Anda di halaman 1dari 59

PERAN HIGIENE DAN

SANITASI DALAM
PRODUKSI MAKANAN
Kelompok 5 :
Nandia Nautila
Tiara Pratiwi
Keamanan Pangan

■ Menurut UU Republik Indonesia No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan,


keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga
aman untuk dikonsumsi.
Kondisi dan kebersihan permukaan
yang kontak dengan bahan pangan
Menurut thaheer (2005), semua peralatan
dan pakaian kerja yang berkontak langsung
dengan produk
1. terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan
2. dari bahan yang tidak beracun serta,
3. dirancang sesuai dengan
penggunaannya.
Penanganan Pangan yang Higienis

■ Pangan yang mudah busuk/rusak sebaiknya


disimpan dilemari es
■ Pangan yang mudah busuk/rusak sebaiknyatidak
disimpan terlalu lama, meskipun dalam suhu
dingin
■ Lepas bekuan daging dan ayam beku secara
sempurna sebelum dimasak
■ Buanglah semua tetesan darah yang terbentuk
selama pencairan dan besihkan semua
peralatan/permukaan yang kotor
■ Masaklah makan secara sempurna
■ Simpanlah makanan matang pada suhu min 60˚C
■ Simpan makanan matang dalam kontaier tertutup
■ Panaskan kembali makanan matang pada suhu
min 70˚C
■ Simpanlah secara terpisah makanan matang
dengan makanan mentah
■ Semua pekerjaan yang menangani makanan yang
mudah rusak/busuk, sebaiknya diselesaikan
secara singkat
■ Makanan matang sebaiknya tidak ditangani
dengan tangan telanjang
Sanitasi Dapur dan Alat Masak

■ Area dapur dan ruang penghubung dapur harus


selalu bersih
■ Lampu disetiap ruangan persiapan harus terang
termasuk ruang penyimpanan (gudang)
■ Dapur harus selalu bersih
■ Pembersihan yang teratur menjamin higienis dapur
■ Serbet dan kain pengering yang kontak dengan
piring serta peralatan dapur harus diganti setiap
hari
■ Jaga agar binatang tidak masuk kedalam dapur,
bahan harus berlabel dan disimpan pada kontainer
tertutup
■ Cairkan dan bersihkan lemari es secara
teratur
■ Mengindari penyimpanan yang melebihi
kapasitas lemari es
■ Jangan ubah waktu/cara/suhu pencucian
piring otomatis
■ Sediakan peralatan yang mudah
dibersihkan
■ Buanglah sampah secara hati-hati
Prinsip Umum Sanitasi

■ Tujuan pembersihan adalah menghilangkan


makanan dan debu
■ Tujuan sanitasi adalah mengurangi jumlah
mikroorganisme hidup
■ Sanitasi tidak sealu membunuh spora
■ Agar efektif, sanitasi harus dilakukan setelah
pembersihan
Langkah- langkah pembersihan /sanitasi

Menyimpan makanan agar tidak tercemar oleh


bahan kimia
1. Menghilangkan kotoran
2. Dibilas
3. Dibersihkan, biasanya dengen deterjen
4. Dibilas dengan air besih
5. Dikeringkan
BIOFILM

■ Beberapan mo memproduksi polisakarida


■ Polisakarida bergabung dengan air garam
membentuk biofilm di permukaan kerja
■ Biofilm sangat lengket dan sulit untuk dihilangkan
■ Masalah ini penting bagi industri makanan
Deterjen yang aman

Alkali(anionik) deterjen, digunakan untuk bahan


organik (kotoran) :
• lemak/minyak
• Protein
• Karbohidrat
Asam (ketionik) deterjen, digunakan untuk bahan
anorganik (kotoran) :
• Kerak air (garam berkalsium, magnesium)
• Lapisan mineral lain (besi,sulfat)
• Sisa makanan yang kaya mineral (milkstone)
Jenis-jenis sanitaiser

1. Panas : baik untuk industri pangan, dapat menembus


celahkecil,tidak korosif, tdk selektif terhadap mikroba
tertentu, tidak meninggalkan residu
suhu yang baik > 82˚C
- Pemanasan : pemanasan basah (uap dan air panas) dan
pemanasan kering
- -sanitasi uap panas : 80˚C selama 15 menit atau 94˚C
selama 5 menit
- Sanitasi air panas > =80˚C
2. Iradiasi Ultraviolet, panjang gelombang 254 nm untuk ruang
pengemas dan air
3. Ozon (O3) untuk sanitasi udara, penggunaan harus hati-hati,
terutama lemak daat teroksidasi sehingga tengik
4. Bahan kimia , klorin,iodine, senyawa amonium kuerter (quats)
JENIS – JENIS PEMBERSIH

 Klorin merupakan sanitaiser yang paling kuat dan paling


banyak digunakan dalam industri pangan.

 Iodium atau I2 adalah senyawa yang memliki sifat


antibakteri. Pada umumnya digunakan iodofor, yaitu
sanitaiser yang mengandung iodium dan detergen anionik

 Quats atau senyawa amonium kuarterner juga banyak


digunakan untuk sanitaiser. Quats adalah sanitaiser yang
efektif. Umumnya quats membunuh bakteri asam laktat,
tetapi tidak efektif terhadap bakteri gram negatif.
Berdasarkan tiga jenis bahan sanitaiser yang umum digunakan tersebut, setiap
jenis bahan memiliki kelebihan dan kekurangan, dapat dilihat pada tabel berikut :

Jenis Kelebihan Kelemahan


Klorin - bahan sanitasi yang - kurang efektif pada pH di luar 6-
paling umum dipakai 7,5
- Membunuh banyak jenis - abu/kotoran akan sangat
mikroorganisme efektiftifitas
- Tidak meninggalkan - korosif untuk beberapa logam
lapisan pada permukaan seperti baja antikarat dan
- Murah alumunium bila digunakan tidak
- Efektif pada air sadah tepat
tinggi - efektifitasnya berkurang pada
suhu diatas 46ºC
Iodine - Efektif pada konsentrasi rendah - Efektifitasnya lebih rendah
- Tidak cepat berkurang dibandingkan klorin
aktifitasnya karena pengaruh - Kurang efektif pada pH
debu/kotoran diatas 5,0
- Dapat dideteksi dengan adanya - Korosif untuk beberapa
warna logam pada suhu diatas
49ºC
- Lebih mahal dari klorin
- Dapat melekat pada
permukaan
Quats - tidak cepat berkurang - meninggalkan lapisan pada
efektifitasnya karena pengaruh permukaan
debu/kotoran - tidak membunuh
- masih aktif sampai beberapa mikroorganisme tertentu
waktu walau sudah kering - berkurang keaktifannya
- tidak korosif pada air sadah.
- tidak menyebabkan iritasi kulit
- bekerja pada selang suhu dan pH
yang besar
Penyabunan dan Pengeringan setelah
pembersihan/sanitasi

■ Peralatan dan permukaan dapur harus dicuci


dengan air bersih
■ Pengering udara penting karena pertumbuhan
mikroba dapat terjadi pada lapisan air
Pencegahan kontaminasi
silang
Kontaminasi silang adalah transfer kontaminan biologi
atau kimia terhadap produk pangan dari bahan baku,
personil, atau lingkungan penanganan produk.
penyebab terjadinya
kontaminasi silang
■ Tangan penjamah pangan tidak steril
■ Peralatan dan permukaan ( contohnya : panci, talenan,
pisau , mixer, wadah, display, dan sebagainya) tidak
dibersihkan saat pergantian batch produksi atau saat
pergantian penggunaan (menangani bahan mentah dan
siap santap/produk
■ Pangan kontak dengan serangga, binatang pengerat atau
hewan
■ Pangan yang telah dimasak/siap santap kontak dengan
bahan pangan
■ Pangan yang telah dimasak/siap santap disimpan didalam
wadah yang tidak tertutup
Contoh Kontaminasi Silang

■ Pisau yang tidak dibersihkan dan diletakkan


didekat tempat sampah akan mengontaminasi
bahan pangan jika digunakan untuk memotong
semangka,melon,dll
■ Talenan yang digunakan untuk memotong daging
sapi tidak dibersihkan akan mengkontaminasi
pangan jika digunakan langsung untuk memotong
sayuran,buahan,dll
Mencegah terjadinya
kontaminasi silang
■ Gunakan wadah dan peralatan terpisah untuk menangani
pangan mentah dan pangan siap santap/ pamgan masak.
Jangan menggunakan wadah atau peralatan yang retak
karena pathogen akan berpotensi tersembunyi di celah
■ Hindarkan pangan dari kontak yang tidak bersih
■ Simpan pangan dalam wadah tertutup. Jangan meletakkan
pangan dilantai baik penyimpanan maupun saat
pengolahan
■ Simpan pangan mentah terutama daging, unggas, seafood,
didalam kulkas yang berbeda dengan pangan siap santap
atau pangan masak
■ Simpan bahan kimia pembersih dan bahan non pangan
laiinya ditempat terpisah lokasinya jauh dari pangan
■ Ganti atau cuci sanitasi kain lap secara teratur..
■ Pengeringan peralatan lebih baik jika dilakukan dengan
diangin anginkan daripada dengan menggunakan kain lap
yang mungkin terkontaminasi.
■ Cuci bersih dan keringkan tangan ketika mulai bekerja,
berganti tugas, setelah istirahat ( termasuk merokok atau
ke toilet)
■ Jangan lupa, menjaga kesehatan personal dan
menerapkan oraktek kebersihan personal yang baik.
Menjaga Fasilitas Pencuci
Tangan, Sanitasi Dan Toilet
■ Lokasi fasilitas sanitasi dan cuci tangan harus mudah dijangkau oleh
pekerja dan tidak berdekatan dengan area pengolahan
■ unit pengolahan harus dilengkapi toilet yang cukup untuk seluruh
karyawan dan dipisahkan antara toilet pria dan wanita.
■ Toilet harus dilengkapi dengan ventilasi dan dalam kondisi higienis, toilet
dan cuci tangan harus dilengkapi dengan air yang cukup.
■ toilet dan fasilitasnya harus dilengkapi dengan pintu
yang dapat tertutup secara otomatis, selalu
terpelihara dengan baik dan tetap bersih, disanitasi
setiap hari pada akhir operasional
■ Bak cuci tangan dan fasilitasnya harus ada air
mengalir, sabun pembersih berbentuk cair,
desinfektan dan penyediaan pengering/lap
Syarat Toilet

1. Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk


karyawan pria.
2. Setiap kantor harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel,
jamban dan peturasan minimal.
Perbandingan jumlah toilet
dengan jumlah karyawan

a. Untuk karyawan pria


No Jumlah Perbandingan Jumlah Jumlah Jumlah
jumlah toilet Jamban Peturasan Wastafel
Karyawan
dengan jumlah
karyawan

1. s/d 25 1 1 2 2

2. 26 s/d 50 2 2 3 3

3. 51 s/d 100 3 3 5 5

Setiap penambahan 40-100 karyawan harus ditambah


satu kamar mandi, satu jamban, dan satu peturasan
b. Untuk karyawan wanita

No Jumlah Perbandingan Jumlah Jumlah Wastafel


jumlah toilet Jamban
Karyawan
dengan jumlah
karyawan

1. s/d 20 1 1 2
2. 21 s/d 40 2 2 3
3. 41 s/d 70 3 3 5
4. 71 s/d 100 4 4 6
5. 101 s/d 140 5 5 7
6. 141 s/d 180 6 6 8
Setiap penambahan 40-100 karyawan harus
ditambah satu kamar mandi, satu jamban, dan
satu peturasan
Cara Proteksi dari Bahan Kontaminan

Penggunaan bahan pembersih dan sanitizer harus mentaati aturan pakai


yang dikeluarkan oleh produsen, serta menghindari usaha melakukan
pencampuran berbagai bahan kimia yang tidak dipahami benar
reaksinya.
Bahan kimia seharusnya disimpan dalam ruang terpisah dari ruang
penyimpanan produk olahan dan bahan pengemas. Bahan kimia
desinfektan harus dipisah penyimpanannya dengan bahan kimia yang
ditambahkan dalam bahan makanan. Setiap kemasan bahan harus diberi
label yang mempunyai identitas jelas.

Bahan yang baik memiliki syarat – syarat yaitu:


Ekonomis, tidak beracun, tidak korosif, tidak menggumpal dan tidak
berdebu, stabil selama penyimpanan dan mudah larut dengan sempurna
(Thaheer, 2005).
Cara Pelabelan, Penyimpanan, dan
Penggunaan Bahan Toksik Yang Benar

a. Pelabelan bahan beracun

Pemberian label untuk bahan beracun dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu pelabelan pada wadah asli dan wadah yang isinya akan segera
digunakan.
Label pada wadah asli harus memperlihatkan nama bahan atau larutan,
nama dan alamat produsen, nomor register, dan instruksi cara penggunaan
secara benar.
Label pada wadah bahan kimia yang siap digunakan harus tertera secara
jelas memperlihatkan nama bahan atau larutan dan instruksi cara
penggunaan secara benar
b. Penyimpanan bahan beracun

Bahan kimia pembersih harus disimpan di tempat yang khusus dan


terpisah dari bahan lainnya. Demikian pula dengan bahan kimia untuk
sanitasi. Bahan beracun harus disimpan di ruang dengan akses
terbatas.
Hanya karyawan yang diberi kewewenangan dapat memasuki ruang
penyimpanan tersebut. Pisahkan bahan kimia yang digunakan untuk
pangan dan non pangan. Jauhkan dari peralatan dan benda lain yang
kontak dengan produk.
c. Penggunaan bahan beracun

Penggunaan bahan kimia beracun, pembersih, dan sanitasi dalam industri


harus disesuaikan dengan petunjuk dan persyaratan pabrik Prosedur
penggunaan bahan beracun harus dapat mencegah pencemaran pada
produk.
Hygiene dan Sanitasi pada
Personalia/Karyawan
■ Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003, tentang persyaratan
higiene sanitasi rumh makan dan restoran, penjamah
makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan
dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap
persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan
sampai dengan penyajian. Tenaga pengolah atau penjamah
makanan adalah semua orang yang melakukan kegiatan
pengolahan makanan, dengan tidak melihat besarnya
pekerjaan.
1. MASALAH KESEHATAN :
- Setiap pekerja yg terjangkit sakit menular tdk
diperkenankan masuk kerja.
- Pekerja melakukan pemeriksaan kesehatan umum
setiap 6 bulan sekali.
- Pekerja yg menderita luka terbuka,terbakar dan infeksi bakteri
lainnya tdk diperkenankan bekerja di ruang pengolahan.
- Pekerja wajib mencuci tangan dg air bersih setelah dari kamar
mandi / WC
- Pekerja dilarang meludah di lingkungan pengolahan pangan.
Kondisi karyawan yang sakit, luka, dan kondisi tidak sehat lain,
dapat menjadi sumber kontaminasi mikrobiologi. Beberapa
tanda kesehatan yang perlu diperhatian antara lain
■ Diare
■ Demam
■ Muntah
■ Penyakit kuning
■ Sakit tenggorokan
■ Luka pada kulit
■ Keluar cairan dari kuping, mata, dan hidung
2. KEBERSIHAN TANGAN :
Setiap pekerja harus mencuci tangan sebelum mulai bekerja
Pekerja yg menderita luka di tangan tapi bukan infeksi boleh
bekerja tetapi harus pakai sarung tangan karet dan tdk memakai
cat kuku.
Tangan harus selalu dicuci kembali setiap kali selesai
melakukan/ memegang sesuatu yg tdk saniter
Pekerja diharuskan menggunakan penutup mulut ketika sedang
bekerja tiba-tiba batuk / bersin dan tangan harus dicuci kembali
setelah digunakan utk menutup mulut.
Pekerja harus menjaga kebersihan tangannya dg tdk
menggunakannya utk membersihkan mulut, hidung atau
anggota badan lainnya ketika sedang bekerja.
Kuku jari tangan harus pendek
3. PERLENGKAPAN PEKERJA :
• Setiap pekerja harus mengenakan pakaian yang bersih & sopan
putih / terang.
• Pekerja di pabrik pengolahan pangan tidak diperkenankan
mengenakan jam tangan, kalung, anting, cincin, dll benda kecil yg
mudah putus / hilang.
• Pekerja hendaknya menggunakan pakaian dg ukuran yg pas / tdk
terlalu besar.
• Selama bekerja di bagian pengolahan pangan tdk diperkenankan
menggunakan kaus singlet.
• Pekerja hendaknya selalu menggunakan topi, jaring atau penutup
rambut lainnya.
• Sebelum memasuki ruang produksi pekerja dengan sepatu bootnya
harus mencelupkan kakinya ke dalam bak pencuci kaki yang diisi
desinfektan (klorin 200 ppm) yang dibuat didepan pintu masuk
ruang produksi
Cara Menghilangkan Pest dari
Unit Pengolahan

■ Memasang alat perangkap pada tempat – tempat yang


menjadi tempat kemungkinan masuknya tikus, semua
celah dan pintu diberi tirai plastik untuk menghindari
masuknya lalat, dipasang insect killer di depan pintu
masuk ruang proses.
■ Untuk mengantisipasi binatang pengganggu maka tutup
semua pintu masuk ruang produksi dengan tirai plastik,
tutup semua lubang yang terdapat dalam ruang produksi
dengan kawat nyamuk (Thaheer 2005).
Beberapa pest yang mungkin membawa penyakit pada
produk atau makanan antara lain :
- Lalat dan kecoa : mentransfer Salmonella, Streptococcus,
C.botulinum, Staphyllococcus, C.perfringens, Shigella.
- Binatang pengerat : sumber Salmonella dan parasit
- Burung : pembawa variasi bakteri patogen Salmonella
dan Listeria
SANITASI PENGEMASAN

Program Sanitasi Pengemasan Makanan terdiri dari dua jenis,


yaitu:

■ Sanitasi Manusia, dimana merupakan operator komponen


yang akan berhubungan langsung dengan produk
makanan yang dikemas.

■ Sanitasi bangunan dan fasilitas, yaitu metode untuk


menghindarkan makanan dari kemungkinan
terkontaminasi akibat bangunan dan fasilitas produksi
yang tidak higienis.
Kemasan Kaleng
Kaleng dipilih untuk kemasan makanan karena
sifatnya yang kedap udara, relative ringan, mudah
dibentuk, dan tidak mudah pecah. Kerusakan
makanan kaleng dapat disebabkan oleh kapang,
khamir dan bakteri.
■ Kerusakan oleh kapang : Kapang memerlukan oksigen
untuk tumbuh sehingga pertumbuhan pada kaleng hanya
mungkin terjadi apabila kaleng bocor. Kapang seperti
Bysochamys fulva, Talaromyces flavus, Neosartorya fischeri
diketahui penyebab kebusukan minuman sari buah kaleng
dan produk-produk yang mengandung buah.
■ Kerusakan oleh khamir :kaleng telah bocor. Pada umumnya
kebusukan karena khamir disertai dengan pembentukan
alkohol dan gas CO2 yang menyebabkan kaleng menjadi
kembung.
■ Kerusakan oleh bakteri : disebabkan oleh pengemasan
yang salah sehingga menyebabkan kaleng bocor. Bacillus
stearothermophilus coagulans dan Clostridium
thermosaccha-rolyticum
Kemasan Kertas
■ Adanya kemungkinan kontaminasi dari mikroorganisme
yang sudah berada pada kertas bekas, sehingga dapat
merusak produk pangan dan menimbulkan penyakit.
■ Bila kertas bekas yang digunakan mengandung tinta
(kertas yang sudah di print Apalagi bila digunakan untuk
membungkus produk pangan yang berminyak seperti
gorengan. Minyak yang panas dapat melarutkan Pb,
sehingga akan bermigrasi ke dalam produk pangan, dan
terkonsumsi oleh konsumen. atau koran), berarti
mengadung timbal (Pb) yang sangat berbahaya bagi
kesehatan.
Kemasan porselen
■ Porselen dari bahan baku dolomite atau dengan
pembakaran yang kurang sempurna masih akan
terjadi migrasi ke dalam bahan pangan.
Kemasan Plastik
■ Harus diperhatikan bahwa, plastik dapat bereaksi
dengan panas dan minyak, polimer-polimernya
dapat lepas, sehingga masuk ke dalam produk
pangan. Hal inilah yang dapat menyebabkan
timbulnya penyakit.
Jenis plastik pp (polypropylene)
Jenis yang aman dipakai sebagai kemasan
pangan yang diisi- ulang, bentuk aslinya berwarna
transparan, bening, dan tembus pandang.
Pilihan terbaik dan aman untuk bahan plastik,
terutama untuk yang berhubungan dengan
makanan & minuman seperti tempat menyimpan
makanan, botol minum dan terpenting botol minum
untuk bayi.
Kemasan Styrofoam
■ Untuk styrofoam, bila kontak dengan suhu tinggi,
senyawa stirenenya akan lepas dan bermigrasi ke
dalam produk pangan, sehingga berbahaya bagi
kesehatan.
Kemasan Melamin
Melamin mengandung formalin, yang sangat berbahaya
bagi kesehatan tubuh, namun dapat meningkatkan
kualitas melamin menjadi lebih kuat.
Dari penelitian yang telah banyak dilakukan pada
peralatan dari melamin, ternyata formalin pada peralatan
dapat bermigrasi ke produk pangan, terutama bila produk
pangannya berada pada suhu tinggi atau panas, misalnya
untuk wadah minuman panas atau sup panas. Selain itu
melamin juga tidak boleh digunakan di dalam
microwave. Melamin akan menyerap radiasi microwave
dan panas akan meningkat.
HIGIENE SANITASI LIMBAH
1. PENANGANAN LIMBAH
■ Limbah dari proses pengolahan makanan harus ditangani dengan
sebaik-baiknya, terutama untuk menghindari terjadinya kontaminasi
mikroorganisme patogen.
■ Pada prinsipnya limbah padat harus segera dibuang, untuk mencegah
timbulnya bau yang dapat menarik kedatangan serangga dan hewan
pengerat.
■ Apabila akan dibuang, tutuplah wadah limbah dengan benar agar
tidak tumpah dan baunya tidak mencemari ruang kerja atau
menyebabkan kontaminasi.
■ Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, pembuangan
limbah bahan pangan harus selalu dimonitor oleh seorang operator
atau karyawan yang khusus ditugasi menangani.
2. JENIS LIMBAH PENGOLAHAN MAKANAN
a) Limbah padat biasanya berupa bahan sisa yang tidak
termanfaatkan dalam pengolahan.

Sebagai contoh adalah sisa-sisa bahan nabati maupun hewani


dan sisa bahan mentah yang tidak lolos pada tahap penyortiran,
baik karena cacat, rusak, maupun kualitas bahannya yang
rendah.

b) Limbah cair yang dihasilkan dari pengolahan makanan biasanya


berupa air yang telah dikotori untuk berbagai keperluan.

Sebagai contoh adalah air bekas pencucian bahan-bahan


mentah baik bahan nabati maupun hewani, serta sisa air yang
berasal dari pencucian peralatan yang digunakan dalam proses
pengolahan makanan.
3. Sifat limbah industri pangan

METODE PENANGANAN DAN


LIMBAH
PEMBUANGAN

Cairan : a) Penanganan biologik, penimbunan


a) Limbah organik terlarut lahan
b) Penimbunan lahan, perlakuan fisik
b) Bahan anorganik terlarut atau kimia
c) Sedimentasi penanganan biologik,
c) Limbah organik terseuspensi presipitasi kimia, penimbunan lahan.
d) Sedimentasi, penimbunan lahan,
d) Bahan anorganik tersuspensi perlakuan kimia.

Padatan : a) Insinerasi, pupuk, penimbunan


a) Limbah organik lahan, dehidrasi, kondisi tanah,
pakan ternak
b) Limbah anorganik b) Penimbunan tanah

Sumber : Jennie SL Betty, et-al. (1990)


3 jenis metode pengolahan :
1. Cara Fisika
Merupakan metode pemisahan sebagian dari beban
pencemaran khususnya padatan tersuspensi atau koloid
dari limbah cair dengan memanfaatkan gaya-gaya fisika.
2. Cara Kimia
Merupakan metode penghilangan atau konsevari
senyawa-senyawa polutan dalam limbah cair dengan
penambahan bahan-bahan kimia atau reaksi kimia
lainnya.
3. Cara Biologi
Cara biologi ini dapat menurunkan kadar zat organik
terlarut dengan memanfaatkan mikroorganisme atau
penumbuh air. Pada dasarnya cara biologi adalah
pemusatan molekul kompleks menjadi molekul
sederhana.
4. PEMBUANGAN LIMBAH

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk


pembuangan limbah industri pangan.

 Khususnya untuk sistem pembuangan limbah cair,


konstruksi pipa dan saluran pembuangan tersedia harus
disediakan dalam ukuran dan kemiringan yang cukup
sehingga tidak menimbulkan genangan air.

 Tempat penampungan sebaiknya dibuat. Limbah cair


jangan langsung dibuang ke saluran umum (kali atau
selokan) karena akan mengganggu dan mencemari
lingkungan umum.
 Untuk sampah padat, perlu disediakan tempat
pembuangan sampah yang cukup.

 Cukup dalam hal kebersihan ataupun ukuran


yang sesuai dengan jumlah sampah.

 Tempat sampah padat sebaiknya terbuat dari


bahan yang kedap air dan dilengkapi dengan
tutup sehingga tidak basah oleh air hujan.
5. KEMUDAHAN PEMBUANGAN
WADAH LEPAS PAKAI

Pada dasarnya pembuangan wadah lepas


pakai dapat dilakukan dengan tiga cara:

a. Dilebur Kembali
Kemasan bekas yang terbuat dari kertas, karton, kaleng,
aluminium dan kaca dapat dilebur dan dimanfaatkan
kembali untuk pembuatan wadah baru (didaur ulang).
b. Dimanfaatkan Untuk Keperluan Lain
Bekas-bekas kemasan sedang dipelajari
pemanfaatannya misalnya kaca untuk pengisi (filter)
aspal, karton dan kertas untuk bantalan atau isi dinding
isolator, kaleng sebagai pot persemaian, potongan-
potongan plastik polietilena untuk pengisi cor beton.

c. Dimusnahkan
Kemasan bekas kadang-kadang harus dimusnahkan
sebab berbahaya seperti bekas kemasan bahan
radioaktif harus dikubur di dasar laut atau dalam tanah
dengan persyaratan tertentu, sedangkan bekas
pengemas racun dapat dibakar di tempat-tempat
terpencil jauh dari pemukinan penduduk.
Terima Kasih 
■ 1. mirsya.. Cara pembersihan pakai ozon?
■ 2. erni... Karyawan yg cuci tangan dengan higieni sanitizier
aman atau tdk?
■ 3. rere... Apakah iodine utk pembersihan itu ada
dampaknya?
■ Syifa... Ada atau tdk steorofom yang aman?
■ Fahri... Air menyengat di pembuangan limbah pabrik, aman
atau tdk bagi lingkungan?
Daftar Pustaka

■ Knechtges, Paul L. 2012. Keamanan Pangan.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai