Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASKEB III

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

Oleh :
Rika astria rishel, s.st
NIFAS
 Pengertian nifas
 Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum
hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau ± 40 hari
(Prawirohardjo, 2002).
 Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat – alat kandung kembali seperti
pra hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar,
1998
Peran dan Tanggung Jawab Bidan

 Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa


nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi
ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
 Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
 Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman.
 Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang
berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan
administrasi.
 Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
MASA NIFAS

Pengertian Masa Nifas


 Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan

Tujuan Asuhan Masa Nifa


 Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :
 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
 Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari.
 Memberikan pelayanan keluarga berencana.
 Mendapatkan kesehatan emosi.
Tahapan Masa Nifas
 Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan – jalan.
 Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat
genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
 Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna
berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.
Perubahan fisik masa nifas
 Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan
rahim (involusi)
 Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)
 Kelelahan karena proses melahirkan.
 Pembentukan ASI sehingga payudara membesar.
 Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK.
 Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong)
 Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)
Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

 Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas


sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas.
 Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
 Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman.
 Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan
ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
 Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
 Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
 Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya
untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
 Memberikan asuhan secara professional.
Tahapan Masa Nifas
 Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
 Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri
dan berjalan-jalan.
 Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi
selama kurang lebih enam minggu.
 Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam
keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau
waktu persalinan mengalami komplikasi.
Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

 Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit


empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan
tujuan untuk :
 Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
 Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan
adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
 Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada
masa nifas.
 Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan
mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
 Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa
nifas
Kunj Waktu Asuhan
ungan
I 6-8 jam post Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
partum
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan
rujukan bila perdarahan berlanjut.

Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah


perdarahan yang disebabkan atonia uteri.

Pemberian ASI awal.


Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.


Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga
ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu
dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
II 6 hari post Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi
partum dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal.

Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.


III 2 minggu post partum Asuhan pada 2 minggu
post partum sama
dengan asuhan yang
diberikan pada
kunjungan 6 hari post
partum.
IV 6 minggu post partum Menanyakan penyulit-
penyulit yang dialami
ibu selama masa nifas.

Memberikan konseling
KB secara dini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai