Anda di halaman 1dari 17

Askep pada KGD Trauma Tembus

Abdomen dengan gangguan


keseimbangan Asam dan Basa
Definisi

Trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang


mengakibatkan cedera (Sjamsuhidayat, 2000). Trauma
abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap
struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang
diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk.
Trauma pada abdomen dapat di bagi
menjadi dua jenis, yaitu :

 Trauma penetrasi
 Trauma non-penetrasi
Trauma pada dinding abdomen terdiri dari

Kontusio dinding Laserasi


abdomen
Trauma abdomen pada isi
abdomen, menurut Suddarth &
Brunner (2002) terdiri dari 3 yaitu
1. Perforasi organ viseral intraperitoneum
2. Luka tusuk (trauma penetrasi) pada
abdomen
3. Cedera thorak abdomen
Etiologi
Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan
oleh luka tembak yang menyebabkan kerusakan yang
besar didalam abdomen. Selain luka tembak, trauma
abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan
tetapi luka tusuk sedikit menyebabkan trauma pada
organ internal diabdomen.
Trauma pada abdomen disebabkan oleh
2 kekuatan yang merusak yaitu :

Paksaan /benda tumpul T rauma tembus


Patofisiologi
Terjadi trauma penetrasi atau non-pnetrasi kemungkinan terjadi pendarahan intra
abdomen yang serius, pasien akan memperlihatkan tanda-tanda iritasi yang disertai
penurunan hitung sel darah merah yang akhirnya gambaran klasik syok hemoragik.
Bila suatu organ viseral mengalami perforasi, maka tanda-tanda perforasi, tanda-
tanda iritasi peritonium cepat tampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut
meliputi nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising
usus bila telah terjadi peritonitis umum.Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami
takikardi dan peningkatan suhu tubuh, juga terdapat leukositosis. Biasanya tanda-
tanda peritonitis mungkin belum tampak. Pada fase awal perforasi kecil hanya tanda-
tanda tidak khas yang muncul. Bila terdapat kecurigaan bahwa masuk rongga
abdomen, maka operasi harus dilakukan (Mansjoer, 2001).
Manifestasi klinis
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dan gejala trauma
abdomen, yaitu :
1. Nyeri
2. Darah dan cairan
3. Cairan atau udara dibawah diafragma
4. Mual dan muntah
5. Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik
1. Foto thoraks
2. Pemeriksaan darah rutin
3. Plain abdomen foto tegak
4. Pemeriksaan urine rutin
5. VP (Intravenous Pyelogram)
6. Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)
7. Ultrasonografi dan CT Scan
Pemeriksaan khusus

1. Abdomonal Paracentesis
2. Pemeriksaan Laparoskopi
3. Bila dijumpai perdarahan dan anus perlu dilakukan rekto-
sigmoidoskopi.
Penatalaksanaan Medis
1. Abdominal paracentesis
2. Pemeriksaan laparoskopi
3. Pemasangan NGT
4. Pemberian antibiotik
5. Laparotomi
Penanganan pre hospital
dan hospital
Pre Hospital
1. Airway
2. Breathing
3. Circulation
 Hospital
1. Trauma penetrasi
2. Skrinning pemeriksaan rontgen
3. Pengambilan contoh darah dan urine
4. Pemeriksaan rontgen
5. Study kontras urologi dan gastrointestinal
Pathway
Trauma
(kecelakaan)

Penetrasi & Non-Penetrasi

Terjadi perforasi lapisan abdomen
(kontusio, laserasi, jejas, hematom)

Menekan saraf peritonitis

Terjadi perdarahan jar.lunak dan rongga
abdomen → Nyeri

Motilitas usus

Disfungsi usus → Resiko infeksi

Refluks usus output cairan berlebih

Gangguan cairan Nutrisi kurang dari


dan eloktrolit kebutuhan
tubuh

Kelemahan fisik

Gangguan mobilitas fisik
Anatomi
Anatomi Regio Abdomen terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Regio thoraks.
2. Regio peritoneum (true abdomen).
3. Regio retroperitoneum
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

Anda mungkin juga menyukai