Anda di halaman 1dari 28

PJR

• Merupakan radang akut yang dapat menyertai


faringitis S. B hemolitikus grup A, baik pada
serangan pertama maupun serangan ulangan.
• Sekitar 3% dari faringitis akan menyebabkan
DRA setelah periode laten selama 3-4minggu.
• Faktor predisposisi
– Herediter
– Umur : umumnya pada anak 5-15 tahun. Infeksi
ulang jarang pada usia setelah 20 tahun.
– Sosial ekonomi rendah
– Musim : terbanyak pada musim hujan
– Serangan terdahulu : DR yang berulang sesudah
infeksi streptokokus lebih sering pada anak yang
pernah terkena DR
Patogenesis
• Infeksi streptokokus B hemolitikus grup A  melepasa
natigen dan komponen jaringan tubuh dengan struktur
mirip dengan antigen yang bersangkutan ( mekanisme
belum jelas )  reaksi antigen-antibodi  reaksi radang :
eksudasi/proliferasi/degenerasi  kelainan pada organ
target ( karditis, poliartritis migran, korea, eritema
marginatum, nodul subkutan)
• Adanya karditis  berupa insufisiensi katup/dilatasi
jantung/miokarditis/perikarditis  cacat katup,
perlengketan miokardium  gangguan hemodinamik 
proses sikatrisasi berlangsung lama  manifestasi penyakit
jantung
• Infeksi ulang  aktivasi DR  berulang
Perjalanan penyakit
• Ada 4 gambaran jalan dan prognosis demam
rematik ( Feinstein dan Spagnuolo )
– Penderita datang karena keluhan sakit pada satu atau
beberapa sendi, 30% diikuti karditis
– Penderita datang dengan keluhan poliartralgia,
biasanya ada karditis yang lebih berat
– Penderita datang dengan korea
– Penderita tidak memiliki keluhan artritis, tapi
menderita karditis, biasanya ditemukan dengan
stenosis katup mitral.
Manifestasi Klinis
• Karditis
biasanya terjadi pada 3 minggu pertama dan
terdapat pada 50% kasus.
Diagnosis karditis memerlukan 1 dari 4 kriteria :
a. bising jantung organik akibat adanya AI/MI.
b. perikarditis
c. kardiomegali
d. CHF
• Artritis
biasanya menyerang sendi besar seperti lutut,
pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku
– Nyeri
– Bengkak
– Merah
– Panas
Yang khas adalah asimetri dan berpindah-pindah.
Artritis ini respon terhadap pemberian salisilat
bahkan pada dosis rendah.
• Korea Sydenham
memiliki gerakan yang tidak terkoordinasi dan
tidak bertujuan serta emosi yang labil. Lebih
nampak pada kondisi bangun dan dalam
keadaan tertekan.
Dapat hilang sendiri tanpa pengobatan dalam
1-2 minggu.
• Eritema marginatum
ruam yang tidak gatal, makular dan tepi eritema yang
menjalar darisatu bagian ke bagian lain mengelilingi
kulit yang tampak normal
• Nodul subkutan
pada permukaan ekstensor ( ruas jari, lutut,
persendian kaki ). Tidak nyeri dan dapat digerakkan
secara bebas.
Kebanyakan hanya ditemukan pada penderita karditis
Pemeriksaan Labor
• Uji untuk diagnosis infeksi streptokokus
biakan
ASTO ( AntiStreptolisin O )
• Reaksi fase akut ( radang )
leukosit darah, CRP
• Bukti adanya keterlibatan jantung
gambaran radiologis : untuk menilai kardiomegali
gambaran EKG : pemanjangan PR interval
• Ekokardiografi
untuk membantu mendiagnosis miokarditis,
menilai kontraktilitas miokardium, mengukur
fraksi ejeksi
melihat adanya AI/MI, perikarditis
Penegakan Diagnosis
• Kriteria Jones ( 1992 )
– Kriteria mayor
• Karditis
• Poliartritis migrans
• Korea Sydenham
• Eritema marginatum
• Nodul subkutan
– Kriteria minor
• Demam
• Artralgia
• Reaktan fase akut ( LED meningkat, CRP +, leukositosis )
• EKG : prolong PR interval
– Bukti adanya infeksi streptokokus
• ASTO +
• Faring swab + untuk S. B hemolitikus grup A
• Demam skarlatina yang baru
• Dasar diagnosis
– HIGHLY PROBABLE
• 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor
• Disertai bukti infeksi streptokokus
– DOUBTFUL
• 2 mayor
• 1 mayor + 2 minor
• Tidak terdapat bukti infeksi streptokokus
– EXCEPTION
• Diagnosis DRA dapat ditegakkan bila hanya
ditemukan korea saja ATAU karditis indolen saja
• Kriteria WHO ( 2002-2003 )
Kriteria diagnostik Kriteria
DR serangan pertama 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor
+ bukti infeksi streptokokus
DR serangan rekuren tanpa DR 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor
+ bukti infeksi streptokokus
DR serangan rekuren dengan 2 minor + bukti infeksi
DR streptokokus
Korea Sydenham Tidak diperlukan kriteria mayor
lainnya atau bukti streptokokus
PJR ( stenosis mitral murni atau Tidak diperlukan kriteria lainnya
kombinasi dengan insufisiensi untuk mendiagnosis sebagai PJR
mitral dan/atau gangguan katup
aorta )
Tatalaksana
• Istirahat
• Antibiotika
– Eradikasi
• Benzatin penisilin
• Penisilin prokain
• Penisilin oral
• eritromisin
– Profilaksis
• Benzatin penisilin
• Penisilin oral
• Eritromisin
• sulfadiazin
• Anti inflamasi
– Prednison  jika terdapat karditis sedang-berat
– Aspirin  untuk semua kasus
• Tatalaksana korea
– Kurangi aktivitas dan stress
– Fenobarbital 15-30mg/6-8jam
• Tatalaksana CHF
• Gejala sisa berupa PJR  dilatasi balon perkutan
atau valvuloplasti
• Indikasi rawat
– DRA
– PJR dengan decomp
– PJR rekuren

• Indikasi pulang
– Decomp teratasi
– Jadwal bedrest dan terapi steroid telah selesai
• Prognosis
Dapat berulang
• Bedanya DRA dengan PJR :
• PJR memiliki bising jantung, CRP menurun
PJB
SIANOTIK ASIANOTIK
• Total anomalous pulmonary • ASD
venous drainage • VSD
• TOF • PDA
• TGA • Stenosis pulmonal
• Atresia trikuspid • Stenosis aorta
• Insufisiensi aorta
• Koarktasio aorta
Penyakit jantung asianotik
• ASD
• Adalah defek pada sekat yang memisahkan
atrium kiri dan kanan
• Jenis
– Primum
– Sekundum
– Sinus venosus
• DSA sekundum
terdapat lubang patologis di tempat fossa ovalis.
Akibatnya terjadi pirau dari kiri ke kanan dengan beban
volume di atrium dan di ventrikel kanan
gambaran klinis : asimtomatis, namun jika berat berupa
sesak nafas dan infeksi paru, gangguan tumbuh. Pada
px fisik terdapat wide split yakni komponen aorta dan
pulmonal terbelah lebar yang tidak berubah baik saat
inspirasi maupun ekspirasi. Spit ini karena beban
volume di ventrikel kanan sehingga waktu ejeksi
ventrikel kanan bertambah lama, sedang split yang
tidak bervariasi dengan pernafasan terjadi karena pirau
kiri ke kanan sesuai dengan berubahnya alir balik ke
atrium kanan.
• Foto toraks
• Atrium kanan yang menonjol dan dengan konus
pulmonalis yang menonjol
• Jantung hanya sedikit membesar dan
vaskularisasi paru yang bertambah sesuai
dengan besarnya pirau.

• EKG
• RBBB
• Deviasi sumbu QRS ke kanan  sekundum
• Deviasi sumbu QRS ke kiri  primum
• VSD
• Kelainan yang sering ditemukan
• Klasifikasi
– Perimembran
– Muskular
– subarterial
• Manifestasi klinis
– Bising holosistolik gr IV/VI
– Thrill di sepanjang sternum kiri bawah dsan
meluas ke tepi kiri sternum
– Gangguan tumbuh
– Mid diastolic rumble
– Takipneu dan retraksi  pada defek besar
– Komponen pulmonal mengeras
• Foto toraks
• Kardio normal
• Jika defek besar, terjadi bayangan jantung
melebar ke arah bawah dan kiri akibat hipertrofi
ventrikel kiri disertai peningkatan vaskuler paru

• EKG
• Hipertrofi ventrikel kiri ( LVH )

Anda mungkin juga menyukai