Identitas Pasien
• Nama Pasien : Tn.G
• Jenis kelamin :L
• Usia : 63 Tahun
• Alamat : RT 02/08 Kec. Katapang Cibogo DS Sukamukti
BAB 2 (lanjutan)
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : Compos mentis
• Keadaan umum : Baik
• Nadi : 80 kali per menit
• Respirasi : 16 kali per menit
• Suhu badan (aksila) : 36,6 oC
• Jantung dan paru : Bunyi S1 S2 murni reguler suara tambahan (-),
VBS kiri = kiri, ronkhi -/-, wheezing -/-
• Abdomen : Datar, soepel, bising usus (+) normal
• Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Pemeriksaan Oftalmologis
Visus VOD: 6/15 VOS: 6/12
• Terapi
Non farmakologi :
• Mencuci tangan saat sebelum dan setelah memegang mata.
• Menggunakan pelindung mata seperti kacamata untuk menghindari
risiko benda asing masuk.
• Hindari penggunaan lensa kontak.
Farmakologi :
• Antibiotik tetes mata levofloxacin dan Kortikosteroid topikal
BAB 4 PEMBAHASAN
• Keterangan Umum
Berdasarkan identitas pasien yang ada, pasien sekarang berusia 63 tahun.
• Anamnesis
Pasien didiagnosa dengan keratitis + Ulkus kornea od berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pasien datang ke poliklinik mata RSD Soreang dengan keluhan utama
mata sebelah kanan merah dengan penurunan penglihatan sejak kurang lebih
2 hari yang lalu. Keluhan mata merah dapat dibedakan menjadi keluhan mata
merah disertai dan tidak disertai visus menurun. Keratitis dan ulkus kornea
merupakan salah satu bagian dari mata merah disertai penurunan visus,
sedangkan pada keluhan mata merah tanpa disertai penurunan visus
diantaranya konjungtivitis, episkleritis, pterigium, dan yang lainnya
BAB 4 (lanjutan)
Pasien mengeluhkan mata sering berair dan terasa silau jika berada ditempat
terang serta merasa lebih nyaman di tempat redup.Respon inflamasi terhadap
mikroorganisme pada lapisan kornea dapat menyebabkan keluhan pasien berupa
mata merah, perih, dan kadang kadang terasa gatal. Mata berair dapat disebabkan
oleh infiltrasi sel-sel inflamasi yang menjadi infiltrat dianggap sebagai benda asing
sehingga akan merangsang respons lakrimasi sebagai pertahanan mata.
• Pemeriksaan Penunjang
Uji fluoresein
Pada temuan infiltrat atau abrasi atau ulkus pada kornea dilakukan
pemeriksaan uji fluoresein dengan meneteskan larutan fluoresein 2%
pada forniks konjungtiva, kemudian dibilas dengan aqubidest. Mata
kemudian diperiksa dengan cahaya kobal biru pada lampu celah, uji
dikatakan positif bila tampak gambaran berwarna hijau pada kornea
dengan pemeriksaan dengan cahaya kobal biru.
BAB 4 (lanjutan)
• Terapi
Non Farmakologi:
• Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya
• Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang
• Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering
mungkin dan mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih
• Memakai kaca mata hitam jika silau saat berada ditempat terang
sangan mengganggu
BAB 4 (lanjutan)
• Farmakologi:
A. Pengobatan konstitusi: Vitamin A
B. Analgetik: Pentokain
Untuk menghilangkan rasa sakit, dapat diberikan tetes pantokain,
atau tetrakain tetapi jangan sering-sering.
C. Pengobatan sesuai etiolgi:
• Antibiotik: Gentamycin, cloramphenikol, levofloxacin
• Antijamur: amphotericin B, Natamicin, Imidazol
• Antivirus: pengobatan bersifat simtomatik
BAB 4 (lanjutan)
• Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
Keratitis merupakan keadaan yang tidak mengancam jiwa dan
apabila diobati dengan baik maka keluhan dapat sembuh. Namun,
apabila ada komplikasi seperti ulkus maka besar kemungkinan untuk
terbentuknya sikatrik. Apabila terbentuk sikatrik maka penglihatan
akan sulit menjadi normal.