PENYEDIAAN
SUMBER DAYA AIR BINA MARGA CIPTA KARYA PERUMAHAN
Jalan Mantap 98%
Kapasitas Tampung
Jalan Tol 1000 Km 100% Air Minum 5,4 jt Backlog MBR
50 m3/c/th
RENSTRA (baseline 2014) Jalan Baru 2650 Km 0 ha Kumuh Pembangunan
PUPR Anggaran Jembatan Baru/ FO 100% Sanitasi 4,47 juta unit
2015 - 2019 Rp.316 T 29.859 M Anggaran Rp.128 T Anggaran Rp.186 T
Anggaran Rp.278 T
Jalan 99%
Jalan Mantap 97% 5 jt Backlog MBR mantap dengan
memanfaatkan
Jalan Tol 1.500 Km Pembangunan
Kapasitas Tampung 88% Air Minum material lokaldan
Jalan Baru 2.500 Km 3,9 juta unit
VISIUM 68,11 m3/c/th
Jembatan Baru/FO
17.000 ha Kumuh
Anggaran Rp.780 T
menggunakan
2020- 2024 Anggaran 85% Sanitasi teknologi recycle
60.000 M 20%-30% APBN/APBD
Rp.577 T Anggaran Rp.128 T
Anggaran Rp.330 T 70%-80%
Investasi Rp.243 T Swasta/Masyarakat
VISI
TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR YANG BERDAYA SAING, MERATA DAN BERKEADILAN SERTA
BERKELANJUTAN UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
a. Meningkatkan kinerja pengelolaan sumber daya air dengan meningkatkan kapasitas pada bangunan
penampung air (bendung/waduk) multipurpose, pengembangan jaringan irigasi modern, meningkatkan
kapasitas air baku dan mempertahankan ketersedian air sepanjang waktu.
b. Meningkatkan kinerja pelayanan infrastruktur jalan sebagai infrastruktur konektivitas yang terintegrasi bagi
pengembangan pusat pertumbuhan dan sektor ekonomi unggulan daerah;
c. Meningkatkan kualitas permukiman dan mengembangkan infrastruktur perkotaan menuju terwujudnya smart
living;
MISI
d. Memperluas akses perumahan layak yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas perumahan.
e. Mengintegrasikan pembangunan infrastruktur dengan pengembangan kawasan ekonomi yang disertai
dengan pengarusutamaan infrastruktur hijau dan infrastruktur tangguh bencana;
f. Mengembangkan pembiayaan kreatif dan inovatif yang melibatkan berbagi elemen masyarakat untuk
mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur;
g. Meningkatkan peran litbang dan kemampuan iptek yang makin maju yang dapat berkontribusi bagi
pembangunan infrastruktur yang efisien dan memiliki produktivitas yang tinggi.
h. Meningkatkan kapasitas sumber daya dan kelembagaan jasa konstruksi, menguatkan regulasi serta
memberdayakan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan jasa konstruksi;
i. Meningkatkan kualitas pengembangan dan pembinaan SDM Aparatur.
j. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pembangunan infrastuktur.
k. Meningkatkan penerapan tata kelola pemerintahan yang baik dalam kerangka reformasi birokrasi dan
pelayanan publik.
Infrastruktur Hijau
Pengarusutamaan
Infrastruktur Tangguh Bencana
Sumber : Renstra Teknokratik PUPR 2020-2024
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 2020-2024
Arus Perdagangan
Ekspor &
Antarwilayah
21
Kabupaten Kutai Kertanegara, Kota Tenggarong Kawasan Industri Berbasis Migas dan
23 Kondensat Kota Bontang
Luas: 25.716,41 km2
Luas: 246 ha
20 Jumlah Penduduk: 700.439 jiwa (2014)
Kegiatan Utama: Pengolahan Migas dan
PDRB: - Kondensat.
IPM: -
22
Kota Bontang
Kota Samarinda
Luas: 163,1 km3
Luas: 695 km2
Jumlah Penduduk: 159.614 jiwa (2014)
Jumlah Penduduk: 797.006 jiwa (2014)
PDRB: Rp. 0,117 Miliar/Kapita (2013)
PDRB: Rp. 0,018 Miliar/Kapita (2013)
IPM: 78,40 (2013)
IPM: 78,79 (2015)
Luas kawasan Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Air dan Banjir yang tinggi,
persentasi tertinggi (13,91%) berada di Provinsi Kalimantan Timur dengan
luas mencapai 7.428.680,35 hektar.
Sumber: Kajian D3TLH Pulau Kalimantan
Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih
Pulau Kalimantan
Lahan berpotensi tinggi – sangat tinggi paling besar luasnya mencapai
13.840.972,73 hektar (25,92%) pada jenis ekoregion Pegunungan Kompleks
Meratus.
Indikator Ekoregion
Tinggi
Sedang
Rendah
Sngat Rendah
Indikator Ekoregion
Tinggi
Sedang
Rendah
Sngat Rendah
PP No.42/2008 RPP tentang RPP tentang Hak RPP tentang • KEPPRES Dewan SDA Nasional No.6/2009
Guna Air Pengusahaan SDA
tentang Pengendalian • PERPRES Dewan SDA No.12/2008
Pengelolaan Pencemaran Air
SDA dan Pengelolaan • RAKEPPRES Penetapan Wilayah Sungai
Kualitas Air dan Cekungan Air Tanah
PP No.16/2005 tentang Sistem
PP No.20/2006 Penyediaan Air Minum
tentang
Irigasi
RPP Rawa
PP No.37/2010
tentang Bendungan
RPP Danau
PP No.43/2008
tentang
Air Tanah PP No.38/2011
tentang Sungai
ISU STRATEGIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Perluasan Infrastruktur Dasar
1. Kesenjangan ketersediaan air baku 1. Kendala pembebasan lahan, 1. Kerawanan bencana yang semakin
antar-wilayah, 2. Rendahnya tingkat keamanan tinggi pada kawasan perkotaan,
2. Masih dominannya alokasi air untuk operasi bendungan, 2. Ancaman kenaikan muka air laut
irigasi, 3. Rendahnya pemanfaatan dalam pengembangan kawasan
3. Eksploitasi air tanah yang tinggi, bendungan sebagai sumber Pantura Pulau Jawa,
4. Tingginya pencemaran air pada energi listrik, 3. Ancaman abrasi pada tiga wilayah
sebagian besar wilayah sungai, 4. Rendahnya kinerja OP sistem aglomerasi,
5. Water stress sebagai antisipasi irigasi dalam mendukung 4. Lambatnya upaya pemulihan DAS
perkembangan wilayah aglomerasi, ketahanan pangan, prioritas dan danau prioritas serta
6. Perlunya pemenuhan defisit 5. Rendahnya kinerja sistem irigasi pengelolaan rawa dan gambut
penyediaan air baku, kewenangan daerah. yang berkelanjutan.
7. Perlunya pengendalian ekstraksi air
tanah,
8. Perlunya peningkatan pemanfaatan
teknologi dalam pengelolaan SDA,
9. Optimasi potensi pemanfaatan air
baku dari 65 bendungan pada 2024.
Sumber : Renstra Teknokratik PUPR 2020-2024
SASARAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA AIR 2020-2024
Perluasan Infrastruktur Dasar
Sektor Maritim, a.l. Tambak Garam di Pantura Jawa dan Madura, serta perikanan budidaya
di Sulawesi Selatan
Kota Cerdas yang Produktif, dengan penerapan sistem peringatan dini berbasis sensor
&teknologi, prediksi banjir dan genangan, prediksi longsor, dll
Pengelolaan sumberdaya air di kawasan hulu yang terintegrasi dengan hilir berbasis
penataan ruang, terutama melalui upaya pengendalian (perizinan, zoning, insentif dan
sanksi/law enforcement)
PENINGKATAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR YANG ADAPTIF
ADAPTIVE MANAGEMENT
ASPECT :
1. TECHNOLOGY : dams,
desalination, SRI, hydroponic
plant, etc
Drought, Food Security Flood and Land Slide 2. HUMAN BEHAVIOR : demand
control, efficiency, social
capital, awareness, etc
3. ECOSYSTEM : natural capacity,
restoration, conservation, etc
CLIMATE
4. INSTITUTIONAL : WRM Plan,
CHANGE Synchronization, Law
Water Quality and Sea water Enforcement, etc
Health Problem intrusion 5. FINANCIAL : water pricing,
BJPSDA, etc
Change in Planting
Season
Agar system dapat beradaptasi terhadap perubahan dan mampu
beradaptasi terhadap perubahan tersebut serta siap terhadap
ketidakpastian perubahan masa depan, diperlukan: Water Security dan MDG’s target
– ketersediaan informasi terbaru dan kemampuan untuk memproses
informasi tersebut.
– Kemampuan system untuk beradaptasi beradasrkan informasi yang
diproses tersebut.
(Pahl-Wostl, 2006) Pic Source : wema.org
4
ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN
WILAYAH DAN SUMBER DAYA AIR
DI KALIMANTAN TIMUR
ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN WILAYAH
PULAU KALIMANTAN
Sumber : UU Nomor 32 Tahun 2009 Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Perpres No. 3/2012 RTR Pulau Kalimantan
SEBARAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DAN SEKTOR UNGGULAN
PULAU KALIMANTAN Potensi Pengembangan
KEK Tarakan
" "(!o • Industri Manufaktur
" !(
o ¢o
¥
o!(
o#
*
Kawasan KHATULISTIWA ¢o
¥
KI LANDAK D KI oTanah
!( o
Kuning
!( ¢¥
Potensi: Perikanan, Kakao, Kawasan SASAMBA
KSPN Derawan- Kayan - dst
• IndustriKaret Karet !(
• CPO !( Potensi: Pertanian
KSPN Pontianak - Singkawang - dst
!( " ¢o
¥
" Pangan, Kelapa Sawit
o
!( "
" " KSPN Sentarum
"(!
!( !( !( "
o
L
KSPN Longbangun - Melak !( ¢o
¥
!( D KI Landak !(
!( #
*
¢o #
¥ * o!( KSPN Balikpapan - Tenggarong
o (!o !(
o
o
#
* o#
*
Metropolitan Sambotenggarong ¢o
¥ KEK MBTK
o(!
o
D#*o KI Kariangau • Industri Kelapa Sawit
o ¢o
¥ • Logistik
KI KETAPANG ¢oo!(
¥ o!(o
!(
¢o
¥
• Industri Alumina #
*o o
D KI Ketapang (!o !( KI BATULICIN/Potensi
!(o KSPN Tanjung Puting KSPN Banjarmasin - Martapura
Pengembangan KEK Batulicin
!(
!(
!(
D
KI Mekar Putih
Kawasan DASKAKAB ¢¥o !(
o
o!( ¢¥ • Industri Besi Baja
o Metropolitan#
*Banjarbakula
!(
o
Potensi: Rotan D KI Batu Licin • Industri pengilangan
¢o
¥
• industri bebasismetal
D KI Jorong KawasanBATULICIN
Potensi: Perikanan
Sumber :
• Badan Ketahanan Pangan 2017
5
PROFIL INFRASTRUKTUR
SUMBER DAYA AIR
KALIMANTAN TIMUR
PROFIL INFRASTRUKTUR PUPR KALIMANTAN TIMUR SDA (1)
Wilayah Sungai
Wilayah Sungai di Provinsi Kalimantan Utara Ketersediaan Air
di Provinsi Kalimantan Barat 43,638.9
43,800.0
149,423.6 43,600.0
150,000.0 43,400.0
43,200.0
42,736.9
43,000.0
100,000.0
42,800.0
42,600.0
50,000.0 4,385.7 21,555.1 42,400.0
5,101.1 12,954.5
42,200.0
- WS. Kayan WS. Wilayah Sungai
WS. Sambas WS. WS. Kapuas WS. Pawan WS. Jelai - Sesayap di Provinsi Kalimantan Timur
Mempawah Kedawangan
Luasan Daerah Irigasi Setiap Provinsi Total Luas Daerah Irigasi (DI,DIR, DIT)
di Pulau Kalimantan Pulau Kalimantan 1.146.959 Ha
10%
4%
1% (9.334
31% Ha)
24%
28% (326.225 Ha)
71% (818.116
31% Ha
(319.509
Ha) (621.947 Ha)
(198.787 Ha)
3 KLUSTER RENCANA
IBUKOTA NEGARA
Bendungan Teritip
Bendungan
Lambakan
Bendungan Manggar
Bendungan Bendali
6
PROGRAM BIDANG SUMBER DAYA AIR
MENDUKUNG PENGEMBANGAN
WILAYAH KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
PEMBANGUNAN BENDUNGAN
PENGENDALI BANJIR (BENDALI)
PEMBANGUNAN TAMPUNGAN
(BENDUNGAN, EMBUNG)
”Pembangunan
bendungan atau embung
salah satu fungsinya
dapat mereduksi banjir
sesuai dengan kapasitas
tampungannya”
PROGRAM PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
” Sungai-sungai yang
ada di wilayah Kota
Balikpapan
difungsikan sebagai
pembuangan akhir
sistem drainase,
sebagai saluran
primer atau saluran
sekunder”
Program Prioritas Pengendalian Banjir Kota Bontang
UNIT
NO KAWASAN TERDUKUNG URAIAN WPS PROVINSI VOLUME SATUAN
ORGANISASI
Bendungan Posi
Bendungan
Merangin
Bendungan Pasir Kopo
Bendungan Ciliman
Bendungan Cibeet
Bendungan Cipanundaan
Bendungan Kadumalik Bendungan
Bendungan Cikapundung Krekeh
Bendungan Rancaekek
Bendungan Cikarang Bendungan
Selat Kanan
Sumber : Peta Infrastruktur Indonesia 2018
54 PUPR
Visium Kementerian
PUSAT PERENCANAAN INFRASTRUKTUR PUPR
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TERIMA KASIH…