Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS VITAMIN

DAN
MINERAL
VITAMIN
• Larut lemak
• A
• D
• E
• K
• Larut air
•B
•C
Analisis vitamin
Metode :
1. Bioassay menggunakan hewan coba
2. Microbiologis
3. Fisikokimia :
 spectrophotometric,
 fluorometric,
 chromatographic,
 enzymatic,
 immunological,
 radiometric
PROSEDUR BIOASSAY VITAMIN D
(The bioassay of vitamin D by the line test, AOAC Method 936.14, 45.3.01)

• Preparasi Sampel
– Biasanya dilakukan saponifikasi terlebih dahulu

• Fase Deplesi
– Tikus umur ≤30 hari dengan bobot ≥44 g - ≤60 g.
– Berikan diet rachitogenic selama 18–25 hari.
• Fase Uji
– Tikus diberikan makanan dengan kandungan vitamin D masing-
masing kelompok standar dan sampel selama 9 sampai 11 hari
• Potensi vitamin D dalam Sample
– Potensi vitamin D dalam sampel diukur dengan pewarnaan
proximal ujung tulang tibia atau bagian distal ujung radius atau
ulna.
Prosedur microbiological assay NIASIN
The microbiological assay of niacin, AOAC Method 944.13, 45.2.04

Preparasi Sampel
1. Timbang seksama sejumlah sampel yang mengandung ≤5.0 mg
niacin/ml, tambahkan sejumlah 1 N H2SO4 ≥10X sampel kering,
2. Maserasi, autoclave selama 30 menit pada 121–123◦C, dinginkan.
3. Jika tidak ada protein terlarut, atur pH 6.8 dengan NaOH, encerkan
dengan H2O deionisasi hingga konsentrasi 0.1–0.4 μg niacin/ml,
campur, saring.
Pengujian :
1. Masukkan masing-masing : 0.0, 0.5, 1.0, 2.0, 3.0, 4.0, dan 5.0 ml filtrat
sampel, tambahkan H2O deionisasi sampai 5.0 ml,
2. Tambahkan 5.0 ml media DifcoTM Niacin Assay Medium pada setiap
tabung, autoclave 10 min pada 121–123◦C, dinginkan.
Prosedur microbiological assay NIASIN
The microbiological assay of niacin, AOAC Method 944.13, 45.2.04

Preparasi standar Niacin


1. Masukkan masing-masing 0.0, 0.5, 1.0, 1.5, 2.0, 2.5, 3.0, 4.0, dan 5.0 ml larutan
standar kerja (0.1–0.4 μg niacin/ml), tambahkan H2O deionisasi hingga 5.0 ml
2. Tambahkan 5.0 ml media DifcoTM Niacin Assay Medium

Inoculasi dan Incubasi


1. Siapkan inokulum Lactobacillus plantarum ATCC 8014 dalam DifcoTM
Lactobacilli Broth
2. Tambahkan satu tetes inoculum ke dalam setiap tabung, tutup tabung dan
incubasi pada 37◦C selama 16–24 jam;
3. that is, until maximum turbidity is obtained as demonstrated by lack of
significant change during a 2-hr additional incubation period in tubes containing
the highest concentration of niacin.
Prosedur microbiological assay NIASIN
The microbiological assay of niacin, AOAC Method 944.13, 45.2.04

• Determinasi
– Ukur %T pada panjang gelombang antara 540 and 660 nm.
– Setting blank dengan (transmittance 100% ) dengan tabung
blanko.
– Buat kurva standar konsentrasi standar niasin vs %T
– Cari konsentrasi niasin dengan interpolasi pada kurva
standar
Vitamin B

thiamin

niacin

riboflavin
Vitamin C
Vitamin A
ANALISIS VITAMIN A
Plot pada kurva
Penetapan kadar vitamin B1
Prosedur :
• 5 g tepung
• Reaksi :
• 75 ml 0.1 N HCl
• + akuades sampai volume 100 ml
• Digesti pada 100oC 30 menit
• Centrifuge dan saring

Tb1 2 3 4
Sampel 5 5
(ml)
Std (ml) 5 5
NaCl (g) 2,5 2,5 2,5 2,5
K3Fe(CN)6 3 - 3 -
• Ukur absorbans
435 nm NaOH (ml) 3 - 3
Isopro 13 13 13 13
panol (ml)
Sentrifuge
Penetapan kadar vitamin C
A. Metode DCIP
1. Ekstraksi dengan asam metafosfat dalam asam asetat
2. Titrasi dengan 2, 6-dichloroindophenol (blue) sampai titik akhir titrasi
pink

x 100%  %

• A = ml 2,6-dichloroindophenol pada titrasi sample


• B = ml 2,6-dichloroindophenol pada titrasi blanko
• F = mg ascorbic acid equivalent dg 1 ml indophenol standard
• V = volume awal larutan
• E = bobot bahan (gram)
• X = Volume sample yang dititrasi
B. Metode Iodimetri
When iodate ions (IO3−) are added to an acidic solution containing
iodide ions (I−), an oxidation-reduction reaction occurs;
- the iodate ions are reduced to form iodine
IO3− + 6 H+ + 5 e− → ½ I2 + 3 H2O
- while the iodide ions are oxidised to form iodine.
2 I− → I2 + 2 e−
Combining these half-equations demonstrates the reaction between
iodate and iodide
2 IO3− + 10 I− + 12 H+ → 6 I2 + 6 H2O
It is the iodine formed by this reaction that oxidises the ascorbic acid
to dehydroascorbic acid as the iodine is reduced to iodide ions.
ascorbic acid + I2 → 2 I− + dehydroascorbic acid
Titration
1. Pipette 20 mL of the sample solution into
a 250 mL conical flask and add about 150
mL of distilled water, 5 mL of 0.6 mol L−1
potassium iodide, 5 mL of 1 mol L−1
hydrochloric acid and 1 mL of starch
indicator solution.
2.Titrate the sample with the 0.002 mol L−1
potassium iodate solution. The endpoint of
the titration is the first permanent trace of a
dark blue-black colour due to the starch-
iodine complex.
MINERAL
PENETAPAN KADAR Fe PADA DAGING (COLORIMETRIC ASSAY)
Preparasi Standard
Siapkan larutan 10, 8, 6, 4, 2 μg Fe/ml dari larutan stock 10 μg Fe/ml. Encerkan dengan 0.1 N HCl.
Analisis Sample
Timbang seksama ∼5 g sample dalam crus

Panaskan dg hot plate hingga tidak berasap

Abukan pada 550◦C hingga terbentuk abu putih.

Larutkan abu dalam 1 N HCl dan encerkan sampai 50 ml dengan 0.1 N HCl

Pindahkan 0.500 ml sampel dan standard ke dalam tabung 10 ml

Tambah 1.25 ml vit C (0.02% dlm 0.2 N HCl, buat baru). Vortex dan diamkan 10 menit.

Tambahkan 2.00 ml 30% ammonium acetate. Vortex. (pH >3)

Ukur absorbance pada 562 nm. Hitung kadar konsentrasi Fe dengan kurva baku (μg iron/ml)
NaCl dalam butter (Mohr)
(AOACMethod 960.29)

Timbang seksama 5 g butter dlm Erlenmeyer 250-ml


dan tambahkan 100 ml akuades mendidih.

Diamkan 5–10 menit, sesekali diaduk

Tambah 2 ml K2CrO4 5%

Titrasi dengan 0.1 N AgNO3 standard hingga timbul
endapan berwarna orange menetap selama 30 detik
ANALISIS CEMARAN
1. Cemaran arsen

Anda mungkin juga menyukai