Anda di halaman 1dari 30

REFERAT

DERMATITIS KONTAK IRITAN DAN


DERMATITIS KONTAK ALERGI
Ayu Mulya (1102012037)

Pembimbing:
Kolonel CKM dr. Dian Andriani Ratna Dewi, Sp.KK, M.Biomed, MARS
2

PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh
manusia membungkus otot dan organ dalam.
Secara mikroskopis terdiri dari 3 lapisan:
epidermis, dermis, dan lemak subkutan.

Salah satu penyakit kulit yang paling sering


dijumpai, yaitu Dermatitis, merupakan penyakit
kulit yang mengalami peradangan, terutama
pada kulit yang kering.
3

Dermatitis kontak
4

Dermatitis kontak adalah dermatitis karena kontak


eksternal yang menimbulkan fenomena sensitisasi
(alergik) atau toksik (iritan). Dermatitis merupakan
epiderma-dermatitis dengan gejala subjektif pruritus,
obyek tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi dan
pembentukan sisik.
5

DERMATITIS KONTAK IRITAN


6

definisi
Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan
reaksi peradangan non imunologik pada kulit
yang disebabkan oleh kontak dengan faktor
eksogen yang dipengaruhi faktor endogen.
Faktor eksogen berupa bahan-bahan iritan
(kimiawi, fisik, maupun biologik) dan faktor
endogen memegang peranan penting pada
penyakit ini.
7

epidemiologi

Penelitian tahunan dari institusi


Data U.S. Bureau of Labour
Statistic

yang sama pada pekerja Amerika


Dapat diderita Menunjukkan Menunjukkan
oleh berbagai bahwa 249.000 90-95% dari
golongan umur, kasus penyakit penyakit
ras, dan jenis okupasional okupasional
kelamin. nonfatal pada adalah
tahun 2004. dermatitis
kontak dan 80%
diantaranya
adalah
dermatitis
kontak iritan.
ETIOLOGI
pH

Kondisi fisik
Faktor Genetik
Konsentrasi
Faktor Eksogen

Faktor Endogen
Jenis Kelamin
Ukuran molekul

Jumlah Umur

Polarisasi
Suku
Ionisasi
Lokasi Kulit
Bahan dasar

Kelarutan
9

PATOGENESIS
Bahan iritan merusak Sebagian menembus
membran sel dan merusak Kerusakan membran
membran lemak lisosom, mitokondria, atau mengaktifkan fosfolipase.
keratinosit. komponen inti.

PG dan LT menginduksi
Arakidonat (AA) diubah
Melepaskan AA, DAG, vasodilatasi dan
menjadi prostaglandin
PAF, dan IP3. meningkatkan
(PG) dan leukotrien (LT).
permeablitas vaskular.

DAG dan second


Mempermudah PG dan LT mengaktivasi
messengers
transudasi pengeluaran sel mast untuk melepas
menstimulasi IL-1 dan
komplemen dan kinin. histamin.
GMCSF.

Mengaktifkan T-helper,
Pada kontak iritan, Mengakibatkan gejala
mengeluarkan IL-2,
keratinosit melepas peradangan: eritema,
mengakibatkan stimulasi
TNFα. edema, panas, nyeri/
autokrin.
10

MANIFESTASI KLINIS
Dermatitis kontak Dermatitis kontak
iritan akut iritan kronis

Disebabkan oleh Biasa pada tangan,


paparan tunggal iritan dimulai dari sela jari
dan manifestasi dan menyebar ke dorsal.
biasanya menghilang Gejala klasik berupa
dalam beberapa hari. kulit kering, eritema,
Tanda iritasi: spongi- skuama, kemudian
osis, pembentukan lambat laun menjadi
mikrovesikel, eritem, kulit tebal.
indurasi, dan edema.
11

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan Fisik
• Makula eritena, hiperkeratosis, atau
fisura predominan setelah terbentuk
vesikel.
• Tampakan kulit berlapis, kering, atau
melepuh.
• Bentuk sirkumskrip tajam pada kulit.
• Rasa tebal di kulit yang terkena pajanan.
12

DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan Penunjang
• Patch Test
• Kultur Bakteri
Pada kasus komplikasi infeksi sekunder bakteri.
• Pemeriksaan KOH
Untuk mengetahui mikologi infeksi jamur
superficial.
• Pemeriksaan IgE
Mengetahui riwayat atopi.
13

DIAGNOSIS BANDING

1. Dermatitis kontak alergi


Pada DKA terdapat sensitasi dari pajanan/iritan.
2. Dermatitis atopi
Merupakan radang kulit kronis dan residif disertai
gatal selama masa bayi dan kanak-kanak.
3. Tinea pedis
Terdapat bentuk mocassin foot, pada seluruh kaki
terlihat kulit menebal, bersisik, dan eritema ringan.
14

PENATALAKSANAAN
1. Kompres dingin dengan Burrow’s Solution
2. Glukokortikoid topikal: pada DKI akut berat dianjurkan
prednison 2 minggu pertama 60 mg dosis inisial dan
tappering 10 mg.
3. Antibiotik dan antihistamin
4. Anastesi dan Garam Srontium (iritasi sensoris) untuk
menurunkan sesnasi terbakar dan rasa gatal pada kulit.
5. Kationik surfaktan benzalklonium.
6. Emolien: pelembab 3-4x sehari.
7. Imunosupresi oral, seperti siklosporin dan azadtrioprim.
8. Fototerapi PUVA maupun UVB, dan radioterapi
superficial.
15

PROGNOSIS
Prognosis baik pada individu non-atopi dimana
DKI didiagnosis dan diobati dengan baik.
Individu dengan dermatitis atopi rentan
terhadap DKI. Bila bahan iritan tidak dapat
disingkirkan sempurna, prognosisnya kurang
baik, dimana kondisi ini sering terjadi pada DKI
kronis yang penyebabnya multifaktor.
16

DERMATITIS KONTAK ALERGI


17

definisi
Dermatitis kontak alergi adalah suatu
dermatitis (peradangan kulit) yang timbul
setelah kontak dengan alergen melalui proses
sensitisasi (Siregar, 2004).
18

epidemiologi

Data dari Inggris dan


Amerika Serikat
Dibandingkan Menunjukkan DKA jarang Prevalensi
dengan DKI, bahwa DKA ditemui pada pada wanita
penderita DKA berkisar 50- anak-anak. 2x lipat
lebih sedikit. 60%. dibanding laki-
DKA bukan laki.
akibat kerja 3x
lebih sering
daripada DKA
akibat kerja.
ETIOLOGI
Potensi sensitasi alergen
Keadaan kulit pada lokasi
Faktor Eksternal

kontak

Faktor Internal/Faktor Individu


Dosis per-unit area

Luas daerah yang terkena


Status imunologik
Lama pajanan

Oklusi
Genetik
Suhu dan kelembapan
lingkungan

Vehikulum Status higenis dan gizi

pH
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
22

MANIFESTASI KLINIS

Pasien umumnya mengeluh gatal. Pada stadium


akut dimulai dengan bercak eritematosa berbatas
tegas kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel
atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah
menyebabkan erosi dan eksudasi (basah).
Pada DKA kronis terlihat kulit kering, berskuama,
papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, berbatas
tidak tegas.
23

DIAGNOSIS
1. Anamnesa
24

DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan Fisik

Lokasi Kemungkinan Penyebab


Tangan Pekerjaan basah (cth: tukang cuci)
Lengan Jam tangan, sarung tangan karet
Ketiak Deodorant, formaldehid pada baju
Wajah Bahan kosmetik, obat topikal, alergen udara
Bibir Lipstick, pasta gigi, getah buah
Kelopak Mata Maskara, eyes shadow, obat tetes dan salep mata
Leher Kalung nikel, perfume, alergen udara
Badan Tekstil, zat warna, kancing logam, karet, detergent
Genitalia Antiseptik, obat topikal, kondom, pembalut
Paha dan Tungkai Tekstil, kaus kaki nilon, obat topikal, alas kaki
Bawah
25

DIAGNOSIS

3. Pemeriksaan Penunjang
• Patch Test
• Pemeriksaan Histopatologi
PENATALAKSANAAN

Non-
Medikamentosa
medikamentosa
Simptomatis: CTM 3-
Memotong kuku jari tangan
4mg/dosis 2-3x sehari untuk
dan tidak menggaruk lesi.
dewasa.

Sistemik: Prednison 5mg


Memberikan edukasi
3x1, cetirizine 1x10mg/hari,
mengenai faktor risiko.
antibiotik 3x sehari 5-7 hari.

Menggunakan pelindung Topikal: krim


lengkap saat kontak dengan desoksimetason 0,25% 2x
alergen. sehari
27

PROGNOSIS
Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya
baik bila pencetusnya dapat disingkirkan.
Prognosis kurang baik dan menjadi kronis
bila bersamaan dengan dermatitis yang
disebabkan oleh faktor endogen (dermatitis
atopik, dermatitis numularisatau psoriasia)
Faktor lain yang membuat prognosis kurang
baik adalah pajanan alergen yang tidak
mungkin dihindari, misalnya berhubungan
dengan pekerjaan tertentu atau yang terdapat di
lingkungan penderita.
28

KESIMPULAN
29

PERBEDAAN DERMATITIS KONTAK IRITAN DAN


DERMATITIS KONTAK ALERGI
30

Thanks!

Anda mungkin juga menyukai