Anda di halaman 1dari 50

1

TANATOLOGI

Preceptor :
dr. Nurul Aida Fathya, Sp.F

Program Pendidikan Profesi Dokter


Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
RS Bhayangkara Sartika Asih
2017
2

Thanatology

ilmu pengetahuan yang mempelajari


perubahan-perubahan pada tubuh
seseorang yang telah meninggal
3
Kapan seseorang dikatakan meninggal ?

Fungsi  sistem saraf pusat


pernapasan
sirkulasi darah

Berhenti
secara lengkap dan permanen
4
MATI

Somatic death Cellular death


(systemic death/ (molecular death)
clinical death)

Saraf pusat, Kematian pasti


pernapasan dan (kematian tingkat sel)
peredaran darah
telah berhenti
5

Undang-Undang Nomor 36 Tahun


2009 tentang kesehatan pasal 117
Seseorang dinyatakan mati apabila
fungsi jantng-sirkulasi dan system
pernapasan terbukti telah berhenti
secara permanen atau apabila
kematian batang otak telah dapat
dibuktikan.
6
SOMATIC DEATH
 Fungsi saraf pusat, pernapasan dan peredaran darah
berhenti secara menetap
 Akibatnya proses aerobik dalam sel-sel berhenti,
sedangkan proses anaerobic masih berlangsung.
 Kematian somatik didiagnosis dengan pemeriksaan pada
3 fungsi sistem tersebut
7

Penentuan fungsi jantung


 Auskultasi
 Tes Magnus
 Tes Icard  1 gr Fluoresen + 1 g NaCO3 + 8ml air (SC) :
Kuning Kehijauan
 Insisi arteri radialis
8

Penentuan fungsi paru


 Auskultasi
 Tes Winslow
 Tes Cermin
 Tes Bulu Burung
9

Penentuan sistem saraf pusat


 Dilatasi pupil
 Refleks kornea negatif
 Refleks pupil negatif
 EEG flat
10

Cellular Death
Kematian organ atau jaringan tubuh yang
timbul beberapa saat setelah kematian
somatis

Didiagnosis ketika tidak adanya respon


ketika diberi stimulus elektrik, panas atau
kimiawi pada jaringan
11

Concept of death
 Brain death
 Apparent death
12

Brain Death

Brain Whole
Cerebral
Stem Brain
Death
Death Death
MATI SURI/APPARENT DEATH 13

Terjadi karena proses vital dalam tubuh


menurun sampai taraf minimum untuk
kehidupan  klinis sama dengan orang mati.
 Terkena aliran listrik atau petir.
 Tenggelam
 Keracunan Obat Tidur
14

Kegunaan Tanatologi
penentu diagnosis kematian
penentu saat kematian
perkiraan sebab kematian
perkiraan cara kematian
15

Perubahan
Eksternal (Tanda Pasti) Internal

• Lebam mayat • Kenaikan Potasium pada


• Kaku mayat cairan bola mata
• Penurunan suhu • Kenaikan non protein
• Pembusukan (Timbulnya nitrogen dalam darah
larva) • Kenaikan ureum darah
• Adiposera • Penurunan kadar gula
• Mumifikasi darah
• Kenaikan kadar dekstrose
pada vena cava inferior
LEBAM MAYAT 16

(LIVOR MORTIS/POST MORTEM LIVIDITY)

 Orang meninggal  peredaran darahnya stop  timbul


stagnasi.
 Gaya gravitasi  darah mencari tempat yang terendah 
mengendap  terlihat bintik-bintik berwarna merah
kebiruan (LEBAM MAYAT)
 Pada umumnya lebam mayat sudah timbul dalam waktu
15 sampai 20 menit setelah orang meninggal.
 Lebam mayat  mirip dengan luka memar (harus
dibedakan)
LEBAM MAYAT 17

(LIVOR MORTIS/POST MORTEM LIVIDITY)

Adanya eritrosit di daerah yang lebih rendah akan terlihat


di kulit sebagai perubahan warna biru kemerahan. Oleh
karena pengumpulan darah terjadi secara pasif maka
tempat-tempat di mana mendapatkan tekanan lokal akan
menyebabkan tertekannya pembuluh darah di daerah
tersebut sehingga meniadakan terjadinya lebam mayat
yang mengakibatkan kulit di daerah tersebut berwarna
lebih pucat.
LEBAM MAYAT 18

(LIVOR MORTIS/POST MORTEM LIVIDITY)

Lebam mayat ini biasanya timbul setengah


jam sampai dua jam setelah kematian, di
mana setelah terbentuk hypostasis yang
menetap dalam waktu 8-12 jam ternyata
akan memberikan lebam mayat pada sisi
yang berlawanan setelah dilakukan reposisi
pada tubuh dari pronasi ke supinasi
(interpostmorchange).
19

Lebam Mayat
KAKU MAYAT 20

(RIGOR MORTIS)

Orang meninggal, terjadilah perubahan dari


ATP  ADP.
Selama dalam tubuh ada glycogen, masih
dapat terjadi resintesa ADP  ATP, sehingga
otot-otot masih dalam keadaan lemas.
Bila persediaan glycogen habis, maka
resintesa ADP  ATP tidak ada,
Akibatnya semua ATP dirobah menjadi ADP,
maka terjadilah kaku.
Perubahan pada otot-otot orang meninggal :21

1. Primary flaccidity.
Dalam fase ini otot-otot lemas, dan masih dapat
dirangsang secara mekanik, maupun elektrik.
Terjadi dalam stadium somatic death.
Berlangsung selama 2 sampai 3 jam.
2. Rigor mortis.
Dalam fase ini otot-otot tidak dapat berkontraksi
meskipun dirangsang secara mekanik maupun
elektrik.
Terjadi dalam stadium cellular death
3. Secondary Flaccidity (fase lemas)
KAKU MAYAT 22

(RIGOR MORTIS)

Fase rigor mortis ini dibagi dalam 3 bagian :


1. Kaku mayat belum lengkap.
Mula-mula kaku mayat terlihat pada Mm. Orbicularis occuli,
kemudian otot-otot rahang bawah, otot-otot leher, extremitas atas,
thoraxs, abdomen dan extremitas bawah. Fase ini berlangsung 3
jam.
2. Kaku mayat lengkap.
Kaku mayat lengkap ini dipertahankan selama 12 jam.
3. Kaku mayat mulai menghilang.
Urut-urutan hilangnya kaku mayat sama seperti pada waktu
timbulnya, terkecuali otot rahang bawah yang paling akhir menjadi
lemas.
Fase ini berlangsung selama 6 jam.
Keadaan yang mirip dengan rigor mortis : 23

1. Heat stiffening
Terjadi karena koagulasi protein otot akibat suhu yang
tinggi.
Otot yang telah menjadi kaku akibat heat stiffening ini
tidak dapat mengalami rigor mortis. Sebaliknya heat
stiffening dapat terjadi pada otot yang sudah
mengalami rigor mortis.
Heat stiffening terdapat pada :
 korban yang mati terbakar
 korban yang tersiram cairan panas
 jenasah yang dibakar
Keadaan yang mirip dengan rigor mortis : 24

2. Freezing (cold stiffening)


Yaitu kaku sendi yang disebabkan oleh karena cairan
synovial membeku.
Bila sendi tersebut digerakkan, akan terdengar suara
krepitasi.
Untuk membedakannya dengan rigor mortis, jenazah
diletakkan dalam ruangan dengan suhu yang lebih tinggi,
maka otot-otot akan menjadi lemas akibat mencairnya
kembali bekuan cairan synovial
Keadaan yang mirip dengan rigor mortis : 25

3. Cadaveric spasm (INSTANTENOUS RIGOR)


Yaitu kontraksi otot dalam stadium somatic death pada
saat otot-otot lain dalam fase primary flaccidity, dan
berlangsung terus sampai timbul secondary flaccidity.
Biasanya ditemukan pada :
 Korban yg bunuh diri dengan senjata api.
 Korban yang bunuh diri dengan pisau
 Korban yang meninggal sewaktu mendaki gunung
tinggi.
 Korban pembunuhan yang menggenggam robekan
pakaian si pembunuh.
26

Rigor Mortis
PENURUNAN SUHU JENASAH (ARGOR 27

MORTIS)

Setelah seseorang meninggal :


 Produksi panas berhenti
 Pengeluaran panas berlangsung terus

suhu jenasah akan turun


28
PENURUNAN SUHU JENASAH
(ARGOR MORTIS)

Kecepatan penurunan suhu jenasah


dipengaruhi faktor-faktor :
 Suhu Udara
 Pakaian
 Aliran udara dan kelembaban.
 Keadaan tubuh korban
 Aktifitas.
 Sebab kematian
29
PERUBAHAN PADA KULIT

 Hilangnya elastisitas kulit


 Adanya lebam mayat yang berwarna merah kebiruan
 Terdapatnya kelainan yang dikenal sebagai CUTIS ANSERINA
sebagai akibat kontraksi Mm. Erector Pillae.
30
PERUBAHAN PADA MATA

Reflex cornea dan reflex cahaya hilang


Cornea menjadi keruh.
Bulbus Oculi melunak dan mengkerut
Pupil dapat berbentuk bulat, lonjong atau
ireguler
Perubahan pada pembuluh darah retina 
Tanda ini timbul beberapa menit setelah
orang meninggal
31

PEMBUSUKAN
(DECOMPOSITON/PUTREFACTION)

 Proses pembusukan disebabkan oleh pengaruh enzim


proteolitik dan mikroorganisme.
 Umumnya proses pembusukan dimulai 18 sampai 24 jam
setelah seseorang meninggal
32

Adapun tanda-tanda pembusukan :


Warna kehijauan pada dinding perut daerah
caecum, yang disebabkan reaksi hemoglobin
dengan H2S menjadi Sulf-met-hemoglobin
Wajah dan bibir membengkak
Skrotum dan vulva membengkak
Abdomen membengkak
33
Adapun tanda-tanda pembusukan :
 Vena-vena superfisialis pada kulit berwarna kehijauan
dan disebut MARBLING.
 Pembentukan gas-gas pembusukan di bawah lapisan
epidermis sehingga timbul BULLAE.
 Akibat tekanan gas-gas pembusukan, maka gas
dalam paru akan terdesak sehingga menyebabkan
darah keluar dari mulut dan hidung.
 Bola mata menonjol keluar akibat gas pembusukan
dalam orbita.
 Kuku dan rambut dapat terlepas, serta dinding perut
dapat pecah.
Adapun tanda-tanda pembusukan : 34

Alat-alat dalam tubuh juga mengalami proses


pembusukan
 Golongan yang cepat membusuk :
 jaringan otak
 lambung dan usus
 uterus yang hamil atau post partum
 Golongan yang lambat membusuk :
 Jantung - paru
 Ginjal - diafragma
 Golongan yang paling lambat membusuk :
 prostat
 uterus yang tidak hamil
MUMMIFIKASI 35

 Mummifikasi adalah proses pengeringan dan


pengisutan alat-alat tubuh akibat penguapan.
 Syarat untuk dapat terjadi mummifikasi :
 Suhu udara harus tinggi
 Udara harus kering
 Harus ada aliran udara yang terus menerus
 Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1 sampai 3
bulan, dan jenasah yang mengalami mummifikasi ini
dapat bertahan lama sekali.
MUMMIFIKASI 36

Gejala-gejala yang tampak :


 Tubuh kurus,kering dan mengkerut
 Warna coklat muda - coklat kehitaman.
 Kulit melekat erat pada jaringan dibawahnya
 Susunan anatomi alat-2 tubuh masih baik
Kepentingannya bagi kedokteran forensic :
 Untuk identifikasi korban, sebab bentuk wajahnya
hampir tidak berubah
 Tanda-2 kekerasan masih tetap ada.
37

MUMMIFIKASI
38
ADIPOCERE ATAU SAPONIFICATION

 Terjadinya  proses hydrogenisasi dari asam lemak tak


jenuh  asam lemak jenuh, dan asam lemak jenuh ini
bereaksi dengan alkali membentuk sabun.
 Syarat untuk terjadinya adipocere :
 Tempat harus basah, artinya harus mengandung air
 Tempat harus mengandung alkali
39
ADIPOCERE ATAU SAPONIFICATION

Tanda-2 yang tampak :


 Tubuh berwarna putih sampai putih kekuningan
 Bila diraba terasa seperti sabun
 Pada pemanasan akan meleleh
 Berbau tengik
Kepentingannya untuk kedokteran forensik:
 Untuk kepentingan identifikasi
 Adanya tanda-tanda kekerasan masih dapat ditemukan
40

ADIPOCERE ATAU SAPONIFICATION


41
PENENTUAN SAAT KEMATIAN

Sampai sekarang belum ada cara yang dapat


dipakai untuk menentukan dengan tepat saat
kematian seseorang, jadi selalu masih ada
“range” hanya saja makin sempit “range” ini
makin baik.
Perlu diingat bahwa saat kematian seorang
korban terletak diantara saat korban terakhir
dilihat dalam keadaan masih hidup dan saat
korban ditemukan keadaan mati.
Tanda-tanda yg dapat dipakai untuk 42

memperkirakan saat kematian :


Penurunan suhu mayat.
Lebam mayat
Kaku mayat
Proses pembusukan
Hal-hal lain yang ditemukan baik pada
pemeriksaan di TKP maupun pada waktu
melakukan otopsi.
43

Yang dapat ditemukan di TKP :

Pemeriksaan TKP dalam ruangan :


Tanggal pada surat pos atau surat kabar
Keadaan sisa makanan yang ditemukan
Derajat coagulasi susu dalam botol
Keadaan parasit pada tubuh korban
 Kutu pada mayat dapat hidup 3 – 6 hari
 Bila semua kutu sudah mati, berarti korban sudah mati lebih dari 6
hari dari saat kematian
44

Yang dapat ditemukan di TKP :


Pemeriksaan TKP di ruang terbuka :
Tanaman/rumput dibawah jenasah bila tampak
pucat ( warna chlorophil atau hijau daun
menghilang)  lebih dari 8 hari.
Yang dapat ditemukan pada waktu Otopsi : 45

1. Larva lalat
 Siklus :

Telur  (8 – 14 jam)
Larva  (9 – 12 hari)
Kepompong  ( >12 hari)
Lalat dewasa.
 Syarat pemeriksaan :

Tidak boleh ada kepompong


Dicari larva lalat yang paling besar
Yang dapat ditemukan pada waktu Otopsi : 46

1. Larva lalat
 Bila umur larva sudah ditentukan maka dapat ditentukan berapa lama
korban telah meninggal.
Misalnya :
Didapatkan larva yang berumur 3 hari.

Saat kematian korban adalah:


(3 hari + 1 hari) = 4 hari yang lalu
Yang dapat ditemukan pada waktu Otopsi : 47

2. Proses pencernaan makanan dalam


lambung.
 Bila ditemukan :
 Lambung tak berisi makanan
 Rektum penuh dengan feces
 Kandung seni penuh

Diperkirakan korban meninggal waktu


masih pagi sebelum bangun
Yang dapat ditemukan pada waktu Otopsi : 48

2. Proses pencernaan makanan dalam


lambung.
 Bila lambung ditemukan berisi makanan kasar berarti
korban meninggal dalam waktu 2 – 4 jam setelah
makan terakhir.
 Bila ditemukan lambung tak terisi makanan, duodenum
dan ujung atas usus halus berisi makanan yang telah
tercerna, berarti korban meninggal dalam waktu
> 2 - 4 jam setelah makan terakhir.
Yang dapat ditemukan pada waktu Otopsi : 49

3. Rambut dan jenggot


 Harus diketahui saat terakhir korban mencukur
rambut/jenggotnya.
 Rambut pada orang hidup mempunyai kecepatan tumbuh 0,5
mm/hari dan setelah meninggal tidak tumbuh lagi.
 Pemeriksaan ini hrs dilakukan dlm 24 jam pertama  bila > 24
jam kulit mengkerut dan rambut dapat lebih muncul diatas kulit
sehingga seolah-2 rambut masih tumbuh.
 Rambut lepas setelah 14 hari
4. Keadaan kuku :
kuku akan terlepas setelah 21 hari
50

Anda mungkin juga menyukai