Anda di halaman 1dari 17

TUGAS QURAN HADIS

KELAS XII IPS 2


MANFAAT BAYANG – BAYANG oleh Matahari
DI SESUAIKAN DENGAN Q.S. AL FURQAN [25] 45-47

Oleh kelompok 3
Anggota

1. Cindy Eksha Novilda 07


2. Etik Purwaningsih 12
3. Fuldzatun Nabilah 14
4. Jihan Firyal A 15
5. M. Maulana M 16
6. Moch. Naufal 18
7. Mohammad Muizuddin Mustofa 19
8. Nanda Ayu Shofiana 23
9. Risa Berliana Putri 27
‫ج َعلَ ُه‬
َ َ‫شا َء ل‬َ ‫ل وَلَ ْو‬ َّ ‫الظ‬
ِ ‫د‬َّ َ
‫م‬ ‫ف‬ َ ْ
‫ي‬ َ
‫ك‬ َ
‫ك‬ ‫ب‬‫ر‬َ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ر‬
َ َ ‫ت‬ ‫م‬ْ َ ‫ل‬َ ‫أ‬
ِ ِ
‫م‬َّ ‫) ُث‬45( ‫ه َدلِيال‬ ِ ‫مسَ َعلَ ْي‬ َّ
ْ ‫الش‬ ‫ج َع ْلنَا‬ َ ‫م‬َّ ‫ساكِ ًنا ُث‬ َ
ُ ‫ل لَ ُك‬
‫م‬ َ ‫ج َع‬ َ ‫َه َو ال َّ ِذي‬ ُ ‫) و‬46( ‫سي ًرا‬ ِ َ ‫ضا ي‬ ً ‫ضنَا ُه إِلَ ْينَا َق ْب‬ ْ َ‫َقب‬
)47( ‫شو ًرا‬ ُ ُُ ‫ل ال َّنََا َر‬
َ ‫ج َع‬ َ ‫سبَاتًا َو‬ ُ ‫م‬ َ ‫اسا وَال َّن ْو‬ ً َ‫ل لِب‬ َ ‫الل َّ ْي‬
Artinya : Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu,
bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang;
dan kalau Dia menghendaki, niscaya Dia menjadikan tetap bayang-
bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas
bayang-bayang itu, kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada
Kami dengan tarikan yang perlahan-lahan. Dialah yang menjadikan
untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia
menjadikan siang untuk bangun berusaha.
Kajian bayang – bayang benda di permukaan Bumi oleh Matahari
diantaranya adalah untuk menentukan jarak dua tempat di permukaan Bumi atau
untuk menentukan radius Bumi. Manfaat itu bisa diperluas untuk menentukan
tinggi sebuah gunung atau tinggi sebuah pohon. Di luar planet Bumi, misalnya di
Bulan bayang – bayang pinggiran kawah di Bulan juga dapat dipergunakan untuk
menentukan kedalaman kawah Bulan. Sedangkan bayang – bayang benda langit
oleh Matahari bermanfaat untuk memperluas pengetahuan manusia tentang orbit
dan jarak benda langit, serta menjadi indicator lama/selang waktu
berlangsungnya gerhana Bulan dan gerhana Matahari. Dalam perspektif
astronomi dan al Qur’an, pemanfaatan bayang – bayang benda/tongkat istiwa
oleh Matahari merupakan indikator waktu ibadah shalat umat Islam.

Hasil kajian tersebut menyimpulkan bahwa bayang – bayang benda dan


benda langit merupakan simbol tantangan intelektualitas dan teknologi bagi
manusia. Dinamika suasana yang digubah oleh bayang – bayang memberi
inspirasi seni dan budaya bagi manusia. Sedangkan kajian bayang – bayang
untuk menentukan waktu shalat dan kalendar Matahari memberi inspirasi bahwa
bayang – bayang sebagai penunjuk yang unik tentang waktu – waktu berdzikir dan
bekerja.
Pada kesempatan ini kita memperingati sebuah bayang –
bayang benda di ekuator Bumi yang lenyap ketika Matahari
berkulminasi-atas. Pada saat ini posisi Matahari berada di ekuator
langit sehingga bila saat Matahari berkulminasi-atas bayang – bayang
benda diekuator Bumi akan lenyap. Hal itu memberitahukan bahwa
lokasi kita berada di khatulistiwa, garis khatulistiwa membagi dua
wilayah bola Bumi, yaitu Bumi Utara dan belahan Bumi Selatan, di
langit Matahari berkedudukan di ekuator langit yang membagi bola
langit menjadi belahan langit utara dan belahan langit selatan.

Bayang – bayang (azh zhilla) benda yang dibentuk oleh


Matahari senantiasa berubah bentuk, panjang dan arah bayang –
bayang diungkap dalam Surat 25 (al Furqaan) ayat 45 dan 46 untuk
diperhatikan dan diambil hikmahnya.
PENDAHULUAN

Matahari, merupakan bola gas pijar berukuran raksasa,


radiusnya sekitar 700.000 km atau sekitar 1 juta 250 ribu bola Bumi
(radius bola Bumi 6.378 km) bisa dimasukkan ke dalam bola gas
Matahari. Matahari sebagai bundaran yang menyilaukan karena dayanya
(daya Matahari = jumlah energi yang dipancarkan dari seluruh
permukaan Matahari per detik) yang sangat besar mencapai 1026 watt.
Keberadaan Matahari sangat bermanfaat yaitu sebagai sumber
energi bagi mahluk hidup di planet Bumi. Sedang benda langit seperti
Bumi dan Bulan berupa batu karang yang gelap, tanpa Matahari, planet
Bumi dan Bulan akan menjadi tempat yang tandus, dingin dan beku.
Keberadaan bola gas pijar berukuran raksasa ini bisa
menimbulkan bayang – bayang planet, satelit alam, komet, asteroid dan
bahkan debu dalam tatasurya. Bila Matahari berjarak cukup dekat maka
cahayanya dengan jelas dapat membentuk bayang – bayang gunung,
pinggir kawah atau bayang – bayang pohon, bayang – bayang sebuah
tongkat lurus dsb.
Contoh Teori

Bayang – bayang dan estimasi jarak dan arah terhadap sebuah tempat

Bayang – bayang Matahari juga dimanfaatkan untuk menentukan arah dan jarak
dua tempat di permukaan Bumi. Salah satu yang pernah dilakukan oleh
Erastothenes lebih dari 2200 tahun silam adalah menentukan radius planet Bumi.
Pengetahuan tentang Bumi berbentuk bola diperoleh dari citra umbra Bumi ketika
gerhana Bulan berlangsung.

• Radius planet Bumi ditentukan dengan mengamati bayang – bayang di dua


kota, Aswan dan Alexandria. Cara ini dilakukan oleh Eratosthenes (–276 SM
hingga –195 SM). Pada suatu hari diketahui saat Matahari berada di zenit
Aswan, sedangkan pada waktu bersamaan di Alexandria jarak zenit Matahari
sekitar 7.2 derajat, informasi itu diperoleh dari pengamatan bayang – bayang
sebuah tongkat oleh cahaya Matahari. Diketahui jarak kedua kota tersebut,
Aswan dan Alexandria, adalah 5000 stadia. Bumi dianggap berbentuk bola
sempurna, secara teoritis dapat dibuat lingkaran besar melalui kedua kota,
Alexandria dan Syene.

• Jarak zenit Matahari di kota B (Alexandria) sebesar 7?.2 merupakan indikator


besarnya sudut q = qB ~ (1/25) x 0.5 lingkaran langit atau sekitar 1/50
lingkaran ~ 7?.2.
• Bila R = radius Bumi, keliling Bumi 2p R = 50 x 5000 stadia maka 1 stadia =
185 meter (unit jarak) dan 5000 stadia = 925 km.

• Bila 2p R = 46250 km dan AB = q(rad) R (lihat gambar) dengan OB = OA = R,


q (rad) = (? (?) / 180?) x ?, AB = 5000 stadia, R = [ (AB/ ?) x (180?/ ?)

• Dibandingkan dengan penentuan modern 2p R = 40075 km (modern)


kesalahan [ (46250 – 40075) / 40075 ] x 100% = 15 %

Fenomena Matahari berkulminasi atas pada tanggal 21 Maret 2014 di


kota Pontianak dapat dipergunakan untuk menentukan jarak lokasi kota– kota
lain ke kota Pontianak. Fenomena ini dapat dimanfaatkan untuk pendidikan
dengan memanfaatkan bayang – bayang benda oleh Matahari.
MENGENAL RAGAM BAYANG – BAYANG

Kutipan ayat al Qur’an di bawah ini menekankan bahwa


bayang – bayang merupakan indikator yang penting dalam kehidupan
manusia. Bayang – bayang tidak akan terjadi kalau tidak ada sumber
cahaya yang sangat terang. Bayang – bayang benda langit oleh sumber
cahaya Matahari atau bayang – bayang benda oleh Matahari
merupakan sesuatu yang sangat istimewa dalam skala alam semesta.
Panjang dan orientasi bayang – bayang benda oleh Matahari tersebut
bisa untuk menentukan diameter planet Bumi atau posisi Matahari.
• Apakah kamu tidak memperhatikan (ciptaan)Tuhanmu, bagaimana Dia
memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang (maddazh zhilla) dan
kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap (saakinan) bayang-
bayang itu, kemudian Kami jadikan Matahari (asy syamsa) sebagai petunjuk
atas bayang-bayang itu. QS 25 (al Furqaan) ayat 45

• Kemudian Kami menarik bayang-bayang itu (qabadhnahuu) kepada Kami


dengan tarikan yang perlahan-lahan (qabdhay yasiiraa). QS 25 (al Furqaan) 46

• Dan apakah mereka tidak memperhatikan suatu benda yang diciptakan Allah,
bayang-bayangnya (zhilaaluhuu) berbolak-balik ke kanan dan ke kiri, dalam
keadaan sujud kepada Allah, dan mereka (bersikap) rendah hati. QS an Nahl
16:48

• Dan kepada Allah tunduk siapa saja yang di langit dan di Bumi dengan patuh
atau terpaksa, dan bayang-bayang mereka (tunduk) di waktu pagi dan petang.
QS 13 ayat 15

• [semua mahluk tunduk kepada Allah baik mahluk yang semula taat kepadaNya
maupun mahluk yang tidak taat kepadaNya, masing-masing tidak dapat
mengelak dari ketentuan Allah]
Fenomena bayang – bayang benda oleh sumber cahaya merupakan
fenomena universal di alam semesta. Dalam ruangan bila ada lampu yang cukup
kuat juga bisa membentuk bayang – bayang sebuah benda, bila ada buku maka
ada bayang – bayang buku kalau ada lemari maka akan terbentuk bayang –
bayang lemari dsb. Lampu dengan daya yang kuat tergantung merupakan sumber
cahaya yang tetap dan diam, tidak bergerak, buku dan lemari benda yang diam di
tempat, sehingga bayang – bayangnya juga tetap saja, tidak bergerak, tidak
memanjang dan tidak juga memendek. Bila lampu dimatikan tidak terbentuk
bayang – bayang benda tersebut.

Pada pagi hari ketika Matahari masih rendah bayang – bayang kita pada
saat posisi berdiri cukup panjang, sehingga tidak mungkin kaki kita menginjak
bayang – bayang kepala kita sendiri. Bayang – bayang tersebut memendek
setelah kedudukan Matahari mulai lebih tinggi. Rotasi planet Bumi dan revolusi
planet Bumi mengelilingi Matahari menjadikan fenomena bayang – bayang
menjadi menarik, memanjang dan memendek serta orientasinya yang berubah,
ke timur, ke barat, ke utara atau ke selatan dan sebagainya.
Kita juga mengenal adanya fenomena gerhana Bulan
dan gerhana Matahari. Ada transit planet Venus dan Merkurius
serta transit planet Bumi yang dilihat oleh planet yang lebih luar
dari Matahari, ada okultasi, tertutupnya bintang terang oleh
asteroid atau Bulan dan sebagainya.

Dalam kehidupan modern juga kita bisa menempatkan


satelit komunikasi, bila peletakannya salah di dalam bayang –
bayang kerucut umbra Bumi, maka satelit tidak mendapatkan
cahaya Matahari. Fungsi cahaya Matahari sebagai energi radiasi
Matahari sangat diperlukan untuk operasional satelit, menangkap
dan memancarkan signal informasi.
Mulai dari bagian ini Allah Swt. menjelaskan dalil-dalil yang menunjukkan
keberadaan dan kekuasaan-Nya yang sempurna, bahwa Dialah yang menciptakan
segala sesuatu yang beraneka ragam lagi kontradiksi itu. Ibnu Abbas, Ibnu Umar,
Abul Aliyah, Abu Malik, Masruq, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, An-Nakha'i, Ad-Dahhak,
Al-Hasan, dan Qatadah telah mengatakan bahwa hal itu terjadi (munculnya bayang-
bayang) di antara terbitnya fajar sampai dengan terbitnya matahari.

Yaitu tetap dan tidak hilang, Artinya, seandainya matahari tidak terbit
atas bayang-bayang itu, tentulah bayang-bayang tidak akan ada; karena
sesungguhnya sesuatu itu tidak dikenal melainkan melalui lawannya. Qatadah dan
As-Saddi mengatakan bahwa matahari sebagai petunjuk yang mengiringi dan
mengikutinya hingga sinar matahari berada di atasnya.

Menurut suatu pendapat, damir yang ada pada ayat kembali kepada
bayang-bayang. Sedangkan menurut pendapat yang lain, kembali kepada
matahari. Yang dimaksud dengan yasiran ialah perlahan-lahan. Menurut Ibnu
Abbas artinya cepat, sedangkan menurut Mujahid tersembunyi. As-Saddi
mengatakan tarikan yang tersembunyi, sehingga tiada bayangan lagi di muka bumi
melainkan yang ada di bawah atap atau di bawah pohon, karena matahari
menyinari semua yang ada di atas bumi.
Ayyub ibnu Musa mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
dengan tarikan yang perlahan-lahan. (Al-Furqan: 46) Yakni sedikit demi
sedikit.
Maksudnya, menyembunyikan wujud dan menutupinya. Sama dengan
yang disebutkan oleh Allah Swt. Yaitu menghentikan semua gerakan
untuk istirahat agar tubuh menjadi segar kembali. Karena
sesungguhnya semua anggota tubuh dan panca indra mengalami
kelelahan akibat banyak bergerak dalam melakukan aktivitas di siang
hari mencari penghidupan. Apabila malam hari tiba dan suasana
menjadi tenang, maka menjadi tenang pula semua gerakan dan
beristirahat, lalu datanglah rasa kantuk, kemudian tertidur. Tidur
merupakan istirahat bagi tubuh dan roh sekaligus.
ُ ُ‫الن َها َر ن‬
}‫شو ًرا‬ َّ ‫ل‬ َ ‫ج‬
َ ‫ع‬ َ ‫{ َو‬
dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (Al-Furqan: 47)
Manusia melakukan aktivitasnya di siang hari untuk mencari peng-
hidupannya lewat usaha serta kerjanya, hingga akhir ayat.
Jadi ilmu yang berhubungan dengan bayang – bayang dan matahari tadi
dapat dijadikan pedoman Sehari-hari selagi tidak menentang syariat.

• Seperti untuk menentukan jarak suatu tempat


• Menentukan arah kiblat
• Dan masih banyak lainya
Daftar Pustaka
• Ali Akbar, 2013, Situs Gunung Padang: Misteri dan Arkeologi (in
Indonesian language), Change Publication-Jakarta-Indonesia
• Espenak, F. and Meeus, J., 2009, “Five Millennium Catalog of Lunar
Eclipses: – 1999 to +3000 (2000 BCE to 3000 CE)”, NASA/TP – 2009
– 214173
• Espenak, F. and Meeus, J., 2009, “Five Millennium Catalog of Solar
Eclipses: – 1999 to +3000 (2000 BCE to 3000 CE)”, NASA/TP –
2009 – 214174
• Hawkins, GS, 1983; Mindsteps to the Cosmos; Harper &Row,
Publishers, New York
• Kaler, James B.; 2002 (paperback edition); The Ever-Changing Sky,
Guide to the Celestial Sphere; Cambridge University Press
• Miksic, J., Marcello and A. Tranchini, 1990, “Borobudur Golden Tales
of the Buddhas”, Periplus – Singapore,
• Walker, C. (editor); 1996; Astronomy before the telescope, British
Museum Press
• file:///C:/Users/Bu KY/Pictures/[QURAN HADIS] Moedji Raharto »
Blog Archive » MANFAAT BAYANG – BAYANG OLEH MATAHARI ).html
• http://eclipse.gsfc.nasa.gov/JLEX/JLEX-AU.html

Anda mungkin juga menyukai