Anda di halaman 1dari 200

Parasitologi

Ialah ilmu yg mempelajari parasit dgn segala pengaruh-


pengaruhnya di dlm tbh manusia
Parasit m.hidup (organisme) yg mknnya,
perumahannya dan pembiakkan sebagian
atau seluruhnya bergtg kpd m.hidup yg lain
Menurut habitatnya parasit terbagi 2 yaitu :
1. Hidup di luar tbh mahluk lain (ektoparasit) : jamur,
kutu
2. Hidup di dlm tbh mahluk lain (endoparasit) : cacing
perut,amoeba
Menurut jenis (kingdom) terbagi 2 yaitu :
1. Plant kingdom (parasit gol. tumbuhan) : bakteri, jamur
2. Animal kingdom (parasit gol. hewan)

1
Menurut jlh sel terbagi 2 yaitu :
1. Metozoa (hwn bersel byk)
2. Protozoa (hwn bersel satu)
Cth : a. Plasmodium :
- Plasmodium falsivarum
- Plasmodium vivax
- Plasmodium malariae
- Plasmodium ovale
b. Entamoeba histolitika
c. Entamoeba coli
d. Balantidium coli
e. Giardia lamblia
f. Trichomonas vaginalis
g. Toxoplasma gondii

2
Metozoa (Hewan Bersel Banyak)

Arthopoda Helminth (cacing)


(serangga)

Filum : Plathelminthes
Filum : Nemathelminthes (Btk tbh pipih)
(Btk tbh bulat memanjang)

Trematoda Cestoda
Kelas : Nematoda
(pipih spt daun) (pipih spt pita)

3
• Nematoda Usus : . Nematoda Jaringan :
- Ascaries lombricoides - Trichinella spiralis
- Enterobius vermiculari - Wuchereria bancrofti
- Trichuris trichiura - Brugia malayi
- Ancylostoma doedenale - Loa-loa
- Necator americanus - Dragulus medinensi
- Strongiloides stercolaris - Onchocirca volvalus

. Trematoda darah : . Trematoda paru- paru :


- Schistosoma haematobium - Paragonimus
usastermani
- Schistosoma mansoni
- Schistosoma japonicum

4
Trematoda usus : . Trematoda hati dan
pembuluh empedu :
- Fasciolopsis buski - Fasciola hepatica
- Echinostoma ilocanum - Clonorchis sinensis
- Echinostoma lindoence - Opisthochis felincus
- Echinostoma malatyanum - Dicrosulium dendriticum
- Echinostoma recurvatum
- Heterophyes heterophyes
- Metagoninus yokorjauseu

Cestoda :
- Taenia saginata (cacing pita sapi)
- Taenia solium (cacing pita babi)
- Hymenolepis nana
- Hymenolepis diminum
- Diphyllobathrum latum

5
Entamoeba histolitika

• Daerah penyebaran:
– Daerah tropik & sub-tropik
– Keadaan lingkungan jelek
• Morfologi:
– Trofozoit: bergerak aktif, bentuknya tidak beraturan
tidak mempunyai dinding, di luar hospes segera mati
– Kista: bentuknya bulat, mempunyai dinding shg tahan hidup
infektif, mencemari lingkungan
• Faktor-faktor yg mempengaruhi kehidupannya di lingk.
– Keadaan tanah - sinar matahari langsung
– Zat kimia - kelembaban
– suhu

6
Viability kista di lingkungan

Dalam tanah:
• Suhu 37 C dapat hidup selama 5 jam
0

• Suhu 25 C dapat hidup selama 16 jam


0

• Suhu 50 C dapat hidup selama 96 jam


• Suhu 50 C dapat hidup selama 5 menit
0

Dalam air:
• Suhu 37 C dapat hidup selama 2 hari
0

• Suhu 22 C dapat hidup selama 9 hari


0

• Suhu 0 C dapat hidup selama 60 hari


0

• Mati sinar ultra-violet panjang gelombang 2537À

7
Lingkaran hidup & cara penularan

• Hospes difinitif: manusia


• Habitat : usus besar / colon
• Vektor mekanik: Musca domestca / lalat rumah
Periplanata americana / kecoa
• Bentuk infektif: kista berinti 4
• Cara infeksi: makanan / minuman terkontaminasi kista
(food / water borne disease)
• Kista yg masuk bersama makanan di dlm colon akan berubah
menjadi trofozoit.

8
ii

9
-

10
• Patogenesis:
– Trofozoit melukai mucosa colon, perforasi
• Gejala klinis:
– Menyebabkan amoebiasis disentri
– Diarhea disertai lendir dan darah
– Kelainan pada organ: hati, paru-paru, otak
• Diagnosis pd penderita:
– Memeriksa faeces: kista / trofozoit
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa tanah, sayuran, buah-buahan: kista
• Pengobatan:
– Metronidasol
• Pencegahan: mengobati sumber infeksi, memperbaiki lingkungan (BAB,
higiene sanitasi makanan / minuman)

11
Isolasi / pemeriksaan kista dari bahan pangan
(buah-buahan, sayuran)

• Buah-buahan / sayuran dicuci dg air / NaOH 0,2%


• Air cucian disentrifugasi 1500 ppm selama 5 menit
• Bagian supernatan dibuang
• Endapan diambil dengan pipet, diteteskan pada gelas obyek
• Lugol / eosin / garam fisiologis diteteskan pada smpel yg telah
berada di gelas obyek
• Sampel diperiksa dengan mikroskop cahaya, perbesaran lensa
obyektif 40X

12
Isolasi / pemeriksaan kista dari tanah yg tercemar

• Sampel tanah 2 gr di masukkan kedlm tabung


sentrifus
• Air suling ditambahkan ke dalam tabung sentrifus
• Disentrifugasi 2000 ppm / 3 menit, cairan
supernatan dibuang
• Diulang beberapa kali sampai cairan supernatan
jernih
• Endapan dilarutkan dlm magnesium sulfat jenuh
• Larutan magnesium sulfat jenuh ditambahkan
sampai kepermukaan tabung
• Gelas obyek diletakkan pd permukaan tabung,
kemudian diwarnai dgn lugol / eosin, diperiksa
dengan mikroskop
13
Kista Entamoeba histolytica yg dpt ditemukan di lingkungan

14
Giardia lamblia
(food water borne disease)

• Daerah penyebaran:
– Daerah tropik / sub-tropik
– Keadaan lingkungan jelak
– Keadaan sosial ekonomi rendah
• Morfologi:
– Trofozoit: tdp di dlm hospes, diluar hospes segera mati
tidak mencemari lingkungan
dpt bergerak dg menggunakan flagela
– Kista: di dlm hospes / di luar hospes
di luar hospes dpt hidup > lama, mencemari lingkungan
bentuknya oval, mempunyai dinding
infektif (kista yg berinti 4)

15
ii

Faktor yg mempengaruhi kehidupan di lingkungan:


• Keadaan tanah
• Suhu
• Kelembaban
• Zat kimia
• Sinar matahari langsung
Lingkaran hidup:
• Hospes difinitif: manusia (Anak-anak)
• Hospes antara: Musca domestica,
Periplanata americana
• Habitat: duodernum
• Bentuk infektif: kista
• Cara infeksi: makanan / minuman yg tercemar

16
ii

17
ii

• Patogenesis:
– trofozoit menempel mucosa duodenum
• Gejala klinis:
– Gangguan absorbsi lemak / steatorhea
– Terutama diderita pada anak-anak
• Diagnosis penderita:
– Pemeriksaan sampel feces: kista
• Diagnosis lingkungan:
– Pemeriksaan sampel tanah, sayuran, buah, air: kista
• Pengobatan:
– Quinacrin, metronidazol
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi, memperbaiki lingkungan, mengurangi vektor
mekanik

18
Bentuk kista Giardia lamblia

19
Balantidium coli
(food water borne disease)

• Daerah penyebaran:
– Tropik, sub-tropik
– Keadaan lingkungan jelek
– Peternakan babi
– Sosial ekonomi rendah
• Morfologi:
– Trofozoit: di dalam hospes
di luar hospes segera mati
bergerak aktif dg cilia
– Kista: tdp dlm hospes
dpt hidup lama diluar hospes
btk bulat mempunyai dinding, sifatnya infektif

20
ii

Faktor yg memepengaruhi kehidupan diluar hospes:


• Zat kimia - sinar matahari
• Suhu - kelembaban
• Keadaan tanah
Cara penularan / lingkaran hidup:
• Hospes difinitif: manusia, babi (zoonosis)
• Hospes antara: Musca domestica Periplanata
americana
• Habitat: usus besar / colon
• Bentuk infektif: kista
• Cara infeksi:
– Makanan / minuman terkontaminasi kista
– Food water borne disease

21
ii

22
.

23
.

24
ii

• Patogenesis:
– Trofozoit melukai mucosa usus
• Gejala klinis:
– Diare disertai darah
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa sampel faeces penderita: kista
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa sampel: tanah, sayur, buah, air: kista
• Pengobatan:
– Metronidazol
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Mengurangi populasi lalat / kecoa

25
Bentuk kista Balantidium coli

26
Toxoplasma gondii

• Penyebaran:
– Tropik, sub-tropik
– Keadaan lingkungan jelek
– Hewan kucing
• Morfologi:
– Trofozoit: diluar hospes mati, bentuknya seperti koma
berinti satu, tidak bergerak aktif, dpt hidup dlm hospes
– Kista: dlm hospes dsb kista (tdp dlm jaringan)
diluar hospes dsb ookista (tdp dlm faeces kucing)
btk bulat mempunyai dinding
ookista hidup > lama diluar hospes & mencemari lingk

27
ii

Faktor yg mempengaruhi kehidupan di luar hospes:


• Suhu - keadaan tanah
• Zat kimia - kelembaban
• Sinar matahari langsung
Cara penularan / lingkaran hidup:
• Hospes difinitif: kucing
• Hospes antara: tikus, sapi, babi, kambing, ayam
• Habitat:
– Hospes difinitif: epitel usus
– Hospes antara: jaringan / otot
• Bentuk infektif: ookista / kista
• Manusia dpt terinfeksi:
– Makanan tercemar ookista (lalat, kecoa sbg vektor
mekanik)
- Daging yg mengandung kista tanpa dimasak dg baik

28
ii

29
ii

30
ii

31
.

32
.

33
.

34
ii

• Gejala klinis:
– Tanpa gejala, wanita > manifes d/p pria
– Ibu hamil muda: abortus
– Ibu hamil tua: bayi lahir cacat (hidrocephalus, microcephali
kelainan pd retina, visus menurun
• Diagnosis penderita:
– Serologis
• Diagnosis lingkungan:
– Pemeriksaan sampel tanah, sayuran, makanan / buah: ookista
– Pemeriksaan sampel daging / histologis: kista
• Pengobatan:
– Sulfadiazin, pirimitamin
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi memasak daging sbl dimakan
– Memperbaiki lingkungan

35
.

36
Toxoplasmosis congenital

37
ii

38
Bentuk infektif Toxoplasma gondii
oocyst dan cysta

39
Trichomonas vaginalis

• Daerah penyebaran:
– Lingkungan baik / jelek
– Sosial ekonomi baik / jelek
• Morfologi:
– Trofozoit: bergerak dg flagela, hanya hidup dlm hospes
diluar hospes segera mati, anaerob, berinti satu
– Bentuk kista tidak ada
• Faktor yg mempengaruhi kehidupan diluar hospes:
– Suhu
– Zat kimia
– Sinar matahari
– pH larutan / air / asam (3,8-4,4)

40
ii

41
i

• Lingkaran hidup:
– Hospes difinitif: manusia (pria / wanita)
- Habitat: alat genital
– Bentuk infektif: trofozoit
– Cara infeksi: kontak langsung (hubungan seksual)
• Patogenesis:
– Iritasi dinding alat genital, peradangan, oedema
– Hipersekresi glandula genital
• Gejala klinis:
– Fluor albus, leocorhea, keputihan
– Wanita > pria
• Diagnosis penderita:
– Pemeriksaan sampel: sekret genital diwarnai Giemsa
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi, hindari hubungan sexual dg
penderita

42
Bentuk kista protozoa
di lingkungan

43
Nematoda intestinal / usus
(tanda-tanda umum)

• Bentuknya silindris, memanjang, tidak bersegmen


• Panjang bervariasi: mm s/d beberapa cm
• Tubuhnya tertutup kutikula
• Mempunyai jenis kelamin terpisah
• Saluran pencernaan sempurna
• Mempunyai rongga tubuh
• Mempunyai sistem reproduksi sederhana
• Mempunyai sistem syaraf sederhana
• Mempunyai sistem ekskresi sederhana
• Ovipar (bertelur)

44
Ascaris lumbricoides
(cacing gelang, cacing perut)

• Daerah penyebaran:
– Tropik / sub-tropik
– Keadaan sosial ekonomi / lingkungan jelek

• Morfologi:
_ Warna : Putih-kuning kemerahan
– Dewasa: jenis kelamin terpisah, panjang: 25-30 cm
diluar hospes btk dewasa segera mati
– Telur: fertil (mengandung ovum & menetas menjadi larva)
infertil (tidak dpt berkembang / menetas menjadi larva), mencemari
lingkungan, dpt hidup: 40 hari
- Larva: didalam hospes

45
i

Faktor-faktor yg mempengaruhi kehidupan diluar


hospes
• Suhu . Kelembaban
• Sinar matahari . Zat kimia
• Keadaan tanah
Cara penularan / lingkaran hidup:
• Hospes difinitif: manusia
• Hospes antara / vektor mekanik: lalat, kecoa
• Habitat: usus halus
• Bentuk infektif: telur yang mengandung larva
• Cara infeksi: makanan / minuman yang tercemar
telur infektif

46
i

47
.

48
i

• Patogenesis:
– Menyerap zat makanan / vit A
– Iritasi mekanik mucosa usus
– Menyumbat usus halus
• Gejala klinis:
– Malnutrisi, defisiensi vit A: gangguan penglihatan
– Diarhea, batuk & alergi
• Diagnosis penderita:
– memeriksa faeces: melihat bentuk telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa tanah, sayuran, buah
• Pengobatan: upixon, combantrin
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Mengurangi populasi vektor mekanik

49
.

50
.

51
Bentuk telur Ascaris lumbricoides

52
Trichuris trichiura
( cacing cambuk)

• Daerah penyebaran:
– Tropis, sub-tropis
– Lingkungan / sosial ekonomi jelek
– House fly, cokroach
– Soil transmitted helminth
• Morfologi:
– Dewasa: jenis kelamin terpisah, panjangnya:4-5 cm
diluar hospes cepat mati, tidak mencemari lingkungan
– Telur: bentuk spt tong, dinding tebal, mencemari lingkungan
di luar hospes : 10-40 hari

– Larva: di dalam hospes, di luar hospes mati


– Cacing betina dewasa bertelur 3.000 – 10.000 butir/hari
– Telur mengalami pematangan di tanah
– Telur cacing matang tertelan manusia 20 jam di dlm tbh inang menetas
doudenum (larva) menetap 1 bulan dewasa

53
1

• Cara penularan / lingkaran hidup:


– Hospes difinitif: manusia
– Hospes antara / vektor mekanik: lalat, kecoa
– Habitat: usus besar / colon (menembus mucosa usus)
– Bentuk infektif: telur yg mengandung larva
– Cara infeksi: makanan / minuman yang dicemari telur yang
mengandung larva
– Infeksi berat dpt menyebabkan prolapsus rekti (ambein)
– Infeksi kronik menimbulkan gejala klinis :
* anemia berat
* sering diare, darah sedikit, tinja sedikit
* sakit perut, mual, muntah
* demam ringan, sakit kepala
- Umumnya cacing hidup dlm tbh ± 5-10 thn

54
11

55
.

56
ii

• Patogenesis:
– Menyerap zat makanan
– Bentuk dewasa menembus / melukai mucosa usus, terjadi
perdarahan
• Gejala klinis:
– Anemia, prolapsus recti (ambein)
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces mikroskopis utk melihat telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa tanah, sayuran, buah-buahan
• Pengobatan:
– Mebendasol, thiobendasol
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi menjaga kebersihan makanan
– Memperbaiki lingkungan pengobatan massal setiap 6 bln
– Mengurangi vektor mekanik

57
.

58
i

59
Hook worm
(cacing tambang, cacing kait)

• Macam spesies:
– Necator americanus (banyak terdapat di Indonesia)
– Ancylostoma duodenale
• Daerah penyebaran:
– Daerah tropik / sub-tropik
– Lingkungan / sosial ekonomi jelek
– Tidak memakai alas kaki soil transmitted helminth
• Morfologi:
– Dewasa: jenis kelamin terpisah, panjang 1cm
tidak mencemari lingkungan, mempunyai kait / gigi
– Telur : mencemari lingkungan, btk oval, dinding tipis jernih
– Larva : rhabditiform, filariform (mencemari lingkungan: 10 hari)

– Larva dpt bermigrasi ke paru-paru bronkhitis, pneumonia


60
i

• Cara penularan / lingkaran hidup:


– Hospes difinitif : manusia
– Habitat : usus halus
- Bentuk infektif : larva filariform
– Cara infeksi : menembus kulit antara jari kaki
• Patogenesis:
– Gigi mengkaitkan diri / melukai mucosa usus:
perdarahan kronis
• Gejala klinis : anemia, lemah badan, kulit seperti jerami

61
i

62
.

63
i

• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces: telur (N. americanus = A. duodenale)
– Memeriksa faeces Harada mori: larva
• Diagnosis lingkungan
– Memeriksa tanah: telur, larva (metode Berman)
– Memeriksa sayuran, buah-buahan: telur
• Pengobatan:
– Combantrin (pirantel pamoat)
– Sulfas ferosus (Fe) utk mengobati anemianya
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Pengobatan masal periodik
– Memperbaiki lingkungan
– Memakai alas kaki

64
Cara pemeriksaan larva di dalam tanah
(metode Baerman)

• Diambil lapisan tanah pada permukaan: 2 gram


• Tanah di campur dengan pasir
• Campuran tanah + pasir diletakkan pd kertas
saring
• Kertas saring di masukkan ke dalam petridish
• Diberi sedikit air, larva akan bergerak kedalam
• Air diambil dengan pipet, dimasukkan kedalam
tabung sentrifus
• Tabung sentrifus yg berisi air disentrifugasi
• Bagian supernatan dibuang, bagian endapan
diperiksa

65
Telur Hookworm

66
Ancylostoma brasilienze, Ancylostoma caninum, Ancylostoma ceylanicum

67
Enterobius vermicularis
(cacing kremi, pin worm)

• Daerah penyebaran:
– Tropik, sub tropik

• Morfologi:
– Dewasa : jenis kelamin terpisah, panjang: 1cm, tidak mencemari
lingkungan
– Telur : btknya seperti huruf D, telah mengandung embrio
mencemari lingkungan (di luar hospes): 48 jam
-- Larva : di dalam hospes, tidak mencemari lingkungan
• Faktor yg mempengaruhi kehidupan:
– suhu - kelembaban
– Zat kimia - sinar matahari
• Tidak termasuk gol soil transmitted helminth

68
Lingkaran hidup / cara penularan

• Hospes difinitif : manusia


• Habitat : coecum / sigmoid (menempel pada mucosa
• Bentuk infektif : telur yg mengandung larva
• Cara infeksi : auto infeksi
makanan / minuman terkontaminasi
retro-infeksi

Gejala klinis: terutama pada anak-anak


gangguan tidur (insomnia)

69
i

70
Cara transmisi: auto-infeksi

71
i

• Diagnosis penderita:
– Menemukan btk dewasa disekitar anus
– Menemukan telur disekitar anus: anal swab
• Diagnosis lingkungan:
– Menemukan telur di lantai
– Menemukan telur pd buah-buahan
• Pengobatan:
– Upixon,
– combantrin
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Makanan / minuman tidak terkontaminasi
– Membiasakan anak mencuci tangan sebelum makan

72
.

73
Diagnosis penderita: metode anal swab

74
Telur Enterobius vermicularis

75
Strongyloides stercoralis

• Daerah penyebaran:
– Tropik / sub-tropik
– Keadaan lingkungan / sosial ekonomi jelek
– Kebiasaan tidak memakai alas kaki
– Termasuk soil transmitted helminth
• Morfologi:
– Dewasa: di dalam hospes
di luar hospes mencemari lingkungan, jenis kelamin terpisah,
parthenogenesis, ovovivipar
– Larva: rhabditiform
filariform merupakan bentuk infektifnya
mencemari lingkungan

76
i

• Faktor yg memepengaruhi kehidupan:


– Suhu sinar matahari
– Zat kimia kelembaban
– Keadaan tanah
• Lingkaran hidup / cara penularan:
– Hospes difinitif: manusia
– Hospes antara: -
– Habitat: usus halus
– Bentuk infektif: larva filariform
– Cara infeksi: menembus kulit kaki hospes
auto-infeksi
• Gejala klinis:
– diarhea, peradangan pada kulit

77
i

78
i

• Diagnosis pada penderita:


– pemeriksaan faeces menemukan larva rhabditiform
• Diagnosis lingkungan
– Pemeriksaan tanah menemukan btk dewasa / larva dg metode Baerman:
tanah dicampur dg pasir diletakkan pada kertas saring kertas saring
dimasukkan kedalam petridish diberi sedikit air, larva akan bergerak
kedalam air disentrifugasi, diperiksa endapannya
• Pengobatan:
– Tiobendasol
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan, memakai alas kaki

79
Bentuk telur nematoda usus
di lingkungan

80
Cestoda
(tanda-tanda umum)

• Pipih dorso-ventral, bersegmen-segmen


• Ukuran bervariasi: mm s/d beberapa meter
• Stadium dewasa di dalam usus manusia / hewan
• Tubuh: kepala, leher & badan (strobila)
• Kepala: alat hisap, kadang-kadang kait
. Jenis kelamin tidak terpisah (hermaphrodit)
• Tidak mempunyai rongga tubuh
• Tidak mempunyai saluran cerna
• Mempunyai sistem reproduksi sempurna
• Mempunyai sistem syaraf & ekskresi: sederhana

81
Stadium dewasa Cestoda

82
Taenia saginata
(food borne disease)

• Daerah penyebaran:
– Daerah peternakan sapi
– Makan daging sapi yg tidak dimasak dg baik
– Keadaan lingkungan yg jelek
• Morfologi:
– Dewasa: panjang 5-10m, pipih bersegmen spt pita
tidak mencemari lingkungan, hidup dlm hospes
– Telur: mencemari lingkungan, tahan thd faktor luar
(suhu, zat kimia, sinar matahari, kelembaban) sampai 1-
2 bulan
– Larva: cysticercus bovis / cacing gelembung
tidak mencemari lingkungan
tdp di dalam jaringan otot sapi (hospes antara)

83
Stadium dewasa Taenia saginata

84
Cara penularan / lingkaran hidup

• Hospes difinitif: manusia


• Hospes antara: sapi
• Habitat: usus halus
• Bentuk infektif: larva / cysticercus bovis
• Cara infeksi: makan daging sapi yg mengandung
larva tanpa dimasak dengan baik
• Patogenesis:
–Btk dewasa melekatkan diri pd mucosa usus
hospes sehingga terjadi malnutrisi dan diarhea

85
i

86
.

87
.

88
.

89
i

• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces menemukan btk telur, proglotid gravid
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa tanah, sayuran, buah-buahan: telur
– Memeriksa daging sapi: larva / cysticercus bovis

• Pengobatan:
– Niclosamid, praziquantel
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Memasak daging sebelum dimakan shg warnanya
berubah

90
Cara pemeriksaan larva dalam jaringan otot
secara langsung

• Bahan & alat yg diperlukan:


– Jarum biopsi / pisau yg tajam
– Gelas benda yg bersih & kering
– Karet pengikat, gelas jar
• Cara kerja:
– Kapsula dlm jar otot diambil dg jarum biopsi
– Kapsula ditekan di antara kedua gelas benda
– Kedua gelas benda diikat kuat-kuat, agar kapsula tampak
jernih
– Dimasukkan kedalam jar, didiamkan selama ½ -1jam
– Diperiksa di bawah mikroskop dg perbesaran lemah, bila
ditemukan larva dengan perbesaran kuat

91
Cara pemeriksaan larva dalam jaringan otot
secara tidak langsung

• Bahan & alat:


– Artificial digestive fluid (cairan cerna):
pepsine 5 gram
HCL 7 ml
air suling 1000 ml
– Penggiling daging / blender / tissue grinder
– Erlenmeyer, incubator, corong Baerman, gelas benda, gelas penutup
– Sentrifuge, pipet, magnetic stirer
• Cara kerja:
– Jaringan otot digiling dg blender
– Masukkan dlm erlenmeyer, ditambahkan 20 bagian cairan cerna

92
i

• Cara kerja (lanjutan):


– Dicampur sampai rata dg magnetic stirer di masukkan
kedalam incubator 370C selama 12-24 jam
– Ditambahkan air hangat shg 3x volume semula
– Tuangkan campuran tersebut ke dalam corong Baerman dan
didiamkan 1-2 jam
– Larva akan turun menuju kebawah corong Baerman
– Cairan di bagian bawah corong Baerman diambil dg pipet,
diteteskan pd gelas obyek, ditutup dg gelas penutup dan
diperiksa di bawah mikroskop dg perbesaran lemah utk
melihat ada tidaknya larva
– Jika tidak ditemukan larva, seluruh cairan yg terdapat
dibagian bawah corong Baerman dipusingkan, dan endapan
diperiksa terhadap adanya larva.

93
Taenia solium
(food borne disease)

• Daerah penyebaran:
– Peternakan babi
– Keadaan lingkungan jelek
– Makan daging babi yg tidak dimasak dg baik
• Morfologi:
– Dewasa: pipih seperti pita bersegmen, panjang: 2-3 m
tidak mencemari lingkungan, di dalam hospes
– Telur: btk bulat, dinding tebal
mencemari lingkungan (tanah, sayuran, buah-buahan)
tahan terhadap pengaruh luar (suhu, zat kimia, sinar
matahari, kelembaban), dpt hidup 1-2 bulan
– Larva: tdp dlm jar otot hospes antara
tidak mencemari lingkungan

94
Satdium dewasa Taenia solium

95
Cara penularan / lingkaran hidup

• Hospes difinitif: manusia


• Hospes antara: babi
• Habitat: usus halus
• Bentuk infektif:
– Larva (Cysticercus cellulose) menyebabkan taeniasis
– Telur menyebabkan cysticercosis
• Cara infeksi: makan daging babi yg mengandung
larva tanpa di masak dg baik
• Patogenesis:
– Dewasa: mengkaitkan diri pd mucosa usus (diarhea)
– Larva: mengkista pd jar otot (mialgia)

96
i

97
.

98
.

99
.

100
i

• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces penderita: telur, proglotid gravid
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa tanah, sayuran, buah-buahan: telur
– Memeriksa daging babi: larva

• Pengobatan:
– Niclosamid, praziquantel
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Memasak daging babi sebelum dimakan

101
Echinococcus granulosus
(food / water borne disease)

• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek
– Penduduk banyak memelihara anjing
• Morfologi:
– Dewasa: pipih seperti pita bersegmen-segmen, panjang: 3-6mm
tidak mencemari lingkungan, di dalam hospes
diluar hospes segera mati
– Telur : bentuk bulat berdinding tebal, bergaris radier hidup diluar hospes
mencemari lingkungan: 1-2 bulan dipengaruhi faktor luar: suhu, zat
kimia, sinar matahari, kelembaban
-- larva : kista hidatid dalam hospes antara (kambing, babi, sapi)

102
Stadium dewasa Echinococcus granulosus

103
Cara penularan
(lingkaran hidup)

• Hospes difinitif: anjing


• Hospes antara: kambing, biri-biri, babi, sapi
• Habitat: usus halus
• Bentuk infektif:
– larva (kista hidatid) berkembang dewasa dlm anjing
– Telur berkembang menjadi larva pd manusia (hidatidosis)
• Cara infeksi: makanan / minuman yg terkontaminasi telur
• Patogenesis:
– Kista hidatid dlm organ (hepar, paru, otak) menyebabkan
hidatidosis
– Menyebabkan fungsi organ terganggu

104
i

105
ii

106
ii

107
i

• Diagnosis:
– Penderita (hidatidosis): serologis, radiologis
– Lingkungan: menemukan telur pd sayuran, tanah, buah-buahan

• Pengobatan: albendazol
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Memelihara anjing yg sehat

108
Kista protozoa, telur nematoda & cestoda yg ditemukan
di lingkungan (sayuran, tanah, buah-buahan)

109
Diphyllobothrium latum
(food borne disease)

• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (BAB di air / selokan)
– Kebiasaan makan ikan (Salmon) yg tidak dimasak dg baik
• Morfologi:
– Dewasa: pipih seperti pita bersegmen-segmen, panjang 10m
diluar hospes segera mati
– Telur: bentuk oval, mempunyai operculum
ditanah akan mati, tetapi jika berada dlm air menjadi larva
– Larva: dpt hidup diluar hospes terutama di air tawar
larva stad. 1: coracidium dpt hidup 1-2 minggu
larva stad. 2: procercoid dlm cyclop dpt hidup 2-3 minggu
larva stad. 3: pleurocercoid dlm ikan dpt hidup 3 minggu

110
Stadium dewasa Diphyllobothrium latum

111
Cara penularan
(lingkaran hidup)

• Hospes difinitif:
– Manusia, hewan carnivora (kucing, anjing)
– Habitat: usus halus
• Hospes antara
– pertama: gol. Crustacea (cyclops & diaptomus)
– Kedua: ikan air tawar (Salmon)
• Bentuk infektif:
– larva stad. III (pleurocercoid)
• Cara infeksi:
– makan ikan yg mengandung pleurocercoid tidak
dimasak dg baik

112
Lingkaran hidup D. latum

113
i

114
i

• Petogenesis:
– Bentuk dewasa mengabsorbsi vit B12
• Gejala klinis:
– Diarhea
– Anemia def. vit. B12
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces: telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa air: telur/coracidium
• Pengobatan:
– Niclosamid, praziquantel
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Memasak ikan sebelum dimakan

115
Trematoda

Tanda-tanda umum:
• Pipih seperti daun
• Mempunyai dua buah alat hisap sucker:
– Oral sucker dan Ventral sucker
• Hermaphrodite kecuali schistosoma
• Tidak mempunyai rongga tubuh
• Sistem pencernaan & ekskresi: belum sempurna
• Ovipar
• Telur mempunyai operculum & menetas dalam air
• Mempunyai dua macam hospes antara
• Bentuk infektifnya : metacercaria

116
Fasciola hepatica

• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (kebiasan BAB di air)
– Peternakan (biri-biri, kambing, sapi)
• Morfologi:
– Dewasa: dlm hospes, diluar hospes mati (tidak mencemari lingk)
btk pipih seperti daun
– Telur: btk oval, dinding tebal, dpt hidup diluar hospes, diair &
mencemari lingkungan dlm waktu 3 minggu segera menetas
menjadi mirasidium
– Mirasidium: hidup diair & mencemari lingkungan
– Sporokista & redia: hospes antara pertama (keong: 8 minggu)
– Cercaria: hidup diair & mencemari lingkungan
– Metacercaria: hospes antara kedua (tanaman air

117
Cara penularan
(lingkaran hidup)

• Hospes difinitif:
– Manusia
– Hewan herbivora: kambing, biri-biri, sapi
• Hospes antara pertama:
– Keong / snail: Limnea truncatula (sporokista, redia)
• Hospes antara kedua:
– Tanaman air (metacercaria)
• Habitat:
– Saluran hati (ductus hepaticus)
• Bentuk infektif:
– Metacercaria
• Cara infeksi:
– Makan tanaman air yg mengandung metacercaria tanpa
dimasak dg baik

118
i

119
i

• Gejala klinis:
– Hepatomegali (pembesaran hepar)

• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces: menemukan telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa air: menemukan telur, miracidium, cercaria
– Memeriksa tanaman air: menemukan metacercaria
• Pengobatan:
– Bithionol, praziquantel
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Menurunkan populasi keong, memasak tanaman air

120
Fasciolopsis buski

• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (BAB di air)
– Banyak keong jenis Segmentina
• Morfologi:
– Dewasa: dlm hospes tidak mencemari lingkungan, btk pipih
seperti daun
– Telur: btk oval, mempunyai dinding & operculum
hidup diluar hospes mencemari lingkungan
di air dlm waktu 7 minggu menetas menjadi
mirasidium
– Mirasidium: dlm air, mencemari lingkungan
– Sporokista, redia: dlm hospes antara / keong (30 hari)
– Cercaria: dlm air mencemari lingkungan
– Metacercaria: menempel pd tanaman air (hospes antara ke
II)
121
Cara penularan
(lingkaran hidup)

• Hospes difinitif:
– Manusia, babi
• Hospes antara pertama:
– Keong jenis Segmentina: sporokista & redia
• Hospes antara kedua:
– Tanaman air: metacercaria
• Habitat:
– Usus halus
• Bentuk infektif:
– Metacercaria
• Cara infeksi: makan tanaman air yg mengandung
metacercaria

122
Stad dewasa F. hapatica & buski

123
i

• Gejala klinis:
– Diarhea, malnutrisi, anemia
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces: telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa air: telur, mirasidium, cercaria
– Memeriksa tanaman air: metacercaria
• Pengobatan:
– Tetrachlor ethilen
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan (BAB)
– Mengurangi populasi keong Segmentina
– Memasak tanaman air sebelum dimakan

124
125
Clonorchis sinensis

• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (BAB di air)
– Kebiasaan makan ikan (Cyprinus) tanpa di masak
• Morfologi:
– Dewasa: btk pipih seperti daun, diluar hospes segera
mati
– Telur: hidup diluar hospes, mencemari lingkungan di air
btk oval, mempunyai operculum,
telah mengandung embrio, tidak menetas dlm air
– Mirasidium, sporokista, redia: dlm hospes antara ke I
(keong) memerlukan waktu: 3 minggu
– Cercaria: mencemari air
– Metacercaria: dlm ikan Cyprinus (hospes antara ke II

126
Lingkaran hidup
(cara penularan)

• Hospes difinitif:
– Manusia
– Hewan carnivora
• Hospes antara pertama:
– Keong (Bithynia): mirasidium, sporokista, redia, cercaria
• Hospes antara kedua:
– Ikan air tawar Cyprinus: metacercaria
• Habitat: saluran empedu
• Bentuk infektif: metacercaria
• Cara infeksi:
– Makan ikan yg mengandung metacercaria tanpa
dimasak

127
i

128
i

129
i

• Gejala klinis: hepatomegali


• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces: telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa air: telur, cercaria
– Memeriksa ikan: metacercaria
• Pengobatan:
– Praziquantel, bithionol
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan (BAB)
– Mengurangi populasi keong (molucicide)
– Memasak ikan yg mengandung metacercaria sebelum
dimakan

130
Paragonimus westermani

• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (BAB di air, membuang sputum di air)
– Kebiasaan makan crustacea / crab tanpa dimasak dg baik
– Banyak keong Melania libertina
• Morfologi:
– Dewasa: oval seperti biji kopi,segera mati, tidak mencemari lingk
– Telur: oval, mempunyai operculum, keluar dari hospes bersama
faeces / sputum & mencemari lingkungan air
– Mirasidium, sporoksta, redia, cercaria : didalam keong (HP I)
– Cercaria: mencemari air
– Metacercaria: dalam crab / crustacea (HP II)

131
Lingkaran hidup
(cara penularan)

• Hospes difinitif:
– Manusia
– Hewan carnivora (anjing, kucing, harimau)
• Hospes antara pertama:
– Keong Melania libertina (sporokista, redia, cercaria)
• Hospes antara kedua:
– Crab / crustacea (metacercaria)
• Habitat: paru-paru
• Bentuk infektif: metacercaria
• Cara infeksi:
• Makan crab / crustacea yg mengandung metacercaria

132
i

133
• Gejala klinis:
– Kelainan paru-paru
– Batuk kronis
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces / sputum: telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa air: telur, mirasidium, cercaria (ekornya mereduksi)
– Memeriksa HP II: crab / crustacea (metacercaria)
• Pengobatan:
– Bithionol, praziquantel
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan (BAB, sputum)
– Memasak crab / udang sebelum dimakan

134
.

135
Telur cestoda / trematoda yg ditemukan dalam air

136
Schistosoma
(haematobium, mansoni, japonicum)

Tanda-tanda umum:
• Termasuk trematoda darah
• Bentuk gilig memanjang
• Jenis kelamin terpisah
• Jenis jantan < betina
. Mempunyai dua buah alat hisap
• Telur tidak punya operculum & mengandung
mirasidium

137
.

Daerah penyebaran:
• Sulawesi (di sekitar D. Lindu) S. japonicum
• Keadaan lingkungan jelek
• Matapencaharian petani
• Banyak ditemukan keong jenis Oncomelania
Morfologi:
• Dewasa: hidup dlm hospes, diluar hospes segera mati
tidak mencemari lingkungan
• Telur: bulat, tidak mempunyai operculum
mengandung mirasidium, tonjolan antero-lateral
mencemari air
• Mirasidium, sporokista (dlm keong), cercaria

138
Lingkaran hidup

• Hospes difinitif: manusia


• Hospes antara: keong (Oncomelania)
– Bentuk sporokista dan cercaria
• Habitat: pembuluh darah balik disekitar colon
• Bentuk infektif: cercaria
• Cara infeksi: cercaria menembus kulit pada waktu kerja di
sawah atau mandi di danau

139
.

140
.

141
.

142
.

Gejala klinis:
• Cercaria: menyebabkan dermatitis
• Dewasa: diare, hepatosplenomegali
Diagnosis penderita:
• Memeriksa faeces, menemukan telur
Diagnosis lingkugan:
• Air disentrifugasi, menemukan mirasidium /
cercaria
Pengobatan:
• Niridasol, praziquantel
Pencegahan:
• Mengobati sumber infeksi
• Memperbaiki lingkungan, mengurangi populasi
keong

143
Bentuk Schistosoma dlm air
(telur dan cercaria)

144
Bentuk telur S. japonicum, mansoni, haematobium

145
Parasit yg penyebarannya berkaitan dg lingkungan

Nematoda jaringan:
• Wuchereria bancrofti
– Nyamuk Culex
• Brugia malayi (paling banyak ditemukan di
Indonesia)
– Nyamuk Anopheles atau nyamuk Mansonia
• Brugia timori
– Nyamuk Anopheles
Protozoa darah:
• Plamodium vivax, falciparum,ovale dan malariae
– Nyamuk Anopheles

146
Wuchereria bancrofti
(arthropoda borne disease)

Daerah penyebaran / faktor resiko:


• Tropis, sub-tropis
• Perkotaan, pedesaan
• Keadaan lingkungan jelek sbg sarang nyamuk
Culex
• Sosial ekonomi rendah kemungkinan kontak dg
nyamuk sangat besar
– Tidur tidak memakai kelambu
– Nyamuk Culex mudah masuk kedalam rumah
– Malam hari suka keladang
– Banyak genangan air kotor

147
Morfologi
(dewasa, mikrofilaria dan larva)

Dewasa:
• Seperti benang
• Hidup dlm saluran limfe hospes
• Jantan: 5 cm, betina: 10 cm
Mikrofilaria:
• Dalam darah jari pada saat tertentu (malam
hari)
Larva:
• Dalam nyamuk Culex yang berperan sebagai
vektor biologis

148
Stadium dewasa Wuchereria bancrofti

149
Mikrofilaria Wuchereria bancrofti

Ciri-ciri:
• Mempunyai selubung
• Ruang kepala: panjang = lebar
• Inti merata
• Ujung posterior tidak
ditemukan inti
• Kadang-kadang ditemukan dlm
urin
• Periodik nokturnal: ditemukan
dlm darah ujung jari, malam
hari

150
Lingkaran hidup:

Hospes difinitif:
• Manusia
Hospes antara:
• Nyamuk Culex
Habitat:
• Sistem limfe
Bentuk infektif:
• Larva stad III
Cara infeksi:
• Gigitan nyamuk

151
.

152
Vektor Wuchereria bancrofti

153
Breeding places nyamuk Culex fatigans

154
.

Gejala klinis:

• Menimbulkan penyakit kaki gajah / elephantiasis


• Stad dewasa menyumbat saluran limfe:
– Kaki & alat genital membengkak
Diagnosis penderita:
• Pemeriksaan darah ujung jari pd malam hari
Diagnosis lingkungan:
• Memeriksa larva dalam nyamuk
Pengobatan:
• Dietilkarbamasin (DEK): efektif pd stadium awal
Pencegahan:
• Mengobati sumber infeksi
• Memperbaiki lingkungan / menghilangkan sarang
nyamuk
• Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk

155
Gejala klinis

156
Brugia malayi
(arthropoda borne disease)

Daerah penyebaran / faktor resiko:


• Tropis / sub-tropis
• Keadaan lingkungan jelek
– Daerah pedesaan berawa-rawa
• Banyak nyamuk Mansonia / Anopheles
• Keadaan sosial ekonomi rendah:
– Pekerjaan berladang
– Mencari kayu dihutan
– Sering tidur diluar rumah

157
Morfologi
(dewasa, mikrofilaria, larva)

Stadium dewasa:
• Bentuknya hampir sama dg Wuchereria
bancrofti
Mikrofilaria:
• Mempunyai selubung
• Ruang kepala: p = 2x lebar
• Intinya mengelompok
• Ujung post. ditemukan 2 inti terpisah
• Ditemukan dlm darah ujung jari:
– Malam hari
Larva:
• Nyamuk Mansonia / Anopheles

158
Lingkaran hidup

Hospes difinitif:
• Manusia / kera (zoonosis)
Hospes antara:
• Nyamuk Mansonia rawa-rawa
• Nyamuk Anopheles persawahan
Habitat:
• Sistem limfe
Bentuk infektif: larva stadium III
Cara infeksi:
• Gigitan nyamuk yang mengandung larva stad III

159
.

160
Hospes antara Brugia malayi: nyamuk Mansonia
(nyamuk hutan)

161
Hospes antara Brugia malayi
nyamuk Mansonia

162
Breeding site Mansonia ditepi hutan

163
Nyamuk Anopheles

164
Hospes antara Brugia malayi
nyamuk Anopheles

165
Breeding site / resting place nyamuk Anopheles

166
.

Gejala klinis:
• Menimbulkan penyakit elephantiasis / kaki gajah
• Stad dewasa menyumbat saluran limfe inguinal
– Kaki di bawah lutut membengkak
Diagnosis penderita:
• Pemeriksaan darah ujung jari pd waktu malam
Diagnosis lingkungan:
• Memeriksa larva dalam nyamuk
Pengobatan (efektif pd stadium awal):
• Dietilkarbamasin (DEK)
Pencegahan:
• Mengobati sumber infeksi (manusia dan kera)
• Memperbaiki lingkungan (sarang nyamuk
dihilangkan)
• Tidak kontak dg nyamuk

167
Gejala klinis

168
Brugia timori
(arthropoda borne disease)

Daerah penyebaran / faktor resiko:


• Indonesia bag timur
• Pedesaan
• Keadaan lingkungan jelek
– Banyak sarang nyamuk Anopheles
• Keadaan sosial ekonomi rendah
• Kontak nyamuk >>>
• Tidur tanpa kelambu
• Kemungkinan nyamuk masuk rumah >>>
• Sering keluar rumah waktu malam (pekerjaan ?)

169
Morfologi
(dewasa, mikrofilaria dan larva)

Stad dewasa:
• Bentuknya ~ W. bancrofti ~ B malayi
Stad mikrofilaria ( ~ Brugia malayi )
• Mempunyai selubung
• Ruang kepala: p = 3x lebar
• Inti mengelompok
• Ujung post ditemukan 2 inti
• Dalam darah ujung jari: malam hari

170
Lingkaran hidup

Hospes difinitif:
• Manusia
Hospes antara:
• Nyamuk Anopheles persawahan
Habitat:
• Sistem limfe (kelenjar limfe / saluran limfe)
Bentuk infektif:
• Larva stadium III
Cara infeksi:
• Gigitan nyamuk yg mengandung larva stadium III

171
.

• Gejala klinis:
– Hampir sama dengan Brugia malayi
• Diagnosis penderita:
– Pemeriksaan darah ujung jari: untuk melhat
mikrofilaria
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa adanya larva dalam nyamuk
• Pengobatan:
– Efektif pada stadium awal: DEK
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk
– Memperbaiki lingkungan
– Mengurangi populasi nyamuk: dg insektisida /
larvisida

172
Pencegahan filariasis berwawasan lingkungan

Langkah-langkahnya sebagai berikut:


• Menentukan nyamuk yg berperan sebagai vektor
– Seksi nyamuk menemukan larva
• Mengetahui bionomik nyamuk sebagai vektor:
– Resting places
– Breeding places
– Night biter / day biter
– Exophagic / endophagic
• Menentukan insektisida yang toleran:
– Adultisida
– larvisida

173
Malaria
(arthropoda borne disease)

Penyebab: protozoa darah


• Plasmodium vivax (paling banyak di Indonesia)
• Plasmodium falciparum (paling berbahaya)
• Plasmodium malariae (di Indonesia sangat jarang)
• Plasmodium ovale (di Indonesia tidak ada)
Penyebaran:
• Daerah tropis / sub-tropis
• Keadaan lingkungan jelek (sarang nyamuk)
• Keadaan sos-ek rendah (daerah pedesaan)
– Sering keladang
– Tidur tanpa klambu, kontak dg nyamuk

174
Tanda-tanda umum Plasmodium:

• Sifatnya intra-selular (di dalam sel eritrosit)


• Di dlm siklus hidupnya:
– Siklus aseksual (sizogoni) di dlm hospes vertebrata
(manusia)
– Siklus seksual (sporogoni di dlm hospes
invertebrata (nyamuk)
• Siklus sizogoni ada beberapa bentuk Plasmodium:
– Merozoit, trofozoit, sizont, merozoit, gametosit (dlm
darah manusia)
• Siklus sporogoni ada beberapa bentuk Plasmodium:
– Zigote, ookinete, ookista, sporokista, sporozoit
– Sporozoit ditemukan dlm kelenjar ludah nyamuk
• Termasuk golongan sporozoa

175
SIKLUS HIDUP PLASMODIUM SHG
MENIMBULKAN DEMAM PD TUBUH
MANUSIA
• Nyamuk anopheles betina menghisap darah man.
sambil mengeluarkan air liur yg mengandung
sporozoit
• Bersama aliran darah, sporozoit akan menuju hati
dan dgn cara penetrasi, sporozoit msk ke dlm hati
selama ± 3 hari
• Sporozoit akan membelah menjadi 8-32 merozoit.
Stlh keluar dari hati, merozoit melisiskan sel darah
merah diiringi dgn keluarnya beberapa merozoit
baru dari dlm sel darah merah utk menyerang sel
darah merah lainnya (tahap tropozoit)
• Gejala demam terjadi ketika beberapa merozoit
melisiskan sel darah merah dlm jlh byk

176
• Rasa demam ini disebabkan oleh suatu senyawa
bersifat toksin (haemozin) yg dihslkan bersamaan
dgn lisisnya sel darah merah
• Sebagian merozoit akan berkembang menjadi
makrogametosit dan mikrogametosit yg akan
mengikuti peredaran darah sampai ke kapiler
• Bila ada nyamuk anopheles menghisap darah
penderita mk makro dan mikrogametosit akan ikut
terisap dan msk ke dlm usus nyamuk. Di dlm usus
nyamuk makro dan mikrogametosit berkembang
menjadi makro dan mikrogamet. Fertilisasi berlgs di
dlm usus shg terbtklah ookinet (zigot)
• Ookinet menembus dinding usus dan utk
sementara akan menetap, terbungkus oleh otot
dinding perut nyamuk atau ookista

177
• Di dlm ookista, zigot membelah berulang kali shg
terbtk sel-sel yg lengkap yg disbt dgn sporozoit
• Jk ookista tlh matang mk akan pecah shg
sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk,
diantaranya adalah ke dlm kelenjar ludah
• Apabila nyamuk mengisap man. mk bersamaan
dgn itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke
dlm darah

178
Sporozoite dan kelenjar ludah nyamuk

179
.

180
.

181
.

182
.

183
.

184
Bentuk Plasmodium yang ditemukan dalam lingkungan tidak
secara langsung

Bentuk Plasmodium dlm siklus sporogoni (dlm


nyamuk):
• Zygote
• Ookinete
• Ookista
• Sporokista
• Sporozoite (berada dlm kelenjar ludah nyamuk)
Untuk menemukan sporozoite:
• Nyamuk dipisahkan antara kepala, thorak dan
abdomen
• Bagian thorax diseksi utk mendapatkan kelenjar
ludah
• Jika nyamuk berperan sbg vektor: bentuk
185
sporozoite
Plasmodium vivax

• Menimbulkan penyakit malaria tertiana benignam


• Paling banyak ditemukan di Indonesia
Faktor resiko / pendukung:
• Banyak ditemukan dinegara tropis / sub tropis
• Keadaan lingkungan jelek (sarang nyamuk)
• Kontak dg nyamuk >>>
• Sosial ekonomi rendah
• Tidur diluar rumah
• Malam hari sering keladang
• Pendidikan rendah

186
Plasmodium vivax (morfologi)
dlm siklus sizogoni

187
Plasmodium vivax (morfologi)

188
Plasmodium vivax pada siklus sizogoni dan sporogoni

189
Gejala klinis, cara penularan

Gejala klinis:
• Panas menggigil berkeringat setiap 48 jam
selama 15-30 menit
• Hepato-splenomegali
• Anemia
Cara penularan:
• Gigitan nyamuk Anopheles yg mengandung
sporozoit
• Transfusi darah
• Congenital (ibu hamil terinfeksi dapat menular
kejanin dg melewati placenta / tali pusat)

190
Diagnosis, pengobatan

Diagnosis penderita:
• Pemeriksaan darah terutama pada waktu panas
Diagnosis lingkungan:
• Memeriksa sporozoit pd kelenjar ludah nyamuk
– Single disection
– Mass disection
– ELISA
Pengobatan:
• Chloroquin
• Pirimitamin

191
Light traps dan aspirator
(alat penangkap nyamuk)

192
.

193
Plasmodium falciparum

• Menimbulkan penyakit malaria tertiana malignam


• Timbul panas menggigil setiap 36 jam selama 15-30 menit
• Gejala lainnya:
– Black water fever (urine seperti air teh)
– Anemia berat, hepato-splenomegali
– Ikterus
• Dpt berakibat kematian oleh karena dpt sampai keotak
menimbulkan malaria cerebral
• Kadang-kadang dpt terjadi infeksi campuran dg
Plasmodium vivax

194
.

195
Plasmodium falciparum dlm siklus sizogoni

196
Plasmodium malariae

• Menimbulkan penyakit malaria quartana


• Timbul panas menggigil setiap 72 jam selama 15-30
menit
• Gejala lainnya:
– Anemia
– Hepato-splenomegali
• Jarang ditemukan di Indonesia oleh karena:
– Siklus sporogoni Plasmodium malariae memerlukan
waktu lama (16 hari) pada hal umur nyamuk
Anopheles di Indonesia rata-rata hanya 14 hari.
Sehingga belum terbentuk sporozoit nyamuk telah
mati akibatnya jarang sekali nyamuk yang
mengandung stadium sporozoit Plasmodium
malaria
197
Siklus sporogoni plasmodium dlm nyamuk

198
.

199
Plasmodium malariae dalam siklus sizogoni

200

Anda mungkin juga menyukai