Anda di halaman 1dari 18

HIPERSOM

NIA

MAULIDIA NIKMATUL
HIKMAH
N 111 17 038
PEMBIMBING
dr. A. Soraya Tenri Uleng,
M.Kes, Sp.KJ
PENDAHULUAN
• Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan
akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus
tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta
menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi,
kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain.
• Salah satu gangguan tidur yang banyak diderita
masyarakat adalah Hypersomnia atau yang lebih dikenal
dengan EDS (Excessive Daytime Sleepines) adalah suatu
gejala yang muncul sewaktu waktu dari kecenderungan
untuk mengantuk atau sampai jatuh tertidur disaat
intensitas dan ekspektasi untuk tetap terjaga dan bangun
pada saat tersebut.
Definisi

• Hipersomnia adalah suatu keadaan kecendrungan


tidur yang berlebihan, sulit mempertahankan keadaan
terjaga pada siang hari, rasa mengantuk disiang hari
yang berlebihan, berkepanjangan tidur malam hari,
atau kadang kedua-duanya, yang terjadi secara
teratur atau rekuren untuk waktu singkat, dan
menyebabkan gangguan fungsi sosial dan pekerjaan
Epidemiologi

• Berdasarkan National Sleep Foundation melaporkan


hipersomnia 0,3 % - 4,0 % orang dewasa, 5% - 10%
dewasa muda dan dewasa menengah, 20%- 30% lanjut
usia jatuh tertidur disiang hari dan adanya serangan
tidur disiang hari, durasi tidur pada hari kerja rata-rata
39% 6,9 jam atau kurang dari 7 jam.

• Tidak ada perbedaan jenis kelamin pada penyakit


hipersomnia. Masalah tidur ini berdampak pada fungsi
mereka sehari-hari (social, keluarga, pekerjaan).
Etiologi
• Idiopatik
Kemungkinan penyebab Gangguan perilaku tidur REM
adalah lesi tegmental pontine, melibatkan serotonergik,
monoaminergik dan kolinergik neurotransmisi. Penelitian
baru-baru ini telah mengidentifikasi beberapa kelainan
yang berhubungan dengan hipersomnia, seperti
menemukan sebuah hipersensitivitas abnormal reseptor
GABA (kimia otak yang bertanggung jawab utama untuk
sedasi atau untuk proses tidur ) pada pasien dengan
hipersomnia. Jadi hipersensitivitasi abnormal GABA terjadi
secara alamiah oleh zat bioaktif (yaitu peptida seperti
tripsin yang tersensitisasi) dalam CSF pasien menderita.
Etiologi
• Kurang tidur
Banyak orang tidak menjadwalkan waktu yang cukup
untuk tidur di malam hari sehingga disiang hari pada
terjaga merasakan ngantuk. Ini dikelola oleh pendidikan
pasien tentang kebiasaan tidur yang sehat.
• Sleep apnea
Sleep apnea adalah suatu kondisi di mana pasien secara
berkala berhenti bernapas saat tidur. Yang paling penyebab
umum sleep apnea adalah karena obstruksi sementara
saluran napas bagian atas. Gejala / tanda-tanda yang
umum termasuk keras mendengkur dan jeda dalam
bernapas. Gejala tambahan termasuk terengah-engah
selama tidur, sakit kepala kusam, dan perilaku otomatis.
Etiologi

• Penyalahgunaan obat dan alkohol


Seperti Benzodiazepin yang bekerja melalui sistem GABA.

• Cedera kepala atau penyakit saraf ,


misalnya multiple sclerosis

• Genetik (memiliki relatif dengan hipersomnia).


Gambaran klinis
Berdasarkan buku PPDGJ-III, terdapat klasifikasi Hipersomnia
Non-organik (F51.1)

1. Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis


pasti :
a) Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya
serangan tidur/sleep attacks (tidak disebabkan oleh
jumlah tidur yang kurang), dan atau transisi yang
memanjang dari saat mulai bangun tidur sampai sadar
sepenuhnya (sleep drunkenness)
b) Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1
bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih
pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan
mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan
Gambaran klinis
c) Tidak ada gejala tambahan “narcolepsy” (catapelxy,
sleep paralysis, hypnagonic hallucination) atau bukti
klinis untuk “sleep apnoe” (nocturnal breath cessatin,
typical intermittent snoring sounds,etc)
d) Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang
menunjukkan gejala rasa kantuk pada sang hari.

2. Bila hipersomnia hanya merupakan salah satu gejala dari


gangguan jiwa lain, misalnya gangguan afektif, maka
diagnosis harus sesuai dengan gangguan yang
mendasarinya. Diagnosis hiersomnia psikogenik harus
ditambahkan bila hipersomnia merupakan keluhan yang
dominan dari penderitaan dengan gangguan jiwa lainnya.
Gambaran klinis
berdasarkan Diagnostic And Statictical Manual of Mental
Disorders edisi ke lima (DSM-IV) terdapat hypersomnia
primer dan Hipersomnia Akibat Gangguan Jiwa Lain.
Kriteria Diagnostik untuk Hipersomnia Primer menurut DSM-
IV yaitu:
1. Keluhan yang menonjol adalah mengantuk berlebihan di
siang hari selama sekurangnya satu bulan (atau lebih
singkat jika rekuren) seperti yang ditunjukkan oleh
episode tidur yang memanjang atau episode tidur siang
hari yang terjadi hampir setiap hari.
2. Mengantuk berlebihan di siang hari menyebabkan
penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
Gambaran klinis

3. Mengantuk berlebihan di siang hari tidak dapat


diterangkan oleh Insomnia dan tidak terjadi semata-mata
selam perjalan gangguan tidur lain (misalnya, narkolepsi,
gangguan tidur berhubungan pernafasan, gangguan tidur
irama sirkadian, atau parasomnia) dan tidak dapat
diterangkan oleh jumlah tidur yang tidak adekuat.
4. Gangguan tidak terjadi semata-mata selama perjalanan
gangguan lain.
5. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari
suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi)
atau suatu kondisi medis umum.
Gambaran klinis
Kriteria Diagnostik untuk Hipersomnia akibat gangguan jiwa
lain menurut DSM-IV yaitu:
• Keluhan yang dominan adalah rasa mengantuk berlebihan
setidaknya 1 bulan seperti adanya episode tidur malam
atau episode siang hari yang terjadi hampir setiap hari.
• Rasa mengantuk yang berlebihan menyebabkan penderita
yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial,
pekerjaan, atau area fungsi penting lain.
• Hipersomnia dianggap terkain dengan gangguan Aksis I
atau Aksis II lain (contoh, gangguan depresif berat,
gangguan distimik) tetapi cukup berat
sehinggamemerlukan perhatian klinis sendiri.
Gambaran klinis

• Gangguan ini sebaiknya tidak disebabkan oleh gangguan


tidur lain (contoh, narkolepsi, gangguan tidur terkait
pernafasan, parasomnia) atau kurang tidur

• Gangguan ini tidak disebabkkan efek fisiologis langsung


suatu zat (contoh penyalahgunaan obat, suatu obat) atau
keadaan medis umum.
Gambaran klinis
berdasarkan Diagnostic And Statictical Manual of Mental
Disorders edisi ke lima (DSM-V) Kriteria Diagnostik untuk
Hipersomnia yaitu:
• Mengantuk yang berlebihan (hipersomnolen) meski dalam
kondisi tidur utama setidaknya 7 jam, dengan setidaknya
satu dari gejala berikut:
1) Masa tidur atau perubahan tidur yang berulang dalam
hari yang sama;
2) Episode tidur utama yang berkepanjangan lebih dari 9
jam per hari yang bersifat non-destruktif;
3) Kesulitan untuk benar-benar terbangun setelah
terbangun secara tiba-tiba.
Gambaran klinis
• hipersomnolen terjadi setidaknya tiga kali per minggu
selama paling sedikit 3 bulan.
• hipersomnolen menyebabkan gangguan atau penurunan
signifikan pada bidang sosial, pekerjaan, atau bidang
lainnya.
• hipersomnolen tidak bisa dijelaskan dengan efek
penyalahgunaan obat atau obat-obatan.
• Mimpi buruk tidak dapat dikaitkan dengan kelainan tidur
lainnya (yaitu, narcolelpsy, gangguan tidur terkait
pernafasan, gangguan irama tidur sirkadian, atau
parasomnia).
• Gangguan mental atau kondisi medis yang menyertai tidak
cukup menjelaskan hipersomnolen.
Penatalaksanaan
Tindakan sleep hygiene terdiri dari:
• Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaan
• Hindari tidur pada siang hari/sambilan
• Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari
• Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti
decongestan
• Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur
• Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur
dengan perut kosong
• Segera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15-30
menit)
• Hindari rasa cemas atau frustasi
• Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak
Penatalaksanaan

• Antidepresan
• Antipsikosis
• Methylphenidate
Secara khus adalah inhibitor reuptake dopamin, lebih
lemah inhibitor reuptake norepinefrine, dan
meningkatkan neurotransmitter diotak.
Kesimpulan
• Hipersomnia merupakan gangguan tidur dimana adanya
rasa kantuk yang berlebih sepanjang hari selama sebulan
atau lebih. Rasa kantuk yeng berlebih ini dapat berupa
kesulitan untuk bangun setelah periode tidur yang
panjang atau mungkin ada pola episode tidur siang
muncul hampir setiap hari dalam bentuk tidur siang yang
diharapkan atau tidak diharapkan.

• Edukasi penting diberikan kepada pasien tentang sleep


hygiene yang baik dalam mengatasi berbagai gangguan
tidur. Penggunaan obat harus dibatasi dan diawasi
dengan cermat, mengingat efek samping yang dapat
ditimbulkannya, oleh karenanya penggunaan obat
tersebut harus benar-benar disesuaikan dengan
kebutuhan individual dari pasien.

Anda mungkin juga menyukai