Anda di halaman 1dari 30

PENEGAKAN HUKUM

ADMINISTRASI DALAM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP

NUR ILMAN ILYAS, ST, MM


Powerpoint Templates
Page
Page 11
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
DALAM
UU PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

ADMINISTRASI PIDANA PERDATA


(pasal 93 sd 120) (pasal 83 sd 93)
(Pasal 76 sd 83)
FUNGSI FUNGSI
FUNGSI

Penanganan dan
Ganti Rugi dan
penanggulangan Efek Jera dan
Pemulihan
Efek Derita
Lingkungan

©HN2011 Page 2
Instrumen pengelolaan lingkungan hidup
berdasarkan UU 32/2009:
1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);
2. Tata Ruang;
3. Baku Mutu Lingkungan Hidup;
4. Baku Kerusakan Lingkungan Hidup;
5. AMDAL;
6. UKL-UPL;
7. Perizinan;
8. Instrumen ekonomi lingkungan hidup (termasuk insentif);
9. Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup
(Green Legislation);
10. Anggar an berbasis lingkungan hidup (Green Budget);
11. Analisi s Risiko Lingkungan Hidup;
12. Audit L ingkungan Hidup;
13. Penegakan Hukum

14. Kelem bagaan Pengelolaan lingkungan hidup
©HN2011 Page 3
Penegakan Hukum Administrasi
Penegakan hukum administrasi di bidang
lingkungan hidup meliputi 2 (dua) hal:
1. Upaya hukum yang ditujukan untuk
mencegah dan menanggulangi pencemaran
dan perusakan lingkungan hidup melalui
pendayagunaan kewenangan administrasi
sesuai dengan mandat yang diberikan oleh
UU;
2. Gugatan administratif (court review)
terhada p putusan tata usaha Negara (TUN)
di PTU• N.
©HN2011 Page 4
Pengaturan
• Menciptakan norma hukum umum-konkrit
1. Keluarnya PP dan Permen yang
mengatur
• B3
• Limbah B3
• Amdal
• Lim
bah Cair
• Pe
ncemaran
• Dll
2. Mutu Lingkungan
Ba
Page 6
ku ©HN2011
Baku mutu lingkungan hidup meliputi:
1. baku mutu air;
2. baku mutu air limbah;
3. baku mutu air laut;
4. baku mutu udara ambien;
5. baku mutu emisi;
6. baku mutu gangguan; dan
7. baku mutu lain sesuai dengan
perke mbangan ilmu pengetahuan dan
tekno• logi.
Powerpoint Templates
©HN2011 Page 7
PENCEMARAN / KERUSAKAN LINGKUNGAN

Diukur melalui PERUBAHAN


IKLIM

BAKU MUTU KRITERIA BAKU


LINGKUNGAN KERUSAKAN EKOSISTEM

• air; •Tanah untuk biomassa Page 8


• air limbah; •Terumbu karang
• air laut; •Mangrove
• udara ambien; •padang lamun
• emisi; •Gambut
• gangguan; •Karst
• Baku mutu lain sesuai dgn •Kebakaran Hutan
• Perkembangan IPTEK •BK ekosistem lainnya sesuai
(pasal 20 ayat 2) dengan perkembangan
Powerpoint Templates
©HN2011 Page 8
IPTEK
Perizinan
SISTEM PERIZINAN
• Izin tertulis diberikan dalam bentuk penetapan
(beschikking) penguasa
• Perizinan merupakan instrumen kebijaksanaan
lingkungan yang paling penting
• Izin melakukan usaha dan/atau kegiatan lain
perangkat hukum yang bersifat preventif
• Izin harus dicantumkan secara tegas syarat dan
kewajiban yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan

Powerpoint Templates
©HN2011 Page 9
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) oleh DAERAH
PROVINSI KAB/KOTA
Pengawasan: pelaksanaan pengelolaan limbah B3 Pengawasan: pelaksanaan pengelolaan Limbah
skala provinsi. B3 skala kabupaten/kota
Pengawasan: pelaksanaan pemulihan akibat Pengawasan:pelaksanaan pemulihan akibat
pencemaran limbah B3 pada skala provinsi. pencemaran limbah B3 pada skala
kabupaten/kota.
Pengawasan: pelaksanaan sistem tanggap darurat Pengawasan: pelaksanaan sistem tanggap
skala provinsi. darurat skala kabupaten/kota.
Pengawasan: penanggulangan kecelakaan Pengawasan penanggulangan kecelakaan
pengelolaan limbah B3 skala provinsi. pengelolaan limbah B3 kabupaten/kota.
Izin Izin
pengumpulan ah B3 skala provinsi ( sumber
limb pengumpulan limbah B3 pada skala
limbah lintas kabupaten/kota) kecuali minyak kabupaten/kota kecuali minyak pelumas/oli
pelumas/oli bekas. bekas
Izin lokasi pengolahan limbah B3
Izin penyimpanan sementara limbah B3 di
industri atau usaha suatu kegiatan.
Rekomendasi engumpulan limbah B3 skala
izinnasional.

• Powerpoint Templates
©HN2011 Page 12
PENGAWASAN
menurut UU 32/09 (pasal 71 – pasal 75)
•Menteri
Wewenang wajib
•Gubernur
•Bupati/Walikota
Melakukan Pengawasan thd
kegiatan &/atau usaha :
(sesuai kewenangannya)
- Peraturan perUUan dibidang LH
- Izin Lingkungan dapat mendelegasikan
kewenangannya dalam
melakukan pengawasan
kepada pejabat/instansi
teknis yang bertanggung
jawab di bidang
perlindungan dan
netapkan Pejabat Pengawas
Me pengelolaan lingkungan
LH
(Inspektur LH) yang hidup

mer upakan pejabat fungsional
Powerpoint Templa tes
©HN2011 Page 13
Pemantauan
PP Meminta Keterangan
L k Membuat Catatan
LH kewenangan Membuat Salinan Dokumen
Memasuki tempat tertentu
Memotret
Membuat rekaman audio visual
Mengambil sampel
Memeriksa peralatan
Memeriksa instalasi/Alat Transportasi
Menghentikan pelanggaran tertentu

Powerpoint Templates
©HN2011 Page 14
PENGUATAN PENGAWASAN :

PENGAWASAN LAPIS KEDUA


1 (second line inspection) psl 73 UU No.32/09

Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap


ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
yang izin lingkungannya diterbitkan oleh pemerintah
daerah jika Pemerintah menganggap terjadi pelanggaran
yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan LH

2 Kewe nangan PPLH untuk menghentikan


pelan ggaran tertentu di lapangan

• Powerpoint Templates
©HN2011 Page 15
SANKSI ADMINISTRASI Pembekuan izin ,
UU 32/09 (pasal 76 sd pasal 83) pencabutan izin , denda
keterlambatan, dijatuhkan
apabila paksaan pemerintah
1. Teguran tidak dilaksanakan

2. Paksaan Pemerintah
3. Pembekuan izin Audit
lingkungan
4. Pencabutan izin wajib bila terjadi
pelanggaran
(ps. 49 ayat 1b)
oleh

1. Menteri
2. Gubernur
3. Bupati/walikota
Sesuai kewenangannya Powerpoint Templates
©HN2011 Page 16
16
Paksaan Pemerintah Dijatuhkan tanpa didahului
(pasal 80) teguran apabila
pelanggaran menimbulkan:
I > 1. Ancaman yg sangat
serius bagi manusia & LH
1. PENGHENTIAN SEMENTARA
Powerpoint
KEGIATAN PRODUKSI
2. Dampak yg lebih besar &
2. PEMINDAHAN SRANA lebih luas
3. PENUTUPAN SALURAN 3. Kerugian yg lebih besar
PRODUKSI PEMBUANGAN AIR bagi LH
LIMBAH
4. PEMBONGKARAN
5. ATAU EMISI
PENYITAA
6. PENGHEN Paksaan melakukan tindakan
SELURUH N
KEGIATAN pemulihan (dapat dijalankan sendiri
TIAN SEMENTARA
7. TINDAKA oleh Men/Gub/Bup atau oleh pihak
MENGHE ketiga yang ditunjuk , dengan biaya
DAN PEMN LAIN UNTUK pencemar (ps. 82 ayat 1&2)
NTIKAN PELANGGARAN Tem plates
ULIHAN. ©HN2011 Page 17
Modul Kebijakan
Pemerintah dalam
Keselamatan Transportasi
Bahan Berbahaya dan
Beracun
NUR ILMAN ILYAS, S.T, M.M
25 MEI 2019

Nur Ilman Ilyas, ST, MM


STT Pelita Bangsa Cikarang
Dasar Hukum
 UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 UU No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
 PP No. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan
 PP No. 74 Tahun 2001 tentang pengelolaan B3
 PP No. 44 Tahun 1993
 Kepres RI no. 21 2003 tentang pengesahan protocol 9 bahan
berbahaya
 SK Dirjen Perhubungan Darat No. AJ.306/6524/LLAJ edaran perihal :
Prosedur penerbitan persetujuan pengangkutan bahan beracun
dan berbahaya (B3)
 SK Dirjen Perhubungan Darat No. SK.725/AJ.302/DRJD/2004 tentang
Pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun Di Jalan
 SK MLH No. 91 2003 tentang rekomendasi pemanfaatan limbah
bahan berbahaya dan beracun

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang
Tujuan
Tujuan :
 Pengaturan pengangkutan bahan
berbahaya dan beracun (B3) yang
tertib,aman, selamat dan teratur.
 Mencegah atau meminimalisasi
dampak negatif dari interaksi fisik,kimia
dan mekanik antara B3, manusia dan
lingkungan sekitar

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang
Definisi Pemerintah

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang
Persyaratan Kendaraan
Pengangkut B3
Setiap kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan
beracun (B3) harus memenuhi persyaratan dibawah ini:
 Persyaratan umum : persyaratan teknis dan layak jalan.
Dilengkapi dengan Plakat, perusahaan jati diri
pengemudi, kotak obat ,alat pemadam kebakaran dan
nomer telepon darurat
 Persyaratan Khusus :
Memenuhi aspek perancangan kendaraan
Memenuhi aspek konstruksi kendaraan
Memenuhi aspek perakitan kendaraan
Memenuhi aspek modifikasi ,reparasi dan perawatan
c. Perlengkapan darurat : alat komunikasi, lampu tanda
bahaya, rambu portabel, dll

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang
DG Transporter Marking
acc. To Indonesian Department of Land
Transportation
Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor : SK 725/AJ.302/DRJD/2004

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang
Kualifikasi Pengemudi
Kendaraan Pengangkut B3

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang
SK.725/AJ.302/DRJD/2004 tentang Pengangkutan Bahan
Berbahaya dan Beracun Di Jalan
Persyaratan Kendaraan Pengangkut :
 Jati diri pengemudi yang di tempatkan di dashboard
 Kotak obat lengkap dengan isinya
 Alat pemantau untuk kerja pengemudi yang sekurang-kurangnya
dapat merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi
dalam pengoperasian kendaraannya
 Alat pemadam kebakaran
 Nomor telepon pusat pengendali operasi yang dapat dihubungi jika
terjadi keadaan darurat yang dicntumkan pada sebelah kiri dan
kanan kendaraan pengangkut.
 lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempatkan di atas
ruang kemudi
 Rambu portabel, kerucut pengaman, segitiga pengaman, dongkrak,
pita pembatas
 Serbuk gergaji/pasir , sekop, lampu senter
 pedoman pengoperasian kendaraaan yang baik untuk keadaan
normal dan darurat
 ganjal roda yang cukup kuat dan diletakkan pada tempat yang
mudah dijangkau oleh pembantu pengemudi

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang
SK.725/AJ.302/DRJD/2004 tentang Pengangkutan
Bahan Berbahaya dan Beracun Di Jalan
Persyaratan Pengemudi :
 memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan golongan dan
kendaraan yang dikemudikannya
 memiliki pengetahuan mengenai : jaringan jalan dan kelas jalan;
kelaikan kendaraan bermotor; tata cara mengangkut barang
 memiliki pengetahuan mengenai bahan berbahaya yang
diangkutnya seperti klasifikasi , sifat dan karakteristik bahan
berbahaya
 memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi keadaan
jika terjadi suatu kondisi darurat, seperti cara menanggulangi
kecelakaan
 memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai tata cara
pengangkutan bahan berbahaya seperti pengemudian secara
aman, pemeriksaan, kesiapan kendaraan, hubungan muatan
dengan pengendalian kendaraan, persepsi keadaan bahaya darurat
 Memiliki pengetahuan mengenai pengangkutan bahan berbahaya
seperti penggunaan plakat, label dan simbol tanda berbahaya
 memiliki fisik yang sehat dan tangguh

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang
SK.725/AJ.302/DRJD/2004 tentang Pengangkutan
Bahan Berbahaya dan Beracun Di Jalan
Persyaratan Pembantu Pengemudi :
 memiliki pengetahuan mengenai bahan berbahaya yang
diangkutnya seperti klasifikasi , sifat dan karakteristik bahan
berbahaya
 memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi keadaan
jika terjasi suatu kondisi darurat, seperti cara menanggulangi
kecelakaan
 memilki fisik yang sehat dan tangguh
Pengemudi dan pembantu pengemudi wajib dilengkapi peralatan
pelindung diri meliputi :

 pelindung pernapasan / masker


 pelindung anggota badan
 helm, kacamata pengaman, sepatu pengaman, pakaian kerja
 sarung tangan baik dengan bahan karet, kain, ataupun kulit sesuai
bahan B3 yang ditangani

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang
Jam Kerja dan Mengemudi

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang
SK.725/AJ.302/DRJD/2004 tentang Pengangkutan Bahan
Berbahaya dan Beracun Di Jalan
Pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3) harus memenuhi
ketentuan :
 aspek keselamatan dan keamanan pada saat bongkar-muat, yaitu
dengan menerapkan sistem tertutup (close loading dan un-loading
system) terutama untuk bahan gas cair (liquid gas), yang mudah
terbakar dan meledak dan mempunyai sifat beracun
 sebelum pelaksanaan muat dan bongkar harus dipersiapkan dan
dilakukan pemeriksaan terhadap :
 kendaraan pengangkut, khususnya ban
 Tanki
 peralatan bongkar muat
 peralatan pengaman darurat
 dokumen yang diperlukan seperti Surat Persetujuan pengangkutan
B3, MSDS, dll
 sekurang-kurangnyamemuat salinan peraturan yang terkait, instruksi dan
prosedur yang harus dikerjakan apabila terjadi kecelakaan atau
keterlambatan pengiriman
 pedomanan pengoperasian kendaraaan yang ditempatkan pada
kendaraan pengangkut, baik untuk keadaaan normal maupun
darurat.(min salinan peraturan terkait, prosedur ERP)

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang
Statistik Kecelakaan B3 dari
DepHub s/d 27 April 2007

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang
Program Peningkatan Kualitas
Pelayanan Pengangkutan B3
(Wacana DepHub)

•Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Angkutan B3


•Perencanaan teknis penentuan dan penetapan
jaringan lintas angkutan B3
•Pengadaan dan Pemasangan Penggunaan Tracking System
Pengoperasian Angkutan B3
•Audit Perusahaan Angkutan B3
•Penetapan Standar Minimal Manajemen Kepengusahaan Angkutan B3

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang
 Nur Ilman Ilyas, ST, MM
 STT Pelita Bangsa Cikarang
International Regulations
 UN Committee of Experts on the Transport of
Dangerous Goods (TDG) issues Model Regulations
on the Transportation of Dangerous Goods and the
Globally Harmonized System of Classification and
Labelling (GHS)
 ADR (Accord européen relatif au transport
international des marchandises dangereuses par
route)
 ICAO (Air Transport)
 IMDG (Sea Transport)
 Etc
(to be continued)

 Nur Ilman Ilyas, ST, MM


 STT Pelita Bangsa Cikarang

Anda mungkin juga menyukai