Anda di halaman 1dari 18

BAB 2

Identitas Pasien
• Nama Pasien : Tn.G
• Jenis kelamin :L
• Usia : 63 Tahun
• Alamat : RT 02/08 Kec. Katapang Cibogo DS Sukamukti
BAB 2 (lanjutan)

• Keluhan utama : Mata merah sebelah kanan


• Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke poliklinik mata RSD Soreang dengan keluhan
utama mata sebelah kanan merah sejak kurang lebih 2 hari yang lalu.
Keluhan mata merah dirasakan tiba-tiba saat bangun tidur. Keluhan
disertai dengan penglihatan terasa buram, terasa nyeri, keluar banyak
kotoran warna putih kekuningan, dan seperti ada yang mengganjal. Pasien
juga mengeluhkan mata sering berair dan terasa silau jika berada ditempat
terang serta merasa lebih nyaman di tempat redup. Mata kanan pasien
bengkak sehingga pasien sulit membuka matanya.
BAB 2 (lanjutan)
Keluhan baru dirasakan pertama kali. Pasien menyangkal keluhan
disertai mual muntah, nyeri kepala dan tidak disertai pandangan seperti
melihat pelangi.

Pasien menyangkal keluhan disertai dengan nyeri mata yang menjalar


ke kepala, penglihatan yang semakin memburuk sampai menjadi tidak bisa
melihat, dan riwayat trauma sebelumnya. Pasien menyangkal keluhan
disertai dengan nyeri kepala dan demam.

Pasien sudah berobat ke klinik namun keluhan tidak membaik. Pasien


diberikan obat antibiotik tetes mata.
BAB 2 (lanjutan)

Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : Compos mentis
• Keadaan umum : Baik
• Nadi : 80 kali per menit
• Respirasi : 16 kali per menit
• Suhu badan (aksila) : 36,6 oC
• Jantung dan paru : Bunyi S1 S2 murni reguler suara tambahan (-),
VBS kiri = kiri, ronkhi -/-, wheezing -/-
• Abdomen : Datar, soepel, bising usus (+) normal
• Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Pemeriksaan Oftalmologis
Visus VOD: 6/15 VOS: 6/12

Muscle Balance Orthotropia

Gerakan Bola Mata Normal ke segala arah Normal ke segala arah

Palpebra Superior Edema Entropion -, ektropion -,


lagoftalmus -,

Palpebra Inferior Entropion -, ektropion -, Entropion -, ektropion -,


lagoftalmus -, lagoftalmus -,

Silia Trikiasis (-), Sekret Trikiasis (-)


Mukopurulen (+)

App. Lakrimal Lakrimasi (+) Punctumterbuka, sumbatan


(-)
Konjungtiva Tarsal Hiperemis Tenang
Superior

Konjungtiva Tarsal Hiperemis Tenang


Inferior

Konjungtiva Bulbi Injeksi silier (+) Tenang

Kornea Ulkus kornea (+) Jernih

COA Jernih, sedang Jernih, sedang

Pupil Bulat, isokor Bulat, isokor

Diameter ±3mm ±3mm

RC Direk/Indirek +/+ +/+


Iris Sinekia (-) Sinekia (-)

Lensa Jernih Jernih


BAB 2 (lanjutan)

• Diagnosis Kerja: Keratitis + Ulkus kornea OD


• Usul Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Slitlamp
2. Uji fluoresen
BAB 2 (lanjutan)

• Terapi
Non farmakologi :
• Mencuci tangan saat sebelum dan setelah memegang mata.
• Menggunakan pelindung mata seperti kacamata untuk menghindari
risiko benda asing masuk.
• Hindari penggunaan lensa kontak.
Farmakologi :
• Antibiotik tetes mata levofloxacin dan Kortikosteroid topikal
BAB 4 PEMBAHASAN

• Keterangan Umum
Berdasarkan identitas pasien yang ada, pasien sekarang berusia 63 tahun.
• Anamnesis
Pasien didiagnosa dengan keratitis + Ulkus kornea od berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pasien datang ke poliklinik mata RSD Soreang dengan keluhan utama
mata sebelah kanan merah dengan penurunan penglihatan sejak kurang lebih
2 hari yang lalu. Keluhan mata merah dapat dibedakan menjadi keluhan mata
merah disertai dan tidak disertai visus menurun. Keratitis dan ulkus kornea
merupakan salah satu bagian dari mata merah disertai penurunan visus,
sedangkan pada keluhan mata merah tanpa disertai penurunan visus
diantaranya konjungtivitis, episkleritis, pterigium, dan yang lainnya
BAB 4 (lanjutan)

Penurunan penglihatan/penurunan visus pada pasien disebabkan


karena adanya peradangan pada kornea. Kornea merupakan media
refraksi sebagai bagian mata yang tembus cahaya, pembiasan sinar
terkuat dilakukan oleh kornea saat cahaya menuju retina, apabila
terdapat gangguan kejernihan pada kornea, maka cahaya yang menuju
retina tidak akan sempurna, sehingga pasien merasa keluhan disertai
pandangan kabur dan penurunan visus.
BAB 4 (lanjutan)

Pasien mengeluhkan mata sering berair dan terasa silau jika berada ditempat
terang serta merasa lebih nyaman di tempat redup.Respon inflamasi terhadap
mikroorganisme pada lapisan kornea dapat menyebabkan keluhan pasien berupa
mata merah, perih, dan kadang kadang terasa gatal. Mata berair dapat disebabkan
oleh infiltrasi sel-sel inflamasi yang menjadi infiltrat dianggap sebagai benda asing
sehingga akan merangsang respons lakrimasi sebagai pertahanan mata.

Keluhan baru dirasakan pertama kali. Pasien menyangkal keluhan


disertai mual muntah, nyeri kepala dan tidak disertai pandangan seperti
melihat pelangi. Hal ini untuk menyingkirkan diagnosis banding glaukoma
akut.
BAB 4 (lanjutan)

Pasien menyangkal keluhan disertai dengan nyeri mata yang


menjalar ke kepala, penglihatan yang semakin memburuk sampai menjadi
tidak bisa melihat, dan riwayat trauma sebelumnya. Hal ini untuk
menyingkirkan diagnosis banding endoftalmitis.

Pasien menyangkal keluhan disertai dengan nyeri kepala dan


demam. Hal ini untuk menyingkirkan panoftalmitis.
BAB 4 (lanjutan)
• Pemeriksaan Fisik
Pada keadaaan umum pasien tidak ada kelainan. Hasil pemeriksaan
menunjukan visus pada OD pasien 6/15, dimana hal ini menunjukan
adanya penurunan visus pada OD pasien. Pada kornea didapatkan ulkus
pada kornea yang dapat menghalangi cahaya masuk dengan sempurna
menuju retina.
Diagnosis Kerja
Keratitis OD + Ulkus kornea
Keratitis merupakan peradangan kornea. Peradangan tersebut dapat
terjadi di epitel, membran Bowman, stroma, membran Descement,
ataupun endotel. Radang kornea biasanya diklasifikasi dalam lapisan
kornea yang terkena, seperti keratitis superfisial dan interstisial atau
profunda.
Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh
adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas
jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.
BAB 4 (lanjutan)

• Pemeriksaan Penunjang
Uji fluoresein
Pada temuan infiltrat atau abrasi atau ulkus pada kornea dilakukan
pemeriksaan uji fluoresein dengan meneteskan larutan fluoresein 2%
pada forniks konjungtiva, kemudian dibilas dengan aqubidest. Mata
kemudian diperiksa dengan cahaya kobal biru pada lampu celah, uji
dikatakan positif bila tampak gambaran berwarna hijau pada kornea
dengan pemeriksaan dengan cahaya kobal biru.
BAB 4 (lanjutan)

• Terapi
Non Farmakologi:
• Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya
• Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang
• Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering
mungkin dan mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih
• Memakai kaca mata hitam jika silau saat berada ditempat terang
sangan mengganggu
BAB 4 (lanjutan)

• Farmakologi:
A. Pengobatan konstitusi: Vitamin A
B. Analgetik: Pentokain
Untuk menghilangkan rasa sakit, dapat diberikan tetes pantokain,
atau tetrakain tetapi jangan sering-sering.
C. Pengobatan sesuai etiolgi:
• Antibiotik: Gentamycin, cloramphenikol, levofloxacin
• Antijamur: amphotericin B, Natamicin, Imidazol
• Antivirus: pengobatan bersifat simtomatik
BAB 4 (lanjutan)

• Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
Keratitis merupakan keadaan yang tidak mengancam jiwa dan
apabila diobati dengan baik maka keluhan dapat sembuh. Namun,
apabila ada komplikasi seperti ulkus maka besar kemungkinan untuk
terbentuknya sikatrik. Apabila terbentuk sikatrik maka penglihatan
akan sulit menjadi normal.

Anda mungkin juga menyukai