Anda di halaman 1dari 64

DETEKSI DINI GANGGUAN

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN


ANAK

Dr. kartin Akune, SpA


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK/FKIK UNTAD
RSUD UNDATA PALU
“PERLUKAH MELAKUKAN MEDICAL CHECK-UP
PADA ANAK ?”
PENDAHULUAN
Sesuai dengan ciri anak yang bertumbuh dan
berkembang maka pelaksanaan pelayanan kesehatan
anak juga berkembang mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi kedokteran.

Dalam ilmu kesehatan Anak, upaya menemukan


kelainan atau penyakit sedini mungkin, yang dikenal
sebagai screening, dapat digolongkan dalam pelayanan
preventif, yang merupakan ciri utama ilmu kesehatan
anak.
Lanjutan...
• Pelayanan preventif menjamin bahwa penyakit dapat
dapat dideteksi dan diobati lebih awal;
• penyakit kronik dapat dicegah; diketahui lebih dini atau
ditata-laksana lebih awal.
• Demikian juga tumbuh kembang anak dapat di monitor
dan di yakini bahwa anak bertumbuh menjadi dewasa
sehat dan produktif.

Di Amerika Serikat, salah satu implementasi pelayanan


preventif ini adalah program Early Periodic Screening
Diagnosis and Treatment (EPSDT).
Manfaat pelayanan preventif
• Memberi intervensi sedini mungkin, pelayanan
kesehatan yang penting dan mendesak
• Kegagalan dalam mendeteksi keterlambatan atau
kurang stimulasi dalam bicara atau bahasa akan
memerlukan intervensi ekstensif dan mahal
• Intervensi dilakukan sebelum anak masuk taman
kanak-kanak mempunyai manfaat amat besar
dalam akademis, dan soaial ekonomi sehingga
menghemat dana sebesar 30.000 -100.000USD
per anak.
Batasan Umur Anak
• Menurut Konvensi hak-hak Anak tahun 1990
adalah sejak konsepsi sampai berumur 18
tahun
• Demikian pula didalam UU No. 23 tahun 2003
tentang Kesehatan.
Selama kurun waktu tersebut anak mengalami
tumbuh kembang tdd beberapa tahap :
o Janin
o Bayi baru lahir
o Bayi
o Balita
o Usia sekolah
o Remaja awal, tengah dan akhir
• Kualitas tumbuh kembang anak pada usia
balita mempengaruhi kualitas tumbuh
kembang dan perilaku anak usia sekolah dan
remaja

• Penting bagi keluarga dan petugas kesehatan


(dokter, paramedis) untuk melakukan secara
rutin deteksi dini gangguan tumbuh kembang
dan perilaku anak sejak usia balita
Deteksi dini gangguan tumbuh
kembang balita
• Ketika mengamati balita memasuki ruang
pemeriksaan bersama orangtuanya : kita
sudahmulai “mendeteksi” : penampilan
wajah, bentuk kepala, tinggi badan, proporsi
tubuh, pandangan mata, suara, cara bicara,
berjalan perilaku, aktivitas dan interaksi dg
lingkungan
Anamnesis
Faktor risiko balita (intrinsik, genetik-
heredokonstitusional) :
• Retardasi pertumbuhan intrauterin
• BBL
• Prematuritas
• Infeksi intrauterin
• Gawat janin, asfiksia,
perdarahanintrakranial,kejang neonatal,
hiperbilirubinemia,hipoglikemia, infeksi, kelainan
kongenital, dll
Anamnesis

Faktor risiko dilingkungan mikro :


• Faktor risiko ibu : umur, TB,pendidikan,
pengobatan, jumlah anak, jarak kehamilan,
pengetahuan,sikap dan keterampilan ibu
mencukupi kebutuhan bio-psikososial
(asah,asih, asuh), penyakit keturunan,
penyakit menular, riwayat pernikahan,
alkohol, narkoba, pekerjaan/penghasilan
Anamnesis

Faktor risiko dilingkungan mini :


• ayah : umur, TB pendidikan, pekerjaan,
pengetahuan, sikap dan keterampilan ayah
dalam mencukupi kebutuhan bio-psikososial
(asah, asih, asuh), riwayat pernikahan
terpaksa, saudara kandung/tiri tinggal
serumah,anggota lain serumah (nenek, kakek,
paman, bibi, pengasuh anak, pembantu
Anamnesis

Faktor risiko dilingkungan meso


• tetangga (tingkat ekonomi, sikap dan perilaku
tetangga), teman bermain, sarana bermain,
polusi, pelayanan kesehatan, sanitasi
lingkungan, adat-budaya
Anamnesis

Faktor risiko dilingkungan makro :


• Program2 untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan keluarga belum
menjangkau semua keluarga terutama
keluarga berpenghasilan rendah
• Program rutin belum menjangkau semua
balita risiko tinggi
Pemeriksaan Fisik

Berat badan : gagal tumbuh (jika kurva berat


badan anak mendatar atau menurun hingga
memotong lebih dari 2 kurve persentil, obesitas
dengan retardasi mental (sindrom Prader-Will
dan Beckwith-Wiedeman
Pemeriksaan fisik

Kepala :
• mikrocefali, lingkar kepala lebih kecil dari persentil 3 mempunyai
korelasi kuat dengan gangguan perkembangan kognitif, sedengkan
mikrosefali progresif berkaitan dengan degenerasi SSP, makrosefali
(lingkar kepala lebih besar dari persentil 97) disebabkan oleh
hidrosefalus, neurofibromatosis, dll

• Ubun ubun besar menutup sebelum 18 bulan (selambat2nya 29


bulan)

• Keterlambatan menutup disebabkan oleh hipotiroidisme dan


peninggian tekanan intrakranial (hidrosefalus, perdarahan subdural,
pseudotumor serebri)
Pemeriksaan neurologi dasar
• Pemeriksaan beberapa fungsi saraf kranial,
sistem motorik, sistem sensorik, cara berjalan
dll
Skrining Pertumbuhan Umum
Selama proses pertumbuhan terdapat 3 masa
pertumbuhan cepat, yaitu pada :
- Masa Janin
- Masa bayi 0-1 tahun (walaupun pertumbuhan pada
masa ini telah mengalami deselerasi)
- Masa pubertas
BERAT BADAN NAIK SESUAI GRAFIK, BERARTI
PERTUMBUHAN NORMAL
PERTUMBUHAN TERGANGGU
BERAT BADAN TIDAK NAIK (T)

3. Jika, garis pertumbuhan menurun, atau lebih rendah dari


bulan lalu.
4. Garis pertumbuhan mendatar, atau sama dengan bulan lalu
5. Garis pertumbuhan naik, tapi pindah ke pita warna
dibawahnya.
PERTUMBUHAN TERGANGGU
GRAFIK CDC (TINGGI BADAN)
Z-SCORE BERDASARKAN PANJANG
BADAN & BB (LAHIR-2 TAHUN)
Z-SCORE BERDASARKAN PANJANG
BADAN & BB (2-5 TAHUN)
Z-SCORE BERDASARKAN PANJANG BADAN
& BB (LAHIR-2 TAHUN)
Z-SCORE BERDASARKAN PANJANG
BADAN & BB (2-5 TAHUN)
STATUS GIZI
Status gizi ditentukan dengan melihat tabel BB/TB
• Interpretasi berdasar tabel Z-SCORE (TB/BB)
- Normal / gizi baik : -2 SD s/d +2 SD
- Kurus / gizi kurang : <-2 SD - (-3 SD)
- Kurus sekali / gizi buruk : < - 3 SD
- Overweight: + 2 SD - +3 SD
- Obesitas: > +3 SD
ASPEK PERKEMBANGAN ANAK

1. Sosial personal
a. Kemampuan untuk mandiri
b. Kemampuan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya
2. Gerakan/Motorik halus-adaptif
aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagianbagian tubuh tertentu
dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat
3. Bahasa
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan. merespon suara, berbicara dan mengikuti perintah.
4. Gerakan/Motorik kasar
aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, terutama
melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dll.
SKRINING PERKEMBANGAN
UMUM
Skrining perlu dilakukan pada semua anak, bukan
hanya pada anak yang dicurigai menderita gangguan
perkembangan.

Alat skrining yang digunakan harus mempunyai bukti


kuat tentang reabilitas, validitas, spesifisitas,
sensitivitas, dan utilitas.

Terdapat 14 alat skrining perkembangan anak, dan


yang paling sering digunakan adalah Denver
Developmental Screening Test/Denver II dan Ages and
Stages Questionair.
Denver Developmental Screening
Test/Denver II dan Ages and Stages
Questionair.
Deteksi dini gangguan perkembangan
dan perilaku
• Menurut WHO : skrining atau deteksi dini adalah
prosedur cepat, sederhana dan murah utk
populasi asimptomatik tetapi mempunyai risiko
tinggi atau dicurigai mempunyai masalah
• Blackman (1992) : bayi atau anak dengan risiko
tinggi harus dilakukan skrining secara periodik,
sedangkan bayi atau anak dengan risiko rendah
dimulai dengan kuesionir praskrining. Bila
dicurigai dilanjutkan dengan skrining
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP) (lanjt..)
 9-10 pertanyaan singkat pada orang-tua / pengasuh,
 tentang kemampuan yang telah dicapai oleh anak
 mulai umur 3 bulan, minimal tiap 3 bulan sampai umur 2
tahun, minimal tiap 6 bulan sampai umur 6 tahun
 untuk mengetahui perkembangan anak sesuai umurnya atau
terlambat
Alat :
1. Kuesioner (daftar pertanyaan) sesuai umur anak
2. Kertas, pensil,
3. bola karet atau plastik seukuran bola tenis,
4. kerincingan,
5. kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah,
6. benda-benda kecil seperti kismis/potongan biskuit kecil
berukuran 0,5-1 cm
Interpretasi KPSP
• Hitunglah jumlah jawaban Ya.
• Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10,
perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
• Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan
anak meragukan (M)
• Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang,
kemungkinan ada penyimpangan (P)
• Jawaban tidak harus diperinci menurut jenis
keterlambatan
Deteksi dini penyimpangan mental
emosional

1. Kuesioner Masalah Mental Emosional


(KMME) bagi anak usia 36-72 bulan
2. Cheklist Autis Anak Pra Sekolah (Checklist
for Autism in Toddlers =CHAT) bagi anak
usia 18-36 bulan
3. Formulir deteksi dini Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas
(GPPH) bagi anak usia 36 bulan ke atas
Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
 Tujuan :
Mendeteksi secara dini penyimpangan mental
emosional pada anak pra sekolah
 Jadwal :
 setiap 6 bulan pada umur 36-72 bulan
 Alat : Kuesioner masalah Mental Emosional
(KMME)
 12 pertanyaan mengenai problem mental
emosional anak umur 36-72 bulan
KMME
Interpretasi : bila jawaban YA maka mengalami
masalah mental emosional
Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah
 Tujuan :
 Mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur
18-36 bulan.
 Jadwal :
 Pemeriksaan atas indikasi kecurigaan autis.
 Alat ; yang digunakan adalah CHAT ( Checklist for
Autism in’ Toddlers)
 9 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/pengasuh
anak
 5 perintah untuk anak
 Intepretasi

 Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban


“Tidak” pada pertanyaan A5, A7,B2,B3 dan
B4
Risiko rendah menderita autis : bila jawaban
“ Tidak” pada pertanyaan A7 dan B4
Kemungkinan gangguan perkembangan lain :
bila jawaban “tidak” jumlahnya 3 atau lebih
untuk pertanyaan A1-A4, A6; A8 – A9; B1-B5.
Anak dalam batas normal bila tidak termasuk
dalam kategori 1,2 dan 3.
Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) Pada Anak Prasekolah

 Tujuan :
 Mendeteksi secara dini adanya gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36
bulan atas.
 Jadwal :
 Pemeriksaan atas indikasi kecurigaan gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
 Alat ; yang digunakan adalah formulir gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
 10 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/pengasuh
anak
Interpretasi
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan “bobot nilai “
berikut ini dan jumlahka nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total
 Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
 Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
 Nulai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
 Nulai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH
SKRINING PENDENGARAN

• Kekurangan stimulasi pendengaran akan menyebabkan


reorganisasi struktural dan fungsional pada tingkat kortikal.
• Untuk bayi baru lahir sampai anak berumur 2 tahun
dianjurkan untuk skrining secara selektif bila dijumpai :
- orang tua mengeluh adanya gangguan pendengaran,bicara,
bahasa, atau keterlambatan perkembangan
- riwayat gangguan pendengaran permanen dalam keluarga
- dirawat di NICU lebih dari 5 hari
- Pajanan obat ototoksik seperti tobramisin furosemide
- infeksi intrauterin
- kelainan kraniofasial dsb
Tes Daya Dengar (TDD)
 Tujuan :
 Menemukan gangguan pendengaran sejak dini.
 Dapat memberi intevensi sedini mungkin pada anak yang mengalami
gangguan pendengaran.
 Jadwal
 Setiap 3 bulan pada bayi umur  12 bulan
 Setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas.
 Tes dapat dilaksanakan oleh tenaga, Guru TK, Tenaga PADU dan
petugas terlatih lainnya.
 Alat / sarana yang diperlukan adalah :
 Instrumen TDD menurut umur anak
 Gambar binatang (ayam anjing, kucing), manusia
 Mainan (Boneka, Kubus, Sendok, Cangkir, Bola)
 Pada anak umur 24 bulan atau lebih
 Pertanyaan berupa perintah melalui
orangtua/ pengasuh untuk dikerjakan
oleh anak.
 Amati kemampuan anak dalam
melakukan perintah orang
tua/pengasuh.
 Jawaban “YA” jika anak dapat melakukan
perintah orang tua/ pengasuh.
 Jawaban “TIDAK” jika anak tidak dapat
atau tidak mau melakukan perintah
orang tua/ pengasuh.
 Intepretasi
 Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK,
kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
 Catat dalam buku KIA atau kartu kohort
bayi/ balita atau status/catatan medik
anak, jenis kelainan.
 Intervensi
 Tindak lanjut sesuai dengan buku
pedoman yang ada .
 Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.
SKRINING GANGGUAN PENGLIHATAN PADA
ANAK BERUSIA KURANG DARI 5 TAHUN

• Sekitar 2-4% anak prasekolah menderita ambliopia,


suatu perubahan dalam jalur saraf visual dalam otak
yang sedang berkembang. Hal ini dapat menyebabkan
kehilangan penglihatan permanen pada mata yang
terkenan Ambliopia umumnya mengenai satu mata
namun dapat terjadi pada kedua mata.
• Deteksi gangguan penglihatan sebelum anak masuk
sekolah dapat membantu mengidentifikasi anak yang
dapat terbantu dengan intervensi dini untuk memperbaiki
penglihatan.
• Alat untuk skrining penglihatan termasuk gangguan
refraksi, strabismus, dan ambliopia.
• Untuk bayi baru lahir sampai dengan umur 3 tahun,
pemeriksaan mata, pemeriksaan pupil, dan pemeriksaan
refleks merah (red reflex).
• Contoh pertanyaan kepada orang tua, meliputi :
- Apakah anak melihat dengan baik?
- Apakah anak memegang benda yang dekat dengan
mata untuk melihatnya ?
- Apakah mata anak tampak segaris lurus atau tampak
‘jereng’ atau tampak ‘malas’?
- Apakah mata tampak tidak seperti biasa ?
- Apakah kelopak mata tampak lebih rendah atau
cenderung menutup ?
- Apakah mata anak pernah mengalami trauma ?
Tes Daya Lihat (TDL)
 Tujuan :
 Mendeteksi secara dini kelainan daya lihat.
 Dapat melakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi besar.
 Jadwal tes daya lihat :
 Setiap 6 bulan pada anak usia pra sekolah (umur 36-37 bulan)
 Tes dapat dilaksanakan oleh tenaga, Guru TK, Tenaga PADU
dan petugas terlatih lainnya.
 Alat/ sarana yang diperlukan adalah :
 Ruang bersih, tenang, pencahayaan baik.
 Dua buah kursi, satu untuk anak, satu untuk pemeriksa
 Poster “ E” untuk digantung, dan kartu “E” untuk dipegang
anak.
 Alat penunjuk.
 Cara melakukan tes daya lihat :
 menggantungkan poster “E” setinggi
mata anak pada posisi duduk
 Letakkan kursi anak sejauh 3 meter dari
poster “E” menghadap ke poster “E”
 Letakan kursi pemeriksa disamping
poster “E”
 Mengajari anak menggunakan kartu “E”
 Beri pujian anak jika dapat
melakukannya.
 Minta anak menutup sebelah matanya
dengan buku/kertas.
SKRINING PERKEMBANGAN MOTOR UNTUK
BAYI PREMATUR

• Yang penting dalam skrining perkembangan


motor pada bayi prematur adalah mendeteksi
palsi serebri
• Alat yang digunakan adalah :
- Alberta Infant Motor Scale (AIMS), Bayley
Scale of Infant and Toddler Development,
Peabody Developmental Motor Scale, Infant
Motor Performance (TIMP), General
Movement (GMs).
SKRINING PERKEMBANGAN BAHASA

• Skrining perkembangan bicara dan bahasa bermanfaat


dalam memperbaiki perkembangan bicara dan bahasa
anak.
• Terdapat bukti bahwa intervensi keterlambatan bicara
dan bahasa akan memperbaiki perkembangan bicara
dan bahasa anak.
• Hasil dari 25 penelitian yang digunakan dalam meta-
analitik menyatakan bahwa terapi bicara dan bahasa
efektif untuk anak dengan kesulitan fonologis
(SMD=0,44,95%IK 0,01 sampai 0,86) atau kosa kata
(SMD=0,89,95%IK 0,21 sampai 1,56), namun terdapat
bukti bahwa intervensi kurang efektif untuk anak dengan
gangguan reseptif (SMD=-0,04,95%KI: -0,64,0.56).
• Untuk anak berumur 3-5 tahun , USA Preventif Service
Task Force (UPSTF) merekomendasikan skrining
penglihatan untuk semua anak setidaknya dilakukan
sekali antara umur 3 dan 5 tahun, untuk mendeteksi
adanya ambliopia atau faktor resikonya.
• Pemeriksaan yang dianjurkan adalah pengukuran
ketajaman penglihatan, dan bila mungkin dilakukan
pemeriksaan oftalmoskopi.
• Untuk anak berumur lebih darti 3 tahun. Kecurigaan
miopia bila dijumpai adanya keluhan sulit membaca
tulisan di papan tulis, memegang mainan atau buku
terlalu dekat dengan mata, kesulitan mengenali wajah
dari kejauhan, kecenderungan ‘jereng’
Skenario kasus
Nurlela bayi perempuan lahir tanggal 20 januari 2013. Berat
badan 4 kg, Panjang badan 55 cm. Lingkar kepala 40 cm. Ibu
berkata bahwa bayinya sering kaget dengan suara keras.
Petugas kesehatan memeriksa bayi nurlela, kedua tungkai dan
lengan bergerak dengan mudah, bayi nurlela menangis aktif,
menggerakkan kepala ke kanan dan kekiri. Petugas kesehatan
bertanya dan ibu mengatakan bahwa bayinya dapat tersenyum
bila diajak bermain dan sudah tengkurap dengan kepala
terangkat tegak.
• Hitung usia bayi nurlela
• Bagaimana pertumbuhannya
• Bagaimana perkembangannya (KPSP)
• Interpretasi bayi nurlela
• Intervensi untuk bayi nurlela

Anda mungkin juga menyukai