Aspek Keuangan Wirausaha
Aspek Keuangan Wirausaha
Suatu usulan investasi akan disetujui bila Pay Back Period lebih cepat
dari yang disyaratkan perusahaan.
Kelebihan Pay Back Period
• Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk
pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit.
• Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai
rate of return dan resiko yang sama sehingga dapat dipilih investasi
yang jangka waktu pengembaliannya cepat.
• Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
• Mudah dan sederhana bisa dihitung untuk mementukan lamanya
waktu pengembalian dana investasi.
• Memberikan informasi mengenai lamanya BEP (Break Event Point)
• Sebagai alat pertimbangan resiko karena semakin pendek payback
periodnya maka semakin kecil resiko kerugiannya
Kelemahan Pay Back Period
• Mengabaikan penerimaan investasi yang diperoleh sesudah payback
period tercapai.
• Mengabaikan Time Value of Money (Nilai Waktu Uang)
• Tidak memberikan informasi mengenai tambahan value untuk
perusahaan.
• Pay Back Period digunakan untuk mengukur kecepatan kembalinya
dana, dan tidak mengukur keuntungan proyek pembangunan yang
telah direncanakan.
• Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi
Indikator Pay Back Period:
a. Periode pengembalian lebih cepat dari waktu yang ditentukan
=layak diterima
b. Periode pengembalian lebih lama atau melebihi waktu yang telah
ditentukan = tidak layak/ ditolak
c. Jika usaha proyek investasi lebih dari satu, maka periode
pengembalian yang diambil adalah yang lebih cepat.
Rumus Pay Back Period
Jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda:
Kekurangan:
• Proses perhitungan lebih lama karena setelah mengidentifikasi semua
biaya, kita akan mengurangkannya dengan manfaat untuk setiap tahun
selama umur proyek
Gross B/C ratio
atau disederhanakan
NPV Ir
IRR= Ir + + (It- Ir)
NPV Ir-NPV It
7. ASPEK LINGKUNGAN
Analisa studi kelayakan bisnis aspek lingkungan mengacu pada Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang disusun oleh konsultan
AMDAL.
AMDAL di Indonesia dikenal sejak 1985.
AMDAL adalah analisis mengenai dampak suatu proyek (kegiatan
terhadap lingkungan hidup.
Tujuan AMDAL: agar kualitas lingkungan dapat terjaga dengan baik dan
tidak mengalami kerusakan dengan berdirinya proyek.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
KEP-11/MENLH/3/94 tanggal 14 Maret 1994
Bidang usaha yang membutuhkan AMDAL:
• Industri pertambangan dan energi (batu bara/PLTA,PLTD)
• Kesehatan (RS, Laboratorium Kes., industri farmasi)
• PU (waduk, irigasi, jalan raya/tol)
• Agribisnis (tambak>59 ha, pertanian > 5.000 ha, perkebunan > 10.00 ha)
• Parpostel (Hotel, Padang Golf, tempat rekreasi/ hiburan)
• Lahan Transmigrasi (3.000 ha)
• Industri berat (semen, kimia, baja, baterai, kayu, galangan kapal, pesawat
terbang, dll)
• Perhubungan (pelabuhan)
• Perdagangan (> 5 ha)
• Hankam (pangkalan laut/udara, pusat latihan tembak)
• Nuklir
• Kehutanan (taman safari, HPH)
Indikasi dampak penting suatu kegiatan
terhadap lingkungan hidup ditandai oleh:
1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
2. Luas wilayah penyebaran dampak
3. Lamanya dampak berlangsung
4. Intensitas dampak
5. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena
dampak
6. Sifat kumulatif dampak
7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
8 Kategori Kegiatan yang Potensial Dapat
Menimbulkan Dampak Penting Terhadap Lingkungan
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
2. Eksploitasi sumber daya alam/ SDA (terbarui mapun tidak terbarui)
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pemborosan, kerusakan dan kemerosotan pemanfaatan SDA.
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan
sosial dan budaya.
5. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian
kawasan konservasi SDA dan atau perlindungan cagar budaya
6. Introduksi jenis tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik
7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati
Salah satu bagian dari AMDAL adalah penyusunan RKL
(Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana
Pemantauan Lingkungan)