Anda di halaman 1dari 21

Kasus Seminar Keperawatan Anak Dengan Diagnosa

Marasmus Pada An.Mi di Ruang Lontara 4 Atas Belakang


RSUP Wahidin Sudirohusodo

Kelompok II
Zulkifli
Nirmala Seknun
Nurmadinah
Marni.D
Isma Hajar

Universitas Mega Rezky


Makassar
2019
Konsep Medis
Pengertian Etiologi
Marasmus adalah suatu 1. Faktor psikologis seperti adanya
kondisi dimana anak mengalami penolakan ibuk serta penolakan yang
berhubungan dengan anoreksia.
penurunan berat badan sehingga
2. Asupan kalori dan protein yang tidak
mengalami penciutan atau
memadai akibat diet yang tidak cukup.
pengurusan otot generalisata dan 3. Kebiasaan makan yang tidak tepat seperti
tidak adanya lemak subkutis hubungan antara orang tua dengan anak

(Rudolph, 2014) yang terganggu atau tidak harmonis.


4. Adanya kelainan metabolik atau
malformasi kongenital.
Manifestasi Klinis
a. Diare
b. Mata besar dan dalam
c. Akral dingin dan tampak sianosis
d. Pertumbuhan dan perkembangan terganggu
e. Jaringan lemak dibawah kulit akan menghilang, kulit keriput dan turgor kulit
jelek
f. Ubun-ubun besar cekung
g. Tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol
h. Anoreksia
Konsep Keperawatan
1. Identitas Klien
Nama pasien : An. “MI”
Tempat tanggal lahir : Jeneponto, 17 Agustus 2008
Usia : 10 Tahun 7 Bulan 28 Hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku : Makassar
Alamat : Batu Tarang, Turatea, Jeneponto
Tanggal Masuk : 19-03-2019
Tanggal Pengkajian : 15-04-2019
Diagnosa medis :Nutrisional Marasmus
II. Status Kesehatan Saat Ini

A. Alasan kunjungan : ibu klien melihat anaknya tampak pucat, pucat diperhatikan
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan muntah dengan frekuensi setiap
kali makan dan muntah tidak menyemprot. Buang air besar encer berampas
serta lendir dan tidak berdarah frekuensi lebih dari 3 kali dialami sejak 10 hari
sebelum masuk rumah sakit. Riwayat operasi anastomosis usia 3 hari dan
operasi colostomy 1 agustus 2018
B. Keluhan Utama : Nyeri
Klasifikasi Data
Data Subyektif
1. Pasien mengeluh nyeri pada perut 4. Pasien mengeluh batuk
5. Ibu pasien mengatakan anaknya batuk
2. Ibu pasien mengatakan neri pada perut
berdahak
dialami sejak 1 minggu sebelum masuk RS
6. Ibu pasien mengatakan anaknya BAB 4 x
3. P : peningkatan peristaltik usus yang
sehari
memperberat ketika bergerak dan yang
7. Ibu pasien mengatakan anaknya hanya makan
memperingan ketika pasien beristirahat
½ porsi dari makanan yang diberikan (bubur &
dan diberikan obat
juz)
Q : tertusuk-tusuk 8. Pasien mengatakan lemah setelah
R : perut beraktivitas dan tidak bisa beraktivitas karena
S : skala sedang (skala 5) NRS nyeri pada perut yang hilang timbul
T : dirasakan hilang timbul (15-30 menit)
Data Obyektif
9. Tampak ada sekret
1. Pasien tampak meringis dan memengan perut
10 Mukosa bibir kering
2. Ada nyeri tekan pada perut
11. Turgor kulit keriput/kering
3. Tanda-tanda vital :
12. Tampak bubur dan juz hanya habis ½ porsi
TD : 90/60 mmHg
13. BB : 15 kg
N : 98 x / menit
14. TB : 110 CM
S : 36,8 0C
15.CDC :78,94 % (Gizi kurang)
P : 20 x/ menit
16. Pasien tampak kurus
4. Pasien tampak batuk berdahak
17. Bibir kering
5. Suara tambahan ronchi
18. Jarigan subkutan hilang
6. KU : Lemah
19. KU : lemah
7. Tampak iga gambang
20. Kesan Pemeriksaan Lab : anemia
8. Mata cekung
21. Tampak pasien lemah setelah beraktivitas
Analisa Data

Data
DS :
DO :

1. Pasien mengeluh nyeri pada perut 1. Pasien tampak meringis dan


2. Ibu pasien mengatakan neri pada perut dialami memengan perut
sejak 1 minggu sebelum masuk RS 2. Ada nyeri tekan pada perut
3. P : peningkatan peristaltik usus yang 3. Tanda-tanda vital :
memperberat ketika bergerak dan yang TD : 90/60 mmHg
memperingan ketika pasien beristirahat dan
N : 98 x / menit
diberikan obat
S : 36,8 0C
Q : tertusuk-tusuk
P :20 x/ menit
R : perut
S : skala sedang(skala 5) NRS
T : dirasakan hilang timbul (15-30 menit)
Data Masalah

DS : Ketidakefektifan bersihan
1. Pasien mengeluh batuk jalan nafas

2. Ibu pasien mengatakan anaknya


batuk berdahak
DO :
1. Pasien tampak batuk berdahak
2. Suara tambahan ronchi
3. Tampak ada sekret
Data Masalah
DS : Kekurangan volume cairan
1. Ibu pasien mengatakan anaknya BAB 4 x sehari

DO :

1. KU : lemah
2. Mata cekung
3. Mukosa bibir kering
4. Turgor kulit keriput/kering
5. Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
N : 98 x / menit
S : 36,8 0C
P :20 x/ menit
Data
Masalah
DS :

1. Ibu pasien mengatakan anaknya hanya Ketidakseimbangan nutrisi


makan ½ porsi dari makanan yang diberikan kurang dari kebutuhan tubuh
(bubur & juz)
DO :

1. Tampak bubur dan juz hanya habis ½ porsi


2. BB : 15 kg
TB : 110 CM
CDC :78,94 % (Gizi kurang)
3. Pasien tampak kurus
4. Bibir kering
5. Jarigan subkutan hilang
Data Masalah

DS : Intoleransi aktivitas
1. Pasien mengatakan lemah setelah
beraktivitas dan tidak bisa beraktivitas
karena nyeri pada perut yang hilang timbul
DO :

1. KU : lemah

2. Kesan Pemeriksaan Lab : anemia

3. Tampak pasien lemah setelah beraktivitas


PATHWAY PERJALANAN PENYAKIT TERLAMPIR DI WORD
Diagnosa Keperawatan
N Diagnosa Tanggal di temukan Tanggal teratasi
O

1 Nyeri akut berhubungan dengan peristaltik meningkat 16 - 04 - 2019 19 – 04 - 2019

2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan 16 - 04 - 2019


dengan secret yang berlebih 18 – 04 - 2019

3 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah 16 - 04 - 2019 _


dan diare

4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 16 - 04 - 2019


berhubungan dengan intake kurang dari kebutuhan _

5 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan 16 - 04 - 2019 _


INTERVENSI, IMPLEMENTASI, DAN EVALUASI TERLAMPIR
ANALISIS JURNAL

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN (PMT-P) TERHADAP


PERUBAHAN STATUS GIZI BALITA GIZI BURUK TAHUN 2017
( Studi di Rumah Gizi Kota Semarang)
PROBLEM : Perubahan Status Gizi Balita Gizi Buruk
INTERVENTION :
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan desain one group pretest posttest dimana tidak
ada kelompok kontrol. Pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan serta menghitung skor Z balita
dilakukan pada awal pemeriksaan di Rumah Gizi (pretest), kemudian diberikan perlakukan pada sampel yaitu
pemberian paket susu F100 selama 3 bulan dengan frekuensi dan jumlah minum yang sudah ditentukan oleh dokter
dan petugas gizi di Rumah Gizi, selanjutnya pada tahap postets dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan
perhitungan skor Z kembali pada balita. Populasi dan sampel dalam penelitian ini diambil secara non probability
sampling dengan metode purposive sampling yaitu 12 balita usia 0-59 bulan yang menjalani perawatan komprehensif
di Rumah Gizi Kota Semarang . Sampel dipilih menggunakan pertimbangan tertentu berdasarkan ciri atau sifatsifat
populasi yang ditetapkan sebelumnya oleh peneliti.
Data yang dianalisis adalah : a) tingkat konsumsi Makanan Tambahan Pemulihan, b)penyakit infeksi dan
penyakit penyerta, b) tingkat asupan energi dan protein dari makanan sehari-hari. Analisis uji perbedaan
menggunakan program uji statistik SPSS dengan uji t dua sampel berpasangan dan analisis uji hubungan digunakan uji
Korelasi Rank Spearman.
COMPERATION : Sebelum dan sesudah PMT-P perubahan rerata indeks antropometri BB/TB adalah
0,69 SD dengan standar deviasi 0,24 dan perubahan rerata indeks antropometri BB/U adalah 0,62
SD dengan standar deviasi 0,03.

OUT COME : ada perbedaan yang bermakna perubahan status gizi balita sebelum dan sesudah PMT-
P pada balita gizi buruk menurut indeks antropometri
BB/U yang ditunjukkan dengan nilai p=0,044 (p<0,05), pada indeks antropometri BB/TB diperoleh
nilai p=0,055 sehingga dapat dinyatakan tidak terdapat perbedaan yang bermakna perubahan status
antropometri balita sebelum dan sesudah PMT-P. Tidak terdapat hubungan yang bermakna penyakit
infeksi dan penyakit penyerta serta asupan energi dan protein dengan perubahan status gizi balita
gizi buruk yang ditunjukkan dengan nilai p>0,05. Sehingga dalam penelitian ini penyakit infeksi dan
penyerta serta asupan energi dan protein dari makanan lain tidak berpotensi menjadi variabel
penggaggu dalam pengaruh pemberian makanan tambahan pemulihan dengan perubahan status gizi
balita gizi buruk.
TIME : dilaksanakan pada bulan juni – september 2017

IMPLIKASI DALAM DUNIA KEPERAWATAN : dengan adanya jurnal penelitian ini


menambah wawasan pada perawat sehingga perawatdapat mengaplikasikannya
pada pasien penderita gizi buruk.

Anda mungkin juga menyukai