Anda di halaman 1dari 31

PENANGANAN NYERI

By: estania kiki oknita,A.Md Keb


1. Definisi
• Nyeri adalah sebuah pengalaman sensori serta
emosional, yg rasanya sangat tidak enak atau
menyenangan akibat terjadinya sebuah
kerusakan jaringan di baian tubuh manusia
• Secara klinis nyeri diartikan kondisi berupa
perasaan tidak menyenangkan yg sifatnya sangat
subjektif karena perasaan nyeri setiap orang
berbeda2 dalam skala atau tingkatanya, dan
hanya orang tersebutlah yg dapat menjelaskan
atau mengevaluasi nyeri.
2. Klasifikasi nyeri
• A. Berdasarkan mekanisme nyeri
1) Nyeri fisiologis berupa nyeri yg terjadi karena stimulus
singkat yg tidak merusak jaringan, exp; dicubit ringan,
pukulan ringan yg menyebabkan nyeri ringan.
2) Nyeri imflamasi berupa nyeri yg terjadi karena stimulus yg
kuat sehingga merusak jaringan, kemudian jaringan akan
mengalami inflamasi/peradangan, dan direspon dengan
mengeluarkan mediator inflamasi oleh tubuh
3) Nyeri neuropatik berupa nyeri yg terjadi karena adanya
disfungsi primer atau lesi pada sistem saraf akibat oleh
trauma, kompresi, keracunan atau gangguan metabolik.
• B. Berdasarkan munculnya nyeri
• Menurut the international associate for study of
pain, nyeri dibagi menjadi 2, yaitu nyeri akut &
nyeri kronis.
1) Nyeri akut yaitu nyeri yg berlangsung hanya
sementara, biasanya mereda pada beberapa
hari atau sampai beberapa minggu. Nyeri ini
biasanya tidak lebih 6 bulan
2) Nyeri kronis yaitu nyeri yg brlangsung dalam
kurun waktu yg lama, biasanya disebabkan oleh
suatu proses penyakit, atau terjadi setelah
penyembuhan penyakit trauma, biasanya tidak
terlokalisasi secara jelas.
c. Berdasarkan klasifikasi nyeri wajah
1) Nyeri somatik berupa nyeri yg muncul dan
disebabkan karena stimulasi reseptor neural
atau saraf-saraf perifer.
2) Nyeri neurogenik erupa nyeri yg dihasilkan
didalam sistem saraf itu sendiri, reseptor saraf,
maupun stimulasi serabut saraf.
3) Nyeri psikogenik berupa nyeri yg menimbulkan
intensifikasi nyeri simatik atau neuragenik dan
karakteristiknya lokasi nyeri selalu tidak
mempunyai hubungan dengan suatu penyebab
yg mungkin, tanda klinis, atau respon
pengobatan
d. Berdasarkan sumbernya
1) Nyeri kulit, yaitu timbul serta dirasakan dikulit atau
jaringan subkutis
2) Nyeri somatik, yaitu sebuah nyeri yg timbul serta berasal
dari tulang sendi, tendon otot rangka, pembuluh darah,
dan tekanan saraf dalam, sifat nyeri lambat
3) Nyeri viseral, yaitu sebuah nyeri yg timbul dirongga
abdomen atau torak terlokalisasi jelas disuatu titik, tetapi
dapat dirujuk kebagian2 tubuh lain dan biasanya parah
4) Nyeri psikogenik, yaitu sebuah nyeri yg muncul dari
pikiran pasien tanpa diketahui adanya temuan pada fisik
5) Nyeri phantom limb pain, yaitu sebuah nyeri yg timbul
serta dirasakan oleh individu pada salah satunekstremitas
yg telah diamputasi
3. Fisiologi nyeri
• Nyeri muncul diawali
dengan diterimanya
rangsangan reseptor
nyeri. Lalu, rangsangan
tersebut diubah menjadi
impuls yg selanjutnya
dihantarkan kepusat
sensor nyeri dibagian
korteks otak. Setelah
impuls sampai di pusat
nyeri,impuls tersebut
akan dikembalikan lagi
keperifer dalam bentuk
persepsi nyeri. Dalam
proses terjadi nyeri,
rangsangan yg diterima
oleh reseptor nyeri dapt
datang karena berbagai
faktor.
lanjutan
a. Rangsangan mekanik
Nyeri yang timbul akibat rangsangan mekanik umumnya
disebabkan oleh pengaruh mekanik.exp:
tekanan,tusukan,atau irisan benda tajam
b. Rangsangan termal
Nyeri yg timbul akibat rangsangan termal atau pengaruh
suhu yg terlalu dingin,panas,atau perubahan suhu yg
terlalu drastis.
c. Rangsangan kimia
Nyeri yg timbul akibat bahan kimia, dimana tubuh akan
mengalami kerusakan dan membebaskan mediator yg
kemudian dapat berkaitan dengan reseptor nyeri.
4. sifat- sifat nyeri
a. Melelahkan dan membutuhkan banyak energi
b. Bersifat subjektif dan individual
c. Tidak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X
atau lab darah
d. Hanya klien/pasien yg dapat mengetahui kapan
nyeri timbul dan seperti apa rasanya
e. Merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
f. Sebagai tanda peringatan adanya kerusakan
jaringan
g. Mengawali ketidakmampuan
5. komponen-komponen nyeri
• Para perawat hendaknya perlu mengetahui
komponen nyeri berikut:
• A. Resepsi : Proses perjalanan nyeri
• B. Persepsi : kesadaran seseorang terhadap
nyeri
• C. Reaksi :respons fisiologis dan perilaku
setelah mempersepsikan nyeri
6. Teori Nyeri
• A. Teori Pemisahan ( Specificity Theory)
• Dinyatakan bahwa nyeri muncul ketika ada
rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis
melalui kornu dorsalis yg bersinaps didaerah
posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan
menyilang digaris median kesisi lainnya, dan
berakhir di korteks sensoris tempat
rangsangan nyeri tersebut diteruskan
• B. Teori pola (pattern theory)
• Menyatakan bahwa sebuah rangsangan nyeri
masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla
spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini
mengakibatkan suatu respons yg merangsang
kebagian yg lebih tinggi, yaitu koreks serebri,
serta kontraksi menimbulkan persepsi dan
otot berkontraksi sehingga menimbulkan
nyeri. Persepsi dipengaruhi oleh modalitas
dari reaksi sel T
• C. Teory pengendalian gerbang (gate control
teory)
• Nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan
kecil yg keduanya berada dalam akar ganglion
dorsalis. Rangsangan pd saraf besar akan
meningkatkan tertutupnya pintu meanisme
sehingga aktivitas sel T terhambat dan
menyebabkan hantaran rangsangan ikut
terhabat.
• D. Teory transmisi dan inhibisi
Nyeri muncul dari adanya stimulus pada
nociceptor memulai impuls2 saraf sehingga
transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh
neurotransmitter yang spesifik.
7. Tingkatan nyeri
• a. Skala intensitas
• 10 : sangat dan tidak dapat dikontrol oleh kliene
• 9,8,7 : sangat nyeri, tetapi masih dapat ikontrol oleh
klien dengan aktivitas yg bisa dilakukan
• 6 : nyeri seperti dibakar atau ditusuk2
• 5 : nyeri seperti tertekan atau bergerak
• 4 : nyeri seperti kram atau kaku
• 3 : nyeri seperti perih atau mules
• 2 : nyeri seperti melilit atau terpukul
• 1 :nyeri seperti gatal, tersetrum atau nyut2an
• 0 : tidak ada nyeri
• B. Tipe nyeri
• 10 : nyeri sangat berat
• 7 – 9 : nyeri berat
• 4 – 6 : nyeri sedang
• 1 – 3 : nyeri ringan
• Skala intensitas nyeri numerik, digunakan
sebagai pengganti alat pendeskripsi kata.

• Skala analog visual (VAS) garis lurus yg


mewakili intensitas nyeri terus menerus dan
memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap
ujungnya. alat ukur nyeri yg bisa digunakan
untuk mengetahui seberapa besar nyeri di
rasakan oleh pasien
lanjutan
skala deskriptif verbal (VDS)
alat ukur tingkat keparahan
yg lebih objektif, perawat
cukup menunjukan skala
tersebut kepada klien dan
meminta untuk menunjukan
intensitas nyeri. Khusus
untuk anak2 dikembangkan
alat yg dinamakan
“OUCHER” yang terdiri 2
skala yg terpisah dengan
nilai 0 - 100
Gb. Skala nyeri wajah yg
dikembangkan wong & baker
B. Faktor2 Yg Mempengaruhi Respon
Nyeri
• 1. Pengalaman nyeri masa lalu
• 2. kecemasan
• 3. umur
• 4. jenis kelamin
• 5. sosial budaya
• 6. nilai agama
• 7. lingkungan dan dukungan orang terdekat
C. Metode pengelolaan nyeri
• 1. farmakologis
 Penanganan dengan analgesik atau antirasa sakit,
penghilng nyeri yg menyerang klien
2. Nonfarmakologis
a. Terapi es dan panas
b. Penggunaan panas
c. Stimulasi dan masase kutanus
d. Stimulasi saraf elektris transkutan
e. Distraksi
f. Tehnik relasksasi
g. Imajinasi terbimbing
h. hipnosis
D. ASKEP NYERI
• 1. pengkajian
a. Untuk menentukan data dasar
b. Menegakan diagnosis keperawatan yg tepat
c. Merencanakan terapi pengobatan yg cocok
d. Sebagai langkah mudah perawat dalam mengevaluasi
respons klien terhadap terapi yg diberikan
Tindakan yang harus dilaksanakan perwata saat mengkaji
pasien selama nyeri akut yaitu:
1. Dilakukan pengkajian tentang perasaan klien
2. Menetapkan respon fisiologis klien terhadap lokasi nyeri
3. Mengkaji tingkat keparahan serta kualitas nyeri
lanjutan
• a. Penentuan ada tidaknya nyeri
• 1. karakteristik nyeri
a) Faktor pencetus perwat mengkaji faktor pencetus atau
stimulus2 nyeri pd klien. dalam hal ini perawat dapat jg
melakukan observasi bagian2 tubuh yg mengalami cidera
b) Kualitas perawat mengkaji tentang kualitas nyeri, yg
menjadi sesuatu yg subjektif yg diungkapkan oleh klien
c) Lokasi perawat meminta klien untuk menunjukan smua
bagian atau daerah yg dirasakan tidak nyaman
d) Keparahan klien diminta mengambarkan nyeri yg
dirasakan sebagai nyeri ringan, sedang, atau berat.
e) Durasi perawat menanyakan pada klien untuk
menentukan
• b. Faktor yg memperberat/memperingan nyeri
1) Respon fisiologis
a. Stimulasi simpatis (nyeri ringan,moderat, dan superfical)
b. Stimulus parasimpatik(nyeri berat dan dalam)

2) Respon perilaku
Biasanya ditunjukan oleh pasien, antara lain mengubah posisi
tubuh, mengusap bagian yg sakit, menopang bagian yg
nyeri, mengertakan gigi,menunjukan ekspresi wajah
meringis, mengerutkan alis, ekspresi verbal menangis,
mengerang, mengaduh, menjerit atau meraung.

3) Respon afektif
Respon ini diperhatikan oleh seorang perawat didalam
melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan
rasa nyeri.
Lanjutan..
• 4) pengaruh nyeri terhadap kehidupan klien
• Perwat hendaknya mengkaji, tujuannya ialah untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan klien dalam
berpartisipasi terhadap kegiatan2 sehari2 sehingga
perawat juga mengetahui sejauh mana dia dapat
membantu program aktivitas pasien.
• 5 ) persepsi klien tentang nyeri
• Perwat hendaknya mengkaji persepsi klien terhadap
nyeri yg ia alami dengan proses penyakit atau hal lain
dalam diri dan lingkungan
• 6) mekanisme adaptasi klien terhadap nyeri
• Cara2 yg dapat klien gunakan untuk menurunkan nyeri
yg ia alami
• 2. DIAGNOSIS
• Pada langkah ini perawat berusaha
memahami tentang keberadaan nyeri klien yg
dapat mencetuskan masalah keperawatan
lainnya. Penegakan diagnosis yg akurat dapat
dilaksanakan apabila data dan analisis
pengkajian yg dilakukan cermat dan akurat
3. INTERVENSI
• Pd tahap ini perawat melakukan perencanaan
keperawatan. Perencanaan yg dibuat untuk nyeri klien
diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal2 berikut:
a. Pasien melaporkan adanya penurunan nyeri
b. Pasien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman
c. Pasien dapat mempertahankan fungsi fisik dan
psikologis yg dimiliki
d. Pasien dapat menjelaskan faktor2 penyebab nyri
e. Pasien dapat memakai terapi yg diberikan untuk
mengurangi rasa nyeri saat dirumah
4. Implementasi
• a. Tindakan farmakologis
• Tindakan dalam penanganan nyeri berusaha mengkombinasikan penggunaan
obat2an analgesik dan obat2an adjuvan yg efektif untuk mengontrol nyeri klien.
• b. Tindakan non- invasif
• Digunakan untuk mendukung terapi farmakologis yg sudah diberikan jenis
tindakannya antaralain :
1) Dibentuk hub terapetik antara perawat dan klien
2) Bimbingan antisipasi
3) Relaksasi
4) Imajinasi terbimbing
5) Distraksi
6) Akupuntur
7) Biofeedback
8) Stimulasi kutaneus
9) Akupresur
10) Psikoterapi
c. Tindakan infasif/ pembedahan
Tindakan ini dilakukan apabila tindakan non invasif tidak dapat membebaskan nyeri
5. EVALUASI
• Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan
masalah nyeri dilakukan dengan menilai
kemampuan dalam respons rangsangan nyeri,
diantaranya klien melaorkan adanya
penurunan rasa nyeri, mampu
mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yg
dimiliki, serta mampu mengunakan terapi
yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri.

Anda mungkin juga menyukai