Anda di halaman 1dari 59

Latar Belakang Kronologis lahirnya Pemerintahan

Orde Baru

9/2/2019 1
Penyebab Orde Lama Hancur
 Keadaan ekonomi dan politik yang
mencengkram Indonesia menuju ke
dalam keruntuhan ( inflasi yang
tinggi)
 Perebutan kekuasaan yang dilakukan
oleh partai-partai politik.
 Kekuasaan presiden yang sangat besar
(Ketua MPRS, DPRS, dan Panglima
Tertinggi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia.
 Selain hal diatas yang di pakai
sebagai penanda munculnya Orde Baru
adalah munculnya G.30S/PKI
G30S/PKI (versi pemerintah)

semua bukti mengarah pada PKI, maka


rakyat & mahasiswa menuntut pembubaran
PKI.

Rakyat membentuk berbagai kesatuan –


kesatuan seperti KAMI, KAPPI, KASI, dll,
serta melakukan berbagai aksi
demonstrasi.

Rakyat mengajukan Tri Tuntutan Rakyat


yang lebih dikenal dengan sebutan
9/2/2019 Tritura. 3
Tritura
(Tiga Tuntutan Rakyat)
1. Pembubaran PKI beserta organisasi
masanya

2. Pembersihan Kabinet Dwikora

3. Penurunan harga – harga barang

9/2/2019 4
KABINET 100 MENTERI

Tidak memuaskan rakyat, karena


dipercaya bahwa PKI masih
bersekongkol dengan kabinet yang
baru.

Rakyat & mahasiswa yang tidak puas


melakukan demonstrasi ke Istana
Negara

ARIEF RACHMAN HAKIM


9/2/2019
(meninggal) 5
Presiden Soekarno

Surat Perintah 11 Maret


( Supersemar)

memberikan kekuasaan pada Soeharto


untuk melakukan sesuatu untuk
mengatasi situasi yang sulit dan
tidak terkendali.
9/2/2019 6
Kronologis
11 Maret 1966
Pelantikan KABINET 100 MENTERI
(I) Brigjen Sabur (Pengawal Presiden)
Adanya pasukan liar di areal Istana Pasukan Kostrad
(II) (Mayjen Kemal Idris)

Sidang dihentikan menangkap anggota


kabinet yang diduga
anggota PKI
Waperdam II Leimena
Pres. Soekarno ke Istana Bogor Waperdam I Soebandrio &
III Saleh

9/2/2019 7
Amir Machmud IV Soeharto
M. Jusuf (sakit)
Basuki Rachmat
melaporkan hal yang terjadi pada hari itu

(V) Mengemban pesan Soeharto untuk Soekarno bahwa mampu


mengendalikan situasi dan memulihkan keamanan bila
diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberikan
kewenangan kepadanya untuk mengambil tindakan.

Istana Bogor

SUPERSEMAR…...

9/2/2019 8
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SURAT PERINTAH
I. Mengingat:
1.1. Tingkatan Revolusi sekarang ini,
serta keadaan politik baik nasional maupun
Internasional

1.2. Perintah Harian Panglima Tertinggi


Angkatan Bersendjata/Presiden/Panglima Besar
Revolusi pada tanggal 8 Maret 1966
II. Menimbang:
2.1. Perlu adanja ketenangan dan
kestabilan Pemerintahan dan djalannja
9/2/2019 9
III. Memutuskan/Memerintahkan:

Kepada: LETNAN DJENDERAL SOEHARTO,


MENTERI PANGLIMA ANGKATAN DARAT
Untuk: Atas nama Presiden/Panglima
Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi:

1. Mengambil segala tindakan jang


dianggap perlu, untuk terdjaminnja keamanan
dan ketenangan serta kestabilan djalannja
Pemerintahan dan djalannja Revolusi, serta
mendjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan
Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimin
Besar revolusi/mandataris M.P.R.S. demi untuk
keutuhan Bangsa dan Negara Republik Indonesia,
dan melaksanakan dengan pasti segala adjaran
Pemimpin Besar Revolusi.
9/2/2019 10
2. Mengadakan koordinasi pelaksanaan
perintah dengan Panglima-Panglima
Angkatan-Angkatan lain dengan sebaik-
baiknja.

3. Supaya melaporkan segala


sesuatu jang bersangkut-paut dalam tugas
dan tanggung-djawabnja seperti tersebut
diatas.

IV. Selesai.

Djakarta, 11 Maret 1966


PRESIDEN/PANGLIMA TERTINGGI/PEMIMPIN
BESAR REVOLUSI/MANDATARIS M.P.R.S.

SOEKARNO
9/2/2019 11
FAKTA-FAKTA
SUPERSEMAR
 Surat perintah pemulihan keadaan
kepada Soeharto
 11 Maret 1966
 Istana Bogor
 Ditandatangani Ir. Soekarno
 Amir Machmud, M Jusuf, Basuki
Rachmat
 Kompetensi Dasar:
 Menganalisis Perkembangan Pemerintah Orde Baru
 Indikator:
 Mendeskripsikan kronologis lahirnya pemerintahan
Orde Baru.
 Mengidentifikasi ciri-ciri pokok kebijakan sosial,
politik, ekonomi pemerintah Orde Baru
 Mendeskripsikan menguatnya peran negara pada
masa Orde Baru.
 Mendeskripsikan dampak menguatnya peran negara
pada masa Orde Baru terhadap kehidupan sosial
politik masyarakat.

9/2/2019 13
Proses peralihan kekuasaan politik
Indonesia
 Dengan keluarnya Surat Paerintah 11 Maret 1966
Soeharto mengatasi keadaan yang serba tidak
menentu dan sulit terkendali.
 Pada hakikatnya Orde Baru merupakan tatanan
seluruh kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
 Jawaban dari tuntutan tersebut adalah:

9/2/2019 14
1. Pengukuhan tindakan Pengemban Supersemar
yang membubarkan PKI beserta Ormasnya
(Ketetapan MPRS No. IV/MPRS/1966 dan Ketetapan
MPRS No. IX/MPRS/1966
2. Pelarangan paham dan ajaran
Komunisme/Marxisme-Leninisme di Indonesia
dengan Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966
3. Pelurusan kembali tertib konstitusi
berdasarkan Pancasila dan tertib hukum dengan
Tap MPRS No. XX/MPRS 1966.

9/2/2019 15
 20 Febuari 1967 Presiden Soekarno menyerahkan
kekuasaan pemerintah kepada Soeharto (Tap
MPRS No. XXXIII/MPRS/1967) pencabutan kekuasaan
pemerintahan negara dari Presiden Soekarno dan
mengangkat Pejabat Presiden Republik Indonesia
Soeharto. (pidato pertanggungjawaban
SoekarnoNawaksara)

 Kristalisasi Orde Baru belum selesai Penataan


kehidupan politik yang berlandaskan kepada Pancasila
dan UUD 1945.

a. Penyegaran DPR-GR Komposisi DPR (wakil-wakil


partai dan golongan karya).

9/2/2019 16
b. Penyederhanaan kehidupan kepartaian

i. Kelompok Demokrasi Pembangunan (PNI,


Parkindo, Katolik, IPKI, Murba).
ii. Kelompok Persatuan Pembangunan (NU, Partai
Muslimin Indonesia, PSII, Perti).
iii. Kelompok organisasi profesi (organisasi buruh,
pemuda, tani dan nelayan, or. Seniman tergabung
dalam Golongan Karya).
c. Memurnikan kembali politik luar negeri (bebas
aktif)
d. Bergabung dengan ASEAN (8 Agustus 1967).

9/2/2019 17
Ciri pokok dan kebijakan-kebijakan
Orde Baru
 Pemerintah Orde Baru yang berkuasa sejak 1968 selalu
mengedepankan stabilitas nasional (Keamanan).

 Pemerintah Orde Baru Keamananan mantab


(stabil).

 Pembangunan di segala sektor kehidupan akan


berjalan baik.

9/2/2019 18
 Untuk mewujudkan stabilitas nasional dibentuklah
lembaga-lembaga yang menangani keamanan;
- Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan
Ketertiban (Kopkamtib).
- Pelaksana Khusus (Laksus).
- Direktorat Sosial-Politik (Ditsospol).
- Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin).
- Badan Intelijen Negara (Bais).

9/2/2019 19
9/2/2019 20
Sistem Politik
 Kebijakan ini adalah kebijakan untuk menjalankan
sistem yang bertujuan menciptakan keadaan politik
yang relatif stabil, nyaman, dan tidak banyak terjadi
pergolakan, atau dapat disebut dengan konformitas.
 Pada masa Orde Baru kita jarang menemui adanya
demonstrasi massa untuk melakukan kritik sosial
kepada

9/2/2019 21
Pemerintah. Kebijakan subsidi (bahan
pokok, BBM dll)

 Merusak keadaan perekonomian


seharusnya untuk gol. miskin tetapi untuk
semua.
 Usaha memantapkan stabilitas politik di
dalam negeri pada tahun 1971 oleh
pemerintah dilaksanakan Pemilu. Wakil
rakyat (terbentuk perangkat pemerintahan
yang demokratis).

9/2/2019 22
 Pemilu pertama pada masa Orde Baru
dilaksanakan pada Oktober 1971. perolehan
suara dalam pemilu 1971 ad;
i. Golkar (kemenangan mutlak).
ii. Nahdatul Ulama.
iii. Parmusi (Partai Muslimin Indonesia).
iv. PNI
v. Partai-partai kecil

9/2/2019 23
No. Partai Suara % Kursi
1. Golkar 34.348.673 62,82 236
2. NU 10.213.650 18,68 58
3. Parmusi 2.930.746 5,36 24
4. PNI 3.793.266 6,93 20
5. PSII 1.308.237 2,39 10
6. Parkindo 733.359 1,34 7
7. Katolik 603.740 1,10 3
8. Perti 381.309 0,69 2
9. IPKI 338.403 0,61 -
10. Murba 48.126 0,08 -
Jumlah 54.669.509 100,00 360

9/2/2019 24
 Pada pemilu selanjutnya terjadi fusi parpol
peserta pemilu;

 Penyatuan parpol, yaitu menjadi dua parpol


dan satu Golkar.

 Menyederhanakan sistem Kepartaian ,


sehingga memungkinkan pemerintah untuk
mengawasi pengaruh kekuasaannya di
masyarakatnya.

9/2/2019 25
 Partai Persatuan Pembangunan (Golongan
Islam).
 Partai Demokrasi Indonesia (Golongan
Nasionalis).
 Golkar (birokrat pemerintah di jajaran
pemerintah).

 Masyarakat dalam memilih Parpol


1. PDI parpol resmi negara
2. PPP
3. Golkar tempat PNS menyalurkan
aspirasi

9/2/2019 26
9/2/2019 27
Dominasi militer dalam
pemerintahan dan Masyarakat
 Dwi fungsi ABRI
1. Politik, ikut serta dalam pemerintahan, duduk di
DPR (Fraksi ABRI)
2. Militer, alat pertahanan keamanan

9/2/2019 28
TNI Manunggal Membangun Desa

9/2/2019 29
Hariman Siregar

9/2/2019 30
Petrus

9/2/2019 31
Malari

9/2/2019 32
Kebijakan dalam bidang ekonomi

9/2/2019 33
 KD: Menganalisis Perkembangan Pemerintah Orde Baru
 Indikator: Mendeskripsikan kronologis lahirnya
pemerintahan Orde Baru
 Mengidentifikasi ciri-ciri pokok kebijakan sosial, politik,
ekonomi pemerintah Orde Baru
 Mendeskripsikan menguatnya peran negara pada masa
Orde Baru.
 Mendeskripsikan dampak menguatnya peran negara
pada masa Orde Baru terhadap kehidupan sosial
politik masyarakat.

 KD: Menganalisis Proses Berakhirnya Pemerintah Orde
Baru dan Terjadinya Reformasi
 Indikator : Mengidentifikasi faktor penyebab jatuhnya
pemerintah Orde Baru.
 Merekonstruksi jatuhnya pemerintahan Orde Baru
secara kronologis.

9/2/2019 34
 Setelah berhasil memulihkan kondisi politik
bangsa Indonesia pembangunan
nasional.
 Pembangunan nasional direalisasikan dalam
dua bentuk;
1. Pembangunan jangka panjang
2. Pembangunan jangka pendek

 Setiap pelita memiliki misi pembangunan


dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan
bangsa Indonesia.

9/2/2019 35
 Pembangunan nasional sesungguhnya
merupakan rangkaian pembangunan yang
meliputi aspek kehidupan masyrakat,
bangsa, dan negara.

Melaksanakan tugas yang tercantum dalam


Pembukaan UUD 1945.

 Implementasi dari tugas yang tercantum


dalam UUD 1945, maka MPR menetapkan
GBHN.

9/2/2019 36
UUD 45 GBHN Repelita

Program

9/2/2019 37
Pembangunan nasional yang selalu
dikumandangkan tidak terlepas dari Trilogi
Pembangunan, isi:
i. Pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya yang menuju pada terciptanya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
ii. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
iii. Stabilitas nasional yang sehat dan
dinamis.

9/2/2019 38
 Pembangunan nasional tidak akan
bermakna jika tidak diiringi adanya
pemerataan pembangunan.

 Maka sejak Pelita III pemerintahan Orde


Baru menetapkan delapan jalur pemerataan,
yi;
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok
rakyat, khususnya pangan, sandang, dan
perumahan.
2. Pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan dan pelayanan kesehatan.

9/2/2019 39
3. Pemerataan pembagian pendapatan
4. Pemerataan kesempatan kerja
5. Pemerataan kesempatan berusaha
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi
dalam pembangunan, khususnya bagi
generasi muda dan kaum wanita.
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di
seluruh wilayah tanah air.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh
keadilan.

9/2/2019 40
Perkembangan Masyarakat Indonesia
Pada Masa Pemerintahan Orde Baru
 Berbicara tentang Orde Baru kita bisa melihat dalam
kebijakan-kebijakannya (baik dalam kebijakan
Ekonomi, Sosial-Politik)
1. Kebijakan Umum
 Politik bebas aktif
 Demokrasi ekonomi
2. Bidang ekonomi, sosial, dan budaya
 Pelita
 Pembatasan Pers
Kebijakan Orde Baru
Revolusi Hijau
PIR (Perkebunan Inti Rakyat)
Industrialisasi
Bappenas
Pendidikan Nasional
3. Bidang Politik dan Keamanan
Sentralisasi Kekuasaan
Fusi Partai Politik (Sepuluh Partai menjadi Tiga Partai,
Golkar, PPP dan PDI)
Kebijakan Orde Baru
Militerisasi
Dwi Fungsi ABRI

 Selain Itu kebijakan pemerintahan Orba selalu


mendasarkan diri pada:

 Trilogi Pembangunan
 Delapan Jalur Pemerataan
Kebijakan Orde Baru
 Dalam perkembangan selanjutnya perkembangan
Masyarakat dan Negara pada Masa Orde Baru
memiliki ciri dalam bidang:

 Politik
1. Lembaga kepresidenan yang terlalu dominan.
2. Rendanya kesetaraan di antara Lembaga Negara.
3. Rekruitmen Politik yang tertutup.
Kebijakan Orde Baru
4. Birokrasi sebagai instrumen kekuasaan
5. Kebijakan politik tidak transparan
6. Sentralisasi Kekuasaan
7. Implementasi HAM masih rendah (Kasus Nipah,
Gedung Ombo, Lampung dll)
8. Lembaga peradilan yang kurang Independen (Pasal
24 UUD 1945)
Kebijakan Orde Baru
 Ekonomi
1. Kebijakan mengutamakan pertumbuhan Ekonomi
2. Pinjaman Luar Negeri
3. Konglomerasi
 Dwifungsi ABRI
1. Sosial/Politik (duduk di pemerintahan)
2. Militer
 Politik Luar Negeri
Bebas Aktif (terlibat di ASEAN, OKI, PBB, dll)
Dampaknya terhadap kehidupan sosial politik
masyarakat

9/2/2019 47
 Pada masa pemerintahan Orde Baru, peranan Negara
dalam kehidupan sehari menjadi kuat karena
didukung 3 pilar sektor utama dan pemusatan
pemerintah;
1. Militer Kinerja AD Babinsa
2. Ekonomi Sistem ekonomi liberal Dunia
Internasional
Penerapan sistem ekonomi liberal pada akhirnya
memunculkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di
Indonesia;

9/2/2019 48
a) Wilayah A; Pusatnya Medan ( Aceh, Sumatera Utara,
Sumbar, Riau).
b) Wilayah B; Pusatnya Jakarta (Jambi, Sumsel,
Bengkulu, lampung, Jakarta, Jabar, Jateng,
Yogyakarta, Kalbar).
c) Wilayah C; pusatnya Surabaya (jatim, Bali, Kalteng,
Kalsel).
d) Wilayah D;pusatnya Makassar (NTB, NTT, Sulsel,
Sulteng, Timor-Timur, Sulut Maluku dan Irian).

9/2/2019 49
Masing-masing dikembangkan lagi ke dalam skala lebih
kecil.

Pengaruh bagi masyarakat:


a. Pemusatan SDA
b. Perubahan tata ruang
c. Perkembangan ekonomi
d. Perubahan sosial budaya

9/2/2019 50
 Agraris

Industri

Krisis ekonomi

Tingkat kesejahteraan mulai menurun

Multi krisis

9/2/2019 51
MENGUATNYA PERANAN NEGARA PADA
MASA PEMERINTAHA N ORDE BARU

 Tiga puluh dua tahun lebih rezim Orde Baru


(Soeharto sebagai personifikasi Orde Baru,
serta Militer dan Golkar sebagai manifestasi
ORBA, dan berbagai kroni di ekonomi maupun
di birokrasi) berkuasa. Selama itu pula berbagai
tidak kejahatan dan pelanggaran HAM dilakukan
guna mempertahankan kekuasaan, dan
menumpuk harta kekayaan
PERISTIWA KASUS TAHUN KORBAN KETERANGAN
800.000 jiwa - 3.000.000
1965-1971 Pembantaian PKI 1965-1971 Kategori kasus politik
jiwa
Tanjung Priok Pembantaian Massal 1984 250 jiwa Kategori kasus politik

27 Juli Kompetisi Politik 1996 30 jiwa Kategori kasus politik

Makassar Penolakan Tarif 1985 4 Mahasiswa Tuntutan Mahasiswa

Haur Koneng Tanah 25 orang Dipolitisir sebagai PKI

DOM Aceh Pembantaian Massal 1980 - 1990 30.000 jiwa Dituduh GAM

Waduk Nipah Pembuatan waduk 47 jiwa Dituduh PKI

Lampung Warsidi 25 jiwa Dituduh GPK

Irian / Papua Pembantaian Massal 1970 - 1990 8.000 jiwa Dituduh GPK

Trisakti Turunkan Harga 1998 4 jiwa Tuntutan Mahasiswa

Tim Mawar Penculikan Aktivis 1996 - 1997 22 Orang Kategori Kasus Politik

Marsinah Pembunuhan 1 Orang Tuntutan Buruh

Udin Bernas Pembunuhan 1 Orang Pemberitaan Wartawan

Dan Lain-lain 1970 -1990 Sekitar 1.000.000 jiwa Dituduh PKI/NII/GPK


 Berbagai kasus lain sampai saat ini diperkirakan
sekitar 200 kasus pembunuhan/pembantaian yang
dilakukan oleh Orde Baru dengan berbagai motif.
total perkiraan korban mencapai tidak kurang dari
1.000.000 jiwa (meninggal). dengan demikian maka
selama 32 tahun Orde Baru berkuasa tidak kurang
dari 4. 000.000 jiwa rakyat telah menjadi korban.
bahkan sejarawan Ong Hok Giam dalam suatu
kesempatan pernah menyampaikan bahwa, jika
dibandingkan antara jumlah korban saat kekuasaan
kolonial Belanda selama 350 tahun dengan
kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun maka jumlah
korban saat Orde Baru berkuasa jauh lebih besar
dibandingkan dengan saat kolonial Belanda
menjajah Indonesia.
PERISTIWA DAERAH LUAS TANAH KORBAN

Ciuleunyi Bandung - Jabar 300 hektare 1.000 KK

Raci Pasuruan - Jatim 2.000 hektare 4.000 KK

Grati Pasuruan - Jatim 8.000 hektare 12.000 KK

Nyamil Blitar - Jatim 90 hektare 400 KK

Kunir Lumajang - Jatim 80 hektare 400 KK

Pungguk Blitar - Jatim 36 hektare 150 KK

Nyinyir Blitar - Jatim 100 hektare 600 KK

Sunggal Medan - Sumut 167 hektare 200 KK

Tanjung Bulan Sum-Sel 12.000 hektare 100.000 KK

Martoba Pematang Siantar - Sumbar 54 hektare 130 KK

Percut Deli Serdang - Sumut 1.236 hektare 2.000 KK

Tuntungan Sumatera Utara 1.000 hektare 1.800 KK

Kedung Ombo Jawa Tengah 4 Kecamatan 27.000 KK

Pulau Bintan Riau Kepulauan 23.000 hektare 14.000 KK

SUTT / SUTET Jawa-Bali-Sumatera-Dll Ratusan Desa

Agra Binta Cianjur Selatan - Jabar 10 Desa 10.000 KK

Dan lain-lain 1.000.000 KK


 Kasus penggusuran tanah lainnya masih berjumlah
sangat banyak ( sekitar 1.800 kasus yang tercatat ) di
berbagai daerahdengan perkiraan korban gusuran
tidak kurang dari 3.000.000 jiwa. Motif umum
penggusuran ini adalah pengambilan hak tanah
rakyat menjadi Pabrik, Pangkalan Militer, Waduk dan
sebagainya.
KASUS PERKIRAAN KORUPSI (Rp.) KETERANGAN

Monopoli penanaman dan distribusi


BPPC 118 Milyar
Cengkeh

Timor 100 Milyar Manipulasi pembuatan Mobil Nasional

DAKAB 85 Milyar Manipulasi dan korupsi melalui Yayasan

SUPER SEMAR 90 Milyar Manipulasi dan korupsi melalui Yayasan

Tata Niaga Jeruk 32 Milyar Monopoli tata niaga jeruk di Kalimantan

Manipulasi dan korupsi Impor Gandum


Impor Gandum 800 Trilyun
dari AS

Jalan Tol 60 Trilyun Monopoli Pengelolaan Jalan Tol

Korupsi dan penyelundupan minyak di


PERTAMINA 77 Trilyun
Pertamina
Korupsi dan manipulasi pembelian listrik
Listrik Swasta 160 Trilyun
swasta
Korupsi, manipulasi dan konsesi Freeport
FREEPORT 200 Trilyun
di Papua
Korupsi dana Departemen yang tak tertulis
Dana Non Budgeter 200 Trilyun
di Budget

Mark Up dana BUMN 150 Trilyun Korupsi dan manipulasi dana BUMN

Dana Reboisasi 50 Milyar Korupsi dana Reboisasi untuk IPTN


 Diperkirakan masih ada sekitar 1.200 macam bentuk
korupsi, kolusi dan manipulasi yang dilakukan oleh
Soeharto dan kroni-kroninya (Militer, birokrat dan
swasta/konglomerat ) dengan jumlah uang rakyat
yang dikorupsi tidak kurang dari 220 Milyar Dollar
AS, mulai tahun 1967 sampai saat ini (1998).
Kasus-Kasus Lain
 Selain beberapa kualifikasi kasus tersebut diatas
maka masih banyak terjadi kasus lainnya yaitu
antara lain adalah : Penangkapan semena-mena,
Pembredelan Media massa ( Tempo, Detik, Editor,
dll ), Penculikan aktivis mahasiswa, Aktivis Buruh,
Penyalahgunaan kewenangan dan sebagainya.
Kesimpulan !!
 Dari seluruh peristiwa kekejaman dan berbagai
pelanggaran HAM tersebut ternyata sampai saat ini
tidak satupun yang terungkap ! bahkan sebaliknya,
hukum ( sistem dan birokrasi) pada kenyataannya
justru memberikan vonis bebas kepada Soeharto dan
kroninya. Dari kenyataan itu maka sesungguhnya kita
tahu dan sadar bahwa Hukum ternyata memang tidak
berpihak kepada Rakyat dan rasa keadilan yang hidup
di masyarakat, hukum justru dijadikan alat untuk
melanggengkan Impunnity (kekuasaan).
 *) Data diambil dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai