Konsekwensi Terhadap Kalimat Tauhid Tahapan Tauhid Pengertian Tauhid dan Dalil-Dalil Tauhid berasal dari kata َو َّح َد – يُ َّو ِح ُد – ت َ ْو ِحيْدا yang arti harfiyahnya menyatukan, mengesakan, atau mengakui bahwa sesuatu itu satu. Yang dimaksud dengan makna harfiyah di atas adalah mengesakan atau mengakui dan meyakini akan keesaan Allah SWT. Lawan diametral dari tauhid adalah syirik. Tauhid adalah mengakui dan meyakini keesaan Allah dengan membersihkan keyakinan dan pengakuan tersebut dari segala kemusyrikan.
Bertauhid kepada Allah artinya hanya mengakui
hukum Allah yang memiliki kebenaran mutlak, dan hanya peraturan Allah yang mengikat manusia secara mutlak. Makna Tauhid yang paling tegas ditunjukkan oleh kalimat tauhid آل ِإلهَ اال هللا yang arti harfiyahnya adalah tidak ada sesembahan (ilah) selain Allah, tetapi makna yang tegas dan tepat adalah tiada sesembahan yang haq melainkan Allah (( ال معبود بحق اال هللا Kedudukan dan Fungsi Tauhid Tauhid mempunyai kedudukan fungsi sentral dalam kehidupan muslim. Bagi seorang muslim tauhid menjadi dasar dalam aqidah, syariat dan akhlak.
Sebagai dasar dalam aqidah maksudnya seorang muslim
harus percaya bahwa Allah Yang Maha Esa telah menciptakan dan menghendaki semua yang terjadi di alam ini. Allah lah yang menciptakan para Malaikat, Kitab-Kitab para Rasul, hari kiamat, qadha dan qadar dan semua yang ada di alam ini. (Lihat QS. al-Baqarah/2: 255) Sebagai dasar dalam syariat maksudnya setiap orang muslim dalam menjalankan syariat Allah (ibadah dan muammalah) harus dilakukan dengan niat yang ikhlas, tidak boleh riya’.(Lihat QS. Al- Ma’un/107: 1-7)
Terakhir, sebagai dasar dalam akhlak maksudnya
setiap orang muslim dalam berakhlak hendaknya berdasarkan Allah semata. (Lihat QS. Luqman(31):13-14) Konsekwensi Terhadap Kalimat Tauhid Kalimat syahadat sebagai credo pertama yang dinyatakan oleh seorang muslim dan orang yang mengesakan Allah memiliki konsekwensi logis yang harus tegak dalam kehidupan dirinya, kehidupan masyarakat, bangsa dan negaranya.
Pertama, orang tersebut harus mewujudkan segala
persyaratan syahadat yaitu al-’Ilm, yang menafikan al- Jahl (kebodohan), al-Yaqin, yang menafikan al-syak (keraguan), al-Qabul yang menafikan al-radd (penolakan), al-Inqiyad(patuh), yang menafikan al-Tark (meninggalkan), al-Ikhlas (bersih, suci) yang menafikan- syirik dalam amal, al-Shidqu (jujur), yang menafikan al-Kidzbu (dusta) dan al-Mahabbah (kecintaan) yang menafikan baghdla (kebencian).
Kedua, menegakkan konsekwensi kalimat la ilaha
illallahu, yakni meninggalkan ibadah kepada selain Allah sebagai konsekwensi la ilaha, dan menegakkan ibadah hanya kepada Allah tanpa syirik sedikitpun sebagai konsekwensi illallah. Ketiga, menegakkan konsekwensi kalimat “Muhammadan Rasulullah”, yakni mentaati, membenarkan sunnah Rasulullah, meninggalkan apa yang dilarangnya dan mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya tersebut dan membersihkan diri dari segala bid’ah yang sesat dan mendahulukan sabdanya dari pada segala pendapat orang. Keempat, menghindari segala yang membatalkan syahadat, yang antara lain sebagai berikut: Syirik dalam beribadah kepada Allah, seperti bertawasul. Tidak mau menyatakan kafir kepada orang-orang kafir dan musyrik. Meyakini bahwa pandangan selain petunjuk Rasulullah lebih utama dari petunjuk beliau atau mengakui bahwa hukum yang lain lebih baik dari hukum beliau. Membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa Rasulullah meski ia mengamalkannya, maka ia juga kafir. Menghina dan meremehkan sesuatu dari agama dan ajaran Rasulullah Mengamalkan ilmu sihir Mendukung kaum kafir atau musyrik dan menolong mereka dalam memusuhi umat Islam. Meyakini bahwa sebagian manusia boleh meninggalkan syariat. Berpaling dari agama Allah, tidak mau mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya. Tahapan Tauhid Secara sederhana Tauhid dapat dibagi dalam tiga tingkatan atau tahapan, yaitu: Tauhid Rububiyah (mengimani Allah SWT sebagai satu-satunya Robb) Tauhid Mulkiyah (mengimani Allah SWT sebagai satu-satunya Malik) Tauhid Uluhiyah (mengimani Allah SWT sebagai satu-satunya Ilah A. Makna Robb Makna Robb diambil dari beberapa ayat dalam Al- Qur’an yang memiliki arti sebagai berikut: Yang Mencipta Yang Memberi rezeki Yang Memelihara Yang Mengelola (kehidupan) dan Memiliki manusia Yang Memberi manfaat dan mudharat Yang Memiliki alam semesta Yang Menghidupkan dan Mematikan B. Makna Malik Makna Malik dalam Tauhid Mulkiyah adalah sebagai berikut: Yang Memiliki Raja Yang Menguasai Yang Membuat hukum Yang Menjadi tujuan (Ghayah) Yang Memerintah Yang Memimpin atau wali C. Makna Ilah Makna Ilah dalam Tauhid Uluhiyah adalah sebagai berikut: Yang disembah Yang dipatuhi Yang diabdi Yang dicintai Yang ditaati Yang diutamakan Yang dipentingkan