Anda di halaman 1dari 33

TEKNIK OTOPSI

dr Wening Prastowo SpF


OTOPSI
= Seksi
= Nekropsi
= Obduksi
= Pemeriksaan post mortem
= Bedah mayat
MACAM OTOPSI

Otopsi anatomis
Otopsi klinik
Otopsi
kehakiman/Forensik
 OTOPSI ANATOMIS
 OTOPSI KLINIK
Pemeriksaan yang dilakukan dgn cara
pembedahan, untuk mengetahui dgn
pasti penyakit atau kelainan yang
menjadi sebab kematian dan untuk
penilaian hasil usaha pemulihan
kesehatan
OTOPSI FORENSIK :
 Ialah otopsi yang dilakukan atas dasar
perintah yang berwajib untuk
kepentingan peradilan, karena peristiwa
yang diduga merupakan tindak pidana,
yang dilakukan dengan cara
pembedahan terhadap jenazah untuk
mengetahui dengan pasti penyakit atau
kelainan yang menjadi sebab kematian.
INFORMASI UNTUK DOKTER
SEBELUM MELAKUKAN OTOPSI
1. Kecelakaan lalu lintas
• Bagaimana kecelakaan terjadi
• Siapakah korban
• Apakah ada dugaan korban mabuk, minum obat
sejenis Amphetamine dsb
2. Kecelakaan lain
3. Pembunuhan, bunuh diri
4. Kematian mendadak
5. Kematian setelah berobat / perawatan
6. Waktu korban ditemukan meninggal, waktu korban
terakhir terlihat masih hidup
ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN
UNTUK OTOPSI
 Timbangan besar (500 Kg)
 Timbangan kecil (3 Kg)
 Pita pengukur
 Penggaris
 Alat pengukur cairan
 Pisau
 Gunting
 Pinset
 Gergaji dengan gigi halus
 Jarum besar – jarum goni
 Benang yang kuat
BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN
UNTUK OTOPSI

1. Botol / toples untuk spesium pemeriksaan


toksikologi
2. Alkohol 96%
3. Botol untuk spesium pemeriksaan
histopatologi
4. Formalin 10%
5. Kaca sediaan dan kaca penutup
TEKNIK OTOPSI
 Pemeriksaan luar
 Pemeriksaan dalam :
 Insisi bentuk I
 Insisi bentuk Y
 Pemeriksaan tambahan
 Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan tambahan
 Pemeriksaan histopatologi
 Pemeriksaan mikrobiologi
 Pemeriksaan virologi
 Pemeriksaan immunologi
 Pemeriksaan toksikologi
 Pemeriksaan trace evidence
Pemeriksaan khusus
 Pemeriksaan pneumo thorax
 Pemeriksaan emboli udara
 Percobaan getah paru-paru (longsap
proof)
 Percobaan apung paru-paru
(docimasia pulmonum hydrostatica =
longdrijfproef)
 Emboli lemak
PEMERIKSAAN LUAR
 Identifikasi •Leher
 Pakaian •Dada
 Lebam mayat •Perut
 Kaku mayat •Alat kelamin
 Pembusukan •Dubur
 Panjang dan berat •Anggora gerak
badan •Punggung
 Kepala
•Bokong

Cara melukis luka : harus menggunakan absis dan


ordinat, dan luka harus dirapatkan dulu
 Absis
- garis mendatar melalui umbilicus
- melalui kedua areola mamae
- melalui kedua ujung os clavicula

 Ordinat
- garis tengah melalui sternum
- garis tengah melalui vertebrae
INSISI PADA TUBUH

Insisi bentuk I :
 Dimulai sedikit dibawah Cart.
Thyroidea  Proc. Xiphoideus  2 cm
paramedian kiri  Symphysis
 Pada peristiwa cekikan, gantung diri
Insisi bentuk Y
 Pada jenazah laki-laki : Insisi dimulai dari Acromion
Ka-Ki  Proc. Xiphoideus
 Pada jenazah perempuan : Insisi dimulai dari
Acromion Ka – Ki  lurus kebawah  melingkari
mamma  Proc. Xiphoideus  2 cm paramedian Ki
 Symphysis
 Insisi di bawah Proc. Xiphoidesus diperdalam
sampai menembus peritoneum  diteruskan
sampai Symphysis
 Selanjutnya melepaskan kulit dari tulang dada
dengan cara menarik kulit dengan keras ke samping
 memotong otot-otot dengan pisau. Otot perut
dilepas dari Arcus costa.
Inspeksi Rongga Perut
 Apakah ada cairan
 Keadaan peritoneum
 Keadaan omentum
 Sekat rongga dada
Tes Pneumothorax
 Kulit dada dibuat kantong berisi air,
ditusuk dgn pisau di ICS
 Spuit diisi air, kemudian ditusukkan

+ bila ada gelembung udara


JANTUNG
 Pericardium dibuka dgn insisi Y terbalik
 Apex jantung diangkat untuk melihat
jumlah cairan
 Memotong vena cava inferior, vena
pulmonalis, aorta, arteri pulmonalis dan
vena cava superior
 Diukur , ditimbang, warna, konsistensi.
 Membuka jantung menurut aliran darah.
 Memeriksa arteri coronaria
 Memeriksa adanya thrombus.
Tractus Respiratorius
 Trachea, bronchus dan paru dikeluarkan satu
unit
 Trachea dan bronchus dibuka dgn gunting pada
bagian belakang ( yg tdk mengandung tulang
rawan )
 Cabang bronchus digunting sejauh2nya ke
dalam paru
 Pisahkan trachea dgn paru dgn memotong
bronchus di hilus
 Paru kanan dan kiri di periksa ( ukuran, warna,
konsistensi, berat, di insisi )
Tes getah paru ( lonsap proef )
 Pada jenazah yg ditemukan dalam air
 Syarat paru belum membusuk
 Permukaan paru diiris 2-3 mm
 Diambil cairan / getah paru, teteskan di obyek
glass
 Periksa di mikroskop, adanya butir pasir, telur
cacing, diatome
 Positif  korban meninggal karena tenggelam
dalam air
 Negatif  korban meninggal dalam air jernih,
meninggal karena vagal reflex, korban sdh
meninggal kemudian di buang dalam air
Tes Apung Paru
 Pada kasus infanticide
 Kedua paru diapungkan
 Berturut turut diapungkan paru kanan
dan kiri
 Masing masing lobus diapungkan
 Bagian kecil paru diapungkan
 Bagian kecil paru tadi ditekan dgn ujung
jari lalu diapungkan
 Bila masih mengapung  tes apung
paru positif
Tractus Digestivus
 Apakah terdapat cairan
 Peritoneum
 Omentum
 Diaphragma
 Usus
 Lien
 Mesenterium
Lien
 Periksa arteri dan vena lienalis
 Pisahkan lien
 Pemeriksaan lien : warna,
permukaan,berat, ukuran, dibuat
incisi longitudinal.
Kandung Empedu
 Dimulai dari ductus choledochus
 Periksa adanya batu
Hepar
 Pisahkan hepar dari duodenum dan
gaster
 Pemeriksaan , berat, ukuran, dan
incisi menurut ukuran yang
terpanjang dari lobus kanan ke lobus
kiri
Gaster
 Dibuka di curvatura major, karena
kelainan lebih banyak di curvatura
minor
 Diteruskan sampai doudenum
 Hati hati pada kasus dengan
pemeriksaan toksikologi
Tractus Urogenitalis
 Ginjal
 Diiris dari bagian konvek ke hilus
 Periksa adanya batu, infeksi dan
kelainan lain
 Kandung kencing dibuka dengan
gunting mulai dari urethra ke arah
cranial
Alat Leher
 Lidah, palatum molle,
tonsil,trachea,larynx, oesophagus
sebagai satu kesatuan
 Trachea dan larynx dibuka dibagian
belakang
 Os hyoid, cartilago thyroid dilihat
adanya fracture
Otak besar
 1,5 cm di belakang ujung lobus
frontalis
 Ujung lobus frontalis
 Chiasma opticum
 Infundibulum
 Corpus mamillaris
 Pedunculus cerebri
 2,5 cm dari ujung lobus occipitalis
Pemeriksaan Histopatologi
 Ukuran 2 x 3 x 1/2 cm
 Pengawet formalin 10%
Pemeriksaan toksikologi
 Pengawet alkohol 95%, dry es, es
batu
 Bahan , lambung dan isinya, darah,
hati, ginjal, otak
 Pada keracunan kronik, rambut,
kuku, tulang
 Tempat, bermulut lebar, bersih.
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai