Anda di halaman 1dari 45

PELESTARIAN PLASMA NUTFAH

KELOMPOK 3:

DIANA PUSPITA

HENDRA SILALAHI

IRDAWARNI SIHALOHO

RIKA DIANA
HENDRA F. SILALAHI
4123141037
A. DEFENISI :
 Sebagai substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa
organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta
mikroorganisme (http://wikipedia.com).

 Upaya pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam hayati


tidak dapat dilepaskan dari upaya pengelolaan dan pelestarian
plasma nutfah selaku pembawa sifat keturunan spesies
keanekaragaman hayati tersebut (Ja Posman Napitu, 2008).
B.Keragaman Plasma Nutfah
 Di Indonesia, plasma nutfah nabati dapat ditemui di hutan tropik, sehingga kaya akan

suku seperti Dipterocarpaceae, Sapotaceae, Ebenaceae Myristicaceae,

Myristicaceae, Meliaceae, Zingiberaceae, Palmae, Moraceae, Rhizopphoraceae,

Padananceae dan lain-lain.

 Di daerah-daerah pegunungan terdapat suku-suku yang mirip suku yang ada pada

belahan bumi utara seperti Fagaceae, Rosaceae, Lauraceae, Theaceae dan lain-lain.

Di kawasan Indonesia juga dapat tumbuh dengan subur jenis-jenis tumbuhan, epifit,

bambu dan benalu, Rafflesia, cendana, ficus dan lain-lain.


C. Macam Plasma Nutfah
 1. Jenis liar 2. Varietas primitif
 Dibagi atas:
 Jenis-jenis yang mungkin mempunyai nilai ekonomi,
Varietas primitif adalah kultivar
tetapi sama sekali belum mem-budidayakan atau yang pembudidayaannya masih
dipetik hasilnya. sederhana, belum mengalami
pemuliaan. Tumbuhannya yang
 Jenis-jenis yang sudah dipetik dan dimanfaatkan termasuk kelompok ini biasanya di
hasilnya tetapi belum atau tidak di-budidayakan. daerah tumbuhnya mempunyai daya
adaptasi yang lebih baik, lebih
tahan terhadap tekanan dan
 Jenis-jenis yang tidak dipetik hasilnya, akan tetapi lingkungan. Hal ini dimungkinkan
setelah mengalami atau melalui hibridisasi baru karena sudah ada seleksi gen
kemudian dibudidayakan dan dimanfaatkan.
secara alamiah yang tahan
terhadap dingin, panas, hama
ataupun penyakit di daerah tumbuh.
C. Macam Plasma Nutfah
3. Varietas sumber sifat yang khusus 4. Varietas unggul
Kultivar yang mempunyai kelebihan
dalam sifat-sifat tertentu, misalnya Karena kemajuan bidang pemuliaan
kepekaannya terhadap pemupukan sinar tanaman, varietas unggul dapat diciptakan
ketahanan terhadap hama atau penyakit dengan merakit sifat-sifat yang baik dari
tertentu atau sifat khusus yang lain. beberapa sumber plasma nutfah. Semakin
besar sifat keanekaragaman yang dimilikinya,
akan semakin bebas pemulia untuk merakit
sifat-sifat yang baik.
D. Pemanfaatan Plasma Nuftah Melalui
Bioteknologi
Manfaat Plasma nutfah :
 Sebagai sumber gen yang berguna bagi perbaikan tanaman seperti gen untuk ketahanan
terhadap penyakit, serangga, gulma, dan juga gen untuk ketahanan terhadap cekaman
lingkungan abiotik yang kurang menguntungkan seperti kekeringan.
 Sebagai sumber gen untuk peningkatan kualitas hasil tanaman seperti kandungan nutrisi
yang lebih baik.
 Bioteknologi memiliki peranan untuk mengakses kekayaan plasma nutfah.

 Contoh :

Tanaman transgenik seperti padi merupakan hasil pemanfaatan plasma nutfah melalui
bioteknologi. Saat ini lebih dari 70 varietas tanaman transgenik telah terdaftar dan
dikomersialkan secara luas di dunia. Menurut data dari ISAAA, hampir 54% dari tanaman
transgenik di dunia merupakan kedelai transgenik, 28% merupakan jagung transgenik,
9% kapas transgenik dan lainnya.
E. USAHA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH

a. Konservasi in-situ

 Merupakan konservasi di dalam kawasan suaka alam dan kawasan

pelestarian alam atau memelihara di tempat dimana tanaman tumbuh.

 Pelestarian plasma nutfah dapat dilakukan dengan cara konvensional

ataupun modern/bioteknologi.
a.Cara Konvensional

• Kelebihan: menggunakan lahan yang luas (aneka ragam plasma nutfah dapat

dilestarikan)

•kekurangan: sulit memonitor dan kestabilan plasma nutfah sulit dijamin (Dhanutirto,

1990)

b.Cara Modern

•Kelebihan: membutuhkan ruang yang sempit (karena dilakukan secara in vitro),

mudah memonitor, tenaga kerja tidak banyak.

•Kekurangan : investasi awal tinggi dan membutuhkan tenaga ahli yang berkualitas.
•Pemeliharaan intensif konservasi in situ dilakukan dengan mengikutsertakan daerah
dan masyarakat dalam mengelola suatu lahan milik negara. Seperti hutan, pantai,
padang rumput dalam hamparan luas dan lainnya yang diatur dalam perundang –
undangan.

•Dalam usaha melestarikan hutan-hutan yang kaya akan berbagai macam flora dan
fauna telah di programkan adanya beberapa daerah konservasi, penghijauan kembali
(reboisasi), pembatasan pembukaan lahan, dan pemeliharaan intensif untuk kawasan-
kawasan tertentu yaitu daerah hutan, tanam industri, taman-taman nasional, marga
satwa.
b. Konservasi ex-situ

 Merupakan metode konservasi dengan cara memindah tempatkan dari

tempat asal tumbuhnya (ada unsur kesengajaan).

 Sebagai proses melindungi spesies tumbuhan dan hewan langka dengan

mengambilnya dari habitat lama yang tidak aman atau terancam dan

menempatkannya di bawah perlindungan manusia.

 Bertujuan untuk mendapatkan kondisi penyimpanan yang ideal sehingga


penyimpanan plasma nutfah dapat dipertahankan.
Sistem nasional pelestarian ex-situ yang ada sebagai berikut:
•Taman hutan raya : arboretum yang diberi fungsi tambahan sebagai tempat
rekreasi. Tempat ini paling tepat dikelola pihak departemen kehutanan.

•Kebun raja (bukan kebun raya) sebagai paru-paru kota yang diisi dengan
beraneka tumbuhan setempat.
Karena itu kebun raja sangat cocok untuk ditangani oleh provinsi untuk
memungkinkan pemerintah daerah setempat dapat memanfaatkan plasma
nutfah daerahnya untuk berbagai macam keperluan.
•Kebun kampus seyogyanya sebagai suatu kebun koleksi untuk keperluan pendidikan
serta laboratorium lapangan guna pendidikan perplasmanutfahan.

•Kebun koleksi adalah kebun yang ditangani lembaga-lembaga penelitian yang


umumnya oleksi plasma nutfah jenis unggul masa lalu serta perangkat plasma nutfah
lainnya yang langsung dapat dimanfaatkan dalam perakitan jenis unggul baru.

•Kebun binatang mencoba meliputi semua macam dan tipe kebun tumbuhan diatas
hanya membatasi diri pada binatang liar dan hewan peliharaan. Disamping itu
bukannya tidak mungkin menggabungkan kebun binatang dengan kebun raja, karena
DIANA PUSPITA
4121141004
BIO DIK B 2012
F. Plasma Nutfah pada Tanaman( Transgenik )

 Transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun

kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba,

atau virus untuk tujuan menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat

unggul yang lebih baik dari tanaman sebelumnya.

 Organisme transgenik adalah organisme yang mendapatkan pindahan gen

dari organisme lain.


Dampak Positif Transgenik :
1. Dapat menghasilkan produk lebih banyak dari sumber yang lebih sedikit.
2. Rekayasa transgenik ini dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem sehingga
akan memperluas daerah pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
3. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan.
Dampak Negatif Transgenik :
1. Aspek ekonomi
Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa genetika telah memberikan efek
persaingan serius terhadap komoditas serupa yang dihasilkan secara konvensional.
Misalnya, penggunaan tebu transgenik mampu menghasilkan gula dengan derajad
kemanisan jauh lebih tinggi daripada gula dari tebu atau bit biasa
2. Aspek kesehatan
•Rekayasa transgenik berpotensi menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan.
•WHO pada 1996 menyatakan bahwa munculnya berbagai jenis bahan kimia baru,
baik yang terdapat di dalam organiscme transgenik maupun produknya,berpotensi
menimbulkan penyakit baru ataupun menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain.
3. Aspek lingkungan
•Potensi erosi plasma nutfah . Sebagai contoh, dikembangkannya tanaman transgenik
yang mempunyai gen dengan efek pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat
menyebabkan kematian larva spesies dari kupu-kupu raja (Danaus plexippus)
sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan keseimbangan ekosistem akibat
musnahnya plasma nutfah kupu-kupu tersebut.
Proses Transgenik :
• Tanaman transgenik merupakan hasil rekayasa gen dengan cara disisipi satu atau
sejumlah gen ke dalam sel tanaman. Gen yang dimasukkan itu disebut transgene.
• Melalui suatu sistem tertentu, sel tanaman yang membawa gen tersebut dapat
dipisahkan dari sel tanaman yang tidak membawa gen.
•Tanaman pembawa gen ini kemudian ditumbuhkan secara normal(Muladno, 2002).
•Misal, pada proses membuat jagung Bt tahan hama, pakar bioteknologi
memanfaatkan gen bakteri tanah Bacillus thuringiensis (Bt) penghasil racun yang
mematikan bagi hama tertentu. Gen Bt ini disisipkan ke rangkaian gen tanaman
jagung. Sehingga tanaman resipien (jagung) juga mewarisi sifat toksis bagi hama.
Beberapa Contoh Tanaman Transgenik yang Dikembangkan di Dunia

Jenis Sifat yang telah


Modifikasi Foto
tanaman dimodifikasi

Mengandung provitamin Gen dari tumbuhan narsis,


A(beta-karotena) dalam jagung, dan bakteri Erwinia
Padi
jumlah disisipkan pada kromosom
tinggi. padi.

Gen toksin Bt dari bakteri


Tahan (resisten) terhadap Bacillus thuringiensis
kapas,
hama. ditransfer ke dalam
tanaman.
Gen untuk mengatur
pertahanan pada cuaca dingin
Tembakau Tahan terhadap cuaca dingin.
dari tanaman sianobakteri (Anacyctis nidulans)
dimasukkan ke tembakau.

Tahan terhadap penyakit Gen dari selubung virus tertentu ditransfer ke


Ubi jalar
tanaman yang disebabkan virus. dalam ubi jalar

Gen baru dari bakteriofag T3 diambil untuk


Melon Buah tidak cepat busuk. mengurangi pembentukan hormon etilen (hormon
yang berperan dalam pematangan buah) di melon.

Gen khusus yang disebut antisenescens


ditransfer ke dalam tomat untuk menghambat
Proses pelunakan tomat enzim poligalakturonase (enzim yang
diperlambat sehingga tomat mempercepat kerusakan dinding sel tomat).
Tomat
dapat disimpan lebih lama dan Selain menggunakan gen dari bakteri E. coli,
tidak cepat busuk. tomat transgenik juga dibuat dengan
memodifikasi gen yang telah dimiliknya secara
Keragaman Plasma Nutfah Hewan Ternak di Indonesia

 Untuk menghindari kepunahan jenis kambing lokal Indonesia Sapi Perah

maka diharapkan partisipasi Pemerintah Daerah, Lembaga Kambing PE (Etawah)

Kambing Marica
Penelitian dan Universitas untuk melakukan pelestarian potensi
Kambing Muara
genetik Plasma Nutfah Kambing Indonesia (Fitra Aji Pamungkas,
Kambing Kosta
2008).
Kambing Gembrong
 Dari beberapa bangsa ternak kambing lokal tersebut, kategori
Kambing Samosir
besar : kambing Peranakan Ettawah (PE), kambing kategori
Kambing Kacang
sedang: Benggala, sedangkan yang termasuk kategori kecill Kambing Benggala
:kambing Kacang, kambing Samosir dan kambing Marica. Domba Garut
Pelaksanaan Pembudidayaan Plasma Nutfah
 Pembudidayaan bertujuan meningkatan Pengawalan dan Koordinasi
Pembibitan
kuantitas dan kualitas benih/bibit ternak
dengan mengoptimalkan sumberdaya lokal Pelaksanaan Kegiatan
dalam rangka mendorong tumbuhnya
wilayah-wilayah sumber bibit. Perbaikan Genetik

 Hasilnya diharapkan memiliki kualitas


benih/bibit ternak lokal yang sesuai Seleksi Sifat Produksi

standar yang telah ditetapkan untuk


mencukupi kebutuhan dalam negeri.
RIKA DIANA SARI
4123141082
Keanekaragaman plasma nutfah
Beberapa keanekaragaman
plasma nutfah hewan ternak di
Indonesia :
a) Sapi hisar
 Mampu tumbuh dan
berkembang biak dengan
baik sesuai dengan potensi
genetiknya pada kondisi
lingkungan yang panas dan
lembab
 Kualitas hijauan pakan yang
relatif rendah
b) Kambing PE ( Etawah )
 Mengandung genotipe
kambing Jamnapari
yang merupakan
kambing perah dari
India
 mempunyai daya
adaptasi yang tinggi
dengan kondisi tropis di
Indonesia
c) Kambing Marica
 Mempunyai potensi genetik
yang mampu beradaptasi baik
di daerah agro-ekosistem lahan
kering, dimana curah hujan
sepanjang tahun sangat rendah.
 dapat bertahan hidup pada
musim kemarau walau hanya
memakan rumput-rumput kering
di daerah tanah berbatu-batu.
d. Kambing Kosta
 Kambing ini dilaporkan mempunyai bentuk tubuh
sedang, hidung rata dan kadangkadang ada
yang melengkung, tanduk pendek, bulu pendek.
Kambing ini diduga terbentuk berasal dari
persilangan kambing Kacang dan kambing
Khasmir (kambing impor).
 Hasil pengamatan, ternyata sebaran warna dari
kambing Kosta ini adalah coklat tua sampai
hitam.
e. Kambing Gembrong

 Asal kambing Gembrong terdapat di daerah


kawasan Timur Pulau Bali terutama di Kabupaten
Karangasem. Ciri khas dari kambing ini adalah
berbulu panjang. Panjang bulu sekitar berkisar 15-
25 cm, bahkan rambut pada bagian kepala sampai
menutupi muka dan telinga. Rambut panjang
terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing
Gembrong betina berbulu pendek berkisar 2-3 cm.
 Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada
umumnya putih
d) Kambing Samosir
 Ciri khas yang paling menonjol
adalah warna bulu putihnya
sangat dominan.
 Warna tanduk dan kukunya
juga agak keputihan.
 Bisa menyesuaikan diri dengan
kondisi ekosistim lahan kering
dan berbatu-batu.
 Dapat beradaptasi dan
berkembang biak dengan
baik dengan kondisi pulau
samosir yang topografinya
berbukit
e) Kambing Kacang
 sebagai penghasil daging dan kulit
 bersifat prolifik
 tahan terhadap berbagai kondisi
 mampu beradaptasi dengan baik di
berbagai lingkungan yang berbeda
 bulu pendek dan berwarna tunggal
(putih, hitam dan coklat).
 Telinga pendek dan menggantung.
 Leher pendek dan punggung
melengkung .
f) Kambing Benggala
 hasil persilangan kambing
Black Benggal dengan kambing
Kacang
 Bentuk telinga sedang, lurus
kesamping
 tipe pedaging (kambing
potong)
 biasanya cukup prolific (jumlah
anak sekelahiran lebih dari
satuk/kembar).
 mempunyai susu cukup bagus
sehingga produksi susu relatip
cukup.
g) Domba Garut
 hasil persilangan
antara domba lokal
yaitu, domba ekor
gemuk dan domba
Merino
 merupakan domba
laga yang memiliki
nilai jual tinggi.
Inseminasi Buatan
 Inseminasi Buatan adalah salah satu bentuk
bioteknologi dalam bidang reproduksi ternak yang
memungkinkan manusia mengawinkan ternak betina
yang dimilikinya tanpa perlu seekor pejantan utuh.
Cara Inseminasi Buatan
1. Kegiatan Pemilihan Jantan
Ternak jantan yang akan dijadikan pejantan harus
memenuhi persyaratansebagai berikut :
 Umur

Umur ternak yang akan dijadikan sumber semen harus


berumur sekurangkurangnya 1,5 tahun, karena pada
umumnya ternak jantan pada tingkat umurtersebut sudah
melewati masa dewasa kelamin (pubertas) dan secara
seksual mereka sudah mampu menhasilkan sperma yang
mampu membuagisel telur.
Tabel 1. Umur beberapa jenis ternak jantan yang baik untuk
dijadikan Pejantan
NO Jenis Ternak Umur

1 Sapi 21-24
2 Domba/ Kambing 12-15
3 Kerbau 24-30
4 Kelinci 9
5 Kuda 21-24
6 Ayam 8-10
 Silsilah Keturunan
Silsilah keluarga atau silsilah keturunan ternak
jantan yang akan dijadikan sumber semen
diusahakan dapat ditelusuri. Ternak tersebut
akan lebih baik kalau merupakan keturunan
dari induk dan jantan yang unggul sehingga ia
memiliki potensi genetik yang unggul pula.
Kondisi Badan

Ternak jantan yang akan dijadikan bibit harus


memiliki kondisi badan yang normal, tidak
memiliki cacat tubuh (terutama bagian kaki) -
baik cacat bawaan atau cacat setelah lahir.
Ukuran-ukuran tubuhnya (bobot badan, tinggi
badan, panjang badan) harus di atas rata-rata
ternak jantan yang lain dan proporsional dalam
arti hubungan antara tinggi dan bobot badan harus
seimbang
Nafsu Seksual
Ternak jantan harus memiliki nafsu seksual yang
bagus, dalam arti ketika ber-hadapan dengan ternak
betina ia harus menunjukan nafsu yang menggebu.
Nafsu seksual juga ditunjukkan oleh kemampuan
pejantan untuk melakukan per-kawinan berulang-
ulang dalam kurun waktu tertentu. Nafsu seksual akan
berpengaruh terhadap kemudahan kerja pada saat
dilakukan penampungan semen.
IRDAWARNI SIHALOHO
4123141041
BIO DIK B 2012
Seleksi Sapi Perah Bibit
1. Seleksi  Untuk perbaikan genetik sifat produksi susu
pejantan pada sapi betina
 diperlukan estimasi nilai pemuliaan (Breeding
value/BV) dengan uji progesi nasional
 Meningkatkan memproduksi pejantan FH
unggul di dalam negeri, akan mengurangi
kebutuhan pejantan unggul impor.
Seleksi Sapi Perah Bibit(cont…)
 Untuk menghasilkan induk terbaik
2. Seleksi
betina  Seleksi : dengan nilai pemuliaan diestimasi
berdasarkan informasi individu dan silsilah
 Estimasi nilai pemuliaan :
 metode seleksi terhadap individu dan famili
betina
 produksi susu semua periode laktasi,
INSEMINASI BUATAN
 Sebagai proses yang terencana dan terprogram karena
menyangkut kualitas genetik ternak di masa yang akan datang.
 Langkah :
 pemilihan pejantan
 penampungan semen
 penilaian kelayakan kualitas semen
 pengolahan dan pengawetan semen dalam bentuk cair dan
beku
 penempatan (inseminasi/ deposisi) ke dalam saluran
reproduksi ternak betina.
Contoh Inseminasi Pada Sapi
1. Alat 2. bahan
 Tanah lapang yang datar  Ternak sapi jantan ± 2 tahun
dengan luas kurang lebih 40  Ternak domba jantan umur ± 1,5 tahun
– 50 m2  Ternak ayam jantan umur ± 1 tahun
 Kandang Penjepit  Tali kekang untuk sapi jantan dan
domba.
 Stop-watch/jam tangan yang  Rumput
memiliki jarum detik
 Ternak betina dari masing-masing
 Alat tulis jenis ternak (@tiga ekor)
 Buku tulis
Langkah Kerja:
A. Penilaian penampilan tubuh
 Ikat ternak sapi pada tiang yang kokoh tapi masih dapat
bergerak dengan leluasa
 Amati gerakan berjalannya normal atau tidak
 Amati kondisi dan anggota tubuh baik kerapian bulunya,
gerakan kepala dan ekornya.
 Amati sorot matanya. Hewan sehat memiliki sorot mata
yang tajam dan bersinar, serta tidak sayu.
Langkah Kerja: (Cont…)
B. Pengukuran Libido (Nafsu Seksual)
ternak jantan
C. Penampungan Semen dengan Metode
Vagina Tiruan
D. Penyiapan Betina Pemancing

Anda mungkin juga menyukai