Devi Susen Dewi Richa Anggraini Elda Damayanti Widya Oktari Gita Andita PENYELAMATAN DI AIR
Penyelamatan di air merupakan suatu
keterampilan pertolongan di dalam air dimana seseorang penolong harus dibekali dengan beberapa keahlian dasar keselamatan di air, meliputi kemampuan mengenal potensi bahaya dan bagaimana mengatasinya, memahami teknik penolongan. Alat-alat penyelamatan di air 1. Jaket/Rompi Penolong (Life Jacket)
• Lifejacket atau rompi penolong adalah alat untuk mengapungkan orang
yang menggunakannya dengan benar di atas air/laut. Rompi penolong akan menahan tubuh bagian atas pemakai tetap terapung di atas permukaan air. Rompi penolong dengan tali : a) Kenakan rompi penolong melewati kedua bahu dengan kedua tali kanan dan kiri berada di bawah ketiak. b) Pastikan kedua tali telah masuk melewati lubang tali yang berada di ujung rompi penolong bagian depan. c) Pegang kedua tali dengan tangan kanan dan kiri, kemudian tarik ke belakang dengan kencang. d) Putarkan tali melewati bagian belakang pinggang dengan tetap menjaga kekencangannya e) Bawa kedua tali kebagian depan dada melewati sela-sela pelampung rompi penolong. f) Dengan tetap menjaga kekencangan, ikatkan tali dengan simpul mati untuk menghindari kemungkinan terlepas akibat benturan atau direbut orang lain. Usahakan kekencangan tali tidak mengganggu jalannya pernapasan. g) Tarik tali pada bagian atas rompi penolong yang melingkari leher. h) Ikatkan dengan kuat untuk menyangga kepala ketika berada di air. i) Pastikan rompi penolong telah kuat membalut tubuh. Lakukan pengetesan dengan memukul/mendorong bagian bawah rompi penolong ke arah atas. Apabila rompi penolong tidak banyak bergeser maka dapat dipastikan pemasangan telah dilakukan dengan benar dan ketat. 2. Pelampung penolong (Lifebouy)
• Terbuat dari busa yang dilapisi kain atau fiberglass. Berbentuk
ring (bulat dengan lubang di tengahnya). • Pelampung penolong sebagai alat penolong yang dapat mengapungkan korban jatuh di laut sementara menunggu pertolongan lebih lanjut, harus memenuhi syarat sebagai berikut: a) Diameter luar 800 mm dan diameter dalam 400 mm. b) Dibuat dari gabus yang utuh atau bahan lain yang sepadan. c) Dapat tetap terapung di air tawar selama 24 jam dengan beban besi seberat 14,5 Kg. d) Tidak terbakar/meleleh setelah terkurung api selama 2 detik. e) Tidak boleh terpengaruh oleh minyak atau bahan lain yang mengandung minyak. f) Mampu menahan benturan dengan air ketika dilemparkan dari ketinggian 30 meter. g) Diberi warna yang menyolok (orange). h) Ditandai dengan tulisan huruf besar/balok, nama kapal dan pelabuhan tempat kapal yang membawanya didaftarkan. i) Memiliki berat tidak kurang dari 2,5 kg. j) Dilengkapi dengan alat pemantul cahaya (reflector) 3. Pakaian cebur Pakaian Cebur (Immersion Suit)
Pakaian cebur adalah suatu pakaian yang digunakan untuk melindungi
tubuh dari hilangnya suhu tubuh dan mempertahankan suhu tubuh terhadap suhu lingkungan yang rendah. Pada bagian tangan harus dilindungi dengan sarung tangan secara khusus.Kuat terhadap api, tidak mudah terbakar atau meleleh terus menerus setelah terkurung api selama 2 detik. Menutupi seluruh tubuh kecuali bagian muka si pemakai.Sarung tangan yang berbeda pada immersion sulit dapat digunakan untuk melompat dari ketinggian minimal 4,5 tanpa menyebabkan air masuk ke dalam pakaian.Dilengkapi dengan perangkat khusus unuk mengurangi udara yang terperangkap dibagian kaki pakaian. 4. Sarana Pelindung Panas Tubuh (Thermal Protective Aid)
a) Persyaratan yang harus di penuhi oleh sarana pelindung panas
tubuh adalah: b) Dibuat dengan bahan tahan air. c) Mudah digunakan. d) Dapat digunakan dengan baju berenang. e) Harus dapat dibuka di dalam air dalam waktu 2 menit. f) Memiliki daya serap panas tidak lebih dari 0,25 W/mk. 5. Sekoci Penolong (Life Boat)
Sekoci penolong adalah sekoci yang terbuka dengan lambung
tetap dan di dalamnya terdapat daya apung cadangan (kotak udara). • Bagian-bagian sekoci penolong terdiri dari: 1) Lunas (keel) Lunas ini merupakan bagian utama dari sekoci penolong sebagai kekuatan kearah membujurnya dan tempatnya dipasangnya gading (rangka) sekoci. 2. Linggi • Pada bagian depan disebut linggi depan (stern), yangdiperkuat dengan plat besi sedangkan pada linggi belakang (stern post) ditempatkan alat penggantung daun kemudi (gudgeon). 3. Gading (frame) • Gading ini merupakan kerangka dari sekoci, dipasang simetris kiri dan kanan pada lunas dan akan memberikan bentuk dari sekoci sesuai yang dikehendaki. Pada kerangka inilah lajur-lajur atau kulit sekoci dilekatkan. 4. Kulit (shell) • Pada sekoci penolong logam, kulit ini terdiri dari plat-plat logam (besi aluminium) yang dihubungkan satu dengan lainnya dan diikat pada bagian-bagian sekoci yang lain, (misalnya lunas, linggi dan gading) memakai las atau kelingan. 6. Rakit penolong
Rakit penolong adalah suatu rakit yang tidak kaku dan
penghubung perdana antara kapal yang ditolong dgn yang mempermudah yang seterusnya dipakai utk kepentingan lainnya berongga. Terdapat 2 jenis rakit penolong yaitu rakit penolong tegar (rigid liferaft) dan rakit penolong kembung (inflatable liferaft) yaitu masing-masing harus memenuhi persyaratan sesuai SOLAS menjadi jngaminan bahwa setiap awak kapal dimana rakit penolong ditempatkan sudah terlatih dalam meluncurkan dan menggunakannya. 7. Pelempar Tali Penolong (Line Throwing Apparatus)
Roket pelempar tali (line throwing appliances) : Gunanya
yg adalah alat penghubung perdana antara kapal yang ditolong dgn yang mempermudah yang seterusnya dipakai utk kepentingan lainnya. Fasilitas ini diciptakan oleh tuan Schermily. Sarana ini dipakai ketika berjalan kondisi darurat.Sarana pelempar tali ini mesti sanggup melempar tali paling dekat sejauh 230 meter. 8. Isyarat visual
Gunanya juga sebagai isyarat tanda bahaya bilamana
penyelamat menyaksikan ada kapal penolong, isyarat ini hanya dapat diliihat oleh mata pada siang hari dipakai isyarat asap apung (bouyant smoke signal). Kepada tengah tengah malam hari dapat digunakan obor tangan (red hand flare) atau obor parasut (parachute signal) TERIMA KASIH