1
Menurut jlh sel terbagi 2 yaitu :
1. Metozoa (hwn bersel byk)
2. Protozoa (hwn bersel satu)
Cth : a. Plasmodium :
- Plasmodium falsivarum
- Plasmodium vivax
- Plasmodium malariae
- Plasmodium ovale
b. Entamoeba histolitika
c. Entamoeba coli
d. Balantidium coli
e. Giardia lamblia
f. Trichomonas vaginalis
g. Toxoplasma gondii
2
Metozoa (Hewan Bersel Banyak)
Filum : Plathelminthes
Filum : Nemathelminthes (Btk tbh pipih)
(Btk tbh bulat memanjang)
Trematoda Cestoda
Kelas : Nematoda
(pipih spt daun) (pipih spt pita)
3
• Nematoda Usus : . Nematoda Jaringan :
- Ascaries lombricoides - Trichinella spiralis
- Enterobius vermiculari - Wuchereria bancrofti
- Trichuris trichiura - Brugia malayi
- Ancylostoma doedenale - Loa-loa
- Necator americanus - Dragulus medinensi
- Strongiloides stercolaris - Onchocirca volvalus
4
Trematoda usus : . Trematoda hati dan
pembuluh empedu :
- Fasciolopsis buski - Fasciola hepatica
- Echinostoma ilocanum - Clonorchis sinensis
- Echinostoma lindoence - Opisthochis felincus
- Echinostoma malatyanum - Dicrosulium dendriticum
- Echinostoma recurvatum
- Heterophyes heterophyes
- Metagoninus yokorjauseu
Cestoda :
- Taenia saginata (cacing pita sapi)
- Taenia solium (cacing pita babi)
- Hymenolepis nana
- Hymenolepis diminum
- Diphyllobathrum latum
5
Entamoeba histolitika
• Daerah penyebaran:
– Daerah tropik & sub-tropik
– Keadaan lingkungan jelek
• Morfologi:
– Trofozoit: bergerak aktif, bentuknya tidak beraturan
tidak mempunyai dinding, di luar hospes segera mati
– Kista: bentuknya bulat, mempunyai dinding shg tahan hidup
infektif, mencemari lingkungan
• Faktor-faktor yg mempengaruhi kehidupannya di lingk.
– Keadaan tanah - sinar matahari langsung
– Zat kimia - kelembaban
– suhu
6
Viability kista di lingkungan
Dalam tanah:
• Suhu 37 C dapat hidup selama 5 jam
0
Dalam air:
• Suhu 37 C dapat hidup selama 2 hari
0
7
Lingkaran hidup & cara penularan
8
ii
9
-
10
• Patogenesis:
– Trofozoit melukai mucosa colon, perforasi
• Gejala klinis:
– Menyebabkan amoebiasis disentri
– Diarhea disertai lendir dan darah
– Kelainan pada organ: hati, paru-paru, otak
• Diagnosis pd penderita:
– Memeriksa faeces: kista / trofozoit
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa tanah, sayuran, buah-buahan: kista
• Pengobatan:
– Metronidasol
• Pencegahan: mengobati sumber infeksi, memperbaiki lingkungan (BAB,
higiene sanitasi makanan / minuman)
11
Isolasi / pemeriksaan kista dari bahan pangan
(buah-buahan, sayuran)
12
Isolasi / pemeriksaan kista dari tanah yg tercemar
14
Giardia lamblia
(food water borne disease)
• Daerah penyebaran:
– Daerah tropik / sub-tropik
– Keadaan lingkungan jelak
– Keadaan sosial ekonomi rendah
• Morfologi:
– Trofozoit: tdp di dlm hospes, diluar hospes segera mati
tidak mencemari lingkungan
dpt bergerak dg menggunakan flagela
– Kista: di dlm hospes / di luar hospes
di luar hospes dpt hidup > lama, mencemari lingkungan
bentuknya oval, mempunyai dinding
infektif (kista yg berinti 4)
15
ii
16
ii
17
ii
• Patogenesis:
– trofozoit menempel mucosa duodenum
• Gejala klinis:
– Gangguan absorbsi lemak / steatorhea
– Terutama diderita pada anak-anak
• Diagnosis penderita:
– Pemeriksaan sampel feces: kista
• Diagnosis lingkungan:
– Pemeriksaan sampel tanah, sayuran, buah, air: kista
• Pengobatan:
– Quinacrin, metronidazol
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi, memperbaiki lingkungan, mengurangi vektor
mekanik
18
Bentuk kista Giardia lamblia
19
Balantidium coli
(food water borne disease)
• Daerah penyebaran:
– Tropik, sub-tropik
– Keadaan lingkungan jelek
– Peternakan babi
– Sosial ekonomi rendah
• Morfologi:
– Trofozoit: di dalam hospes
di luar hospes segera mati
bergerak aktif dg cilia
– Kista: tdp dlm hospes
dpt hidup lama diluar hospes
btk bulat mempunyai dinding, sifatnya infektif
20
ii
21
ii
22
.
23
.
24
ii
• Patogenesis:
– Trofozoit melukai mucosa usus
• Gejala klinis:
– Diare disertai darah
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa sampel faeces penderita: kista
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa sampel: tanah, sayur, buah, air: kista
• Pengobatan:
– Metronidazol
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Mengurangi populasi lalat / kecoa
25
Bentuk kista Balantidium coli
26
Toxoplasma gondii
• Penyebaran:
– Tropik, sub-tropik
– Keadaan lingkungan jelek
– Hewan kucing
• Morfologi:
– Trofozoit: diluar hospes mati, bentuknya seperti koma
berinti satu, tidak bergerak aktif, dpt hidup dlm hospes
– Kista: dlm hospes dsb kista (tdp dlm jaringan)
diluar hospes dsb ookista (tdp dlm faeces kucing)
btk bulat mempunyai dinding
ookista hidup > lama diluar hospes & mencemari lingk
27
ii
28
ii
29
ii
30
ii
31
.
32
.
33
.
34
ii
• Gejala klinis:
– Tanpa gejala, wanita > manifes d/p pria
– Ibu hamil muda: abortus
– Ibu hamil tua: bayi lahir cacat (hidrocephalus, microcephali
kelainan pd retina, visus menurun
• Diagnosis penderita:
– Serologis
• Diagnosis lingkungan:
– Pemeriksaan sampel tanah, sayuran, makanan / buah: ookista
– Pemeriksaan sampel daging / histologis: kista
• Pengobatan:
– Sulfadiazin, pirimitamin
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi memasak daging sbl dimakan
– Memperbaiki lingkungan
35
.
36
Toxoplasmosis congenital
37
ii
38
Bentuk infektif Toxoplasma gondii
oocyst dan cysta
39
Trichomonas vaginalis
• Daerah penyebaran:
– Lingkungan baik / jelek
– Sosial ekonomi baik / jelek
• Morfologi:
– Trofozoit: bergerak dg flagela, hanya hidup dlm hospes
diluar hospes segera mati, anaerob, berinti satu
– Bentuk kista tidak ada
• Faktor yg mempengaruhi kehidupan diluar hospes:
– Suhu
– Zat kimia
– Sinar matahari
– pH larutan / air / asam (3,8-4,4)
40
ii
41
i
• Lingkaran hidup:
– Hospes difinitif: manusia (pria / wanita)
- Habitat: alat genital
– Bentuk infektif: trofozoit
– Cara infeksi: kontak langsung (hubungan seksual)
• Patogenesis:
– Iritasi dinding alat genital, peradangan, oedema
– Hipersekresi glandula genital
• Gejala klinis:
– Fluor albus, leocorhea, keputihan
– Wanita > pria
• Diagnosis penderita:
– Pemeriksaan sampel: sekret genital diwarnai Giemsa
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi, hindari hubungan sexual dg
penderita
42
Bentuk kista protozoa
di lingkungan
43
Nematoda intestinal / usus
(tanda-tanda umum)
44
Ascaris lumbricoides
(cacing gelang, cacing perut)
• Daerah penyebaran:
– Tropik / sub-tropik
– Keadaan sosial ekonomi / lingkungan jelek
• Morfologi:
_ Warna : Putih-kuning kemerahan
– Dewasa: jenis kelamin terpisah, panjang: 25-30 cm
diluar hospes btk dewasa segera mati
– Telur: fertil (mengandung ovum & menetas menjadi larva)
infertil (tidak dpt berkembang / menetas menjadi larva), mencemari
lingkungan, dpt hidup: 40 hari
- Larva: didalam hospes
45
i
46
i
47
.
48
i
• Patogenesis:
– Menyerap zat makanan / vit A
– Iritasi mekanik mucosa usus
– Menyumbat usus halus
• Gejala klinis:
– Malnutrisi, defisiensi vit A: gangguan penglihatan
– Diarhea, batuk & alergi
• Diagnosis penderita:
– memeriksa faeces: melihat bentuk telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa tanah, sayuran, buah
• Pengobatan: upixon, combantrin
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Mengurangi populasi vektor mekanik
49
.
50
.
51
Bentuk telur Ascaris lumbricoides
52
Trichuris trichiura
( cacing cambuk)
• Daerah penyebaran:
– Tropis, sub-tropis
– Lingkungan / sosial ekonomi jelek
– House fly, cokroach
– Soil transmitted helminth
• Morfologi:
– Dewasa: jenis kelamin terpisah, panjangnya:4-5 cm
diluar hospes cepat mati, tidak mencemari lingkungan
– Telur: bentuk spt tong, dinding tebal, mencemari lingkungan
di luar hospes : 10-40 hari
53
1
54
11
55
.
56
ii
• Patogenesis:
– Menyerap zat makanan
– Bentuk dewasa menembus / melukai mucosa usus, terjadi
perdarahan
• Gejala klinis:
– Anemia, prolapsus recti (ambein)
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces mikroskopis utk melihat telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa tanah, sayuran, buah-buahan
• Pengobatan:
– Mebendasol, thiobendasol
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi menjaga kebersihan makanan
– Memperbaiki lingkungan pengobatan massal setiap 6 bln
– Mengurangi vektor mekanik
57
.
58
i
59
Hook worm
(cacing tambang, cacing kait)
• Macam spesies:
– Necator americanus (banyak terdapat di Indonesia)
– Ancylostoma duodenale
• Daerah penyebaran:
– Daerah tropik / sub-tropik
– Lingkungan / sosial ekonomi jelek
– Tidak memakai alas kaki soil transmitted helminth
• Morfologi:
– Dewasa: jenis kelamin terpisah, panjang 1cm
tidak mencemari lingkungan, mempunyai kait / gigi
– Telur : mencemari lingkungan, btk oval, dinding tipis jernih
– Larva : rhabditiform, filariform (mencemari lingkungan: 10 hari)
61
i
62
.
63
i
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces: telur (N. americanus = A. duodenale)
– Memeriksa faeces Harada mori: larva
• Diagnosis lingkungan
– Memeriksa tanah: telur, larva (metode Berman)
– Memeriksa sayuran, buah-buahan: telur
• Pengobatan:
– Combantrin (pirantel pamoat)
– Sulfas ferosus (Fe) utk mengobati anemianya
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Pengobatan masal periodik
– Memperbaiki lingkungan
– Memakai alas kaki
64
Cara pemeriksaan larva di dalam tanah
(metode Baerman)
65
Telur Hookworm
66
Ancylostoma brasilienze, Ancylostoma caninum, Ancylostoma ceylanicum
67
Enterobius vermicularis
(cacing kremi, pin worm)
• Daerah penyebaran:
– Tropik, sub tropik
• Morfologi:
– Dewasa : jenis kelamin terpisah, panjang: 1cm, tidak mencemari
lingkungan
– Telur : btknya seperti huruf D, telah mengandung embrio
mencemari lingkungan (di luar hospes): 48 jam
-- Larva : di dalam hospes, tidak mencemari lingkungan
• Faktor yg mempengaruhi kehidupan:
– suhu - kelembaban
– Zat kimia - sinar matahari
• Tidak termasuk gol soil transmitted helminth
68
Lingkaran hidup / cara penularan
69
i
70
Cara transmisi: auto-infeksi
71
i
• Diagnosis penderita:
– Menemukan btk dewasa disekitar anus
– Menemukan telur disekitar anus: anal swab
• Diagnosis lingkungan:
– Menemukan telur di lantai
– Menemukan telur pd buah-buahan
• Pengobatan:
– Upixon,
– combantrin
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Makanan / minuman tidak terkontaminasi
– Membiasakan anak mencuci tangan sebelum makan
72
.
73
Diagnosis penderita: metode anal swab
74
Telur Enterobius vermicularis
75
Strongyloides stercoralis
• Daerah penyebaran:
– Tropik / sub-tropik
– Keadaan lingkungan / sosial ekonomi jelek
– Kebiasaan tidak memakai alas kaki
– Termasuk soil transmitted helminth
• Morfologi:
– Dewasa: di dalam hospes
di luar hospes mencemari lingkungan, jenis kelamin terpisah,
parthenogenesis, ovovivipar
– Larva: rhabditiform
filariform merupakan bentuk infektifnya
mencemari lingkungan
76
i
77
i
78
i
79
Bentuk telur nematoda usus
di lingkungan
80
Cestoda
(tanda-tanda umum)
81
Stadium dewasa Cestoda
82
Taenia saginata
(food borne disease)
• Daerah penyebaran:
– Daerah peternakan sapi
– Makan daging sapi yg tidak dimasak dg baik
– Keadaan lingkungan yg jelek
• Morfologi:
– Dewasa: panjang 5-10m, pipih bersegmen spt pita
tidak mencemari lingkungan, hidup dlm hospes
– Telur: mencemari lingkungan, tahan thd faktor luar
(suhu, zat kimia, sinar matahari, kelembaban) sampai 1-
2 bulan
– Larva: cysticercus bovis / cacing gelembung
tidak mencemari lingkungan
tdp di dalam jaringan otot sapi (hospes antara)
83
Stadium dewasa Taenia saginata
84
Cara penularan / lingkaran hidup
85
i
86
.
87
.
88
.
89
i
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces menemukan btk telur, proglotid gravid
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa tanah, sayuran, buah-buahan: telur
– Memeriksa daging sapi: larva / cysticercus bovis
• Pengobatan:
– Niclosamid, praziquantel
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Memasak daging sebelum dimakan shg warnanya
berubah
90
Cara pemeriksaan larva dalam jaringan otot
secara langsung
91
Cara pemeriksaan larva dalam jaringan otot
secara tidak langsung
92
i
93
Taenia solium
(food borne disease)
• Daerah penyebaran:
– Peternakan babi
– Keadaan lingkungan jelek
– Makan daging babi yg tidak dimasak dg baik
• Morfologi:
– Dewasa: pipih seperti pita bersegmen, panjang: 2-3 m
tidak mencemari lingkungan, di dalam hospes
– Telur: btk bulat, dinding tebal
mencemari lingkungan (tanah, sayuran, buah-buahan)
tahan terhadap pengaruh luar (suhu, zat kimia, sinar
matahari, kelembaban), dpt hidup 1-2 bulan
– Larva: tdp dlm jar otot hospes antara
tidak mencemari lingkungan
94
Satdium dewasa Taenia solium
95
Cara penularan / lingkaran hidup
96
i
97
.
98
.
99
.
100
i
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces penderita: telur, proglotid gravid
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa tanah, sayuran, buah-buahan: telur
– Memeriksa daging babi: larva
• Pengobatan:
– Niclosamid, praziquantel
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Memasak daging babi sebelum dimakan
101
Echinococcus granulosus
(food / water borne disease)
• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek
– Penduduk banyak memelihara anjing
• Morfologi:
– Dewasa: pipih seperti pita bersegmen-segmen, panjang: 3-6mm
tidak mencemari lingkungan, di dalam hospes
diluar hospes segera mati
– Telur : bentuk bulat berdinding tebal, bergaris radier hidup diluar hospes
mencemari lingkungan: 1-2 bulan dipengaruhi faktor luar: suhu, zat
kimia, sinar matahari, kelembaban
-- larva : kista hidatid dalam hospes antara (kambing, babi, sapi)
102
Stadium dewasa Echinococcus granulosus
103
Cara penularan
(lingkaran hidup)
104
i
105
ii
106
ii
107
i
• Diagnosis:
– Penderita (hidatidosis): serologis, radiologis
– Lingkungan: menemukan telur pd sayuran, tanah, buah-buahan
• Pengobatan: albendazol
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Memelihara anjing yg sehat
108
Kista protozoa, telur nematoda & cestoda yg ditemukan
di lingkungan (sayuran, tanah, buah-buahan)
109
Diphyllobothrium latum
(food borne disease)
• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (BAB di air / selokan)
– Kebiasaan makan ikan (Salmon) yg tidak dimasak dg baik
• Morfologi:
– Dewasa: pipih seperti pita bersegmen-segmen, panjang 10m
diluar hospes segera mati
– Telur: bentuk oval, mempunyai operculum
ditanah akan mati, tetapi jika berada dlm air menjadi larva
– Larva: dpt hidup diluar hospes terutama di air tawar
larva stad. 1: coracidium dpt hidup 1-2 minggu
larva stad. 2: procercoid dlm cyclop dpt hidup 2-3 minggu
larva stad. 3: pleurocercoid dlm ikan dpt hidup 3 minggu
110
Stadium dewasa Diphyllobothrium latum
111
Cara penularan
(lingkaran hidup)
• Hospes difinitif:
– Manusia, hewan carnivora (kucing, anjing)
– Habitat: usus halus
• Hospes antara
– pertama: gol. Crustacea (cyclops & diaptomus)
– Kedua: ikan air tawar (Salmon)
• Bentuk infektif:
– larva stad. III (pleurocercoid)
• Cara infeksi:
– makan ikan yg mengandung pleurocercoid tidak
dimasak dg baik
112
Lingkaran hidup D. latum
113
i
114
i
• Petogenesis:
– Bentuk dewasa mengabsorbsi vit B12
• Gejala klinis:
– Diarhea
– Anemia def. vit. B12
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces: telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa air: telur/coracidium
• Pengobatan:
– Niclosamid, praziquantel
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Memasak ikan sebelum dimakan
115
Trematoda
Tanda-tanda umum:
• Pipih seperti daun
• Mempunyai dua buah alat hisap sucker:
– Oral sucker dan Ventral sucker
• Hermaphrodite kecuali schistosoma
• Tidak mempunyai rongga tubuh
• Sistem pencernaan & ekskresi: belum sempurna
• Ovipar
• Telur mempunyai operculum & menetas dalam air
• Mempunyai dua macam hospes antara
• Bentuk infektifnya : metacercaria
116
Fasciola hepatica
• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (kebiasan BAB di air)
– Peternakan (biri-biri, kambing, sapi)
• Morfologi:
– Dewasa: dlm hospes, diluar hospes mati (tidak mencemari lingk)
btk pipih seperti daun
– Telur: btk oval, dinding tebal, dpt hidup diluar hospes, diair &
mencemari lingkungan dlm waktu 3 minggu segera menetas
menjadi mirasidium
– Mirasidium: hidup diair & mencemari lingkungan
– Sporokista & redia: hospes antara pertama (keong: 8 minggu)
– Cercaria: hidup diair & mencemari lingkungan
– Metacercaria: hospes antara kedua (tanaman air
117
Cara penularan
(lingkaran hidup)
• Hospes difinitif:
– Manusia
– Hewan herbivora: kambing, biri-biri, sapi
• Hospes antara pertama:
– Keong / snail: Limnea truncatula (sporokista, redia)
• Hospes antara kedua:
– Tanaman air (metacercaria)
• Habitat:
– Saluran hati (ductus hepaticus)
• Bentuk infektif:
– Metacercaria
• Cara infeksi:
– Makan tanaman air yg mengandung metacercaria tanpa
dimasak dg baik
118
i
119
i
• Gejala klinis:
– Hepatomegali (pembesaran hepar)
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces: menemukan telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa air: menemukan telur, miracidium, cercaria
– Memeriksa tanaman air: menemukan metacercaria
• Pengobatan:
– Bithionol, praziquantel
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan
– Menurunkan populasi keong, memasak tanaman air
120
Fasciolopsis buski
• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (BAB di air)
– Banyak keong jenis Segmentina
• Morfologi:
– Dewasa: dlm hospes tidak mencemari lingkungan, btk pipih
seperti daun
– Telur: btk oval, mempunyai dinding & operculum
hidup diluar hospes mencemari lingkungan
di air dlm waktu 7 minggu menetas menjadi
mirasidium
– Mirasidium: dlm air, mencemari lingkungan
– Sporokista, redia: dlm hospes antara / keong (30 hari)
– Cercaria: dlm air mencemari lingkungan
– Metacercaria: menempel pd tanaman air (hospes antara ke
II)
121
Cara penularan
(lingkaran hidup)
• Hospes difinitif:
– Manusia, babi
• Hospes antara pertama:
– Keong jenis Segmentina: sporokista & redia
• Hospes antara kedua:
– Tanaman air: metacercaria
• Habitat:
– Usus halus
• Bentuk infektif:
– Metacercaria
• Cara infeksi: makan tanaman air yg mengandung
metacercaria
122
Stad dewasa F. hapatica & buski
123
i
• Gejala klinis:
– Diarhea, malnutrisi, anemia
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces: telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa air: telur, mirasidium, cercaria
– Memeriksa tanaman air: metacercaria
• Pengobatan:
– Tetrachlor ethilen
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan (BAB)
– Mengurangi populasi keong Segmentina
– Memasak tanaman air sebelum dimakan
124
125
Clonorchis sinensis
• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (BAB di air)
– Kebiasaan makan ikan (Cyprinus) tanpa di masak
• Morfologi:
– Dewasa: btk pipih seperti daun, diluar hospes segera
mati
– Telur: hidup diluar hospes, mencemari lingkungan di air
btk oval, mempunyai operculum,
telah mengandung embrio, tidak menetas dlm air
– Mirasidium, sporokista, redia: dlm hospes antara ke I
(keong) memerlukan waktu: 3 minggu
– Cercaria: mencemari air
– Metacercaria: dlm ikan Cyprinus (hospes antara ke II
126
Lingkaran hidup
(cara penularan)
• Hospes difinitif:
– Manusia
– Hewan carnivora
• Hospes antara pertama:
– Keong (Bithynia): mirasidium, sporokista, redia, cercaria
• Hospes antara kedua:
– Ikan air tawar Cyprinus: metacercaria
• Habitat: saluran empedu
• Bentuk infektif: metacercaria
• Cara infeksi:
– Makan ikan yg mengandung metacercaria tanpa
dimasak
127
i
128
i
129
i
130
Paragonimus westermani
• Daerah penyebaran:
– Keadaan lingkungan jelek (BAB di air, membuang sputum di air)
– Kebiasaan makan crustacea / crab tanpa dimasak dg baik
– Banyak keong Melania libertina
• Morfologi:
– Dewasa: oval seperti biji kopi,segera mati, tidak mencemari lingk
– Telur: oval, mempunyai operculum, keluar dari hospes bersama
faeces / sputum & mencemari lingkungan air
– Mirasidium, sporoksta, redia, cercaria : didalam keong (HP I)
– Cercaria: mencemari air
– Metacercaria: dalam crab / crustacea (HP II)
131
Lingkaran hidup
(cara penularan)
• Hospes difinitif:
– Manusia
– Hewan carnivora (anjing, kucing, harimau)
• Hospes antara pertama:
– Keong Melania libertina (sporokista, redia, cercaria)
• Hospes antara kedua:
– Crab / crustacea (metacercaria)
• Habitat: paru-paru
• Bentuk infektif: metacercaria
• Cara infeksi:
• Makan crab / crustacea yg mengandung metacercaria
132
i
133
• Gejala klinis:
– Kelainan paru-paru
– Batuk kronis
• Diagnosis penderita:
– Memeriksa faeces / sputum: telur
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa air: telur, mirasidium, cercaria (ekornya mereduksi)
– Memeriksa HP II: crab / crustacea (metacercaria)
• Pengobatan:
– Bithionol, praziquantel
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Memperbaiki lingkungan (BAB, sputum)
– Memasak crab / udang sebelum dimakan
134
.
135
Telur cestoda / trematoda yg ditemukan dalam air
136
Schistosoma
(haematobium, mansoni, japonicum)
Tanda-tanda umum:
• Termasuk trematoda darah
• Bentuk gilig memanjang
• Jenis kelamin terpisah
• Jenis jantan < betina
. Mempunyai dua buah alat hisap
• Telur tidak punya operculum & mengandung
mirasidium
137
.
Daerah penyebaran:
• Sulawesi (di sekitar D. Lindu) S. japonicum
• Keadaan lingkungan jelek
• Matapencaharian petani
• Banyak ditemukan keong jenis Oncomelania
Morfologi:
• Dewasa: hidup dlm hospes, diluar hospes segera mati
tidak mencemari lingkungan
• Telur: bulat, tidak mempunyai operculum
mengandung mirasidium, tonjolan antero-lateral
mencemari air
• Mirasidium, sporokista (dlm keong), cercaria
138
Lingkaran hidup
139
.
140
.
141
.
142
.
Gejala klinis:
• Cercaria: menyebabkan dermatitis
• Dewasa: diare, hepatosplenomegali
Diagnosis penderita:
• Memeriksa faeces, menemukan telur
Diagnosis lingkugan:
• Air disentrifugasi, menemukan mirasidium /
cercaria
Pengobatan:
• Niridasol, praziquantel
Pencegahan:
• Mengobati sumber infeksi
• Memperbaiki lingkungan, mengurangi populasi
keong
143
Bentuk Schistosoma dlm air
(telur dan cercaria)
144
Bentuk telur S. japonicum, mansoni, haematobium
145
Parasit yg penyebarannya berkaitan dg lingkungan
Nematoda jaringan:
• Wuchereria bancrofti
– Nyamuk Culex
• Brugia malayi (paling banyak ditemukan di
Indonesia)
– Nyamuk Anopheles atau nyamuk Mansonia
• Brugia timori
– Nyamuk Anopheles
Protozoa darah:
• Plamodium vivax, falciparum,ovale dan malariae
– Nyamuk Anopheles
146
Wuchereria bancrofti
(arthropoda borne disease)
147
Morfologi
(dewasa, mikrofilaria dan larva)
Dewasa:
• Seperti benang
• Hidup dlm saluran limfe hospes
• Jantan: 5 cm, betina: 10 cm
Mikrofilaria:
• Dalam darah jari pada saat tertentu (malam
hari)
Larva:
• Dalam nyamuk Culex yang berperan sebagai
vektor biologis
148
Stadium dewasa Wuchereria bancrofti
149
Mikrofilaria Wuchereria bancrofti
Ciri-ciri:
• Mempunyai selubung
• Ruang kepala: panjang = lebar
• Inti merata
• Ujung posterior tidak
ditemukan inti
• Kadang-kadang ditemukan dlm
urin
• Periodik nokturnal: ditemukan
dlm darah ujung jari, malam
hari
150
Lingkaran hidup:
Hospes difinitif:
• Manusia
Hospes antara:
• Nyamuk Culex
Habitat:
• Sistem limfe
Bentuk infektif:
• Larva stad III
Cara infeksi:
• Gigitan nyamuk
151
.
152
Vektor Wuchereria bancrofti
153
Breeding places nyamuk Culex fatigans
154
.
Gejala klinis:
155
Gejala klinis
156
Brugia malayi
(arthropoda borne disease)
157
Morfologi
(dewasa, mikrofilaria, larva)
Stadium dewasa:
• Bentuknya hampir sama dg Wuchereria
bancrofti
Mikrofilaria:
• Mempunyai selubung
• Ruang kepala: p = 2x lebar
• Intinya mengelompok
• Ujung post. ditemukan 2 inti terpisah
• Ditemukan dlm darah ujung jari:
– Malam hari
Larva:
• Nyamuk Mansonia / Anopheles
158
Lingkaran hidup
Hospes difinitif:
• Manusia / kera (zoonosis)
Hospes antara:
• Nyamuk Mansonia rawa-rawa
• Nyamuk Anopheles persawahan
Habitat:
• Sistem limfe
Bentuk infektif: larva stadium III
Cara infeksi:
• Gigitan nyamuk yang mengandung larva stad III
159
.
160
Hospes antara Brugia malayi: nyamuk Mansonia
(nyamuk hutan)
161
Hospes antara Brugia malayi
nyamuk Mansonia
162
Breeding site Mansonia ditepi hutan
163
Nyamuk Anopheles
164
Hospes antara Brugia malayi
nyamuk Anopheles
165
Breeding site / resting place nyamuk Anopheles
166
.
Gejala klinis:
• Menimbulkan penyakit elephantiasis / kaki gajah
• Stad dewasa menyumbat saluran limfe inguinal
– Kaki di bawah lutut membengkak
Diagnosis penderita:
• Pemeriksaan darah ujung jari pd waktu malam
Diagnosis lingkungan:
• Memeriksa larva dalam nyamuk
Pengobatan (efektif pd stadium awal):
• Dietilkarbamasin (DEK)
Pencegahan:
• Mengobati sumber infeksi (manusia dan kera)
• Memperbaiki lingkungan (sarang nyamuk
dihilangkan)
• Tidak kontak dg nyamuk
167
Gejala klinis
168
Brugia timori
(arthropoda borne disease)
169
Morfologi
(dewasa, mikrofilaria dan larva)
Stad dewasa:
• Bentuknya ~ W. bancrofti ~ B malayi
Stad mikrofilaria ( ~ Brugia malayi )
• Mempunyai selubung
• Ruang kepala: p = 3x lebar
• Inti mengelompok
• Ujung post ditemukan 2 inti
• Dalam darah ujung jari: malam hari
170
Lingkaran hidup
Hospes difinitif:
• Manusia
Hospes antara:
• Nyamuk Anopheles persawahan
Habitat:
• Sistem limfe (kelenjar limfe / saluran limfe)
Bentuk infektif:
• Larva stadium III
Cara infeksi:
• Gigitan nyamuk yg mengandung larva stadium III
171
.
• Gejala klinis:
– Hampir sama dengan Brugia malayi
• Diagnosis penderita:
– Pemeriksaan darah ujung jari: untuk melhat
mikrofilaria
• Diagnosis lingkungan:
– Memeriksa adanya larva dalam nyamuk
• Pengobatan:
– Efektif pada stadium awal: DEK
• Pencegahan:
– Mengobati sumber infeksi
– Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk
– Memperbaiki lingkungan
– Mengurangi populasi nyamuk: dg insektisida /
larvisida
172
Pencegahan filariasis berwawasan lingkungan
173
Malaria
(arthropoda borne disease)
174
Tanda-tanda umum Plasmodium:
175
SIKLUS HIDUP PLASMODIUM SHG
MENIMBULKAN DEMAM PD TUBUH
MANUSIA
• Nyamuk anopheles betina menghisap darah man.
sambil mengeluarkan air liur yg mengandung
sporozoit
• Bersama aliran darah, sporozoit akan menuju hati
dan dgn cara penetrasi, sporozoit msk ke dlm hati
selama ± 3 hari
• Sporozoit akan membelah menjadi 8-32 merozoit.
Stlh keluar dari hati, merozoit melisiskan sel darah
merah diiringi dgn keluarnya beberapa merozoit
baru dari dlm sel darah merah utk menyerang sel
darah merah lainnya (tahap tropozoit)
• Gejala demam terjadi ketika beberapa merozoit
melisiskan sel darah merah dlm jlh byk
176
• Rasa demam ini disebabkan oleh suatu senyawa
bersifat toksin (haemozin) yg dihslkan bersamaan
dgn lisisnya sel darah merah
• Sebagian merozoit akan berkembang menjadi
makrogametosit dan mikrogametosit yg akan
mengikuti peredaran darah sampai ke kapiler
• Bila ada nyamuk anopheles menghisap darah
penderita mk makro dan mikrogametosit akan ikut
terisap dan msk ke dlm usus nyamuk. Di dlm usus
nyamuk makro dan mikrogametosit berkembang
menjadi makro dan mikrogamet. Fertilisasi berlgs di
dlm usus shg terbtklah ookinet (zigot)
• Ookinet menembus dinding usus dan utk
sementara akan menetap, terbungkus oleh otot
dinding perut nyamuk atau ookista
177
• Di dlm ookista, zigot membelah berulang kali shg
terbtk sel-sel yg lengkap yg disbt dgn sporozoit
• Jk ookista tlh matang mk akan pecah shg
sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk,
diantaranya adalah ke dlm kelenjar ludah
• Apabila nyamuk mengisap man. mk bersamaan
dgn itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke
dlm darah
178
Sporozoite dan kelenjar ludah nyamuk
179
.
180
.
181
.
182
.
183
.
184
Bentuk Plasmodium yang ditemukan dalam lingkungan tidak
secara langsung
186
Plasmodium vivax (morfologi)
dlm siklus sizogoni
187
Plasmodium vivax (morfologi)
188
Plasmodium vivax pada siklus sizogoni dan sporogoni
189
Gejala klinis, cara penularan
Gejala klinis:
• Panas menggigil berkeringat setiap 48 jam
selama 15-30 menit
• Hepato-splenomegali
• Anemia
Cara penularan:
• Gigitan nyamuk Anopheles yg mengandung
sporozoit
• Transfusi darah
• Congenital (ibu hamil terinfeksi dapat menular
kejanin dg melewati placenta / tali pusat)
190
Diagnosis, pengobatan
Diagnosis penderita:
• Pemeriksaan darah terutama pada waktu panas
Diagnosis lingkungan:
• Memeriksa sporozoit pd kelenjar ludah nyamuk
– Single disection
– Mass disection
– ELISA
Pengobatan:
• Chloroquin
• Pirimitamin
191
Light traps dan aspirator
(alat penangkap nyamuk)
192
.
193
Plasmodium falciparum
194
.
195
Plasmodium falciparum dlm siklus sizogoni
196
Plasmodium malariae
198
.
199
Plasmodium malariae dalam siklus sizogoni
200