentral dan bank umum.

Sistem Bank Tunggal ini dilakukan berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) RI No. 8
Tahun 1965. Penetapan. Presiden tersebut menetapkan bahwa Bank –Bank Umum Negara
dan Bank Tabungan Negara secara bertahap diintegrasikan ke dalam Bank Sentral.
Selanjutnya sejak 17 Agustus 1965 semua kantor bank pemerintah kecuali 2 Bank (Bank
Dagang Negara dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ) beroperasi dengan bendera
Bank Negara Indonesia dengan menggunakan masing masing nama :
1. BNI - Unit I (Bank Indonesia)
2. BNI - Unit II (Bank Koperasi, Tani dan Nelayan);
3. BNI - Unit III (Bank Negara Indonesia 1946)
4. BNI - Unit IV (Bank Umum Negara); dan
5. BNI - Unit V (Bank Tabungan Negara)
RESTRUKTURISASI SISTEM PERBANKAN INDONESIA
Dalam rangka menciptakan sistem dan pengawasan perbankan yang sehat serta untuk
pengamanan keuangan Negara, Pemerintah mengeluarkan undang –undang antara lain
Undang-Undang No.14 Tahun 1967 tentang Pokok- Pokok Perbankan.
Selanjutnya, beberapa udang- undang di sahkan sehingga semakin menciptakan system
perbankan yang sehat dan memperjelas arah system perbankan Indonesia.

Berikut Undang- Undang tersebut:


1. UU No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral menggantikan UU No. 11 Tahun 1953. UU
ini menggantikan fungsi BNI-Unit I dengan kembali menjadi Bank Indonesia sebagai
sentral bank Indonesia.
2. UU No.27 Tahun 1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946 menggantikan BNI-Unit III
3. UU No. 18 Tahun 1968 tentang Bank Dagang Negara yang masuk ke dalam Bank
pemerintah
4. UU No. 19 Tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BNI- Unit IV;
5. UU No. 20 Tahun 1968 tentang Bank Tabungan Negara menggantikan BNI- Unit V
6. UU No. 21 Tahun 1968 tentang Barik Rakyat Indonesia yang menampung BNI- Unit II
7. UU No. 22 Tahun 1968 tentang Bank Ekspor Impor Indonesia menampung BNI- Unit II
(Eksim)
Bank Indonesia sebagai bank sentral berdasarkan UU No.13 Tahun 1968. Fungsi Bank
Indonesia menurut UU No.13 Tahun 1968 , yaitu :
a. Mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah
b. Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja
(fungsi BI sebagai Agent of Development);
c. Banker‘ bank dan lender of the last resort
d. Membina dan mengawasi bank dan urusan kredit

Untuk meningkatkan penyaluran kredit dan peningkatan pelayanan perbankan,


pemerintah menekankan prioritas atau konsentrasi dalam melaksanakan pembiayaan pada
sektor-sektor tertentu, yaitu :
I. BNI 1946 – Sektor industri
II. Bank Rakyat Indonesia – Sektor koperasi, tani dan nelayan
III. Bank Bumi Daya – Sektor perkebunan dan kehutanan
IV. Bank Dagang Negara – Sektor pertambangan
V. Bank Ekspor Impor Indonesia – Sektor produksi pengolahan dan pemasaran bahan
bahan ekspor

Pada tahun 1992, di bentuklah UU No. 7 tahun 1992 tentang, Jenis bank disederhakan
menjadi 2, yaitu : Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
BANK INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM

Dalam Pasal 4 ayat (3) UU No. 23 Tahun 1999 di ubah dengan UU No.3 Tahun 2004, disebut
bahwa Bank Indonesia adalah badan hukum publik dan badan hukum perdata. Kududukan
sebagai badan hukum publik, Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan- peraturan
yang mengikat masyarakat sesuai dengan tugas dan wewenangnya, sedangkan sebagai
badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di
dalam dan luar pengadilan.
BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL
Tugas dan wewenang Bank Indonesia selaku Bank Sentral merupakan gagasan yang sangat
mendesak dan krusial dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan program reformasi
ekonomi, khususnya sektor keuangan dan perbankan yang digulirkan pemerintah awal
tahun 1990.

Pelaksaaan revilisasi bank sentral tersebut diharapkan akan mampu menciptakan suatu
sistem moneter dan perbankan yang sehat, dan menciptakan kemandirian Bank Indonesia
dalam menjalankan tugas- tugasnya.
Untuk mengakomodasi berbagai pemikiran dan gagasan mengenai posisi, tugas dan
wewenang Bank Indonesia yang belum terakomodasi pada UU No. 13 Tahun 1968, maka
pada tanggal 17 Mei 1999, pemerintah mengesahkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia setelah mendapat persetujuan DPR.

Bank Sentral berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 adalah lembaga negara yang mempunyai
wewenang untuk mengeluarkan alat permbayaran yang sah dari suatu negara,
merumuskan dan melaksanakan kewajiban moneter, mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi
sebagai lender of the last resort.
MISI DAN VISI BANK INDONESIA
Bank Indonesia selaku Bank sentral Indonesia berdasarkan undang- undang, memilki Misi
dan Visi yang pada prisnipnya mencerminkan fungsi, tugas dan sasaran yang diembannya
sebagai berikut:

a) Misi Bank Indonesia : Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui
pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk
pembangunan Nasional jangka panjang yang berkesinambungan.

b) Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga bank sentral yang di percaya secara nasional
maupun internasional melalui penguatan nilai nilai strategis yang dimiliki serta
pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.

NILAI NILAI STRATEGIS BANK INDONESIA

Nilai Nilai strategis adalah nilai-nilai dasar yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen,
dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yang terdiri atas kompetensi, integritas,
transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan.
SASARAN STRATEGIS BANK INDONESIA

Untuk mewujudkan misi, visi, dan nilai nilai strategis tersebut, Bank Indonesia menetapkan
sasaran strategis jangka menengah-panjang, yaitu:
a) Mencapai kestabilan moneter
b) Memelihara kesinambungan keuangan Bank Indonesia
c) Meningkatkan efektivitas manajemen moneter
d) Menciptakan sistem perbankan yang sehat dan efektif serta stabilitas sistem keuangan
mendukung upaya pemulihan ekonomi
e) Memelihara keamanan dan efisiensi sistem pembayaran
f) Menerapkan prinsip prinsip good governance
g) Memperkuat oraganisasi dan Mengembangkan SDM yang berkopetensi tinggi dengan
dukungan budaya kerja, yang berbasis pengetahuan
TUJUAN DAN TUGAS BANK INDONESIA

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua
aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap
mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara
aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.
Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank
Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan
Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.

Tiga Pilar Utama


Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga
bidang tugasnya.
Ketiga bidang tugas ini adalah:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta
3. Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.
SEBAGAI LENDER OF THE LAST RESORT

Maksud dari Lender of the last resort adalah memungkinkan Bank Indonesia membantu
kesulitan jangka pendek yang dihadapi oleh bank. Dalam hal ini Bank Indonesia hanya
membantu untuk mengatasi kesulitan pendaaan jangka pendek di karenakan adanya
mismatch, yaitu jumlah arus dana masuk lebih kecil dari pada umlah arus dana keluar.
Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan fasilitas dana maka pemberian fasilitas
pendaaan dibatasi selama 90 hari.

Pendaaan tersebut juga harus dijamin dengan surat berharga yang berkualitas tinggi dan
mudah di cairkan (surat berharga atau tagihan yang diterbitkan oleh pemerintah)
Apabila pendaantersebut tidak bisa di lunasi sesuai jatuh tempo, maka pihak Bank
Indonesia sepenuhnya berhak mencairkan agunan yang di kuasainya.
PENETAPAN KEBIJAKAN MONETER

Bank Indonesia melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan nilai tukar yang di
tetapkan. Kewenangan Bank Indonesia dalam melaksanakan kebijakan nilai tukar ini antara
lain:
a. Sistem nilai tukar tetap berupa devaluasi atau revaluasi terhadap mata uang asing
b. Sistem nilai tukar mengambang berupa investasi pasar
c. Sistem nilai tukarmengambang terkendali berupa penetapan nlai tukar harian serta
pita intervensi
Pengelolaan Cadangan Devisa, Adalah cadangan Devisa negara yang dikuasai oleh Bank
Indonesia dan tercatat pada sisi aktiva neraca Bank Indonesia yang antara lain berupa
emas, uang kertas asing, dan tagihan lainnya dalam valuta asing yang dapat di pergunakan
sebagai alat pembayaran luar negeri.
PENYELENGGARAAN SURVEI

Untuk melaksanakan kebijakan monetersecara efektif dan efisien,diperlukan data/


informasi dan keuangan yang tepat waktu dan akurat. Untuk hal tersebut maka dilakukan
suvei secara berkala yang dapat bersifat makro atau mikro.
Bank Indonesia atau pihak lain yang melakukan survey tersebut wajib merahasiakan
sumber dan data individual.
TUGAS MENGATUR DAN MENJAGA KELANCARAN SISTEM
PEMBAYARAN

Dalam rangka mengatur dan menjaga sistem pembayaran, Bank Indonesia berwenang:
1. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraa jasa sistem
pembayaran
2. Menetapkan penggunaan alat pembayaran
3. Mengatur sistem kliring antara bank dalam uang rupiah atau valuta asing
4. Menetapkan macam, harga, ciri, uang yang dikeluarkan, bahan yang digunakan dan
tanggak mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah
5. Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut , menarik dan
memusnahkan uang yang di maksud dari peredaran.

Pengaturan sistem Kliring lintas negara, yaitu:


• Penetapan persyaratan bagi Bank Indonesia atau bank bank dalam keanggotaan pada
sistem kliring bersifat regional atau internasional
• Pengaturan mengenai kesepakatan antar Bank Indonesia atau lembaga lain sebagai
penyelengara lembaga sistem pembayaran dengan bank sentral, atau lembaga
penyelengara sistem pembayaran negara lain yang berkaitan dengan pelaksaaan kliring
dan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar bank.
TUGAS MENGATUR DAN MENGAWASI BANK

Tugas untuk mengatur dan mengawasi bank telah di atur dalam Pasal 8 UU No.23 Tahun
1999 yang telah di ubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, Dalam rangka ini Bank Indonesia
menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan
usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan bank, dan mengenakan sanksi
terhadap bank.
Untuk itu Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan ketentuan perbankan yang
memuat prinsip kehati hatian. Yang bertujuan untuk mewujudkan sistem perbankan yang
sehat.
TUJUAN PENGATURAN DAN PENGAWASAN BANK

Pengaturan dan pengawasan bank di arahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan


Idonesia sebagai:
a. Lembaga kepercayaaan masyarakat, sebagai lembaga penghimpun dan penyalur
dana(intermediary function)
b. Pelaksana kebijakan moneter
c. Lembaga yang ikut berperan membantu pertumbuhan ekonomi serta pemerataan

Untuk mencapai tujuan dan pengawasan tersebut, pendekatan yang harus dilakukan
adalah:
a. Kebijakan memberikan kelelusaan berusaha (deregulasi)
b. Kebijakan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking); dan
c. Pengawasan bank yang mendorong bank untuk melaksanakan secara konsisten
ketentuan intern yang di buat sendiri (selff regulatory banking) dalam melaksanakan
kegiatan operasionalnya dengan tetap mengacu kepada prinsip kehati hatian
KEWENANGAN PENGATURAN DAN PENGAWASAN BANK

Pengaturan dan pengawasan bank oleh Bank Indonesia meliputi wewenang sebagai berikut:
a. Kewenangan memberikan izin(right to license), yaitu kewenangan untuk menetapkan
tatacara perizinan dan pendirian suatu bank. Cakupan izin usaha bank, pemberian izin
pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, pemberian persetujuan atas
kepemilikan dan kepengurusan bank dan pemberian izin kepada bank untuk
menjalankan kegiatan kegiatan usaha tertentu.
b. Kewenangan untuk mengatur( right to regulate), yaitu kewenangan untuk menetapkan
ketentuan yang menyangkut aspek usaha dan kegiatan perbankan dalam rangka
menciptakan perbankan yang sehat.
c. Kewenangan untuk mengawasi( right to control), yaitu kewenangan melakukan
pengawasan bank melalui pengawasan langusung(on site supervision)dan pengawasan
tidak langsung(site supervision)
d. Kewenangan untuk mengenakan sanksi(right to impose sancton), yaitu kewenangan
untuk menjahtuhkan sanksi sesuai dengan perundang- undangan terhadap bank
apabila suatubank kurang atau tidak memenuhi ketentuan
Bank indonesia mengeluarkan pokok pokok ketentuan antara lain yang berkaitan dengan
masalah:
a. Perizinan Bank
b. Kelembagaan bank, termasuk kepengurusan dan kepemilikan
c. Kegiatan usaha bank pada umumnya
d. Kegiatan usaaha bank berdasarkan prinsip syariah
e. Merger, konsolidasi, dan akuisisi
f. Sistem informasi antar bank
g. Tata cara pengawasan bank
h. Sistem pelaporan bank kepada Bank Indonesia
i. Penyehatan perbankan
j. Pencabutan izin usaha, likuidasi, dan pembubaran bentuk hukum ank
k. Lebaga lembaga pendukung sistem perbanakan

Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, Bank Indonesia:


• Memberikan izin dan mencabut usaha ank
• Memberikan izin pembukaan , penutupan , dan pemindahan kantor bank
• Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank
• Memberikan izin kepada bank untuk kegiatan kegiatan usaha tertentu
PENGAWASAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

Pengawasan langsung dapat berupa pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus, yang
bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan keuangan bank dan untuk
memantau tingkat kepatuhan bank terhadap peraturan yang berlaku serta mengetahui
apakah terdapat praktik praktik tidak sehat yang membahayakan kelangsungan usaha bank.
Dalam pelaksanaannya, apabila diperlukan Bank indonesia dapat melakukan pemeriksaaan
terhadap bank termasuk pihak lain yang meliputi perusahaan induk, anak perusahaan ,
pihak terkait, pihak terafilisasi dan debitur bank.

Bank Indonesia dapat menugaskan pihak lain untuk atasnama Bank indonesia untuk
melaksanakan tugas pemeriksaan
PENGAWASAN PERBANKAN
Dalam menjalankan tugasnya pengawasan perbankan, saat ini Bank Indonesia
melaksanakan pengawasan dengan 2 pendektan, Yakni:
1. Pengawasan berdasarkan kepatuhan( complience based supervision) dan
2. Pengawasan berdasarkan risiko( risk based supervision)

Dengan adanya pendekatan pengawasan risk based ini, merupakan upaya


menyempurnakan sistem pengawasan sehingga dapat diterapkan oleh bank indonesia akan
beralih sepenuhnya pengawasan berdasarkan risiko.

Pengawasan Berdasarkan Kepatuhan


Pada dasarnya menekankan pemantauan kepatuhan bank untuk melaksanakan ketentuan
ketentuan yang terkait dengan operasi dan pengelolaaan bank.

Pengawasan Berdasarkan Risiko


Pendekatan pengawasan yang berorientasi ke depan, dengan menggunakan pendekatan
tersebut, pengawasan/ pemeriksaaan suatu bank difokuskan pada aktivitas fungsional bank
serta sistem pengendalian risiko
BANK INDONESIA SEBAGAI LEMBAGA INDEPENDEN

Bank Indonesia adalah lembaga independen, yang berati bahwa Bank Indonesia, dalam
melaksanakan tugas, wewenang bebas dari campur tangan pemerintah atau pihak lain.
Kecuali untuk hal hal yang secara tegas telah di ataur dalam Undang- Undang pendiriannya.
Kedudukan Bank Indonesia sebagai lembaga independen di atur dalam UU No. 23 Tahun
1999.
Agar independensi yang diberikan kepada Bank Indonesia dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab maka Bank Indonesia di tuntut untuk transparan dan memenhi prinsip
akuntabilitas publik dalam menetapkan kebijakannya, serta terbuka bagi pengawasan oleh
masyarakat.
STRUKTUR ORGANISASI BANK INDONESIA
Struktur organisasi Bank Indonsia pada tahun 2004 terdiri dari 21 Direktorat, 4 biro, 3 unit
khusus, dan satu Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan. Masing masing Direktorat di
pimpin oleh seorang Direktur dan Wakil Direktur. Sementara jumlah kantor Bank Indonesia
terdiri dari satu Kantor Pusat, 4 Kantor Perwakilan di luar negeri, yaitu: London, New York,
Tokyo, dan Singapore. Sedangkan di dala negeri yaitu terdapat di 37 Kantor Bank Indonesia
yang tersebar di ibukota ibukota provinsi dan beberapa kota besar lainnya.

SATUAN KERJA BANK INDONESIA BERDASARKAN SEKTOR

4 Sektor yaitu:
• SEKTOR MONETER, Tugasnya adalah melakukan pengelolaaan moneter, pengelolaan
devisa, kredit, dan masalah yang terkait dengan luar negeri(Pinjaman luar negeri,dll)
• SEKTOR PERBANKAN, Tugasnya terkait dengan masalah perizinan, pengaturan,
pengawasan, dan pemeriksaan bank
• SEKTOR SISTEM PEMBAYARAN, Tugasnya antara lain pengedaran uang(uang masuk dan
uang keluar), pengadaan dan distribusi uang, serta masalah akunting dan sistem
pembayaran yang meliputi: devisa,kliring, penyelesaian transaksi rupiah.
• SEKTOR MANAJEMEN INTEREN, Bidang ugas terkait dengan penanganan masalah
pengawasan intern, pendidikan dan studi kebanksentralan,Teknologi Informasi ,dll
Contoh struktur Organisasi Bank Indonesia
DEMIKIAN PENAMPILAN DARI KELOMPOK
KAMI MOHON MAAF BILA ADA SALAH KATA

Anda mungkin juga menyukai