Bertujuan
Tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi -tingginya, baik fisik,
mental, maupun sosial dengan cara promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
Terhadap
penyakit yang diakibatkan faktor -faktor pekerjaan dan lingkungan kerja ser ta terhadap
penyakit umum untuk meningkatan produktivitas
LANDASAN HUKUM
U U N o . I t a h u n 1 97 0 te n t a n g ke s e h a t a n d a n ke s e l a m a t a n ke r j a .
U U Re p u bl i k I n d o n e s i a N o . 1 3 t a h u n 2 0 0 3 p a s a l 8 6 d a n 87 te n t a n g kete n a g a ke r j a a n .
P P N o . 5 0 t a h u n 2 01 2 te n t a n g Pe n e r a p a n S i s te m Ke s e l am a t a n d a n Ke s e h a t a n Ke r j a ( S M K 3 )
Pe r a t u r a n M e n te r i Te n a g a Ke r j a d a n Tr a n s m i g r a s i d a n Ko p e r a s i N o . Pe r 01 / M E N / 1 9 6 7 te n t a n g Wa j i b L a t i h a n
H i p e r ke s B a g i D o k te r Pe r u s a h a a n .
Pe r m e n a ke r t r a n s N o . 01 / M e n / 1 97 9 te n t a n g Kew a j ib a n Pe l a t i h a n H i p e rke s b a g i P a r a m e d i c Pe r u s a h a a n .
U U N o . 2 3 t a h u n 1 9 9 2 te n t a n g Ke s e h a t a n .
U U N o 3 t a h u n 1 9 9 2 te n t a n g J a m i n a n S o s i a l Te n a g a Ke r j a .
Pe r m e n a ke r t r a n s N o . 0 3 / M e n / 1 9 8 2 te n t a n g Pe l aya n a n Ke s e h a t a n Ke r j a .
Pe r p r e s 7 Ta h u n 2 01 9 te n t a n g Pe nya k i t ya n g D i s e b a b ka n o l e h Pe ke r j a a n a t a u L i n g ku n g a n Ke r j a .
Ke p m e n a ke r t r a n s N o . 6 8 t a h u n 2 0 0 4 te n t a n g Pe n c e g a h a n d a n Pe n a n g g ul a n g a n H I V / A I D S d i Te m p a t Ke r j a .
Pe r m e n a ke r t r a n s N o .1 1 / M e n / V I / 2 0 0 5 te n t a n g Pe n c e g a h a n Pe nya l a h g un a a n N a r ko b a , P s i ko t r o p ika d a n Z a t
A d i k t i f l a i n nya d i Te m p a t Ke r j a .
Pe r m e n a ke r t r a n s N o . Pe r 0 2 / M e n / 1 9 8 0 te n t a n g Pe m e r i k s a a n Ke s e h a t a n Te n a g a Ke r j a d a l a m Pe nye l a n g g a r a a n
Ke s e l a m a t a n Ke r j a .
Pe r m e n a ke r t r a n s N o . Pe r 0 3 / M e n / 1 9 8 3 te n t a n g Pe l aya n a n Ke s e h a t a n Ke r j a .
S E . M e n a ke r t r a n s N o . S E .01 / M e n / 1 97 9 te n t a n g Pe n g a d a a n K a n t i n d a n Ru a n g M a ka n .
S E . D i r j e n b i n aw a s N o . S E . 8 6 / BW / 1 9 8 9 te n t a n g Pe r u s a h a a n C a te r i n g ya n g M e n g e l o l a M a ka n a n b a g i Te n a g a Ke r j a .
Pe r m e n a ke r t r a n s N o . Pe r 1 5 / M E N / V II I / 2 0 0 8 te n t a n g Pe r to l o n g a n Pe r t a m a p a d a Ke c e l a ka a n d i Te m p a t Ke r j a .
Pe r m e n 5 / 2 01 8 m e n g e n a i K 3 L i n g ku n g a n Ke r j a
Mengingat pentingnya kesehatan
dan keselamatan kerja, dokter
seharusnya memahami penanganan
dan pencegahan kecelakaan kerja
dan PAK.
Salah satu mekanisme pencegahan
adalah dengan mengenali bahaya
potensial di tempat kerja. Ada
beberapa bahaya potensial di tempat
kerja yaitu fisik, biologis, kimia,
ergonomi, dan psikologis.
ERGONOMI
DESIGN
FISIK dsb
RUANG
PSIKIS ERGONOMI FISIOLOGI LINGKUP
ERGONOMI
ANATOMI SOSIOLOGI
ANTRO
POMETRI
APLIKASI ERGONOMI PADA TENAGA KERJA
Posisi kerja Proses kerja Tata letak tempat kerja Mengangkat beban
Terdiri dari posisi duduk dan Terdiri dari bagaimana posisi Terdiri dari pencahayaan, tata Terdiri dari bagaimana cara yang
posisi berdiri. Posisi duduk yang benar tubuh dalam letak barang yang benar serta benar dalam mengangkat barang
memudahkan pekerjaan dan dan beban yang sesuai dengan
yang baik yaitu kaki tidak menjalankan poses bekerja, tubuh pekerja. Bermacam-macam
terbebani dengan berat cara para pekerja dapat tidak berbahaya. Dalam
pencahayaan harus sesuai penilaian dalam mengangkat
tubuh dan posisi stabil menjangkau peralatan kerja beban yakni, dengan mengamati
selama bekerja. Posisi sesuai dengan posisi waktu dengan luas kamar dan tata kepala, bahu, tangan, punggung,
letak barang sehingga display dan lain-lain. Beban yang
berdiri yang baik yaitu posisi bekerja dan sesuai dengan harus jelas terlihat jelas pada
tulang belakang vertikal dan ukuran anthropometrinya. diangkat dengan cara yang salah
waktu melakukan aktivitas dan juga beban yang tidak sesuai
berat badan tertumpu Harus dibedakan ukuran kerja. Sedangkan simbol yang diterima per tubuh dapat
secara seimbang pada dua anthropometri barat dan berlaku secara internasional menimbulkan kekakuan pada
kaki. timur. lebih banyak digunakan muscullus, cedera tulang
daripada kata-kata. punggung, jaringan otot, dan
persendian.
PELAKSANAAN
Lokasi Pengamatan
• PT Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory berlokasi di Jl.
Raya Mlirip, Mlirip, Jetis, Mojokerto, Jawa Timur 61352
Waktu Pengamatan
• Kamis, 29 Agustus 2019 pukul 08.00-12.00 WIB
PROFIL PERUSAHAAN
Nama Perusahaan
•PT. Ajinomoto Indonesia Mojokerto Factory
Sektor Usaha
•Produksi Penyedap Rasa dan Bumbu Masak
Alamat
•Jl. Raya Mlirip, Mlirip, Jetis, Mojokerto, Jawa Timur 61352
Jumlah Pekerja
• Jumlah pekerja sebanyak ± 2350 orang pekerja, dimana pekerja laki-laki 2150 orang dan pekerja perempuan
200 orang. Saat ini selain AJI-NO-MOTO®,
Waktu Kerja group Ajinomoto Indonesia
•Pabrik : memproduksi Masako®
•Jam Kerja
•Shift I : 07.00 - 15.00 WIB
bumbu kaldu penyedap,
•Shift II : 15.00 - 23.00 WIB Sajiku® bumbu prakts siap
•Shift III : 23.00 - 07.00 WIB saji, SAORI® bumbu masakan
•Kantor
•Jam Kerja : 07.00 - 15.00 WIB Asia dan Mayumi®
•Pelayanan Kesehatan Kerja: mayonanaise yummy.
•Jam kerja : 07.00 – 16.00 WIB
PROFIL PERUSAHAAN
Asuransi
• Asuransi dicover oleh perusahaan dengan persyaratan tertentu,
apabila melebihi dari platform perusahaan, maka akan dialihkan
ke BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Kecelakaan di
luar jam kerja ditanggung oleh BUMIDA.
Sertifikasi Perusahaan
• SNI ISO 9001 : 2015
• Sertifikat Sistem Jaminan Halal dari MUI
• Sertifikasi Manajemen Lingkungan ISO 14001:2015
• Sertifikasi Keamanan Pangan ISO 22000:2005
• Sertifikasi manajemen K3 dari badan sertifikasi SGS dengan akreditasi UKAS (United
Kingdom Accreditation Service) OHSAS 18001:2007
ALUR PRODUKSI
ALUR PRODUKSI PERUSAHAAN
TAMBAH FOTO
HASIL
PENGAMATAN
• 1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
• 2. Program kesehatan
• 4. PEMERIKSAAN kesehatan
• 9. Sarana P3K
Pemecahan Masalah :
Dalam pelayanan fasilitas kesehatan PT. Ajinomoto dapat dikatakan lengkap dan sangat
baik. Sehingga dari pengamatan kami tidak ada masalah dalam program fasilitas
pelayanan kesehatan. Sehingga program tersebut dalam dilakukan lebih lanjut dan
konsisten.
2. PROGRAM KESEHATAN
Hasil Pengamatan Pemecahan Masalah
Hasil Pengamatan
Perusahaan melakukan program pencegahan HIV/AIDS dan narkoba dengan
mengadakan program penyuluhan mengenai bahaya HIV/AIDS, narkoba
maupun rokok, setiap 1 tahun sekali, dengan peserta yakni perwakilan K3L
Mandiri, dengan tutor oleh dokter hiperkes perusahaan dan dinas kesehatan
kabupaten.
Pemecahan Masalah
Pada program pencegahan HIV AIDS dan Narkoba pada PT. Ajinomoto dapat
dikatakan cukup baik dan diharapkan program ini dapat dilanjutkan dengan
konsisten.
4. PEMERIKSAAN KESEHATAN
Hasil Pengamatan
Pada perusahaan melakukan pemeriksaan di awal, di lakukan pemeriksaan berkala maupun khusus.
Pemeriksaan kesehatan awal meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru,
dan laboratorium rutin serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu sesuai dengan jenis pekerjaan.
Pemecahan Masalah
Pada pemeriksaan kesehatan PT. Ajinomoto dapat dikatakan cukup terorganisasi dengan adanya
pemeriksaan awal, berkala dan khusus. Dan dapat dikatakan sangat baik dikarenakan adanya tes
kebugaran yang dilakukan 15 menit sebelum pekerja masuk shift. Sehingga dari pengamatan kami
tidak ada masalah dalam pemeriksaan kesehatan. Sehingga program tersebut dalam dilakukan lebih
lanjut dan konsisten.
5. SEPULUH PENYAKIT TERBANYAK
Hasil Pengamatan
Sepuluh Besar Penyakit Pada Pelayanan Kesehatan :
Penyakit terbanyak 2018 yang diderita tenaga kerja perusahaan PT. Ajinomoto, yaitu:
Rhinitis alergi
Tinnitus
Gangguan refraksi ODS
ISPA
Asma
LBP
CTS
Torticolis
Varises
Dermatitis statis
PEMECAHAN MASALAH
Sepuluh besar penyakit pada pelayanan kesehatan dapat dikurangi bahkan
diminimalisir terjadinya dengan cara pemberian edukasi per pekerja akan
kesehatan pribadi dan harus mengikuti peraturan yang sudah ada.
6. KESESUAIAN PEKERJA DENGAN ALAT
Hasil Pengamatan Pemecahan Masalah
SIKAP KERJA
Hasil pengamatan mengenai sikap kerja dari tenaga kerja dibeberapa unit
tertentu menunjukkan kurang sesuai dengan aspek ergonomis, terbukti dengan
tidak sesuainya tinggi meja dan kursi dengan tubuh pekerja sehingga bagi
pekerja yang tubuhnya tinggi posisi duduk agak membungkuk dan kepala terlalu
menunduk. Tidak disediakan kursi yang adjustable tinggi dan pendeknya yang Kesesuaian pekerja dengan Alat pada PT. Ajinomoto dapat
bisa disesuaikan dengan tinggi badan pekerja. dikatakan cukup baik. Karena tiap orang kurang lebih
memegang 2 alat dan terdapat leader yang dapat
menggantikan apabila ada keperluan mendadak. Namun
dalam proses dan posisi pekerja dalam bekerja kurang baik.
CARA KERJA Oleh karena itu diperlukan penyuluhan atau bimbingan
Hasil pengamatan mengenai cara kerja, tenaga kerja lebih banyak berdiri selama kepada pekerja bagaimana posisi dan cara bekerja yang
proses kerja.
Cara kerja diamati dari 2 sisi yaitu; baik untuk tubuh agar dapat meminimalisir penyakit akibat
Posisi kerja kurang ergonomis karena pekerja yang tinggi harus agak kerja yang akan terjadi nanti.
membungkuk dan menunduk.
Proses kerja didapatkan satu sampai dua pekerja yang tidak menggunakan
sarung tangan.
Pada saaat memindahkan barang ada beberapa pekerja yang tidak
ergonomis dimana pekerja hanya memutar pinggannya dan itu berisiko,
harusnya semua badan memutar.
KESESUAIAN PEKERJA DENGAN ALAT
Hasil Pengamatan Pemecahan Masalah
BEBAN KERJA
Hasil pengamatan didapatkan, karyawan pabrik bekerja 6 hari kerja dengan
1 hari libur atau 7 hari kerja dengan 2 hari libur dengan jam kerja:
Waktu kerja : Kesesuaian pekerja dengan Alat pada PT.
Pabrik : Ajinomoto dapat dikatakan cukup baik. Karena
Jam Kerja : Shift I 07.00 – 15.00 WIB tiap orang kurang lebih memegang 2 alat dan
Shift II 15.00 – 23.00 WIB
Shift III 23.00 - 07.00 WIB terdapat leader yang dapat menggantikan
Kantor apabila ada keperluan mendadak. Namun dalam
Jam Kerja : 07.00 - 15.00 WIB proses dan posisi pekerja dalam bekerja kurang
Pelayanan Kesehatan Kerja
Jam kerja : 07.00 -16.00 WIB
baik. Oleh karena itu diperlukan penyuluhan
atau bimbingan kepada pekerja bagaimana
LINGKUNGAN KERJA posisi dan cara bekerja yang baik untuk tubuh
Lingkungan kerja luas kurang lebih 36 hektar sehingga karyawan dapat bergerak agar dapat meminimalisir penyakit akibat kerja
leluasa dan efisien. Penempatan tempat duduk dan pendingin ruangan tersedia.
Lingkungan kerja karyawan pabrik dipenuhi dengan mesin sehingga menghasilkan yang akan terjadi nanti.
kebisingan dan berbau sehingga diperlukan pemakaian APD selama bekerja di
lingkungan kerja.
7. PROGRAM PEMENUHAN GIZI PEKERJA, KANTIN, ATAU
RUANG MAKAN
Hasil Pengamatan
Pada program pemenuhan gizi PT. Ajinomoto, terdapat fasilitas kantin bersih dengan makanan yang telah
terukur kalorinya dan diberikan 1 kali tiap shift.
Pemecahan Masalah
Pada program pemenuhan gizi PT. Ajinomoto, terdapat fasilitas kantin bersih dengan makanan yang telah
terukur kalorinya dan diberikan 1 kali tiap shift.
Saran yang bisa diberikan agar pemberian makanan disesuaikan dengan ringan beratnya kerja setiap pekerja.
Berdasarkan pengamatan, ada divisi yang banyak aktivitas duduk, banyak aktivitas berdiri, dan aktivitas
seimbang antara duduk dengan berdiri. Selain itu disesuaikan juga dengan status gizi masing-masing pekerja
(kurang, baik, lebih) agar mencegah kekurangan atau kelebihan gizi tiap pekerja.
8. PENYAKIT AKIBAT KERJA
Hasil Pengamatan
PT. Ajinomoto tidak ada temuan penyakit akibat kerja dalam 4 tahun terakhir
9. SARANA P3K
Hasil Pengamatan
Perusahaan telah menyediakan sarana P3K di pos keamaan. Adapun isi dari kotak P3K tersebut
terdiri dari : pembalut steril (kassa gulung steril), plester, betadine, kapas, gunting, alkohol 70%
dan obat-obatan. Kotak P3K digunakan jika terjadi kecelakaan akibat kerja yang dapat ditangani
sendiri dengan bantuan alat P3K atau sebelum dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.
Pemecahan Masalah
Pada sarana P3K PT. Ajinomoto dapat dikatakan lengkap dan cukup memadai. Sehingga dari
pengamatan kami tidak ada masalah dalam sarana P3K. Sehingga program tersebut dalam
dilakukan lebih lanjut dan konsisten.
10. PERSONIL KESEHATAN
Hasil Pengamatan
Personil Kesehatan
Terdapat dua dokter bersertifikat hiperkes, dua paramedic bersertifikat hiperkes, lima petugas P3K bersertifikat Kementrian
dan delapan puluh petugas P3K bersertifikat PMI, 2 administrasi.
Pemecahan Masalah
Personil kesehatan PT. Ajinomoto di bidang kesehatan cukup banyak dan
seimbang di letakkan per unit dan juga terorganisir peletakannya. Sehingga dari
pengamatan kami tidak ada masalah dalam personil kesehatan karena para
personil dibekali dengan sertifikat-sertifikat dan pelatihan khusus.
PENUTUP - KESIMPULAN
Dari aspek ergonomi masih ada beberapa unit yang belum sesuai meja dengan tinggi badan pekerja, walaupun
sudah ada penyuluhan tentang kerja ergonomis . Dan tidak disediakan kursi untuk semua pekerja.
Dari aspek pemenuhan gizi pekerja, pekerja disediakan kantin yang steril untuk kebutuhan tiap 1 kali makan
pekerja dalam satu shiftnya , namun tidak disesuaikan dengan status aktivitas dan status IMT pekerja.
Dari aspek pemeriksaan kesehatan sudah sesuai dengan aturan, perusahaan melakukan medical check up pada
pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus.
Dari aspek program kesehatan, perusahaan sudah mengadakan penyuluhan berkala untuk mengedukasi pekerja
tentang risiko kesehatan lain yang mungkin dapat diderita oleh pekerja .
Dari aspek pencegahan HIV, AIDS, dan narkoba, perusahaan sudah mengadakan penyuluhan rutin tiap 1 tahun
sekali dengan tutor dokter bersetifikat hiperkes dan dinas kesehatan kabupaten .
Sarana P3K sudah tersedia .
Ditinjau dari segi personil kesehatan tersedia 2 dokter, 2 paramedis, 85 petugas P3K.
Ditinjau dari segi 10 besar penyakit akibat kerja, per usahaan hanya memiliki data tahun 2018. Pada tahun 2019,
penyakit terbanyak merupakan penyakit degenerative.
PENUTUP - SARAN
Perusahaan seharusnya mengganti meja dan kursi yang bisa diatur tingginya
sesuai dengan tinggi badan pekerja dibeberapa unit yang masih tidak ergonomis.
Melakukan kegiatan pemeriksaan HIV/AIDS kepada pekerja sebagai bentuk
deteksi dini penyakit, penentuan terapi dan penetapan prognosis terhadap pekerja.
Karena hanya dilakukan penyuluhan saja sebelumnya.
Dalam pemenuhan gizi, perusahaan seharusnya menyesuaikan dengan status
aktivitas dan status IMT pekerja.
TERIMA KASIH