Anda di halaman 1dari 34

Laporan kasus Tn.

C
Hernia Inguinalis Medialis
Sinistra
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. C
Umur : 77 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Pensiunan Pertamina
Alamat : Komp marna putra A49 RT/RW 02/07 Jatibening
Tanggal masuk RS : 8 July 2019
No. Rekam medis : 059110
ANAMNESA
• KELUHAN UTAMA
Terdapat benjolan yang pada perut kanan bawah yang hilang timbul sejak kurang lebih
3 bulan yang lalu.
• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke poli bedah RS Pertamina Jaya karena terdapat benjolan pada perut
kanan bawah sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan dirasakan semakin membesar, timbul
saat berdiri, mengejan dan saat batuk, kemudian hilang saat beristirahat. Benjolan dapat
dimasukkan secara manual menggunakan jari. Benjolan berbentuk bulat, nyeri (-). BAB
dan BAK tidak ada keluhan. Seringkali pasien merasa mual namun tidak muntah.
keluhan demam (-) nyeri perut (-). Pasien mengaku ada riwayat mengangkat beban
berat sebelum keluhan benjolan timbul.
ANAMNESA
• RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Penyakit diabetes melitus : disangkal
Penyakit asma : disangkal
Penyakit alergi : disangkal
Pasien tidak pernah operasi sebelumnya
• RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien menyangkal adanya riwayat DM, hipertensi, asma, dan penyakit jantung.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS STATUS LOKALIS

KU : Tampak sakit Regio inguinal sinistra


Pernafasan : 20 x/menit
ringan
Kesadaran : compos mentis Suhu : 36,5ºC • Inspeksi
Tek darah : 130/70 mmHg Status emosi : Stabil
Tanpa mengedan atau batuk tampak massa dengan ukuran sebesar 5x6
Nadi : 82 x/menit Tinggi badan : 165 cm
cm di daerah inguinal sinistra, berbentuk bulat, warnanya seperti kulit di
Berat badan : 60 kg
sekitarnya, dan tidak terdapat tanda-tanda radang. Valsava test (+)
• Palpasi
Mata: konjungtiva anemis -/- sklera ikterik -/-
Thorax: snv +/+ wh -/- rh -/- Teraba massa di regio inguinal sinistra, permukaan rata, nyeri tekan (-),
massa teraba kenyal dan bisa dimasukkan kembali ke dalam cavum
BJ 1/2 reg murmur (-) gallop (-) abdominalis. Finger tip test sulit dinilai.
abdomen: supel BU(+) nyeri tekan (-) • Auskultasi
ekstrimitas: oedem -/- akral hangat +/+
Tidak terdengar bunyi peristaltik usus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI
• Hb : 15,0 g/dl g/dL 13.0-16.0 ANALISA GAS DARAH
• Ht : 46,7 % % 40.0-48.0 • pH : 7.480 mmol/L
• Leukosit : 5600 /uL 103/uL 5.0-10.0 • pO2 : 81 mmHg
• Trombosit : 282.000 /dl 10*3/uL 50-450 • pCO2 : 52 mmHg
• Bleeding time : 3 menit • HCO3- : 38 mmol/L
• Clotting time : 13 menit • BE : 13 mmol/L
• basofil : 0.3 % 0.0-1.0
• 02 saturasi : 96%
• eosinofil : 5.0 % 0.0-3.0
• stab : 0.0 % % 0
• segmen : 52.0 % 50.0-70.0
• limfosit : 29.9 %
20.0-40.0
2.0-9.0
• Monosit : 12.8 10*3/uL
Spirometry

Kesan:
normal
EKG

Kesan:
normal
Rontgen Thorax

Kesan:
pulmo dan besar cor
normal
USG Abdomen

Kesan:
• hernia inguinalis sinistra
dengan defect +/- 0.78
cm
• hipertrophy prostat
DIAGNOSIS KERJA
• Pra operasi Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra
• pasca operasi Hernia Inguinalis Medialis Sinistra
DIAGNOSIS BANDING
• Tumor
• Hernia femoralis
PENATALAKSAAN
Instruksi Pre Operasi Operatif : Hernioraphy Instruksi Post Operasi
• Heplock • Pasien telentang supine dalam anestesi
• Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis
• Ceftriaxon 2x1 gr
• Konsul jantung acc, • Pasang duk steril pada daerah operasi (skin test)
anestesi acc, paru acc • Insisi di atas ligamentum inguinale sinistra
• Menembus kutis, subkutis, fascia, buka fascia
• Paracetamol drip
• Foto thorax, ekg, • Identifikasi funiculus spermatikus 3x1 gr
spirometri • Identifikasi kantong hernia di caudo-medial
• Buka kantong hernia kesan kernia medialis
• Omeprazole 2x40
• Cek AGD • Dilakukan herniotomi
mg
• Cukur pubis
• Herniorapi dengan plug in mess
• aff kateter
• Control perdarahan

• Pro oprasi selasa 9/7/2019 • Tutup lapangan operasi dengan menjahit lapis demi
lapis
pkl. 14.00 • Operasi selesai
Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad sanatioanm : ad bonam
Ad fungsionam: ad bonam
HERNIA INGUINALIS
• Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. Semua hernia terjadi
melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen
yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau
berkelanjutan
• 75% dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul didaerah sekitar
lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada hernia direct yaitu 2:1,
dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang lebih sedikit
• HERNIA, adalah :
 merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

• Hernia terdiri atas :


• Cincin
• Kantong
• Isi hernia.
 Kanalis inguinalis, dindingnya:
ANATOMI
16

a. Dinding anterior
 Aponeurosis musculus
obliquus abdominis eksternus
dan obliquus abdominis
internus
b. Dinding posterior
Aponeurosis transversus
abdominis dan fascia
transfersalis
c. Superior
 Serabut yang melengkung
dari musculus obliquus
abdominis internus dan
transversus abdominis
d. Inferior
 Ligamentum inguinale dan
ligamentum lakunare
ANATOMI
17
• Ligamentum inguinale :
Tuberculum Ossis Pubikum – SIAS

• Kanalis inguinalis berisi :


Funikulus Spermatikus pada pria atau ligamentum rotundum pada wanita
Isi dari funikulus spermatikus :
a. Vas deferens
b. A/V Spermatica
c. N. Ilioinguinal
d. Vena Pampiniformis
e. N. Iliofemoral
f. Pembuluh lymph
ANATOMI
Trigonum inguinale ( Hesselbach ): 18

• tepi lateral muskulus


Medial rektus abdominis (linea
semilunaris)

• arteri dan vena


Lateral epigastrika

• Ligamentum inguinale
Inferior
19
KLASIFIKASI HERNIA
Berdasarkan
Berdasarkan Berdasarkan
letak
Etiologi Sifat Klinik
penonjolan
Hernia
Hernia Hernia
Inguinal
kongenital reponibel
Lateral

Hernia
Hernia Hernia
Inguinal
didapat ireponibel
Medial
21
ETIOLOGI
• Penyebabnya dibedakan atas 2, yaitu :
• Didapat (akuisita)
• Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang sering
mengejan yang baik saat BAB maupun BAK.
• Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya
yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia
karena banyaknya jaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban
kerja jaringan ikat penyokong pada LMR.
• Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
• Kongenital
PATOFISIOLOGI
FASE-FASE HERNIA

FASE REPONIBILIS/HERNIA
IREPONIBEL

FASE IRREPONIBILIS

FASE STRANGULATA
26
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS
INSPEKSI PALPASI
PERKUSI
Hernia reponibel : benjolan Titik tengah antara SIAS
dengan tuberkulum pubicum Bila didapatkan perkusi perut
dilipat paha muncul pada kembung maka harus
waktu berdiri, batuk, bersin ditekan lalu pasien disuruh
mengejan. Jika terjadi dipikirkan kemungkinan
atau mengedan dan hernia strangulata.
menghilang setelah berbaring penonjolan di sebelah medial
maka itu HIM.
HIL: muncul benjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari Titik yang terletak di AUSKULTASI
lateral ke medial, tonjolan sebelah lateral tuberkulum Hiperperistaltis didapatkan
berbentuk lonjong. pubikum ditekan lalu pasien pada auskultasi abdomen
disuruh mengejan jika pada hernia yang mengalami
HIM : tonjolan biasanya terlihat benjolan di lateral
terjadi bilateral, berbentuk obstruksi usus (hernia
titik yang kita tekan maka inkarserata).
bulat. dapat itu HIL.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Finger Test
Pemeriksaan Ziemen Test Pemeriksaan Thumb Test
Menggunakan jari ke 2 atau
Posisi berbaring, bila ada Anulus internus ditekan
jari ke 5. Dimasukkan lewat
benjolan masukkan dulu. dengan ibu jari dan
skrotum melalui anulus
Hernia kanan diperiksa penderita disuruh mengejan,
eksternus ke kanal inguinal.
dengan tangan kanan. bila keluar benjolan berarti
Penderita disuruh batuk: Bila
Penderita disuruh batuk bila HIM. Bila tidak keluar
impuls diujung jari berarti
rangsangan pada jari ke 2 benjolan berarti HIL
HIL. Bila impuls disamping
merupakan HIL, jari ke 3
berarti jari HIM.
merupakanHIM, jari ke 4
merupakan hernia femoralis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukocytosis dengan shift to the left PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
yang menandakan strangulasi. Ultrasonografi dapat digunakan untuk
Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang membedakan adanya massa pada lipat paha
tinggi akibat muntah-muntah dan atau dinding abdomen dan juga membedakan
penyebab pembengkakan testis.
menjadi dehidrasi
Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna
untuk membedakan hernia inkarserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau
penyebab lain dari suatu massa yang teraba
di inguinal
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN 31

A. Pengobatan konservatif
• Reposisi dengan cara bimanual
• Sabuk Hernia
PENATALAKSANAAN
B. Tindakan operatif
Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik herniorraphy dapat diklompokkan
dalam 4 kategori utama :
1. Kelompok 1 : Open Anterior Repair (teknik Bassini, McVay dan Shouldice)
2. Kelompok 2 : Open Posterior Repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus)
3. Kelompok 3 : Tension-Free Repair With Mesh (teknik Lichtenstein dan
Rutkow)
4. Kelompok 4: Laparoscopic
KOMPLIKASI
• Komplikasi setelah operasi herniorraphy biasanya ringan dan dapat sembuh
sendiri, hematom dan infeksi luka adalah masalah yang paling sering terjadi.
Komplikasi yang lebih serius seperti perdarahan, osteitis atau atropy testis
terjadi kurang dari 1 persen pada pasien yang menjalani herriorraphy.

Anda mungkin juga menyukai