Anda di halaman 1dari 33

Pengendalian Infeksi Pada

TB HIV dan MDR

Dhani Redhono
The Global Burden of TB -2011

Estimated number Estimated number


of cases of deaths

All forms of TB 8.7 million 1.4 million*


(8.3–9.0 million) (1.3–1.6 million)

HIV-associated TB 1.1 million (13%) 430,000


(1.0–1.2 million) (400,000–460,000)

Multidrug-resistant TB Up to 0.5 million Unknown, but


probably > 150,000
Source: WHO Global Tuberculosis Report 2012 * Including deaths attributed to HIV/TB

GLOBAL TB
PROGRAMME
Incidence rates, 2011

0–24
25–49
50–149
150–299
≥300
Per 100 000 population

Highest rates in Africa, linked to high rates of HIV infection


GLOBAL TB
~80% of HIV+ TB cases in Africa
PROGRAMME
INFEKSI TB

 Infeksi TB organisme ada, tetapi bersifat


dormant (tidur), tdk dpt menginfeksi orang lain.
 Sebagian besar orang yang terinfeksi kuman
TB (Mycobacterium tuberculosis) tidak menjadi
sakit TB karena mereka mempunyai sistem
imunitas yang baik ( TB laten ).
 Pada ODHA, sekitar 60% ODHA yang
terinfeksi kuman TB laten akan menjadi sakit
TB aktif
Kapan infeksi TB menjadi penyakit ?

 Kebanyakan terjadi dalam 2 tahun pertama


setelah infeksi
 Jika orang menjadi immunocompromised
 HIV
 Kanker
 Kemoterapi
 Diabetes yang tidak terkontrol
 Malnutrisi
Interaksi TB-HIV

• TB mempercepat perjalanan infeksi HIV


• Pasien dgn koinfeksi TB-HIV mempunyai viral
load sekitar 1 log lebih besar daripada pasien
tanpa TB
• Angka mortalitas pada ko-infeksi TB-HIV
4 x lebih besar daripada pasien dengan hanya
TB sendiri
Interaksi TB-HIV

 HIV faktor risiko utama menyebabkan TB aktif


 Jumlah progresi menjadi TB aktif:
 > 40 % pada pasien dengan HIV
 5 % pada pasien tanpa HIV
 Risiko reaktifasi infeksi TB:
 2.5-15 % setiap tahun pada pasien dgn HIV
 < 0.1 % setiap tahun pada pasien tanpa HIV
Drug resistant TB: Major challenge

o Multi-drug resistant TB (MDR-TB)

• Second-line drugs, toxic, costly, lengthy

o Extensively drug resistant TB (XDR-TB)

• Almost incurable, fatal

o Drug resistant TB results from inadequate TB care and irrational use of drugs

o New York epidemic in early 90’s – Cost of response: US$ 1 billion


Estimated number of MDR-TB Cases, 2011
>60% of all cases are in 6 countries
Russian Federation
44,000
(14% of global MDR burden)

China
61,000
(20% of global MDR
South Africa burden)
8,100
Based on old
survey data

Pakistan
10,000 India Philippines
(3% of global MDR
burden) 66,000 11,000
(21% of global MDR (4% of global
burden) MDR burden)
The boundaries and names shown and the designations used on this map do not imply the expression of any opinion whatsoever on the part of the World Health Organization concerning

GLOBAL TB
the legal status of any country, territory, city or area or of its authorities, or concerning the delimitation of its frontiers or boundaries. Dotted lines on maps represent approximate border
lines for which there may not yet be full agreement.
PROGRAMME  WHO 2012. All rights reserved
To date, 84 countries have reported
at least one XDR-TB case

About 9% of MDR-TB cases are XDR


PENEMUAN TB MDR
KEWASPADAAN ISOLASI

• Mencegah penyebaran infeksi melalui kontak


langsung ( contact transmision ) & air borne
• Pasien infeksius berada di kamar tersendiri &
petugas yang berhubungan pasien harus
memakai APD.
• Isolasi ketat diperlukan pada pasien dengan
penyakit Flu burung, TB paru, EBOLA,
difteri, varicella dan imunokompromis.
KEWASPADAAN ISOLASI

• Kewaspadaan standar
– Perhatikan kebersihan tangan dgn mencuci tangan sebelum
& sesudah kontak dengan pasien atau instrumen
• Kewaspadaan kontak
– Gunakan sarung tangan & gaun pelindung selama kontak.
– Gunakan peralatan terpisah untuk setiap pasien.
• Perlindungan mata
– Gunakan kacamata pelindung atau pelindung muka, apabila
berada pada jarak 1 (satu) meter dari pasien.
• Kewaspadaan airborne
– Tempatkan pasien di ruang isolasi airborne.
– Gunakan masker N95 bila memasuki ruang isolasi.
KEWASPADAAN AIRBORNE
• Ruang rawat harus tetap dalam tekanan negatif.
• Pergantian sirkulasi udara 6-12 kali per jam
• Udara harus dibuang keluar, atau diresirkulasi
dengan menggunakan filter HEPA .
• Setiap pasien harus dirawat di ruang rawat
sendiri.
• Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak
di lantai, gunakan penampung dahak/ludah
tertutup sekali pakai (disposable).
Masker N 95

• Masker khusus dengan efisiensi tinggi untuk melindungi seseorang


dari partikel berukuran < 5 mikron yang dibawa melalui udara.
• Pelindung ini terdiri dari beberapa lapisan penyaring & harus
dipakai menempel erat pada wajah tanpa ada kebocoran.

Fit test, adalah petugas harus antara lain :


• Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk melihat
adanya cacat atau lapisan yang tidak utuh.
• Memeriksa tali masker apakah tersambung dengan baik. Tali harus
menempel dengan baik di semua titik sambungan
• Memastikan klip hidung yang terbuat dari logam (jika ada) berada
pada tempatnya dan berfungsi baik
KAMAR ISOLASI

• Lingkungan harus tenang


• Sirkulasi udara harus baik
• Penerangan harus cukup baik
• Tersedianya WC dan kamar mandi
• Kebersihan lingkungan harus dijaga
• Tempat sampah harus tertutup
• Bebas dari serangga
• Tempat alat tenun kotor harus ditutup
• Urinal dan pispot untuk pasien harus dicuci
dengan memakai disinfektan.
Kriteria Ruang Isolasi

• Zona Pajanan Primer / Pajanan Tinggi


– Udara masuk dengan Open Circulation System
– Pengkondisian udara keluar melalui Vaccum
Luminar Air Suction System
– Air Sterilizer System dengan Burning & Filter
– Modular minimal = 3 x 3 m2
– Isolation Rest Room
• Zona Pajanan Sekunder / Pajanan Sedang
– Udara masuk & keluar sama diatas
– Modular minimal = 1,50 x 2,50 m2
RUANG TEKANAN NEGATIF

• Prinsip dasar tekanan negatif adalah


pengendalian kontaminan mikroba.
• Mengalirkan udara yang terkontaminasi yg
kurang ke daerah yang terkontaminasi.
• Class N , mengalirkan dari koridor menuju
ruang isolasi untuk mencegah penyebaran
kontaminan udara dari ruang isolasi ke
daerah lain.
ANTE ROOM
• Zona Pajanan Sekunder / Pajanan Sedang
– Udara masuk dengan AC Open Circulation System
– Pengkondisian udara keluar ke arah inlet saluran
buang ruang rawat isolasi
– Modular minimal = 3 x 2,50 m2
– Area Sirkulasi (Circulation Corridor)
• Zona Pajanan Tersier / Pajanan Rendah / Tidak
Terpajan
– Udara masuk dengan AC Open Circulation System
– Pengkondisian udara keluar dengan sistem exhauster
– Modular minimal lebar = 2,40 m
NURSE STATION

• Zona Pajanan Tersier / Pajanan Rendah /


Tidak Terpajan
– Udara masuk dengan AC Open Circulation
System
– Udara keluar dengan sistem exhauster
– Modular minimal = 2 x 1,5 m2 / petugas
(termasuk alat)
AIRBORNE INFECTION
ISOLATION ROOMS (AIIRS)
HEPA FILTER

• High Efficiency Particulate


Air, berfungsi menyaring
udara dari lingkungan agar
bersih untuk disalurkan ke
dalam area bersih.
• Udara sebelumnya
disaring melalui prefilter
kemudian
baru disaring melalui
HEPA filter.
JENIS VENTILASI

1. Ventilasi Alamiah
Adalah sistem ventilasi yang mengandalkan pada lubang
angin, jendela dan pintu terbuka yang memungkinkan adanya
pertukaran udara secara alami.
2. Ventilasi Mekanik
Adalah sistem ventilasi yang menggunakan peralatan
mekanik untuk mengalirkan dan mensirkulasi udara masuk dan
keluar ruangan. Yaitu Air Conditioner (AC) & sistem pemanas
3. Ventilasi Campuran
Adalah sistem ventilasi alamiah ditambah dengan
penggunaan peralatan mekanik untuk menambah efektifitas
penyaluran udara.
VENTILASI ALAMI

• Pintu dan jendela berhadapan agar terjadi aliran silang untuk


memperbesar laju pertukaran udara.
• Jendela sebaiknya dibuka semaksimal yang memungkinkan.
• Tinggi dinding sebaiknya semaksimal mungkin (min 2,5 m)
• Posisi petugas & pasien harus memperhatikan arah aliran udara
• Angka rata-rata ventilation rate per jam yang minimal tercapai :
• 160/l/detik/pasien untuk ruangan yang memerlukan
kewaspaan airborne
• 60/l/detik/pasien untuk ruangan perawatan umum &
poliklinik rawat jalan
• 2,5/l/detik untuk jalan/selasar (koridor) yang hanya dilalui
sementara oleh pasien.
VENTILASI CAMPURAN

• Ventilasi campuran dapat menjadi pilihan bila


ventilasi alami yang ada dirasakan kurang.
• Ventilasi campuran menggabungkan antara
ventilasi alamiah & mekanik.
• Tambahan ventilasi mekanik seperti kipas angin,
exhaust fan atau lainnya dimaksudkan untuk
memperbesar laju pertukaran udara di ruangan
agar udara segar dari luar dapat masuk ke
semua ruangan di gedung tersebut.
• Kipas angin yang dipasang pada langit-langit (ceiling fan)
hanya memutar udara tanpa mengalirkan ke arah tertentu,
jenis kipas angin ini tidak dianjurkan .
• Sedangkan kipas angin yang berdiri atau diletakkan di
meja dapat mengalirkan udara ke arah tertentu.
• Pemasangan exhaust fan yaitu kipas yang dapat langsung
menyedot udara keluar dapat meningkatkan laju
pertukaran udara yang ada di ruangan.
VENTILASI MEKANIK

Pada keadaan tertentu diperlukan sistem ventilasi mekanik,


bila sistem ventilasi alamiah atau campuran tidak adekuat,
misalnya pada gedung tertutup.
• Sistem Ventilasi Sentral pada gedung tertutup adalah
sistem mekanik yang mensirkulasi udara di suatu gedung.
• Harus dapat mengalirkan udara bersih dan menggantikan
udara di dalam ruangan
• Harus dapat menyaring (dengan filter) partikel yang
infeksius dari udara yang di resirkulasi atau dapat
ditambahkan lampu Ultra Violet Germicidal Irradition
(UVGI) untuk endesinfeksi udara yang di resirkulasi.
ARAH ALIRAN UDARA
Model Denah Poliklinik
Model Denah Ruang Perawatan
Model Denah Ruang Isolasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai