Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung
dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada
wanita yang sebelumnya nomortensif, yang dimana tekanan darah mencapai nilai 140 / 90
mmHg, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai
normal (Junaidi, 2010).
Hipertensi Gestasional disebut hipertensi sementara jika tidak terjadi preeklamsia dan
tekanan darah kembali ke normal dalam 12 minggu postpartum. (Purwaningsih, 2010).
Teori yang mengemukakan tentang bagaimana dapat terjadi hipertensi pada kehamilan
cukup banyak sehingga zweifel (1922) menyebut sebagai “disease of theory”. Namun ada
beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi dalam kehamilan antara lain :
1. Teori Genetik
Berdasarkan teori ini komplikasi hipertensi pada kehamilan dapat diturunkan pada anak
perempuan sehingga sering terjadi hipertensi sebagai komplikasi kehamilan.
2. Teori Imuniologi
Hasil konsepsi merupakan benda asing tidak murni karena sebagian genetiknya berasal
dari sel maternal, sehingga sebagian besar kehamilan berhasil dengan baik sampai aterm.
3. Invasi Tropoblast Yang Abnormal
Implantasi plasenta yang normal terjadi penggantian endotel dan dinding otot dari
pembuluh darah serta pembesaran dari pembuluh darah. Tetapi pada implantasi yang abnormal
invasi tropoblast terjadi secara tidak sempurna.
4. Nutrisi
Konsumsi daging yang berlebihan, protein, purine, lemak mengakibatkan terjadinya
artherosklerosis sehingga tekanan darah ibu semakin meningkat.
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi yang dipakai di indonesia berdasarkan report of the national high blood
pressure education program working group on high blood pressure in pregnancy tahun 2001 ialah
:
1. Hipertensi Kronik
Hipertensi Kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu
2. Preeklampsia
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
dengan proteinuria.
3. Eklampsia
Eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita preeklampsia, yang
juga dapat di sertai koma
5. Hipertensi Gestasional
Hipertensi Gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai
proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan dengan
tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa proteinuria
Patofisiologi Hipertensi
A. Pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam kehamilan terjadi kegagalan
“remodeling ateri spiralis”, dengan akibat plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang mengalami
iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (radikal bebas).
2. Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi trombosit
ini adalah untuk menutup tempat-tempat di lapisan endotel yang mengalami kerusakan.
A. Primigravida : resiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan dibandingkan dengan
multigravida.
B. Ibu multipara : mempunyai resiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika
dibandingkan dengan suami sebelumnya.
C. Seks oral : resiko lebih rendah terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Hubungan seks sampai
saat kehamilan ialah makin lama periode ini, makin kecil terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
4. Teori Adaptasi Kardiovaskuler
Pada kehamilan normal terjadinya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor
adalah akibat dilindungi oleh adanya sintesis prostaglandin pada sel endotel pembuluh darah. Hal ini
dibuktikan bahwa daya refrakter terhadap bahan vasopresor akan hilang bila diberi prostaglandin
sintesa inhibitor (bahan yang menghambat produksi prostaglandin).
E. Tanda Gejala
Tanda gejala yang timbul pada hipertensi kehamilan dibedakan berdasarkan klasifikasi.
menurut National High Blood Pressure Education Program tahun 2001, hipertensi dibagi menjadi :
1. Hipertensi gestasional gejalanya adalah :
a. Tekanan darah > 140 / 90 mmHg terjadi pertama kali dalam kehamilan.
b. Tidak terdapat proteinuria
c. Tekanan darah kembali normal dalam waktu kurang dari 12 minggu postpartum
B. Berat
1. Tekanan darah > 160 / 110 mmHg pada kehamilan > 20 minggu
2. Proteinuria 20 mg / 24 jam atau > 2 + dispstick
3. Serum creatinin > 1,2 mg / dl (kecuali sebelumnya sudah abnormal)
3. Eklamsia
Ditemukan kejang-kejang pada penderita preeklampsi yang dapat disertai dengan koma
4. Hiperetensi kronik
Hipertensi timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu dan menetap setelah 12 minggu pasca
persalinan. Gejalanya adalah :
a. Tekanan darah > 140 /90 mmHg sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak terkait dengan
penyakit tropoblast gestasional
b. Lebih atau menetap sampai lebih dari 12 minggu pasca persalinan
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Uji SMAC
2. Hitung Darah Lengkap
3. Pemeriksaan kadar protein, kreatinin, BUN, ALT, menjilat adanya kerusakan pada ginjal
G. Kemungkinan Komplikasi
a. Perubahan Kardiovaskuler
b. Perubahan Hematologis
c. Gangguan Fungsi Ginjal
d. Edema Paru
H. Penatalaksanaan Medis
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
1. Deteksi Dini
2. Penatalaksanaan di Rumah Sakit
3. Terapi Obat Antihipertensi
4. Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
• KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
b. Keluhan utama
• Keluhan yang paling sering adalah sakit kepala. Terutama area kuduk, mata berkunang-kunang, pandangan kabur, proteinuria, nyeri ulu hati dan
peka terhadap cahaya.
a. Riwayat penyakit sekarang
• Adanya penyakit lain seperti diabetes mellitus, hipertensi, obesitas, hal ini untuk mengetahui faktor prediposisi.
a. Riwayat penyakit keluarga
• Adanya riwayat keluarga yang mengalami hal yang sama, misalnya orang tua perempuan.
a. Riwayat psikososial
• Meliputi bagaimana penerimaan klien tehadap penyakitnya, dan bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku klien terhadap dirinya
a. Pengkajian sistem tubuh
1) Breathing
• Sesak napas, batuk dengan atau tanpa dahak, riwayat merokok dan suara napas tambahan
1) Blood
• Adanya trombositopenia dan gangguan pembekuan darah lainnya, tekanan darah
meningkat, kadang terdengar bunyi jantung S2, S3 dan S4, takikardi, dstensi vena
jugularis, kulit pucat nadi teraba jelas
1) Brain
• Kaji apakah ada riwayat diabetes mellitus, gangguan pada ginjal dan konsumsi obat
diuretik
1) Bowel
• Makanan tinggi garam, protein, lemak kolesterol dan adanya rangsangan mual muntah
dapat mempengaruhi perubahan berat badan.
1) Bone
• Nyeri pada bagian tungkai, nyeri pada sub oksipital berat, nyeri dada, nyeri ulu hati,
dan keamanan meliputi cara berjalan
2. Diagnosa Keperawatan