Anda di halaman 1dari 37

FARMASETIKA

DASAR
OLEH :
ANDRIYANI R. F., S.FAR., M.FARM (085313877908)
Capaian Pembelajaran Mata
Kuliah (CPMK)
1. Menguasai konsep Farmasetika Dasar
1.1 Memahami Sejarah Kefarmasian
1.2 Memahami ketentuan umum Farmakope Indonesia
1.3 Mengenal jenis-jenis dan bentuk sediaan obat
2. Menguasai Resep dan kelengkapannya
2.1 Menghafal singkatan latin dalam reseptur
2.2 Memahami mengenai resep, copy resep, dan etiket
2.3 Menganalisis kelengkapan resep, copy resep, dan
etiket
lanjutan

3. Menyelesaikan pelayanan resep sediaan


pulvis/pulveres dan sediaan kapsul
3.1 Memahami sediaan pulvis/pulveres
3.2 Memahami sediaan kapsul
3.3 Menghitung dosis sediaan pulvis/pulveres
dan sediaan kapsul
3.4 Menghitung bahan sediaan pulvis/pulveres
dan sediaan kapsul
Materi
1. Sejarah Kefarmasian
2. Ketentuan umum Farmakope Indonesia
3. Pengenalan obat
4. Singkatan lain dalam reseptur
5. Resep dan kelengkapannya
6. Etiket, copy resep, dan kelengkapannya
7. Sediaan pulvis/pulveres
8. Sediaan kapsul
9. Perhitungan dosis
10. Perhitungan penimbangan bahan sediaan pulvis/pulveres dan
sediaan kapsul
Kegiatan Pembelajaran (Metode)

 Presentasi
 Diskusi kelas berbasis kelompok
 Studi kasus resep
 Penugasan
Penilaian
1. Metode/teknik
 Tes tulis (Ujian tengah dan akhir semester)
 Penilaian produk (penilaian makalah, hasil studi kasus, dan glossary)
 Penilaian kinerja (penilaian presentasi dalam diskusi kelas, partisipasi dalam
perkuliahan)
 Penilaian sikap (penilaian sikap dan perilaku selama mengikuti kuliah,
ketaatan terhadap peraturan)
2. Komponen dan proporsi penilaian
a. Kehadiran 10%
b. Tugas 20%
c. UTS 30%
d. UAS 40%
Kriteria kelulusan
(sesuai dengan ketetapan
institusi)
Tingkat Penguasaan
Huruf Angka Keterangan
(%)
79 – 100 A 4 Lulus
68 – 78 B 3,0 Lulus
56 – 67 C 2,0 Lulus
46 – 55 D 1 Belum Lulus
0 – 45 E 0 Belum Lulus
Peraturan (Tata Tertib)
1. Absensi (kehadiran) minimal 80%, artinya hanya boleh tidak masuk 3 kali pertemuan pada satu mata
kuliah
2. Mahasiswa tidak diperkenankan menitip absen. Maka penanggung jawab mata kuliah harus
memonitoring siapa yang tidak masuk.
3. Setiap mahasiswa harus aktif dan partisipasif dalam perkuliahan
4. Mahasiswa hadir di kelas tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditetapkan (jadwal)
5. Toleransi keterlambatan adalah 15 menit. Jika melewati batas waktu toleransi, maka mahasiswa dapat
mengikuti perkuliahan tetapi tidak dicatat sebagai kehadiran
6. Ada pemberitahuan jika tidak hadir dalam perkuliahan tatap muka, melalui surat, pesan di media sosial,
atau telepon dan menyampaikan bukti pendukung
7. Selama perkuliahan berlangsung, Handphone dalam keadaan off/silent. Boleh menerima telepon di luar
kelas setelah mendapatkan izin dari dosen
8. Meminta izin (dengan cara mengangkat tangan), jika ingin berbicara, bertanya, menjawab, meninggalkan
kelas atau keperluan lain
9. Saling menghargai dan tidak membuat kegaduhan/ gangguan/ kerusakan dalam kelas
10. Menggunakan pakaian yang rapih dan sopan selama perkuliahan, dan sesuai aturan
11. Tidak boleh ada plagiat dan bentuk-bentuk pelanggaran norma lainnya
Sumber (Referensi)

1. Anief, Moh, 2010, Ilmu Meracik Obat. Anggota Ikapi. Universitas


Gajah Mada: Yogyakarta.
2. Anonim, 2015, Farmakope Indonesia Edisi V, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
3. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
4. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
5. Ansel H. C., 1989, Pengantar Sediaan Farmasi Edisi IV,
Universitas Indonesia: Jakarta.
Sejarah
Kefarmasian
Sejarah farmasi

 Obat-obatan dalam bentuk tumbuhan dan mineral telah ada


jauh lebih lama dari manusianya sendiri
 Penyakit pada manusia dan nalurinya untuk mempertahankan
hidup, membawanya kepada penemuan-penemuan obat
walaupun dalam bentuk sederhana
 Pada awalnya anggapan bahwa adanya penyakit disebabkan
oleh masuknya roh jahat dan cara pengobatannya
menggunakan mantera, bunyi-bunyian dan ramuan
 Farmasi berasal dari istilah pharmakom (Yunani) berarti suatu
guna-guna yang dipakai untuk maksud baik atau jahat
Drugs?

 Obat didefinisikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk


dipakai dalam mendiagnosa, mengurangi rasa sakit, mengobati
atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.
 Salah satu kualitas obat yang paling mengherankan adalah
mempunyai aneka ragam kerja dan efek pada tubuh
 Obat midriatik → melebarkan pupil mata ><
obat miotik → mengecilkan pupil mata
 Obat emetika → muntah ><
anti emetika → tidak muntah/mual
lanjutan
 Dengan adanya obat, banyak penyakit yang menghatui sejarah
kemanusiaan seperti cacar dan poliomyelitis, pada masa
sekarang telah hilang.
 Penyakit seperti diabetes, hipertensi dan depresi mental dapat
dikontrol dengan obat
 Pembedahan tidak mungkin tanpa bantuan obat anestesi,
analgetik, atau antibiotic

 BISA DIBAYANGKAN APA YANG TERJADI APABILA OBAT TIDAK ADA


DAN TIDAK DITEMUKAN
Obat-obatan zaman dahulu
 Mungkin yang paling dikenal adalah Papyrus
Ebers. Suatu kertas dengan panjang 60 kaki dan
lebar 1 kaki, dari abad 16 SM.
 Ditemukan oleh Geors Ebers (Jerman) →
dikuburan suatu “Mummy” di Mesir.
 Berisikan lebih dari 800 formula-formula obat
dan 700 obat-obatan yang berbeda.
 Rata-rata berasal dari tanaman atau hewan
seperti akasia, castor, anis. Dari bahan mineral
seperti Besi oksida, Natrium bikarbonat, Natrium
klorida dan Sulfur. Pembawa yang dipakai
sediaan adalah bir, anggur, susu dan madu
Perkembangan ilmu farmasi

 Ilmu pengobatan tradisional berkembang di Cina,


Yunani, Timur-tengah dan wilayah Asia
 Dimiliki turun temurun dalam keluarga
 Cina → tabib
 Yunani → pendeta
Asclepius (Dewa Pengobatan) menugaskan Hygieia
untuk meracik campuran obat yang ia buat. Hygieia →
apoteker (Inggris : apothecary)
lanjutan
 Mesir. Farmasi → mengunjungi orang sakit
menyiapkan obat
 Tahun 2735 SM → buku pengobatan pertama ditulis (Cina)
 Tahun 400 SM → sekolah kedokteran (Yunani) → Hipocrates
 Tahun 1240 → makumat Kaisar Federick II (Roma) perbedaan peran
herbalist dan kedokteran

Masing-masing ahli ilmu mempunyai kemampuan, standar etik,


pengetahuan, dan keterampilan sendiri-sendiri, yang berbeda dengan
ilmu lainnya → sejarah baru perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu
yang berdiri sendiri
Tokoh-tokoh besar Farmasi
1. Hipocrates
(Bapak Ilmu Kedokteran 460 – 370 SM)
Seorang dokter Yunani dihargai karena
memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah.
Dia menerangkan obat secara rasional
Hasil pekerjaannya termasuk uraian dari beratus-ratus
obat-obatan
pada masa itu timbullah istilah farmakon, diartikan
sebagai obat yang dimurnikan hanya untuk kebaikan,
menggantikan artinya terdahulu yaitu sebagai guna-
guna untuk kebaikan dan kejahatan.
Terkenal dengan “sumpah hipokrates”
2. Dioscorides (Abad 1 M)

 Orang pertama yang menggunakan


tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi
terapan
 Karyanya “De Materia Medika”. Cara
pengenalan dan pengumpulan hasil obat
alami, cara penyimpanan, mengenal
pemalsuan.
 Ilmu dalam bidang ini sekarang dikenal
sebagai ilmu farmakognosi.
3. Galen (130 – 120 SM)

 Dokter dan ahli farmasi bangsa Yunani yang


memperoleh kewarganegaraan Romawi
 Mempelopori pembuatan obat dari tumbuh-
tumbuhan dengan melebur atau
mencampur bahan-bahan tersebut.
 Di kenal dengan “Farmasi galenik”
 Hasil karyanya “Cream dingin yang disebut
Galens Cerats”
4. Ibnu Sina (980 – 1037)
 Dokter Arab, di Barat dikenal dengan nama
Avisena
 Seorang dokter, farmasis, filosof yang
disebut “Persian Galen”
 Menggabungkan pengetahuan pengobatan
dari berbagai Negara yaitu Yunani, India,
Persia, dan Arab → pengobatan lebih baik
 Menulis beberapa buku tentang metode
pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan
obat
 Menulis buku cara pembuatan sediaan obat
seperti pil, supositoria, sirup
5. Philipus Aureulus Theopratus
Bombatus van Holhenheim
(1493 – 1541)
 Dikenal dengan Paracelsus
 Seorang dokter dan ahli kimia (Swiss)
 Menyiapkan bahan obat spesifik untuk
melawan penyakit
 Memperkenalkan zat kimia sebagai obat
internal
6. Johann Jakop Wepfer
(1620 – 1695)
 Berhasil melakukan verifikasi efek
farmakologi obat pada hewan percobaan
 Orang pertama yang melakukan penelitian
farmakologi dan toksikologi pada hewan
percobaan
Sejarah obat asli di Indonesia

 Sejarah obat asli Indonesia (jamu = jampi = usada)


1. Jaman hindu Jawa
2. Jaman pra kemerdekaan
3. Jaman penduduk Jepang
4. Jaman sesudah penyerahan kedaulatan
1. Jaman Hindu Jawa

Relief Karmawibbhangga di candi Borobudur


 Pertolongan terhadap orang sakit
 Bersyukur atas kesembuhan
 Proses perawatan sakit seorang laki-laki oleh
beberapa wanita
 Tanaman bahan pembuat obat (> 50 jenis)
 Relief sama di candi prambanan, penatarean, sukuk,
tegawangi
Tulisan jamu kuno
2. Jaman Pra Kemerdekaan

Jamu banyak dipelajari orang Eropa, khususnya Belanda


a. Jacobus Bontius (portugis) → Historian Naturalist et
Medica Indie (1627) tentang jenis tanaman obat dan
kegunaannya
b. Van Hien (1872) → Het Javaansche Reception boek
(Buku resep pengobatan Jawa)
c. Kloppen Burg Versteegh (1907) → Tumbuhan asli dan
penyembuhannya, memuat 1.467 petunjuk
mengatasi gangguan kesehatan dengan ramuan Jawa
3. Jaman pendudukan Jepang

 1942 → Penduduk dianjurkan menggunakan jamu


 1944 → dibentuk “Panitia Jamu” pengusaha jamu
dihimbau mendaftarkan jamunya untuk di periksa
Jawatan Kesehatan
4. Jaman sesudah penyerahan
kedaulatan
 Dr. Seno Sastro Amidjojo (1948) membuat buku tentang 345
tanaman penghasil jamu dan obat tradisional Indonesia
 Lembaga Farmakoterapi (1954) memeriksa obat dan bahan obat,
meneliti obat berkhasiat, mendirikan Hortus Medicus di Tawang
mangu
 UU pokok kesehatan 1960 menyebut jamu sebagai obat asli
Indonesia
 Tahun 2000 jamu dikembangkan menjadi:
a. Kelompok obat tradisionil
b. Kelompok obat herbal terstandar
c. Kelompok fitofarmaka
Sejarah tenaga farmasi Indonesia

 Pada masa penjajahan umumnya tenaga apoteker


berasal dari Denmark, Austria, Jerman dan Belanda
 Pada masa perang kemerdekaan, kemudian
didirikannya Perguruan Tinggi Farmasi di Klaten (1946)
dan di Bandung (1947), mempunyai andil besar bagi
perkembangan sejarah kefarmasian di Indonesia.
Sejarah Kefarmasian Indonesia
1. Periode Zaman pejajahan sampai perang
kemerdekaan
Diawali dengan pendidikan asisten apoteker semasa
pemerintahan Hindia Belanda

2. Periode setelah perang kemerdekaan – 1958


Tenaga farmasi (asisten apoteker) mulai bertambah
jumlahnya
1950 di Jakarta dibuka sekolah asisten apoteker negeri
(republic) yang pertama, dengan jangka waktu
pendidikan 2 tahun → lulusan 30 orang
3. Periode tahun 1958 - 1967
 Industri farmasi menghadapi hambatan dan kesulitan dikarenakan
kekurangan devisa dan terjadinya sistem penjatahan bahan baku
obat.
 1960 – 1965, karena kesulitan devisa dan keadaan ekonomi rendah,
industry farmasi dalam negeri hanya dapat memproduksi sekitar 30%
dari kapasitas produksinya → penyediaan obat sangat terbatas, dan
sebagian besar berasal dari impor.
 Dikeluarkan perundang-undangan terkait dengan kefarmasian:
1. UU No. 9 tahun 1960 tentang pokok kesehatan
2. UU No. 10 tahun 1961 tentang barang
3. UU No. 7 tahun 1963 tentang tenaga kesehatan, dan
4. PP No. 26 tahun 1965 tentang Apotek. Pada tahun ini berakhirnya
apotek dokter dan apotek darurat.
Perkembangan obat baru
 Tahun 1897 Felix Hoffman menemukan cara menambahkan
dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra hydrogen ke
dalam sari pati kulit kayu willow → asetosal → industry obat
(BAYER)
 Pendobrakan sejati dicapai → penemuan dan penggunaan
obat-obat kemoterapetik sulfanilamide (1935) dan penisilin
(1940)
 Perang Dunia II → penemuan obat secara masal, obat TBC,
hormone streroid, dan kontrasepsi serta antipsikotik
 Indonesia → tahun 1896 berdiri industry Kina di Bandung
 Terus berkembang → 1950, pemerintah mengimpor produk
farmasi ke Indonesia → industry farmasi seperti Kimia Farma,
Indofarma, Biofarma, dan lainnya
Sebagai panduan bagi farmasis setiap Negara memiliki buku
farmakope yang memuat persyaratan kemurnian, sifat kimia
dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain
yang berhubungan dengan obat-obatan;
 Farmakope Indonesia milik Negara Indonesia
 United State Pharmakope (USP) milik Amerika
 British Pharmakope (BP) milik Inggris
 Nederlands Pharmakope milik Belanda
 Farmakope Internasional milik WHO
Di Indoneisa sebelum mempunyai farmakope, yang berlaku
adalah Farmakope Belanda, baru pada tahun 1962 pemerintah
RI menerbitkan Farmakope Indonesia edisi I
Tujuan ilmu farmasi

 Farmasi merupakan sistem pengetahuan yang


mengupayakan dan menyelenggarakan jasa kesehatan
dengan melibatkan dirinya dalam mendalami, memperluas,
menghasilkan dan mengembangkan pengetahuan tentang
obat dan dampak obat yang seluas-luasnya serta efek dan
pengaruh obat pada manusia dan hewan.
 Untuk menumbuhkan kompetensi dalam sistem
pengetahuan, farmasi menyaring dan menyerap
pengetahuan yang relevan dari ilmu biologi, kimia, fisika,
matematika, perilaku dan teknologi; pengetahuan ini dikaji,
diuji, diorganisir, ditransformasi dan diterapkan.
Ruang lingkup farmasi
 Ilmu farmasi tidak dapat berdiri sendiri tanpa kerja sama
yang baik dengan cabang lain seperti fisika, kimia dan
biologi
 Farmasi adalah profesi kesehatan yang meliputi kegiatan di
bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan,
peracikan, informasi obat dan distribusi obat
 Penyediaan obat meliputi:
 Pengumpulan, pengenalan, pengawetan, pembakuan dan
pembuatan
Peran Farmasis dalam
kefarmasian
 Memenuhi kebutuhan obat-obatan yang aman dan
bermutu
 Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan yang
beredar di masyarakat
 Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan dan
pengembangan obat-obatan
Tugas Makalah

 Cari
tentang Sejarah perkembangan farmasi di
berbagai Negara (boleh focus pada satu
Negara) serta tujuan ilmu farmasinya
Misalnya sejarah perkembangan farmasi di
Arab

 Makalah terdiri dari minimal 10 halaman


Terima Kasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai