Anda di halaman 1dari 27

HIPERTENSI DALAM

KEHAMILAN, PREEKLAMPSI
DAN EKLMPSI
Tugas
Kelompok 2
6,6 juta
wanita di 4 juta
dunia PJT 30%
prematuritas
Rekurens
i 20-25%
12% kematian
neonatal; 18%
kematian
maternal/tahun

Peny.
Kardiovaskuler
jangka panjang

WHO, 2002; SOGC, 2008;


Trogstad, 2011
Klasifikasi berdasarkan NHBPEP
(Juli 2009)
 Hipertensi kronik  hipertensi sebelum kehamilan, dibawah 20 minggu
usia kehamilan, dan hipertensi tidak menghilang 12 minggu pasca
persalinan.
 Preeklamsia – eklamsia  hipertensi dan proteinuria yang didapatkan
setelah usia kehamilan 20 minggu.
 Hipertensi kronik (superimposed preeklamsia)
 Hipertensi gestasional  hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai
proteinuria hingga 12 minggu pasca persalinan.
Gejala

EDEMA
ANASARCA

TRIAS
PROTEINURIA
GEJALA

HIPERTENSI
Faktor resiko preeklamsia

 Resiko yang berhubungan dengan patner laki-laki  primigravida,


primipaternity, umur kehamilan yang ekstrem, pemaparan
terbatas terhadap sperma, inseminasi donor oosit.
 Resiko yang berkaitan dengan penyakit terdahulu  pernah
preeklamsia, hipertensi kronik, penyakit ginjal, obesitas
 Resiko yang berhubungan dengan kehamilan  mola, kehamilan
ganda, hydrops fetalis.
Faktor Pencegahan

• Diuretik
• Antihipetensi • Retriksi garam
Medical

Non medical
• Kalsium • Suplementasi
• Zn diet
• Mn • Tirah baring
• Obat anti
trombotik
• Vitamin C,
vitamin E
• Asam lipoid
• Invasi arteri • Maladaptasi
uterina maternal,
trofoblastik paternal
yang abnormal (plasenta) dan
jaringan fetus
Plasentasi Imunologis

Kardio
Genetik vaskular-
inflamasi
• Termasuk gen-gen • Maladaptasi
yang diturunkan maternal dalam
serta pengaruh kehamilan
epigenik

(Cunningham et al., 2010)


Karumanchi et al., 2005
Cytothrophoblast
invasion

Immunologic Stage 1
factors

Poor placentation

Acute Placental debris


PBLs Cytokines PGs ROS
atherosis

Endothelial cell activation


Gomerular
endotheliosis/protein
uria/ATN Hypertension
Maternal
syndrome
Liver
damage/hepat Cardiomyopathy
oma/rupture

Eclampsia/
Microangiopatic stroke
hemolysis/thrombo Edema
cytopaenia/DIC ARDS Stage 2
Pengelolaan preeklamsia

 Preeklamsia ringan, dengan kriteria diagnosis :

TD =140 / 90
Mm Hg Setelah Proteinuria 
20 Minggu 300 Mg / 24
Kehamilan Jam

 1 + Dipstick Edema
Pengelolaan Preeklamsia Ringan dibagi
menjadi :

 Rawat jalan:
1. tirah baring
2. diet reguler
3. vitamin prenatal
4. ANC setiap minggu

 Indikasi rawat inap :


1. HT dan atau proteinuria menetap 2 minggu
2. lab yang abnormal
3. tanda 1 atau lebih preeklamsia berat
Monitoring Dan Evaluasi
Pada Ibu
1. Tensi Setiap 4 Jam, Pengamatan Terjadinya Edema Pada Ibu, Timbang
Berat Badan Ibu.
2. Awasi Kemungkinan Impending Eklamsia
3. Pemeriksaan Proteinuria, Hematokrit Dan Trombosit 2x Seminggu, Test
Fungsi Hepar 2 Kali Seminggu, Test Produksi Urine Setiap 3 Jam.
Pada pasien preeklamsia wajib dilakukan
Pemeriksaan kesejahteraan janin ,
meliputi

1. pemeriksaan gerakan janin


2. NST 2 kali/minggu
3. profil biofisik janin bila NST nonreaktif
4. evaluasi pertumbuhan janin dengan USG tiap 3-4 minggu
5. USG doppler arteri umbilicalis, arteri uterina.
Indikasi Terminasi Kehamilan
pada preeklamsia ringan :

 UK <37 minggu  gejala tidak memburuk, dipertahankan


hingga aterm
 UK >37 minggu  kehamilan dipertahankan hingga onset
partus, induksi persalinan bila serviks matang.
Preeklamsia Berat

T D  160/ 110 Mm Hg
• Proteinnuria 2 Gr/ 24 Jam
Atau  2 + Trombosit < 100.000 /
• Serum Creatinin > 1,2 Mm3
Mg/Dl

Mikroangipatic Pusing Dan Gangguan


Hemolisis Visual, Epigastric Pain
Terminasi kehamilan

Ekspektatif Konservatif

Kehamilan Bila UK<37 Minggu, Tanpa


Tanda Impending Eclamsia

Kehamilan Dipertahankan Selama


Mungkin Sambil Memberikan Terapi
Medikamentosa

Terapi Medikamentosa Untuk Konservatif  Lama Perawatan 23 Hari, Pemberian


Mgso4 Loading Dose, Pemberian Maturasi Paru 32-34 Minggu Selama 48 Jam,
Perawatan Di RS,
Terminasi kehamilan,
lanjutan
Cara persalinan bila tidak inpartu  dipertahankan sampai aterm, bila
inpartu diikuti dgn kurva friedmann.
Jika kala 2 diusahakan pervaginam, kecuali ada indikasi ostetri untuk SC.

Aktif, agresif  bila UK >37 minggu, kehamilan diakhiri setelah


mendapat medikamentosa untuk stabilisasi ibu.
Terapi Medikamentosa Yang
Diberikan
1. MRS, tirah baring ke kiri secara intermitten
2. infus RL/Ringer dextrose
3. pemberian anti kejang MgSO4
4. pemberian antihipertensi.
 Syarat: tensi >180/110 atau MAP >126.
 jenis obat : nifedipine 10-20 mg oral diulangi setelah 30 menit,
maksimum 120 mg dalam 24 jam.
 Nicardipine : 10 mg dalam 100 cc atau 250 cc RL diberikan secara IV
selama 5 menit  bila gagal diulangi dengan dosis 12,5 mg selama 5
menit  bila masih gagal dalam 1 jam, diulangi sekali lagi dengan dosis
15 mg selama 5 menit.
5, diuretik bila diperlukan, misalnya pada edema paru, edema anasarca
6. diet
Eclamsia
Definisi  PEB yang disertai kejang tonik klonik yang diikuti dgn koma.

Dasar pengelolaan eklamsia yakni:


1. terapi suportif untuk stabilisasi pad aibu
2. penatalaksanaan sesuai A B C
3. mengatasi dan mencegah kejang
4. koreksi hipoksemia dan asidemia
5. mencegah dan mengatasi penyulit,khususnya hipertensi krisis.
6. melahirkan janin pada saat yang tepat dengan cara persalinan yang
tepat.
Terapi Kejang Meliputi

1. penderita dimasukkan ruang isolasi koma.


2. tempat tidur penderita cukup lebar
3. rendahkan kepala kebawah
4. spatula lidah
5. fiksasi badan
6. rel tempat tidur terkunci dgn kuat.
Perawatan Koma

1. pantau GCS
2. jalan nafas bebas terjaga
3. hindari decubitus dan perhatikan nutrisi
4.konsultasi bagian lain bila penyulit, misalnya edema, oliguria,
diperlukan kateterisasi arteri pulmonalis.
Pengelolaan Eklamsi

1. sikap dasar yakni terminasi kehamilan, terminasi secara


aktif.
2. saat pengakhiran kehamilan yakni saat stabilisasi/pemulihan
hemodinamika dan metabolisme ibu,
3. stabilisasi selambat lambatnya 4-8 jam kemudian diakhri
dengan terminasi kehamilan.
Hipertensi Kronis

 Definisi  hipertensi yg terjadi sebelum kehamilan 20


minggu dan tdk menghilang 20 minggu pasca persalinan.
 Dibagi 2 yakni  primer (90%), sekunder (10% berhub dgn
DM, ginjal, hipertensi dan vaskular).
DIAGNOSIS berdasarkan resiko

Resiko Tinggi = Hipertensi


Berat Dan Hipertensi Ringan
Dgn Kerusakan Organ
Resiko Rendah =
Hipertensi
Ringan Tanpa
Kerusakan
Organ Patologis.
Pengelolaan

 Menekan Resiko Ibu


 Hindari Obat Membahayakan Janin
 Laboratorium : Test Spesifik (Ekg, Echo, Opthalmology,
USG Ginjal).
 Usg, Hipertensi Kronik Dalam Kehamilan Dgn Penyulit
Yakni Penyakit Kardiovaskular Atau Penyakit Ginjal Perlu
Perhatian Khusus.
 Test Kesejahteraan Janin
Pengobatan medikamentosa
:

PILIHAN 2 :
NIFEDIPINE
PILIHAN 1 :
METILDOPA
Pengelolaan terhadap
kehamilannya

Anastesi :
regional anastesi

Sikap pada hipertensi


kronis berat : aktif, yakni
secepatnya kehamilan
diakhiri (terminasi)

Sikap terhadap kehamilannya pada


hipertensi kronik ringan : konservatif
yaitu dilahirkan secepat mungkin
pervaginam

Anda mungkin juga menyukai