Anda di halaman 1dari 38

MINI PROJECT

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES


MELLITUS TIPE DUA TERHADAP KOMPLIKASI
PENYAKITNYA DI RW 08 KELURAHAN CIBABAT
KECAMATAN CIMAHI UTARA TAHUN 2019

Presentan : Riyan fauzan.,dr

Pembimbing : Irene Herdi.,dr

Pusat Kesehatan Masyarakat Cimahi Utara


Kota Cimahi
Tahun 2019
BAB 1 : LATAR BELAKANG

Dunia • Jumlah tahun 2015 : 415 juta jiwa


(WHO 2015) • Perkiraan tahun 2040 : 642 juta jiwa

Asia Tenggara • Peningkatan jumlah 4 kali lipat dari


(WHO 2015) tahun 1980

• Peringkat ke 5 Dunia
Indonesia
• 2015 : Jumlah DM 9,1 juta jiwa
(IDF 2015)
• 2035 : Jumlah DM 14,1 Jt Jiwa
Banyaknya jumlah
penderita DMT2

Permasalahan Penurunan
Negara kualiatas SDM

Menjadi beban
Bengkak Biaya
dokter/dokter
Kesehatan
Spesialis
DATA DMT2 PROV JAWA BARAT 2018

2018 :1,8 %

2013 : 1,4 %

Usia >15
tahun
Pernah masuk
Peringkat : 9
10 Penyakit pada bulan
Terbanyak Oktober Jumlah : 97
jiwa
Tahun 2018

Pemeriksaan Sebagian besar


8 dari 13 orang
Hba1C belum
Hba1c >7 terkendali
Berkala

Standar
Pelayanan Cakupan Kesenjangan
12,35% tinggi
Minimal
DATA ANALISIS SITUASI

•Terbanyak di
dominasi dengan
Pendidikan pendidikan Tidak
Tamat SD : 5080 jiwa

• Berada di RW 08
Penduduk • Terdapat 13 RT
Terbanyak
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai
gambaran pengetahuan pasien diabetes
mellitus tipe dua terhadap komplikasi
penyakitnya di RW 08 kelurahan
Cibabat Kecamatan Cimahi Utara.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah gambaran pengetahuan Pasien
Diabetes Mellitus tipe 2 terhadap komplikasi
penyakitnya di RW 08 Kelurahan Cibabat
Kecamatan Cimahi Utara?

2. Berapakah jumlah pasien Diabetes Mellitus tipe


dua yang telah mengalami komplikasi di RW 08
Kelurahan Cibabat Kecamatan Cimahi Utara ?
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Puskesmas
Adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
PROFIL PUSKESMAS CIMAHI UTARA
 Puskesmas Cimahi Utara berada di Kelurahan
Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi
dengan luas wilayah 287,38 km2, terdiri dari 25 RW
dan 138 RT. Wilayah kerjanya memiliki curah hujan
1600 s.d 2000 mm per tahun, dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut:
 Barat : Kelurahan Citeureup
 Utara : Desa Sariwangi dan Desa
Cihanjuang (KBB)
 Selatan : Kelurahan Cigugur Tengah
 Timur : Kelurahan Pasirkaliki dan Kota
Bandung
JUMLAH RT PER RW DI KELURAHAN
CIBABAT
 Rw Terpadat penduduknya berada di RW 08
dengan jumlah 13 RT
DIABETES MELLITUS
 Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya.( Perkeni 2015)
KLASFIKASI
Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut § Autoimun § Idiopatik

Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai

defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi

insulin disertai resistensi insulin


Tipe lain  Defek genetik fungsi sel beta

 Defek genetik kerja insulin

 Penyakit eksokrin pankreas

 Endokrinopati

 Karena obat atau zat kimia

 Infeksi

 Sebab imunologi yang jarang

 Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

Diabetes mellitus

gestasional
KOMPLIKASI DIABETES

Komplikasi akut
 Hipoglikemia

 Ketoasidosis Diabetik (KAD)

 Sindrom nonketotik hyperosmolar hiperglikemik


(SNHH)
KOMPLIKASI

Komplikasi kronik :
Penyakit • Stroke ,CAD,Aterosklerosis
Makrovaskular

Mikrovaskular • Retinopati dan Nefropati

• Neuropati Perifer Ulkus


Neuropati Diabetikum
BAB 3 : METODE PENELITIAN
Populasi target dan Subjek Penelitian

Kriteria Inklusi
 Bersedia diwawancara

 Pasien terdiagnosa diabetes mellitus tipe dua

 Peserta yang mudah memahami maksud peneliti

 Bisa membaca dan menulis

 Sehat jasmani dan rohani

Kriteria Eksklusi
 Menolak menjadi subjek penelitian

 Diabetes mellitus selain tipe dua


SAMPEL PENELITIAN
Teknik pemilihan sampel menggunakan metode estimasi
proporsi.
𝑧 2 1−𝛼 𝑃𝐶
2
𝑛=
𝑑²

1,96 . 0,069 . 0,83


𝑛=
0,01

𝑛 = 11

n = Besar sampel
Z1-a/2 = Z score berdasarkan nilai α yang diinginkan (1,96)
P = Proporsi dari penelitian sebelumnya 0,069
C = Constanta (0,83)
d = presisi (0,01)
METODE PENELITIAN
 Cara : SPSS
 Desain : Deskriptif Analitik

Nilai p pada sampel dengan metode Fisher’s Exact Test adalah p <
0,05 yang artinya terdapat hubungan bermakna antara tingkat
pengetahuan terhadap komplikasi diabetes mellitus tipe dua
Instrumen Penelitian
Alat atau instrumen : materi pertanyaan-
pertanyaan singkat untuk mengetahui tingkat
pengetahuan subjek mengenai pengetahuan pasien
diabetes mellitus terhadap komplikasi.

Metode Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam survey ini
menggunakan data primer yaitu data yang diambil
dari sumbernya langsung (responden) yang
dikumpulkan melalui lembar materi pertanyaan.
NAMA KEGIATAN, WAKTU, DAN TEMPAT
PENELITIAN
Nama Kegiatan : “Cekokom Pedia” (Cegah
Komplikasi Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus)

Lokasi : Posbindu Rw 08 Wilayah Kerja


Puskesmas Cimahi Utara

Waktu : 2 februari 2019


METODE ANALISA DATA
 Setelah data penelitian didapatkan, maka
dilakukan entry data dan dilakukan editing,
yaitu memeriksa adanya kesalahan atau
ketidaklengkapan data lalu diinterpretasikan
dengan metode deskriptif
BAB 4 :TABEL 1. DESKRIPSI PENDERITA DIABETES MELLITUS DI POSBINDU RW 08
KELURAHAN CIBABAT KECAMATAN CIMAHI UTARA

Kader Posbindu Jumlah (n) Persentase (%)

Jenis Kelamin Laki-laki 1 8,3%

Perempuan 11 91,7%

Usia 30.Tahun 0 0%

30-49 tahun
3 25%

50-59 tahun 5
41,7%
>60 tahun
4
33,3%
Sejalan (desy •laki-laki 41,2%
A.2016)
• perempuan 58%

Perempuan memiliki resiko 2,7 kali lebih besar untuk


menderita Diabetes Melitus dibandingkan laki-laki.

karena secara fisik wanita memiliki peluang


peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar dan
berhubungan dengan kehamilan dimana kehamilan
merupakan faktor resiko untuk terjadinya penyakit
diabetes melitus.
(Damayanti,2016)
• Banyak terjadi pada usia diatas
di RSUP Dr
Soeraji Klaten
45 tahun

terjadi penurunan fungsi tubuh dalam memetabolisme


glukosa

• dikarenakan adanya intolenransi glukosa


(Trisnawati,2 dan proses penuaan yang menyebabkan
013) kurangnya sel beta pankreas dalam
memproduksi insulin.
TABEL 2. DESKRIPSI HASIL ANALISA FAKTOR RESIKO DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PENDERITA
DIABETES MELLITUS TIPE DUA
 Pendidikan tidak tamat Sekolah Dasar sebesar 5080
orang dengan persentase terbesar sebanyak 41,7 % yang
artinya pendidikan dikelurahan Cibabat rendah.

 Nilai p pada sampel dengan metode Fisher’s Exact


Test adalah p < 0,05 yang artinya terdapat hubungan
bermakna antara tingkat pengetahuan terhadap
komplikasi diabetes mellitus tipe dua.
• Ada hubungan signifikan antara
(Hakim Lukman pendidikan dengan pencegahan komplikasi
kronis diabetes melitus tipe 2 di Wilayah
2016) Kerja Puskesmas Purwosari Kota
Surakarta.

• Semakin tinggi tingkat pendidikan


menaikkan kesadaran untuk pencegahan
(Rahmah,N 2014) komplikasi kronis pada penderita diabetes
melitus tipe 2

bukti bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap


perilaku sehat dalam mencegah diabetes.
Meningkatnya tingkat pendidikan akan meningkatkan
kesadaran untuk hidup sehat dan memperhatikan gaya
hidup dan pola makan.
Pada individu yang pendidikan rendah mempunyai risiko

kurang memperhatikan gaya hidup dan pola makan serta

apa yang harus dilakukan dalam mencegah Diabetes

Mellitus tipe dua yang akan berdampak pada

meningkatnya komplikasi.
KELEBIHAN KEGIATAN PENYULUHAN:
 Meningkatkan pengetahuan penderita diabetes tipe
dua mengenai komplikasi penyakitnya.

 Penderita Diabetes mellitus tipe dua bisa lebih


antusias untuk mencegah hal hal yang dapat
menimbulkan komplikasi terhadap penyakitnya.

 Meningkatkan kesadaran pasien diabetes mellitus


akan pentingnya pengendalian penyakit diabetes
mellitus tipe dua.
KEKURANGAN

 Kesulitan mengatur kehadiran peserta diabetes


mellitus selama kegiatan berlangsung.
 Membutuhkan bantuan tenaga lain selain pihak
penyelenggara yaitu Dokter Internsip dikarenakan
keterbatasan waktu agar penderita tetap berada dalam
acara penyuluhan dan wawancara
 Kurangnya minimal sampel karena kesulitan
mengkordinasi kehadiran peserta pasien diabetes
mellitus tipe dua
ANALISIS KEBERHASILAN PROGRAM

 Kegiatan ini terpenuhi dengan minimal


sampel yaitu 11 pasien.

 Kegiatan berlangsung dengan waktu yang


cukup dan acara yang memadai, terdiri dari
pemutaran video dan penyuluhan mengenai factor
resiko dan pencegahan komplikasi,pemahaman akan
kepatuhan meminum obat oral hiperglikemik dan
gaya hidupsehat dari segi diet dan diakhiri dengan
kuis berhadiah untuk penderita yang bisa menjawab
dengan benar dari materi yang telah dipaparkan.
 Kuis dapat dijawab oleh peserta dan diperjelas
kembali penjelasan jawabanya oleh Dokter Internsip
agar makin meyakinkan penderita Diabetes mellitus
tipe dua supaya lebih memahami akan penyakitnya.
BAB V KESIMPULAN

• Tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tipe


Tingkat
dua terhadap komplikasi penyakitnya di RW 08
Pengetah
Kelurahan Cibabat Kecamatan Cimahi Utara
uan
masih rendah.

•Jumlah penderita penyakit diabetes


mellitus yang mengalami komplikasi
RW 08 Kelurahan Cibabat Kecamatan
Jumlah Cimahi Utara sebanyak 50 % yang
didominasi oleh Neuropati sebanyak
50 %
SARAN UNTUK PENDERITA DMT2
 Berperan aktif untuk meningkatkan kesadaran
mencegah komplikasi penyakit diabetes mellitus tipe
dua

 Rutin melakukan kontrol cek gula darah dan obat


agar pencegahan terhadap komplikasi bisa dideteksi
dan ditangani lebih dini.

 Jika menjadi angoota JKN diharapkan pasien dapat


ikut program prolanis.

 Rutin melakukan pemeriksaan Hba1c


PUSKESMAS
 Meningkatkan frekuensi penyuluhan mengenai
komplikasi diabetes mellitus tipe dua di antrian pasien
atau tiap posbindu yang memiliki penderita diabetes
mellitus tipe dua oleh petugas kesehatan.

 Transfer ilmu kepada petugas kesehatan untuk


menjelaskan komplikasi pada penderita diabetes mellitus
yang sering terjadi secara singkat pada hari khusus.
 Mengadakan hari kontrol khusus pasien diabetes
mellitus untuk mengoptimalkan edukasi mengenai
komplikasi penyakit diabetes mellitus tipe dua secara
singkat.

 Menayangkan frekuensi pemutaran lebih sering


edukasi berupa video atau audiovisual mengenai
komplikasi diabetes pada saat antrian tunggu pasien
dan ditayangkan sesuai hari khusus dimana pasien
diabetes datang.
DINAS KESEHATAN
 Menyediakan stok obat diabetes mellitus tipe
dua dan obat simptomatik terhadap komplikasi
diabetes mellitus tipe dua agar pengendalian
penyakit lebih optimal.

 Memberikan anggaran untuk pemeriksaan gula


darah di puskesmas dan posbindu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai