Pengembangan Kurikulum
Tjipto Sumadi
Unit Implementasi Kurikulum
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2015 1
AGENDA
A KEBIJAKAN
B FILOSOFI
C PENGEMBANGAN KURIKULUM
A
KEBIJAKAN
TRISAKTI DAN NAWACITA
Visi:
Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong
Misi ke-7:
Masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan
Nawacita ke 8 dan 9:
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Penguatan Pelaku Pendidikan dan Peningkatan Mutu dan Akses Pengembangan Efektivitas Birokrasi melalui
Kebudayaan Perbaikan Tatakelola dan Pelibatan Publik
▪ Menguatkan siswa, guru, kepala ▪ Meningkatkan mutu pendidikan sesuai ▪ Melibatkan publik dalam seluruh aspek
sekolah, pengawas, orangtua dan lingkup Standar Nasional Pendidikan pengelolaan kebijakan dengan berbasis data,
pemimpin institusi pendidikan untuk mengoptimalkan capaian Wajib riset, dan bukti lapangan.
dalam ekosistem pendidikan. Belajar 12 tahun.
▪ Membantu penguatan kapasitas tatakelola
▪ Memberdayakan pelaku budaya ▪ Meningkatkan ketersediaan serta pada birokrasi pendidikan di daerah.
dalam pelestarian dan keterjangkauan layanan pendidikan,
pengembangan kebudayaan. khususnya bagi masyarakat yang ▪ Mengembangkan koordinasi dan kerjasama
terpinggirkan. lintas sektor di tingkat nasional.
▪ Fokus kebijakan diarahkan pada ▪ Fokus kebijakan didasarkan pada ▪ Fokus kebijakan dimulai dari mewujudkan
penguatan perilaku yang mandiri percepatan peningkatan mutu dan akses birokrasi Kemdikbud RI yang menjadi teladan
dan berkepribadian. untuk menghadapi persaingan global dalam tatakelola yang bersih, efektif, dan
dengan pemahaman akan keberagaman, efesien serta melibatkan publik.
penguatan praktik baik, dan inovasi.
b. Sasaran Penerapan Kurikulum Nasional
PROSES
PERBAIKAN; PROSES KONTINU PENERAPAN KURIKULUM NASIONAL
Berdasarkan evaluasi
dan masukan publik
PROSES
PENERAPAN
KURIKULUM KURIKULUM PELATIHAN
KURIKULUM BERTAHAP DAN MONITORING
TAHUN 2006 2013 GURU DAN
2013 PENDAMPINGAN DAN EVALUASI
(KTSP) (PERBAIKAN) PENDAMPINGA
SEKOLAH
N SEKOLAH
Pengembangan:
• Nilai-nilai 2015 2016 - 2020
kebangsaan
• Pendidikan
karakter
terintegrasi
• Ketrampilan
bernalar
• Penilaian otentik
(menyeluruh dari PELIBATAN PUBLIK
proses sampai (PRAKTISI [FORMAL DAN NON FORMAL]),
output) AKADEMISI DAN PENGAMAT, DUNIA
USAHA/INDUSTRI DAN ORGANISASI PROFESI,
ORANGTUA, DAN SISWA)
e. Tahap Implementasi Kurikulum Nasional
Perbaikan K2013
± 25% sekolah K13 ± 60% sekolah K13
± 6% sekolah K13 ± 6% sekolah K13 (semua kelas) (semua kelas)
± 6% sekolah K2013 (semua kelas)
(semua kelas)
KURIKULUM
KERANGKA DASAR KURIKULUM
(Filosofis, Yuridis, Konseptual) NASIONAL
STRUKTUR KURIKULUM
SEKOLAH
KEMDIKBUD
SILABUS
KURIKULUM TINGKAT
PENDAMPINGAN DAN OTORISASI DAERAH DAN SEKOLAH
(Pilihan, Terintegrasi
RPP dengan Keunggulan
PENGEMBANGAN OPSI TEMPLATE SILABUS, Lokal)
BUKU SISWA DAN GURU SERTA MATERI AJAR
BERMUTU
contoh:
Rujukan Menerapkan √
Berbagai bentuk assesmen kesiapan sekolah (termasuk guru) serta tingkat Mengembangkan √
2 kapasitas sekolah dalam penerapan Kurikulum Nasional, yang terintegrasi
dengan bentuk assesmen lain yang sudah ada Siap Menerapkan √
Mengembangkan X
3
Pelibatan sekolah Rujukan untuk ikut mendampingi sekolah lainnya dalam Belum siap Menerapkan X
rangka percepatan peningkatan kesiapan sekolah Mengembangkan X
Catatan:
1. Di luar skema ini, peningkatan kapasitas kepala sekolah/guru secara umum akan sejalan dengan fokus mendorong kesiapan sekolah untuk
menerapkan Kurikulum Nasional serta pengembangan berkelanjutan.
2. Indikator keberhasilan skema persiapan ini adalah 90% sekolah yang didampingi siap menerapkan Kurikulum Nasional.
h. Pelibatan Publik dalam Proses Pengembangan dan
Implementasi Kurikulum Nasional
Tujuan: Melakukan proses yang terbuka dan bertanggungjawab dalam pengembangan
dan implementasi Kurikulum Nasional dengan melibatkan seluruh pelaku di
ekosistem pendidikan
Memfasilitasi masukan publik pada aspek dokumen kurikulum, buku, kesiapan
guru dan sekolah, baik yang bersifat evaluatif maupun aspiratif
Kerangka Publik diundang untuk memberi masukan bagi topik-topik kunci yang
Dasar: dibutuhkan dalam beberapa seri diskusi publik maupun bentuk lain.
Peserta diskusi terdiri dari undangan, namun sebagian kegiatan akan bersifat
terbuka bagi yang ingin mendaftar dan yang memiliki kontribusi sesuai dengan
tema diskusi.
Dilakukan di berbagai tempat di Indonesia (representasi kawasan geografis,
pengaruh, tingkat pendidikan), seluruh proses dikomunikasikan terbuka lewat
mekanisme online
i. Sekolah Rintisan 2015
Sekolah Rintisan yang Mengimplementasikan Kurikulum 2013
Satu
No Prov. Kab/Kota Jenjang Rintisan Mandiri Jumlah
Semester
1 444 SD 2.514 - 6.808 9.322
2 438 SMP 1.421 3 2.663 4.087
34
3 311 SMA 1.163 21 989 2.173
4 234 SMK 998 2 409 1.409
Total 6.096 26* 10.869 16.991
Catatan:
➢ Berdasarkan Permendikbud No. 160/2014 dan Surat Edaran Bersama Dirjen Dikdas dan Dirjen Dikmen No.
233/C/KR/2015; Sekolah Rintisan adalah sekolah yang sudah melaksanakan K13 selama 3 Semester (Semester keempat)
sesuai data pokok yang diberikan sekolah pada awal pelaksanaan
➢ Sekolah yang baru melaksanakan 1 Semester (26* sekolah) diizinkan melanjutkan mengimplementasikan K13 melalui
Keputusan BAN-SM Tahap 1 (untuk kepentingan pengimbasan dan implementasi bertahap)
j. Revisi Prinsip Penilaian untuk Tahun Pelajaran 2015/2016
Guru Sasaran
GS
(GS)
Instruktur Nasional
IN
(IN)
Narasumber Nasional NS
(NS)
Guru Sasaran
GS
(GS)
Narasumber Nasional NS
(NS)
c. Pelatihan Guru Sasaran
IN ON
Tujuan
1. Umum
Program Pendampingan bertujuan untuk memberikan penguatan pemahaman kepada
pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, orangtua/komite sekolah, dan
pemangku kepentingan di sekolah untuk menjamin keterlaksanaan Kurikulum secara efektif
dan efisien.
2. Khusus
• Memberikan fasilitasi dalam pelaksanaan Kurikulum di sekolah
• Memberikan bantuan konsultasi, pemodelan (modelling) dan penguatan secara personal,
dan spesifik (coaching) dalam pelaksanaan kurikulum secara langsung di sekolah.
• Membantu memberikan solusi kontekstual dalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi dalam melaksanakan Kurikulum di sekolah.
• Membangun budaya mutu sekolah kepada pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan, orangtua/komite sekolah, dan pemangku kepentingan di sekolah melalui
Program Pendampingan yang dilakukan secara inovatif, kontekstual, dan berkelanjutan.
b. Indikator Keberhasilan
1.Pengawas Sekolah semakin mampu melaksanakan supervisi dan bimbingan kepada sekolah
terkait pelaksanaan kurikulum
2.Kepala Sekolah makin memahami manajemen implementasi kurikulum yang meliputi:
– Perencanaan
– Pelaksanaan
– Evaluasi diri sekolah
– Budaya sekolah
3.Guru semakin:
Memahami:
• proses pembelajaran dan penilaiannya.
• buku dan materi/alat ajar bermutu serta penggunaannya
• permasalahan yang harus diantisipasi dalam pelaksanaan kurikulum dan
penanggulangannya
Terampil:
• melaksanaan penilaian formatif dan sumatif, termasuk pencatatan dan pelaporan lewat
rapor
• mengelola Interaksi dengan siswa dan komunikasi dengan orangtuamenyusun rencana
pembelajaran
• mengelola pembelajaran.
4.Pemangku Kepentingan di komunitas lingkungan sekolah (terutama keluarga/orangtua)
semakin memberikan dukungan dan kontribusi secara lebih efektif kepada sekolah.
c. Pola Pendampingan (1)
Instruktur yang terseleksi Model ‘on’ dan ‘in’
Lokasi atau Sekolah yang akan Didampingi Pendekatan In House Training (IHT)
PERSIAPAN PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PELAPORAN
PENENTUAN PELATIHAN PELAKSANAAN
MATERI PENDAMPINGAN
PENDAMPING PENDAMPING PENDAMPINGAN
PENDAMPINGAN
Workshop
Pelaksanaan
Pembelajaran di
Persiapan Bersama Sekolah dalam kelas
Rintisan dan
Imbas (IN-1) Rintisan dan
Imbas (ON-1)
Pelaksanaan
Evaluasi Kinerja; Pembelajaran di Evaluasi Kinerja;
Hasil ON-2 dan dalam kelas Hasil ON-1 dan
IN-2 Rintisan dan IN-1
Imbas (ON-2)
Pelaksanaan
Disesuaikan Tim Pendamping merupakan kolaborasi atas:
Kondisi ▪ Sekolah Rintisan dan Imbas
Direktorat
d. Mekanisme Pendampingan
1 Penyusunan materi Pendampingan terdiri atas:
Penyusunan pendampingan oleh unit utama 1. Pendampingan internal di sekolah Rintisan
Materi dan direktorat teknis 2. Pendampingan oleh sekolah Rujukan kepada
Pendampingan sekolah imbas
Sep -
Jan - Nov-
Mei Juni Jul Agt Okt -
Apr Des
Nov
Manfaat
• Sebagai rujukan untuk melakukan perbaikan dalam pengambilan
keputusan/kebijakan dalam skema pengembangan dan implementasi
Kurikulum Nasional
• Untuk mengkompilasi dan menyebarluaskan praktik baik serta inovasi di
Sekolah Rintisan
b. Kedudukan dan Proses Monev
31
c. Alur Proses Monev
KOORDINATOR
Penyiapan Draf Juknis dan Instrumen
U
Monev UKMP3
Penyusunan K
1 juknis dan Direktorat M
Penyiapan Materi Bimtek Monev
instrumen P
Monev Pembuatan Aplikasi Monev UIK 3
Organizing/
Analyzing Internalizing Associating Analyzing
Under- Under-
standing Responding Questioning
standing
Knowing/ Knowing/
Remembering Accepting Observing
Remembering
Knowledge Attitude Skill Knowledge
(Bloom) (Krathwohl) (Dyers) (Bloom)
c. Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari
pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
Pembelajaran berbasis
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: kecerdasan tidak akan
- Observing [mengamat] memberikan hasil siginifikan
- Questioning [menanya] (hanya peningkatan 50%)
- Experimenting [mencoba] Personal dibandingkan yang berbasis
- Associating [menalar] kreativitas (sampai 200%)
- Networking [Membentuk jejaring] Inter-personal
Berbasis Aktivitas:
Dengar/Lihat Amati Lakukan Sajikan
Kerangka Ackoff:
Data Informasi Pengetahuan Kearifan
d. Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
• Komunikasi
• Etika kerja
• Kemampuan memahami prosedur (dan membuat)
• Kerjasama
• Menerapkan pengetahuan dalam pekerjaan
(5 teratas dari 28 kompetensi)
Muatan
Pembelajaran 1 Sikap Individu
Muatan Sosial
Pembelajaran 2 Pengetahuan
Profesi
..
Tujuan Kompetensi
kurikulum
Cara Proses
Pengaturan Penilaian
b. Pasal 2A, PP 32/2013
Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud digunakan
sebagai acuan utama dalam Pengembangan Standar Isi, Standar
Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pengelolaan, dan Standar Pembiayaan.
Standar
Sarpras Standar Standar Isi
Standar
Standar
Pendidik dan
Pengelolaan Kompetensi
Tenaga Standar
Standar Lulusan
Kependidikan Proses
Pembiayaan
Standar Penilaian
(Termasuk UN)
Kurikulum 46
c. Rumusan Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013
DOMAIN SD SMP SMA-SMK
SIKAP PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM
BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN
PERADABANNYA
SD SMP SMA/K
MEMILIKI KEMAMPUAN PIKIR DAN MEMILIKI KEMAMPUAN PIKIR DAN MEMILIKI KEMAMPUAN PIKIR DAN
TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF
DALAM RANAH ABSTRAK DAN DALAM RANAH ABSTRAK DAN DALAM RANAH ABSTRAK DAN
KONKRET KONKRET
KONKRET
SESUAI DENGAN YANG DIPELAJARI TERKAIT DENGAN
SESUAI DENGAN YANG DI SEKOLAH DAN SUMBER LAIN PENGEMBANGAN DARI YANG
DITUGASKAN KEPADANYA. SEJENIS DIPELAJARINYA DI SEKOLAH
SECARA MANDIRI MENGGUNAKAN
SUMBER DENGAN SUDUT
PANDANG BERBEDA
f. Standar Kompetensi Lulusan – Domain Pengetahuan
SD SMP SMA/K
MEMILIKI PENGETAHUAN MEMILIKI PENGETAHUAN MEMILIKI PENGETAHUAN
FAKTUAL DAN KONSEPTUAL FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL DAN METAKOGNITIF
DALAM PROSEDURAL DALAM DALAM
ILMU PENGETAHUAN, ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI,
TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA SENI, DAN BUDAYA DENGAN SENI, DAN BUDAYA DENGAN
DENGAN WAWASAN WAWASAN KEMANUSIAAN, WAWASAN KEMANUSIAAN,
KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN
KENEGARAAN, DAN PERADABAN PERADABAN PERADABAN
TERKAIT FENOMENA DAN TERKAIT FENOMENA DAN TERKAIT PENYEBAB FENOMENA
KEJADIAN DI LINGKUNGAN KEJADIAN YANG TAMPAK MATA DAN KEJADIAN
RUMAH, SEKOLAH, DAN TEMPAT
BERMAIN
g. Perubahan Pola Pikir
No Pola Pikir
1 Sumber belajar bukan hanya Guru dan Buku Teks
2 Kelas bukan satu-satunya tempat belajar
3 Belajar dengan beraktivitas
4 Menggunakan pendekatan saintifik, melalui mengamati, menanya, dst
5 Membuat siswa suka bertanya, bukan guru yang sering bertanya
6 Mengajak siswa mencari tahu, bukan diberi tahu
7 Pembelajaran Pengetahuan Keterampilan Sikap
Langsung Taklangsung
8 Menekankan kolaborasi melalui pengerjaan projek
9 Pentingnya proses : prosedural
10 Mendahulukan pemahaman Bahasa Indonesia
11 Siswa memiliki kekhasan masing-masing: normal, pengayaan, remedial
12 Penekanan pada higher order thinking & mampu berasumsi (realistis)
13 Pentingnya data (terkait pengamatan dll)
h. Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka
Strukutur Penduduk Indonesia Periode Bonus Demografi Generasi 100 thn Merdeka
Tahun 2010 2010-2035 (Usia pada tahun 2045)
Jumlah Penduduk:
238,5 Juta orang
75 + 3,853
Pend. Menengah Universal (PMU) & Kurikulum 2013
Pendidikan Tinggi berkualitas dan berdaya saing
70-74 3,376 Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
60-69 10,808 Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
50-59
45-54 tahun
20,026
Kelompok umur
30-39 38,501
20-29 41,529
10-19 43,724
0-9 45,972
Paudisasi
Jumlah Penduduk (juta)
Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2015 Memastikan semua penduduk usia sekolah
(Bappenas, BPS, UNFPA 2013)) bersekolah
TERIMA KASIH
Proses Pembelajaran Berbasis Kurikulum2013
PENUTUP:
PEMBUKAAN: Simpulan, Motivasi Akhir,
Salam, Apersepsi, Pengantar Pengayaan, Salam
Materi, Motivasi Awal
Intrapersonal
Experimenting Creating
Observing Questioning (mencoba) Associating Networking
(mengamati) (menanya) Mengumpulkan (menalar) Communicating
Data Implementating
Interpersonal