Anda di halaman 1dari 12

KEBUTUHAN DASAR PENGURANGAN RASA NYERI

SERTA KEHADIRAN SEORANG PENDAMPING


Disusun Oleh :
1. Yunita Handayani P1337424218025
2. Intan Dwi Puspitarini P1337424218028
3. Citra Milleni Dwi A P1337424218029
4. Rizki Mansyur Afifi P1337424218034
5. Amika Retno Sari P1337424218037
6. Melati Nur Arummega P1337424218044
7. Laela Nur Azizah P1337424218004
8. Enita Sintaningtyas P1337424218005
A. Mekanisme Nyeri
salah satu faktor yang mempengaruhi pengalaman nyeri di antaranya
adalah usia. Hal ini tidak sepenuhnya terjadi pada nyeri persalinan, karena nyeri
persalinan memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan nyeri lainnya.
Nyeri persalinan merupakan bagian dari proses yang normal, sedangkan nyeri
lain pada umumnya menunjukkan kerusakan, injury atau penyakit dan parturien
akan mengetahui bahwa ia akan mengalami nyeri pada saat persalinan. usia tidak
berhubungan secara langsung dengan nyeri persalinan karena mempengaruhi
emosi seseorang dan berpengaruh pada harapan parturien terhadap perawatan
selama persalinan. Kepuasan wanita terhadap proses persalinan berubah dari
waktu ke waktu
Faktor yang berhubungan dengan peningkatan kepuasan ibu bersalin
antara lain sikap dan perilaku tenaga kesehatan, kualitas hubungan pemberi
pelayanan, dan kuantitas keikutsertaan dalam pengambilan keputusan selama
persalinan
Mereka lebih menyukai lingkungan persalinan seperti rumah mereka dan
mengenal dengan siapa yang melakukan perawatan. Pendidikan yang ditempuh
pendidikan secara umum dapat mempengaruhi psikososial ibu bersalin selain
persiapan dan harapan akan persalinan yang akan dijalaninya.
Keberadaan pendamping persalinan dapat mempengaruhi kondisi
psikologis ibu. Efek kehadiran pasangan terhadap nyeri persalinan, dinyatakan
bahwa kehadiran pasangan akan memudahkan bagi ibu bersalin dalam
menghadapi nyeri.
Derajat nyeri persalinan dipengaruhi oleh posisi bayi karena berkaitan
proses rotasi kepala, dengan frekuensi, kekuatan, lama kontraksi uterus, dan
pembukaan serviks.
Nyeri persalinan merupakan sensasi yang tidak menyenangkan akibat stimuli
saraf sensoris. Nyeri tersebut terdiri atas 2 komponen, yaitu :

1. komponen fisiologis : merupakan proses penerimaan impuls oleh saraf


sensorik dan menyalurkan impuls tersebut menuju saraf pusat
2. komponen psikologis : rekognisi sensasi, interpretasi rasa nyeri, dan reaksi
terhadap hasil interpretasi nyeri tersebut.
Tingkat nyeri sebelum perlakuan penghirupan aromaterapi lavender meliputi:
1. nyeri sedang 8/30
2. nyeri berat 21/30
3. nyeri hebat 1/30
Lavender merupakan salah satu minyak esensial analgesik yang mengandung
8% terpena dan 6% keton. Monoterpena merupakan jenis senyawa terpena yang paling
sering ditemukan dalam minyak atsiri tanaman. Minyak lavender juga mengandung 30–
50% linalil asetat. Linalil asetat merupakan senyawa ester yang terbentuk melalui
penggabungan asam organik dan alkohol. Ester sangat berguna untuk menormalkan
keadaan emosi serta keadaan tubuh yang tidak seimbang, dan juga memiliki khasiat
sebagai penenang serta tonikum, khususnya pada sistem saraf.
Wangi yang dihasilkan aromaterapi lavender akan menstimulasi talamus untuk
mengeluarkan enkefalin, berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami. Enkefalin merupakan
neuromodulator yang berfungsi untuk menghambat nyeri fisiologi.
Wangi aroma Lavandula angustofolia (lavender) akan diteruskan oleh nervus
olfaktorius menuju bagian otak kecil, yaitu nukleus raphe. Penghambatan serabut saraf yang
mentransmisikan nyeri (nosiseptif) akan membuat impuls nyeri tidak dapat melalui sel transmisi,
sehingga tidak dapat diteruskan pada proses yang lebih tinggi di kortek somatosensoris,
transisional, dan sebagainya
Kesimpulan
penghirupan aromaterapi lavender dapat mengurangi nyeri persalinan pada
primigravida kala I fase aktif. Subjek penelitian yang mengalami nyeri hebat dan nyeri
berat, sesudah penghirupan aromaterapi lavender menjadi nyeri berat dan nyeri sedang.
Penelitian lebih lanjut dengan desain eksperimental murni diperlukan untuk mengetahui
pengaruh aromaterapi lavender pada nyeri persalinan selama kala I fase aktif dan
karakteristik ibu yang berhubungan dengan nyeri persalinan. Pada penelitian ini
penilaian nyeri dilakukan oleh subjek penelitian dengan NRS masih memungkinkan
terjadinya bias karena nyeri bersifat sangat subjektif, sehingga perlu diupayakan
penilaian nyeri menggunakan instrumen penilaian nyeri yang dilakukan oleh responden
maupun peneliti.
B. Pendamping Persalinan
Pendekatan yang dilakukan suami untuk mengurangi rasa nyeri ibu
bersalin serta buku Hipnostetri, Rileks, Nyaman, dan Aman saat Hamil dan
Melahirkan memiliki makna bahwa suami setia mendampingi responden dan
menerima atas sikap reponden. Tindakan memberikan makanan dan minuman
memberikan suplai energi kepada responden, selain kebutuhan akan nutrisi dan
cairan Sebagian besar responden mengatakan belum tahu mengenai beberapa
teknik pengurangan rasa nyeri. Hasil wawancara yang dilakukan kepada
responden menunjukkan bahwa responden merasa nyaman dan ada energi lebih
ketika dukungan suami diberikan. Responden merasa tidak sendiri ketika
bersalin karena ada yang memperhatikan dan memberikan semangat.
Ada perbedaan intensitas nyeri saat sebelum dilakukan pemijatan dengan
yang sudah dilakukan pemijatan, setelah dilakukan pemijatan, intensitas nyeri
berkurang. Selain adanya pengurangan rasa nyeri, ibu merasa nyaman dengan
pendampingan dan dukungan suami yang diberikan. Sebagian besar alasan ibu
menyatakan nyaman dengan tindakan suami adalah karena ibu merasa tidak
sendiri, ada semangat dan dukungan untuk berjuang, ibu tidak cemas dalam
menghadapi proses persalinannya.
Kesimpulan

1. Umur responden sebagian besar masuk dalam kategori dewasa madya dan masa reproduksi yaitu
sebesar 90%.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa 45% merupakan primipara dan
55% merupakan multipara.
3. Tingkat Pendidikan responden sebagian besar adalah SMA/SMK sebesar 55% dan 45% berpendidikan
akademi/perguruan tinggi. Suami responden 50% berpendidikan SMA/SMK dan sebagian adalah
akademi/perguruan tinggi.
4. Sebagian besar responden tidak bekerja, yaitu sebesar 55% dan sisanya bekerja. Suami responden 100%
bekerja.
5. Semua suami responden menemani dengan memberikan dukungan serta semangat. Besar persentase
pendampingan suami yang memberikan dukungan adalah 100%. Bentuk dukungan yang paling sering
diberikan meliputi suami membelai rambut ibu, memberikan ibu makan dan minum, membantu ibu
mengganti posisi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai