Anda di halaman 1dari 12

HERNIA

DEFINISI

 Hernia adalah suatu protrusi atau penonjolan isi suatu rongga


melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang
bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui
defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik
dinding perut (sjamsuhidayat, 2004).
EPIDEMIOLOGI

 Angka kejadian hernia inguinalis (medialis/direk dan lateralis/indirek) 10


kali lebih banyak daripada hernia femoralis dan keduanya mempunyai
persentase sekitar 75-80 % dari seluruh jenis hernia, hernia insisional 10 %,
hernia ventralis 10 %, hernia umbilikalis 3 %, dan hernia lainnya sekitar 3
% (Sjamsuhidajat, 2010 dan Lavelle et al, 2002). Secara umum, kejadian
hernia inguinalis lebih banyak diderita oleh lakilaki daripada
perempuan. Angka perbandingan kejadian hernia inguinalis 13,9 %
pada laki-laki dan 2,1 % pada perempuan (Ruhl, 2007).
 Berdasarkan Badan Litbangkes Kemenkes RI, prevalensi status gizi
berdasarkan indeks massa tubuh untuk penduduk dewasa (> 18 tahun)
di Indonesia tahun 2010 adalah 12,6 % pada kategori kurus, kategori
normal 65,8 %, kategori berat badan lebih / overweight 10,0 %, dan
obesitas 11,7 %. Untuk wilayah Jawa Tengah, persentase penduduk
dengan kategori kurus sebesar 13,7 %, normal 67,4 %, berat badan
lebih/ overweight 9,3 %, dan obesitas 9,5 %
ETIOLOGI
Terdapat dua faktor predisposisi utama hernia yaitu peningkatan tekanan
intrakavitas dan melemahnya dinding abdomen.
Tekanan yang meningkat pada abdomen terjadi karena
 Mengangkat beban berat
 Batuk PPOK
 Tahanan saat miksi-BPH atau karsinoma
 Tahanan saat defekasi-konstipasi
 Distensi abdomen
 Perubahan isi abdomen
Kelemahan dinding abdomen di sebabkan karena:
 Umur bertambah
 Malnutriis
 Kerusakan atau paralisis saraf motorik
 Abnormal metabolisme kolagen
KLASIFIKASI

 Hernia ditinjau dari letaknya dapat dibagi menjadi 2 tipe: hernia


esterna dan hernia interna.
 Hernia esterna adalah hernia yag menonjol, namun tonjolan
tersebut tampak dari luar yaitu hernia inguinalis lateralis (indirect),
hernia inguinalis medialis (direct), hernia femoralis, hernia umbilikalis,
hernia supraumbilikalis, hernia sikatrikalis
 Hernia interna : hernia yang tonjolannya tidak tampak dari luar,
yaitu hernia obturatorika, hernia diafragmatika, hernia formanen
winslowi, dan hernia ligamen treitz
PATOFISIOLOGI

 Hernia berkembang ketika intraabdominal mengalami


pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat
sesuatu ang berat, pada saat buang air besar, atau batuk yang
kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah otot
abdominal, tekanan yang berlebihn pada daerah abdominal.
 Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding
abdominal,kemudian terjadi hernia karena organ-organ selalu saja
mengerjakan pekerjaan yag berat berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, sehingga terjadi penonjolan dan mengakiatkan
kerusakan yang sangat parah sehingga menyebabkan kantung
yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan
jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan menyebabkan
gangren.
MANIFESTASI KLINIS

 Timbul rasa nyeri dibagian perut bawah


 Rasa sakit seakan ada tekanan didalam perut saat sedang batuk, mengejan,
dan juga mengangkat beban berat.
 Adanya benjolan, akan mengalami peningkatan pada ukurannya saat sedang
berdiri, atau saat terjadinya tekanan perut mengalami peningkatan
 Untuk kasus yang berat muncul tonjolan disertai rasa sakit yang terus menerus.
 Rasa sakit disertai dengan demam
 Jika usus terjepit dalam waktu lama akan menimbulkan efek mual muntah
 Adanya rasa nyeri bersamaan dengan gangguan pencernaan
 Perasaan berat atau tidak nyaman diusus
 Benjolan akan menghilang saat penderita sedang berbaring.
KOMPLIKASI

 Hernia berulang
 Kerusakan pasokan darah, testis, atau saraf jika pasien laki laki
 Perdarahan yang berlebihan atau infeksi luka bedah
 Luka pada usus
 Setelah herniografi dapat terjadi hematoma
 Fostes urin dan feses
 Residip
 Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Foto rongten dada


 Foto abdomen PA
 CT scan/USG
 Spigelian atau hernia obturator
PENATALAKSANAAN MEDIS
 Terapi konservatif atau non-bedah
1. Penggunaan alat bersifat sementara seperti pemakian sabuk atau korset pada hernai
ventralis
2. Dilakukan reposisi postural pada pada pasien dengan hernia inkaseata yang tidak
menunjukkan gejala sistemik.
 Terapi umum adalah terapi operatif
 Jika usaha reposisi berhasil, maka dilakukan operasi herniografi efektif
 Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah
lima menit dievaluasi kembali
 Teknik hernia plastik, endoskopik. Merupakan pendekatan dengan pasien berbaring
dengan posisi trendelernberg 40 derajat
 Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya asetaminofen, antibiotik
untuk membasmi infeksi dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
 Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi
seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengejan selama BAB
 Hindari kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala
 Hindari aktifitas berat
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Nyeri bd luka insisi dan distensi abdominal ditandai dengan adanya


rasa nyeri, perilaku yang sangat hati-hati, melindungi bagian-bagian
tertentu, memusatkan diri, mempersempit fokus, perilaku distraksi
(tegang, mengerang, menangis, memondar mandir dan gelisah), raut
wajah kesakitan, perubahan tonus otot, respon autonom, perubahan
TD dan Nadi, dilatasi pupil, penurunan atau peningkatan frekuensi
nafas.
 Perubahan pola eliminasikonstipasi berhubngan dengan penurunan
peristaltik usus sekunder terhadap efek anestesi ydd feses keras,
berbentuk, defekasi terjadi kurang dari 3 kali seminggu, bising usus
menurun, melaporkan adanya perasaan penuh pada rektum
 Imobilitas fisik bd keterbatasan gerak .
 Risiko infeksi berhubungan dengan inkontinuitas jaringan sekunder
terhdap tindakan invasiv atau insisi bedah.

Anda mungkin juga menyukai