Pendahuluan
Likuiditas
Likuiditas vs profitabilitaas
Kebijakan modal kerja
Modal kerja selama inflasi
Tujuan instruksional khusus
Likuiditas
Kebijakan modal kerja
Kebijakan modal kerja berhubungan dengan
manajemen dari aset lancar dan hutang
lancar atau secara formula dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Current Ratio = Current asset/current liabilities
ada 2 jenis kebijakan modal kerja,
1. Kebijakan konservatif, yakni kebijakan
modal kerja yang menekankan likuiditas
di atas profitabilitas
2. Kebijakan Agresif, yakni kebijakan
modal kerja yang menekankan Profitabili-
tas di atas likuiditas
Gambar kebijakan modal kerja,
pengaruhnya thd CR dan NWC
Current Asset
Conservatif
Agresif
Current liabilities
Sebagaimana disinggung di depan bahwa
current ratio mengukur likuiditas perusahaan,
current ratio yang besar berarti bahwa
perusahaan memiliki potensi untuk membayar
current liabilities dengan menggunakan current
assetnya. Dengan kata lain perusahaan dalam
keadaan likuid.
Net working capital merupakan current asset
dikurangi current liablilities.
TA=CL+LTD+EQUITY
CA+FA= CL+LTD+EQUITY
CA-CL=LTD+EQUITY-FA
NWC= LTD+EQUITY-FA
Manajer keuangan biasanya berfikir bahwa
NWC sebagai CA kurang CL,
hal ini berarti selisih antara LTD plus EQUITY
dengan FA. Kondisi ini mengingatkan kita
bahwa NWC dipengaruhi oleh LTD pada
neraca.
Sumber pendanaan jangka panjang (LTD dan
EQUITY) biasanya digunakan untuk mendanai
aktiva tetap (Fixed asset)
Manajemen modal kerja selama inflasi
Inflasi menurunkan daya beli uang karena
meningkat- nya harga rata-rata barang dan
jasa. Komponen dari aktiva lancar dan hutang
lancar bereaksi secara berbeda terhadap
perubahan daya beli, tergantung apakah
komponen tersebut adalah monetery atau
nonmonetary
Monetary asset
1. Cash and bank deposits
2. Marketable securities
3. Account and notes receivable
4. Cash surrender value of life insurance
Monetary liabilities
1. Account and notes payable
2. Accrued expenses
3. Bank loans
4. Long term debt
5. Preferred stock
Posisi monetary
1. Bila MA > ML : Net monetary creditor
2. Bila MA < ML : Net monetary debtor
Purchasing power gain and losses
Karena nilai uang dari item monetary adalah
fixed dalam rupiah, maka inflasi akan
membawa pada penurunan daya beli(kerugian
moneter) dalam monetary asset dan
peningkatan daya beli (Keuntungan moneter)
dalam monetary liablities. Perbedaan antara
keduanya adalah dalam rupiah yang konstan.
Secara umum dampak inflasi terhadap posisi
monetary adalah sebagai berikut:
Posisi Dampak inflasi
Net monetary asset Net purchasing power loss
Net monetary liabilities Net purchasing power gain
Contoh
Anggaplah bahwa selama periode 12 bulan,
index harga konsumen (digunakan untuk
mengukur inflasi), meningkat dari 264 pada
31 Desember 2001 menjadi 295,7 pada 31
Desember 2002. Tingkat inflasi selama
periode tersebut adalah rasio dari index akhir
dibagi dengan index awal dikurangi dengan 1
atau Tingkat inflasi (TI) = (295,7/264)-1 =
0.12 atau 12% secara formula dapat dirumus
kan berikut:
TI = ( IHKt+1/IHKt )-1
dimana, IHKt +1 : index harga konsumen pada periode t+1
IHKt : index harga konsumen pada periode t
Contoh perhitungan dampak inflasi
19X1 19X2
Cash and receivable $580 $600
Inventory 186 200
Plant and equipment 256 300
Accumulated deprec. (80) (100)
Account payable 82 80
Bond payable 215 200
common stock 100 100
excess of par 220 220
retained earning 355 400
Purchasing power (daya beli)