Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

SINDROM NEFROTIK
IDENTIFIKASI
 Nama : An. A
 Umur : 10 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Pelajar
 Alamat : Dusun VIII Rintis
 Masuk RS : 31 oktober 2018
 No. RM : 027234
ANAMNESIS

 Alloanamnesis dengan ayah os tanggal 31


Oktober 2018
Keluhan Utama :Wajah dan badan bengkak

 Riwayat Perjalanan Penyakit:


Hal ini dialami 2 hari ini. Awalnya sembab
dimata. Lalu bengkak diseluruh tubuh disertai sesak
(+), Mual (+), Muntah(+), BAK tidak lancar, Batuk
(+). Hal ini juga pernah dialami os sebelumnya.
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu : sindrom nefrotik (kapan?)


Riwayat penyakit keluarga : -
Riwayat pengobatan sebelumnya : Sindrom nefrotik
(Remisi?)
PEMERIKSAAN FISIK

 Pemeriksaan Umum
 Kesadaran : Compos mentis
 Tekanan darah :-
 Nadi : 96 ×/menit
 Pernafasan : 24 ×/menit
 Suhu : 36,50 C
 Berat Badan : 38 kg
 Tinggi Badan : 103 cm
 Lingkar Perut :-
PEMERIKSAAN FISIK

 Kulit : sianosis (-), ikterus (-)


 T/H/T : tidak ada kelainan
 Rambut : Hitam, lurus, dan tidak mudah dicabut
 Mata : edema palpebra (+), sklera ikterik (-), pupil isokor
+/+, diameter pupil 3/3, refleks cahaya: +/+
 Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-).
PEMERIKSAAN FISIK

 Dada : dbn
 Paru
 Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
 Palpasi : Stem fremitus (N)
 Perkusi : Sonor
 Auskultasi : Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
 Jantung : dbn
 Inspeksi : Iktus tidak terlihat
 Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
 Perkusi : Batas jantung normal
 Auskultasi : BJ I dan II normal, tunggal, bising (-)
 Abdomen
 Inspeksi : Simetris
 Palpasi : Undulasi (+), hati dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
 Perkusi : Shifting dullness (+)
 Auskultasi : Peristaltik (+) N
 Punggung : Deformitas (-), gibbus (-).
 Ekstremitas : pitting edema (+), akral hangat, CRT <2 detik
DIAGNOSA DAN PENATALAKSANAAN (31 oktober 2018)

Diagnosis :
Obs. Dyspnoe + Edema dd/ Sindrom Nefrotik

Penatalaksanaan :
-Lapor dr. Irfan Sp. A
- O2 2l/i
- IVFD D5% /Nacl 0,45% 6 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1gr/12 Jam
- Inj. Ondansentron 1 amp/12 jam
- Inj. Furosemid 40 mg/12 jam
- Ambroxol syr 3 x C1
Pemeriksaan penunjang :
- Cek DL, Albumin, Ureum, kreatinin, urinalisa

- Konsul sp. A
PEMERIKSAAN PENUNJANG (31 Oktober 2018)

 Hb : 15,1 g/dL  Hitung Jenis Leukosit


 Leukosit : 9.900/mm Eosinofil : 0%
 Laju endap darah : 11 mm/1 Basofil : 0%
jam Neutrofil Segmen : 67%
 Jumlah trombosit : 370.000 Limfosit : 29%
/uL Monosit : 4%
 Hematokrit : 42,4%
 Eritrosit : 5,37 juta/mm
 MCV : 79 fl
 MCH 28,1 pg
 MCHC : 35,6 g/dl
 RDW : 14,5%
 PDW : 19,2 %
 MPV : 4,1 fl
FOLLOW UP
Hari/Tanggal S O A P Rencana
01-11-2018 Wajah -edema Sindrom -IVFD D5% -Timbang
(H-1) sembab (+), anasarka, Nefrotik Nacl 0,45% BB/hari
kaki dan -pitting 6 gtt/i
tangan edema -inj.
bengkak (+) Ceftriaxone
Kes : CM 1 gr/12 jam
TD : - -Inj.
HR : 80 x/ Furosemid
menit 40 mg/12
RR : 20 x/ jam
menit -Inj.
T : 36,1oC Ondansentr
on 1 amp/12
jam
-Spironolak
ton 2 x 25
mg
-KSR 1x1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
01 November 2018
 Warna urin : kuning Keruh  Sedimen
 Bilirubin : (-)  Eritrosit : 4-8/LPB
 Glukosa : (-)  Leukosit : 1-3/LPB
 Protein : Positif (++++)  Epitel : 1-2/LPB
 Berat jenis urin : 1,020 (1,002-  Cast : Negatif
1,030)  Kristal : 0-1/LBP
 pH urin : 6,0
 Nitrit urin : (-)
 Keton urin : (-)
 Urobilinogen urin : (-)
 Leukosit : (-)
Pemeriksaan Penunjang ( 01 November 2018)

Faal Hati :
 Albumin : 1,5 g/dl (n = 3,5 -5,5)
Faal Ginjal :
 Ureum : 25 mg/dl
 Kreatinin : 0,9 mg/dl
FOLLOW UP
Hari/Tanggal S O A P Rencana

02-11-2018 Bengkak -Oedem Sindrom -IVFD D5% -Timbang


(H-2) seluruh anasarka Nefrotik Nacl 0,45% BB/hari
tubuh -Asites 6 gtt/i
- Pitting -inj.
oedem Ceftriaxone 1
gr/12 jam
aff
Kes : CM
-Inj.
TD : 100/70 Furosemid 40
mmhg mg/12 jam
HR : 89 x/ -Inj.
menit Ondansentro
RR : 24 x/ n 1 amp/12
menit jam
T : 36oC -Spironolakto
n 2 x 25 mg
-KSR 1x1
-Prednison 5-
5-5
FOLLOW UP
Hari/Tanggal S O A P Rencana

03-11-2018 Bengkak -edema Sindrom -IVFD D5% -Timbang


(H-3) seluruh anasarka, Nefrotik Nacl 0,45% BB/hari
tubuh pitting 6 gtt/i
edema -Inj.
Furosemid
Kes : CM 40 mg/12
TD : 100/60 jam
mmhg -Inj.
HR : 86 x/ Ondansentr
menit on 1 amp/12
RR : 24 x/ jam
menit -
T : 36,7oC Spironolakt
on 2 x 25
mg
-KSR 1x1
- Prednison
5-5-5
FOLLOW UP
Hari/Tanggal S O A P Rencana

04-11-2018 Kelopak -edema Sindrom -IVFD D5% -Timbang


(H-4) mata anasarka, Nefrotik Nacl 0,45% BB/hari
bengkak pitting 6 gtt/i
edema - Inj.
Furosemid
Kes : CM 40 mg/12
TD : 110/70 jam
mmhg -Inj.
HR : 80 x/ Ondansentr
menit on 1 amp/12
RR : 20 x/ jam
menit -Spironolak
T : 36,4oC ton 2 x 25
mg
-KSR 1x1
-Prednison
5-5-5
FOLLOW UP
Hari/Tanggal S O A P Rencana

05-11-2018 Kelopak -edema Sindrom -Spironolakton -Timbang


(H-5) mata anasarka, Nefrotik 2 x 25 mg BB/hari
bengkak pitting KSR 1x1
edema Prednison
5-5-5
Kes : CM Furosemid
TD : 100/70 tab 2x1
mmhg
HR : 86 x/
menit
RR : 24 x/
menit
T : 36,1oC
FOLLOW UP
Hari/Tanggal S O A P Rencana

06-11-2018 Kelopak BB Masuk : Sindrom -Spironolakton - cek


(H-6) mata 38 kg BB Nefrotik 2 x 25 mg urinalisa
bengkak sekarang 36 - KSR 1x1
kg Prednison
5-5-5
Kes : CM - Furosemid
TD : 100/70 tab 2x1
mmhg
HR : 80 x/
menit
RR : 20 x/
menit
FOLLOW UP
Hari/Tanggal S O A P Rencana

07-11-2018 Kelopak -oedema Sindrom -Spironolakton


(H-7) mata (+), Nefrotik 2 x 25 mg
bengkak BB = 36 kg Relaps - KSR 1x1
- Prednison
Kes : CM 5-5-5
TD : 110/70 - Furosemid
mmhg tab 2x1
HR : 80 x/
menit
RR : 20 x/
menit
T : 36oC
PEMERIKSAAN PENUNJANG
07 November 2018
 Warna urin : kuning Jernih  Sedimen
 Bilirubin : (-)  Eritrosit : 5-10/LPB
 Glukosa : (-)  Leukosit : 0-2/LPB
 Protein : Positif (+++)  Epitel : 0-2/LPB
 Berat jenis urin : 1,015 (1,002-  Cast : Negatif
1,030)  Kristal : Negatif
 pH urin : 6,0
 Nitrit urin : (-)
 Keton urin : (-)
 Urobilinogen urin : (-)
 Leukosit : (-)
FOLLOW UP
Hari/Tanggal S O A P Rencana

08-11-2018 Kelopak -Oedem Sindrom -Prednison 3 -PBJ


(H-8) mata anasarka Nefrotik x 5 mg
bengkak -Pitting Relaps -Spironolakton
2 x 25 mg
oedem

Kes : CM
TD : 110/70
mmhg
HR : 80 x/
menit
RR : 20 x/
menit
T : 36,1oC
TINJAUAN
PUSTAKA
PENDAHULUAN

Sindrom nefrotik (SN) : keadaan klinis dengan gejala


proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema dan
hiperkolesterolemia
 Di amerika serikat dan inggris -> Insidens 12-16
kasus per 100.000 anak <14 tahun
 Di indonesia -> 6 per 100.000 pertahun anak <14
tahun
 Laki-laki > wanita = 2 : 1

 80 % kasus merupakan sindrom nefrotik idiopatik


ETIOLOGI

Berdasarkan etiologinya sindrom nefrotik dibagi


menjadi 3, yaitu:
1. Sindrom nefrotik bawaan / kongenital
2. Sindrom nefrotik primer/idiopatik
3. Sindrom nefrotik sekunder
KLASIFIKASI

Klasifikasi SN berdasarkan pada respon klinik, yaitu :


1. Sindrom Nefrotik sensitif steroid (SNSS)
Pemberian prednison dosis penuh selama 4 minggu dan
mengalami remisi
2. Sindrom Nefrotik resisten steroid (SNRSS)
Pemberian prednison dosis penuh selama 4 minggu dan
mengalami remisi
DIAGNOSIS

1. Proteinuria masif (50 mg/kg/hari atau dipstik


≥2+) -> akibat peningkatan permeabilitas dinding
kapiler glomerulus
2. Hipoalbuminemia <2,5 g/dL -> akibat peningkatan
permeabilitas dinding kapiler glomerulus
3. Edema -> tekanan onkotik plasma menurun ->
cairan dari intravaskular masuk ruang interstitial
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200 mg/dL ->
Lipoprotein lipase plasma menurun (enzim yang
mengambil lemak dari plasma)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Urinalisis
2. Protein urin
3. Pemeriksaan darah
- Darah lengkap
- Albumin dan kolesterol
- Ureum, kreatinin
- Kadar komplemen c3; bila dicurigai SLE
PENATALAKSANAAN

Non Farmakologis : Farmakologis :

1. Diet protein normal sesuai 1. Diuretik :


RDA (Recommended daily Furosemid (1-3
allowances) -> 1,5-2g/hari mg/kgbb/hari)
2. Diet rendah garam (1-2 dikombinasi dengan
g/hari) hanya saat edema spironolakton (2-4
3. Restriksi cairan hingga mg/kgbb/hari) ->
50% kebutuhan rumatan pemakaian 1-2 minggu->
pada edema berat pantau elektrolit kalium
dan natrium darah.
2. Kortikosteroid
Istilah yang umum dipakai pada SN

 Remisi : proteinuria negatif atau trace (< 4 mg/m2/jam) selama 3 hari berturut-turut dalam 1
minggu

 Relaps : Proteinuria ≥ 2+ 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu, dimana sebelumnya pernah


mengalami remisi
-> Jarang : relaps kurang dari 2x dalam 6 bulan pertama setelah respon awal
atau kurang dari 4x pertahun pengamatan
-> Sering (frequent relaps) : relaps > 2x dalam 6 bulan pertama setelah respon
awal atau ≥ 4x dalam periode 1 tahun

 Sensitif steroid : Remisi tercapai dalam 4 minggu atau kurang setelah pengobatan steroid dosis
penuh

 Resisten steroid : Tidak terjadi remisi setelah 4 minggu pengobatan steroid dosis penuh

 Dependen steroid : Relaps terjadi pada saat dosis steroid diturunkan atau dalam 14 hari setelah
dosis steroid dihentikan dan terjadi 2 kali berturut-turut
PENATALAKSANAAN

 Kortikosteroid
 Pengobatan inisial
 Dosis inisial prednison 2 mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis (maksimal
80 mg/hari) selama 4 minggu
 Remisi (+) pada 4 minggu pertama, dosis alternating (selang
sehari) 2/3 dosis inisial (1,5 mg/kgbb/hari) 1x sehari selama 4
minggu.
 Remisi (-) sampai akhir minggu ke 4  steroid resisten
TATALAKSANA SINDROM NEFROTIK

Sindrom nefrotik episode pertama (tanpa kontra indikasi steroid)

Prednison 2 mg/kgBB setiap hari selama 4 minggu, 1,5 mg/kgBB alternating selama 4 minggu

Relaps sering
Relaps Jarang Resisten steroid
Dependen steroid

Prednison 2 mg/kgBB setiap Dirujuk untuk evaluasi


Dirujuk untuk evaluasi lanjutan
hari sampai remisi steroid jangka panjang ( lanjutan dan biopsi
selama 4 minggu, kemudian tentukan dosis threshold)
1,5 mg/kgBB alternating

Dosis threshold <0,5 Dosis threshold >0,5 mg/kgBB


mg/kgBB Atau efek samping steroid yang
berat
Teruskan prednisone
alternating selama 9-18 Levamisol
bulan Siklofosfamid
Siklosporin A
MMF
INDIKASI MELAKUKAN RUJUKAN KEPADA
AHLI NEFROLOGI ANAK (idai, 2012)

1. Awitan sindrom nefrotik pada usia dibawah 1


tahun, riwayat penyakit sindrom nefrotik didalam
keluarga
2. Sindrom nefrotik dengan hipertensi, hematuria
nyata persisten, penurunan fungsi ginjal, atau
disertai gejala ekstrarenal
3. Sindrom nefrotik dengan komplikasi edema
refrakter, trombosis, infeksi berat, toksik steroid
4. Sindrom nefrotik resisten steroid
5. Sindrom nefrotik relaps sering
ANALISA KASUS

TEORI KASUS

Epidemiologi Pada pasien :


 Di indonesia seorang anak perempuan
dilaporkan 6 per
100.000 per tahun berusia 10 tahun
pada anak berusia
kurang dari 14 tahun.
Perbandingan anak
laki-laki dan
perempuan 2: 1.
ANALISA KASUS

TEORI KASUS

Manifestasi Klinis & Pada pasien:


Pemeriksaan penunjang  Datang dengan keluhan
Sindrom Nefrotik adalah keadaan utama wajah dan badan
klinis yang ditandai dengan : bengkak. Awalnya, muncul di
 Protein uria masif (50 kedua kelopak mata saat
mg/kg/hari atau dipstik ≥2+) bangun tidur. Lalu diikuti
 Hipoalbuminemia < 2,5 gr/dL bengkak seluruh tubuh.
 Edema  Pada pemeriksaan penunjang
 Dapat disertai dijumpai Albumin 1,5 g/dl ,
Hiperkolesterolemia < 200 Proteinuria 4+
mg/dL
 Kadar kolesterol darah tidak
dilakukan pemeriksaan
ANALISA KASUS

TEORI KASUS

Pengobatan dirumah sakit


 Anak dengan manifestasi sindrom Pada pasien :
nefrotik pertama kali, sebaiknya
dirawat dirumah sakit dengan tujuan Pada anak di diagnosis
mempercepat pemeriksaan dan
evaluasi pengaturan diet, dengan sindrom
penangulangan edema, memulai
pengobatan steroid dan edukasi nefrotik relaps dan
orang tua.
dijumpai sesak (+),
 Pada sindrom nefrotik relaps hanya
dilakukan bila terdapat edema
Mual (+), Muntah(+),
anasarka yang berat atau disertai
komplikasi muntah infeksi berat,
BAK tidak lancar,
gagal ginjal atau syok. Batuk (+).
ANALISA KASUS

TEORI KASUS

Tatalaksana:
1. Diuretik  IVFD D5% Nacl 0,45% 6
Furosemid (1-3 mg/kgbb/hari) dikombinasi dengan
spironolakton (2-4 mg/kgbb/hari) -> pemakaian 1-2
minggu-> pantau elektrolit kalium dan natrium darah.
gtt/i
Inj. Furosemid 40 mg/12
2. Kortikosteroid
Pengobatan inisial 
Dosis inisial prednison 2 mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis


(maksimal 80 mg/hari) selama 4 minggu
Remisi (+) pada 4 minggu pertama, dosis alternating
jam
(selang sehari) 2/3 dosis inisial (1,5 mg/kgbb/hari) 1x
sehari selama 4 minggu.
Remisi (-) sampai akhir minggu ke 4  steroid resisten
 Inj. Ondansentron 1
amp/12 jam

Relaps Jarang
Prednison 2 mg/kgBB setiap hari sampai remisi selama 4
minggu, kemudian 1,5 mg/kgBB alternating
Relaps sering , Dependen steroid  Spironolakton 2 x 25 mg
Dirujuk untuk evaluasi lanjutan steroid jangka panjang (
tentukan dosis threshold)
Resisten steroid
 KSR 1x1
Dirujuk untuk evaluasi lanjutan dan biopsi
 Prednison 5-5-5
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai