Anda di halaman 1dari 40

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa:


Evaluasi 2016 dan Pelaksanaan 2017

Moh. Ahlis Djirimu, Ph.D


Staf Pengajar FE-Untad & Ekonom Kemenkeu .R.I

1
Outline - Esensi Kebijakan Desentralisasi Fiskal

- Evaluasi Pelaksanaan Transfer Ke Daerah


dan Dana Desa (TKDD) 2016

- Pokok-Pokok Kebijakan TKDD 2017

KEMENTERIAN KEUANGAN 2
Kebijakan Desentralisasi Fiskal

Peningkatan
Penyerahan Kualitas
Pelayanan
Kewenangan Publik

PDRD TKDD
Penyerahan Kesejahteraan
Sumber pendanaan Masyarakat

KEMENTERIAN KEUANGAN 3
Peningkatan Anggaran TKDD Untuk Penguatan Desentralisasi Fiskal
dan Nawacita
Implementasi UU 25/1999 Implementasi UU 33/2004
Belanja K/L 2001 2004 2016 2017
2017
8X
2001
Rp95,9 triliun Rp153,0 triliun Rp767,8 triliun Rp763,6 triliun

VS VS VS VS
Dana Transfer
Rp81,1 triliun Rp130,0 triliun Rp776,3 triliun Rp764,9 triliun 2017
9X
2001

Rp14,8 T Rp23,0 T Rp8,5 T Rp1,3 T

KEMENTERIAN KEUANGAN 4
Perubahan Postur Transfer Ke Daerah & Dana Desa (TKDD)
Dalam APBN
2015 2016 & 2017
I. TRANSFER KE DAERAH I. TRANSFER KE DAERAH
A. Dana Perimbangan A. Dana Perimbangan No Jenis DAK Nonfisik
1. Dana Bagi Hasil 1. Dana Transfer Umum 1 Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2. Dana Alokasi Umum a. Dana Bagi Hasil 2 Tunjangan Profesi Guru (TPG)
3. Dana Alokasi Khusus b. Dana Alokasi Umum 3 Tambahan Penghasilan Guru (Tamsil)
B. Dana Otonomi Khusus 2. Dana Transfer Khusus 4 Tunjangan Khusus Guru di Daerah sangat
C. Dana Keistimewaan DIY a. DAK Fisik terpencil
D. Dana Transfer Lainnya b. DAK Nonfisik 5 Bantuan Operasional Kesehatan dan
B. Dana Insentif Daerah Keluarga Berencana (BOK dan BOKB)
C. Dana Otsus dan Dana 6 Bantuan Operasional Penyelenggaraan
Keistimewaan DIY PAUD (BOP PAUD)
II. DANA DESA II. DANA DESA 7 Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah (P2UKM).
1 Dana Insentif Daerah 8 Pelayanan Administrasi Kependudukan
2 Bantuan Operasional Sekolah
3 Tunjangan Profesi Guru PNSD Postur TKDD mengalami perubahan dengan
4 Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil
reklasifikasi dan refocusing Dana Transfer lainnya
5 Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2)
selain Dana Insentif Daerah menjadi DAK Non Fisik
KEMENTERIAN KEUANGAN 5
Evaluasi Pelaksanaan APBN 2016
2015 2016
2015 2016
Uraian
(trililun rupiah) LKPP % thd Outlook Realisasi % thd % thd Outlook
APBNP
Audited APBNP (Penghematan) Sementara APBNP (Penghematan)

A. PENDAPATAN NEGARA 1.508,0 85,6 1.786,2 1.582,9 1.551,8 86,9 98,0


I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.496,0 85,1 1.784,2 1.580,9 1.546,0 86,6 97,8
1. Penerimaan Perpajakan 1.240,4 83,3 1.539,2 1.320,2 1.283,6 83,4 97,2
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 255,6 95,0 245,1 260,7 262,4 107,0 100,6
II. PENERIMAAN HIBAH 12,0 361,5 2,0 2,0 5,8 295,2 295,2

B. BELANJA NEGARA 1.806,5 91,0 2.082,9 1.898,6 1.859,5 89,3 97,9


I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.183,3 89,7 1.306,7 1.195,3 1.148,6 87,9 96,1
al. Belanja K/L 732,1 92,0 767,8 672,0 677,6 88,3 100,8
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 623,1 93,8 776,3 703,3 710,9 91,6 101,1
C. KESEIMBANGAN PRIMER (142,5) 213,4 (105,5) (126,4) (124,9) 118,4 98,8
D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (298,5) 134,2 (296,7) (315,7) (307,7) 103,7 97,5
% Surplus/ (Defisit) Terhadap PDB (2,59) (2,35) (2,50) (2,46)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II) 323,1 145,2 296,7 315,7 330,3 111,3 104,6
I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 307,9 126,9 299,3 319,1 344,9 115,3 108,1
II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) 15,3 (76,2) (2,5) (3,4) (14,6) - -
KELEBIHAN PEMBIAYAAN ANGGARAN 24,6 0,0 (0,0) 22,7
KEMENTERIAN KEUANGAN 6
Pengendalian Transfer ke Daerah dan Dana
Desa tahun 2016
Langkah-langkah Pengamanan
TANTANGAN APBN-P TA 2016

1. Pemulihan Optimalisasi Penghematan Penghematan


ekonomi global Peningkatan belanja K/L belanja TKDD
yang lambat Penerimaan Rp114,7T Rp72,9T
2. Penurunan Perpajakan
Harga
Komoditas
Utama
3. Risiko pasar Penghematan Alamiah Penundaan
Pengendalian
finansial yang
Belanja Negara
meningkat DAK
DBH DAU
Fisik Rp19,4 T
Rp4,2 T
Rp6,0 T

Menjaga defisit
Shortfall prognosis APBN-P DAK Dana DBH
Penerimaan 2016 tetap Nonfisik Desa Pajak
Negara dibawah 3,0 % Rp23,8 T Rp2,8 T Rp16,7 T
terhadap PDB
KEMENTERIAN KEUANGAN 7
Evaluasi Pelaksanaan APBN 2016:
Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa
2015 2016

Realisasi mencapai Rp710,9 T, Realisasi TKDD 2016 secara nominal lebih tinggi Rp87,8 T (14,1%) dari
lebih tinggi dari realisasi belanja realisasinya pada tahun 2015. Namun persentase realisasi TKDD 2016 lebih
rendah (91,6%) dibandingkan tahun 2015 (93,8%), terutama berkaitan
K/L Rp677,6 T dengan:
 Lebih rendahnya realisasi DBH Rp18,5 T dari pagu APBN-P 2016 (Penundaan
Penundaan DAU tidak jadi Tw. IV Rp11,5 T dan penghematan alamiah Rp7 T),
dilaksanakan dan seluruh DAU yang  Lebih rendahnya realisasi Dana Transfer Khusus Rp46,5 T dari pagu APBN-P
semula sebagian ditunda sudah 2016, terutama karena:
ditransfer pada bulan Desember 2016. • Penghematan alamiah DAK Non Fisik Rp32 T,
• Penyerapan DAK Fisik yang belum optimal Rp14,6T.

KEMENTERIAN KEUANGAN 8
Evaluasi Pelaksanaan APBN 2016:
Realisasi Dana Bagi Hasil
Realisasi DBH tahun 2016 lebih rendah sebesar Rp18,5 triliun dari pagu dalam APBN-P 2016

o Total pagu DBH dalam APBN-P TA 2016 Rp109,1 triliun, dengan rincian:
 DBH TA berjalan Rp80,1 triliun
 Kurang Bayar DBH s.d. TA 2015 Rp28,9 triliun

o Realisasi penyaluran Rp90,5 triliun (83%), dengan rincian:


 DBH TA berjalan Rp61,6 triliun (77%)  TW IV tunda salur
 Kurang Bayar DBH s.d. TA 2015 Rp28,9 triliun (100%).

o Prognosa Realisasi DBH TA 2016 Rp73,1 triliun (turun sebesar Rp7,0 Triliun, dari pagu APBNP
2016 sebesar Rp80,1 triliun, terutama karena turunnya penerimaan negara yg
dibagihasilkan).

o Penghematan DBH tahun 2016 dalam rangka pengamanan pelaksanaan APBN-P TA 2016
Rp18,5 triliun, dengan rincian:
 Penurunan alamiah karena tidak tercapainya penerimaan negara yang dibagihasilan Rp7,0 triliun.
 Penundaan DBH TW IV (carry over ke tahun berikutnya) Rp11,5 triliun.

KEMENTERIAN KEUANGAN 9
Evaluasi Pelaksanaan APBN 2016:
Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik
Penghematan DAK Fisik Rp14,6 triliun, karena penyerapan yang belum optimal.
(dalam miliar Rp)
TIDAK SALUR* %
NO URAIAN Pagu Salur TW/ TW/ TW/ TIDAK
TW IV JUMLAH
TAHAP I TAHAP II TAHAP III SALUR
1 Reguler 51.996,39 44.835,11 0 337,37 1.570,25 5.246,73 7.154,35 14%
2 IPD 24.861,40 21.786,66 0 85,67 691,23 2.297,84 3.074,74 12%
3 Affirmasi 2.605,73 2.113,01 0 33,83 127,41 338,39 499,64 19%
4 Tambahan 10.345,85 6.472,72 141,20 587,43 3.144,51 3.873,15 37%
Total 89.809,37 75.207,50 141,20 1.044,30 5.533,40 7882,96 14.601,87 16%
 DAK Fisik sebagian tidak tersalurkan, karena:
• Tidak menyampaikan laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output.
• Menyampaikan laporan melampaui batas waktu pelaporan.
• Menyampaikan laporan namun tidak lengkap/tidak sesuai.
 Kebiasaan daerah utk menumpuk permintaan penyaluran pada akhir tahun.
CONTOH KASUS TIDAK SALUR
Pemda Bidang Pagu TW 1 TW 2 TW 3 TW 4
Kota Cirebon Kelautan Rp5,04 M Rp1,68 M Salur 7 Okt sebesar Laporan Tw 2 masuk tgl 28 Tidak Salur Rp1,01 M karena
dan Rp1,40 M Nov tidak menyampaikan laporan
Perikanan Tw 3 Salur 8 Des sebesar
Rp0,94 M
Kab. Maluku Transportasi Rp. 98,2 M Rp.29,46 M Salur 11 Nov 2016 Laporan Tw 2 masuk tgl 7 Des Tidak Salur Rp19,64 M karena
Tenggara sebesar Rp. 24,55 M ‘16 tidak menyampaikan laporan
Tw 3 Salur 27 Des sebesar atau terlambat
Rp24,55 M
KEMENTERIAN KEUANGAN 10
Evaluasi Pelaksanaan APBN 2016:
Realisasi & Evaluasi Dana Desa
PAGU REALISASI PENYALURAN EVALUASI PENYALURAN
• Kendala penyaluran DD dari RKUN ke RKUD:
28,1 triliun a. Perkada tentang tata cara penghitungan Dana Desa belum sesuai ketentuan.
Tahap I 27,9 triliun; 99,2% b. Laporan realisasi penyaluran dan penggunaan belum disampaikan.
c. Sebagian daerah mengajukan penyaluran tahap II pada 2 bulan terakhir
tahun anggaran, mengakibatkan menumpuknya permintaan penyaluran.
Total Tahap
• Kendala penyaluran DD dari RKUD ke RKD:
18,8 triliun I & II
Tahap II Rp 46,6T a. APBDesa belum/terlambat ditetapkan
18,7 triliun; 99,5% dari 46,9T b. Perubahan regulasi
99,4% c. Dokumen perencanaan belum ada
d. Laporan penggunaan belum dibuat
Pagu Realisasi e. Pergantian kepala desa

PENGGUNAAN TAHAP I EVALUASI PENGGUNAAN


Tak terduga,
Pembinaan
0.02%
kemasyarakatan, • Penggunaan Dana Desa di luar bidang prioritas.
1.8% Penyelenggaraan
Pemberdayaan pemerintahan, • Pengeluaran Dana Desa tidak didukung dengan bukti yang memadai.
masyarakat, 3.6% • Pekerjaan yang diutamakan secara swakelola dikerjakan oleh pihak ketiga.
6.8% • Pemungutan dan penyetoran pajak tidak sesuai.
• Desa belum mengenal mekanisme uang persediaan, sehingga dana yang telah
disalurkan ke RKDesa, ditarik dan disimpan di luar RKDesa.
• Belanja di luar yang telah dianggarkan dalam APBDesa.
Pembangunan,
87.7%
Catatan:
Dana Desa TA 2016 yang tidak tersalur Rp302,75 M (0,64% dari pagu), karena:
• Tidak memenuhi syarat penyaluran.
KEMENTERIAN KEUANGAN 11
• Sanksi akibat dana desa tahun 2015 masih mengendap di RKUD.
Output penggunaan Dana Desa untuk kesejahteraan masyarakat desa

Dana Desa digunakan untuk dua bidang prioritas: Pembiayaan Pembangunan & Pemberdayaan Masyarakat Desa,
melalui Swakelola dengan menggunakan tenaga kerja masyarakat desa setempat.

Pembiayaan Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa

KEMENTERIAN KEUANGAN 12
Kebijakan TKDD 2017:
Postur Transfer ke Daerah dan Dana Desa (dalam triliun Rp)

2016 2017 Selisih terhadap


URAIAN Outlook Realisasi
APBN APBN-P Outlook Realisasi APBN
APBN-P APBN-P
Transfer ke Daerah 723,2 729,3 659,1 664,2 704,9 45,8 40,7
A. Dana Perimbangan 700,4 705,5 635,3 640,4 677,1 41,8 36,7
1. Dana Transfer Umum 491,5 494,5 463,8 475,9 503,6 39,8 27,7
a. Dana Bagi Hasil 106,1 109,1 88,1 90,5 92,8 4,7 2,3
1) Pajak 51,5 68,7 50,8 50,6 58,6 7,8 8,0
2) Sumber Daya Alam 54,6 40,5 37,3 39,9 34,2 -3,1 -5,7
b. Dana Alokasi Umum 385,4 385,4 375,7 385,4 410,8 35,1 25,4
2. Dana Transfer Khusus 208,9 211,0 171,5 164,5 173,4 1,9 8,9
a. DAK Fisik 85,4 89,8 81,4 75,2 58,3 -23,1 -16,9
b. DAK Non Fisik 123,5 121,2 90,1 89,3 115,1 25 25,8
B. Dana Insentif Daerah 5,0 5,0 5,0 5,0 7,5 2,5 2,5
C. Dana Otonomi Khusus & Dana 17,7 18,8 18,8 18,8 20,4 1,6 1,6
Keistimewaan DIY
1. Dana Otsus 17,2 18,3 18,3 18,3 19,6 1,3 1,3
2. Dana Keistimewaan DIY 0,5 0,5 0,5 0,5 0,8 0,3 0,3
Dana Desa 47,0 47,0 44,2 46,7 60,0 15,8 13,3
KEMENTERIAN KEUANGAN
JUMLAH 770,2 776,3 703,3 710,9 764,9 7,6 54
DANA BAGI HASIL
Arah:
DBH merupakan pendapatan APBN yang
Tujuan:
Untuk memperbaiki keseimbangan
dialokasikan kepada daerah berdasarkan
vertikal antara pusat dan daerah dengan
angka persentase untuk mendanai
memperhatikan potensi daerah penghasil.
kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
 PEMBAGIAN : By Origin
o DBH PBB dan PPh dibagi kepada daerah
• PBB-P3 penghasil sesuai dengan porsi yang ditetapkan
PAJAK • PPh dalam UU No. 33/2004.
• CHT o DBH CHT dan DBH SDA dibagi dengan
imbangan Daerah penghasil mendapatkan
porsi lebih besar, dan Daerah lain (dalam
provinsi yang bersangkutan) mendapatkan
DBH bagian pemerataan.
• Kehutanan
 PENYALURAN: Based on Actual Revenue
• Minerba
SDA • Migas Penyaluran DBH berdasarkan realisasi
penerimaan tahun anggaran berjalan (Pasal
• Panas Bumi 23 UU 33/2004)
• Perikanan
KEMENTERIAN KEUANGAN 14
PAGU ALOKASI DBH TA 2017

No DBH
APBN-P
APBN 2017 Selisih %  Penurunan DBH Pajak dan DBH
2016 SDA disebabkan karena turunya
1 2 3 4 5=4-3 6
rencana penerimaan negara
1 DBH Pajak 68.619,6 58.576,5 (10.043,1) -15% yang dihasilkan.
1. PPh 31.629,1 33.798,8 2.169,7 7%
 Alokasi Kurang Bayar DBH Pajak
2. PBB 16.583,3 16.224,7 (358,6) -2% Rp5,5 triliun dan DBH SDA
3. CHT 2.834,0 2.997,6 163,6 6% Rp5,3 triliun merupakan kurang
Kurang bayar 17.573,2 5.555,5 (12.017,7) -68% bayar DBH s.d tahun 2015 yang
2 DBH SDA 40.456,3 34.216,9 (6.239,4) -15% dihitung berdasarkan
penerimaan negara yang telah
1. Migas 13.250,7 11.917,8 (1.332,9) -10%
diaudit BPK.
2. Minerba 13.231,9 14.188,9 957,0 7%
(75,3) -5%
 Rincian alokasi Kurang Bayar
3. Kehutanan 1.596,4 1.521,1
DBH Pajak dan SDA untuk setiap
4. Perikanan 554,4 760,0 205,6 37%
Provinsi/Kab/Kota yang akan
5. Panas Bumi 504,6 527,7 23,1 5% disalurkan dalam APBN TA 2017
Kurang bayar 11.318,3 5.301,4 (6.016,9) -53% akan ditetapkan melalui
Total 109.075,8 92.793,4 (16.282,5) -15% Peraturan Menteri Keuangan

KEMENTERIAN KEUANGAN 15
Kebijakan dan Tantangan Pelaksanaan
Dana Bagi Hasil 2017

Penggunaan DBH
Penyelesaian Kurang Bayar DBH
Perluasan Diskresi
• Kurang bayar DBH sd 2015 sudah daerah dalam
sebagian diselesaikan (Rp28,9 T) penggunaan DBH
• Masih terdapat sisa Kurang Bayar CHT dan DBH Dana
Rp25,4 T, termasuk penundaan TW IV Reboisasi (Sebagian
Tahun 2016 (Rp11,5 T). dapat digunakan
sesuai kebutuhan dan
• Telah dianggarkan Rp10,9 T pada prioritas daerah)
APBN 2017, sehingga kurang bayar
yang belum dianggarkan sebesar
Rp14,5 T. Minimal 25% DAU
dan DBH digunakan
untuk Infrastruktur

KEMENTERIAN KEUANGAN 16
PENGALOKASIAN DAU TA 2017
Pengalihan
Tujuan: PDN Neto Kewenangan
Meminimumkan Rp1.326,91 T Kab./Kota ke
ketimpangan fiskal Provinsi
antar daerah, Rp15,4 T
DAU Formula
sekaligus Rp380,82 T
memeratakan (28,7% PDN Neto)
kemampuan antar Tambahan
daerah. Alokasi Kab./Kota
Rp4,84 T
Mekanisme
Pengalokasian: DAU MURNI
Rp401,13 T
berdasarkan Kurang Bayar
formula (alokasi atas Penundaaan
dasar plus celah DAU TA 2016
fiskal)  Rencana penundaan DAU tahun 2016  Rp19,42 T Rp9,71 T
 Telah disalurkan kembali (Nov-Des 2016)  Rp9,71 T
 Sisa penundaan DAU telah dibayarkan Desember 2016 
KEMENTERIAN KEUANGAN Rp9,71 T 17
Kebijakan dan Tantangan Pelaksanaan
Dana Alokasi Umum 2017

Pagu DAU tidak final. Pengalihan urusan konkuren daerah -> pusat.
• Penyesuaian alokasi DAU pd • Pengalihan urusan konkuren butuh Rp3 T
APBN-P dan APBD-P (belum termasuk BPKB dan Dikti
• Diperlukan kesiapan daerah kesehatan)
• Implikasi: Penyesuaian • Implikasi: 6 bulan pembayaran belanja
kontrak, belanja pegawai telah dan akan menjadi beban
operasional/modal APBD 2017.
• Solusi: fleksibilitas kontrak, cash • 6 bulan pembayaran belanja pegawai
planning selanjutnya menjadi beban APBN (Rp1,5 T).
• Solusi: Sebesar Rp 756 M akan
Pengalihan urusan pemerintahan. diperhitungkan sebagai pengurang DAU.
• Beban pengalihan sdh
ditampung Rp15,4 T pd APBN Minimal 25% DAU dan
2017 DBH digunakan untuk
• Potensi tambahan beban Infrastruktur
pengalihan Rp3,6 T.
• Solusi: Penyesuaian porsi DAU
dlm APBN-P.
KEMENTERIAN KEUANGAN 18
Perkiraan Kebutuhan Anggaran Akibat Pengalihan Urusan
Pemerintahan Konkuren

Kem. Kelautan dan


Kem. Perhubungan Kem. ESDM BKKBN BPKB
Perikanan
Perkiraan Kebutuhan Belanja 241,75 (belanja
Pegawai (miliar Rp) 569,5 30,07 373,3 2.026,70 operasional &
pegawai)
Jumlah PNS yang dialihkan
(orang) 5.373 966 3.198 15.777 619

Per orang per bulan (Rp) 8.832.744 2.594.030 9.727.434 10.704.929


Jabatan
Pengelola Terminal
Penyuluh KB/Petugas
Penumpang A & Jembatan Inspektur Tambang Penyuluh Perikanan Pegawai BPKB
Lapangan KB
Timbang
Perka BKN
No. 8/2016 No. 10/2016 No. 7/2016 No. 6/2016 No. 19/2016
Alokasi di RKA-K/L 2017 Sudah diajukan Kemen. Sudah diajukan Kemen.
Perhubungan ESDM
Anggaran sudah
(blokir, sesuai arahan (blokir, sesuai arahan Belum dialokasikan Belum dialokasikan
disiapkan
Presiden dalam Ratas 30 Mei Presiden dalam Ratas 30
2016) Mei 2016)

 Jumlah kebutuhan Dana: Rp2.999,57 miliar (belum termasuk BPKB)


 Jumlah personel yg dialihkan (berdasarkan perhitungan K/L): 25.933 orang
 Urusan pemerintahan konkuren terkait pengelolaan pendidikan tinggi kesehatan belum tersedia data kebutuhan anggarannya.
 Catatan: data pegawai berdasarkan catatan BKN untuk KKP sebesar 3.090 orang.

KEMENTERIAN KEUANGAN
DAK Fisik: Konsep, Tujuan, dan Distribusi

• Pengertian: Formulasi DAK 2015 & sebelumnya


1. dialokasikan untuk daerah tertentu
2. mendanai kegiatan khusus urusan daerah
3. sesuai dengan prioritas nasional.
• Tujuan:
1. membantu penyediaan infrastruktur
2. mendorong pencapaian prioritas nasional
3. mengatasi ketimpangan layanan publik antar daerah

PERMASALAHAN
1. Pengalokasian, bersifat topdown, berakibat:
 mismatch alokasi dengan kebutuhan daerah
 Ketidaksinkronan perencanaan pusat-daerah
 komitmen daerah kurang.
2. Penyaluran :
 Berdasarkan pagu alokasi per daerah
 Belum berdasarkan kinerja penyerapan
3.Pelaporan, hanya laporan realisasi dana
4. Pelaksanaan:
 Wajib dana pendamping 10%
 Juknis terlambat
KEMENTERIAN KEUANGAN
20
DAK Fisik: Kebijakan dan Bidang 2017

KEBIJAKAN DAK FISIK


1. Pengalokasian DAK berdasarkan Proposal;
2. Menghilangkan kewajiban Dana Pendamping;
3. Penetapan juknis dengan Perpres, dan berlaku 3 tahun;
4. Memperbaiki Penyaluran DAK:
a. secara triwulan per bidang;
b. berbasis kinerja penyerapan (performance based);
5. Mewajibkan daerah melaporkan capaian output/outcome;
6. Menyempurnakan pelaporan DAK berbasis sistem aplikasi.

1. DAK REGULER 2. DAK 3. DAK AFFIRMASI


Untuk membantu pemenuhan Untuk mempercepat
PENUGASAN penyediaan infrastruktur dan
SPM dalam pelayanan publik • Untuk pencapaian sarana/prasarana di daerah
dan mendukung kegiatan sasaran prioritas nasional tertinggal, perbatasan,
perekonomian daerah dalam RKP kepulauan, dan transmigrasi
• Menu dan lokus terbatas
1)Pendidikan; 1)Pendidikan SMK; 1)Perumahan dan Permukiman;
2)Kesehatan; 2)Kesehatan (RS dan Rujukan); 2)Transportasi (Transportasi
3)Perumahan dan Permukiman; 3)Air Minum; Desa, Dermaga Kecil, dan
4)Pertanian; 4)Sanitasi; Tambatan Perahu)
5)Kelautan dan Perikanan; 5)Jalan; 3)Kesehatan (Puskesmas)
6)Sentra Industri Kecil; dan 6)Pasar;
7)Pariwisata 7)Irigasi; dan
KEMENTERIAN KEUANGAN 8)Energi Skala Kecil 21
DAK Fisik: Mekanisme Pengalokasian Proposal Based

Juli-Agustus
Maret April-Mei Juni
Sinkronisasi dan
•Penetapan •Penyusunan dan •Penilaian dan Pembahasan
Bidang/Subbidang Penyampaian hasil penilaian oleh K/L, Harmonisasi
Usulan DAK Bappenas, dan Kemenkeu rencana kegiatan
DAK di Provinsi

Oktober Sept-Okt Agustus Agustus Juli-Agustus


•Penetapan •Pembahasan •Pertimbangan •Penghitungan •Penentuan pagu
Alokasi DAK per RUU APBN DPD atas arah alokasi per jenis/Bidang/
Daerah bersama DPR kebijakan DAK sementara DAK subbidang

PENILAIAN DAN HASIL PENILAIAN USULAN DAK DI PUSAT


K/L Teknis Bappenas Kemenkeu
Penilaian mengacu pada: Menilai usulan skala prioritas per Menilai satuan biaya:
a. data teknis Usulan DAK; bidang/subbidang mengacu pada: a.Standar Biaya Masukan;
b. perbandingan data teknis usulan a. Data teknis Usulan DAK; b.Standar Biaya Keluaran usulan
daerah dengan data teknis K/L; b. lokasi prioritas; K/L;
c. Sinkronisasi kegiatan sesuai RKPD c.Indeks kemahalan konstruksi.
c. tingkat pencapaian SPM;
dan RPJMD dengan prioritas d.kinerja penyerapan DAK dan
d. target output dan outcome: tingkat capaian output fisik tahun
nasional dalam RKP dan RPJMN.
• jangka menengah; sebelumnya.
• per tahun secara nasional;
• dari dana TP dan KP.
KEMENTERIAN KEUANGAN 22
DAK Fisik: Postur DAK Fisik dalam APBN 2017
(dalam trilliun Rupiah)
APBN
JENIS & BIDANG DAK APBN P 2016 JENIS & BIDANG DAK
2017
Dana Alokasi Khusus Fisik 58,3
Dana Alokasi Khusus Fisik 89,8
A. DAK Reguler 20,4
A. DAK Reguler 62,3
1. Pendidikan 6,1
1. Pendidikan 2,7 2. Kesehatan dan KB 10,0
2. Kesehatan dan KB 15,4 3. Perumahan dan Permukiman 0,6
3. Perumahan, Air Minum dan Sanitasi 0,7 4. Pertanian 1,6
5. Kelautan dan Perikanan 0,9
4. Kedaulatan Pangan 4,1 6. Sentra IKM 0,5
5. Energi Skala Kecil 0,5 7. Pariwisata 0,5
6. Kelautan dan Perikanan 1,1 B. DAK Penugasan 34,5
7. Prasarana Pemda 0,3 1. Pendidikan SMK 1,9
8. Lingkungan Hidup & Kehutanan 1,4
2. Kesehatan (RS Rujukan dan Pratama) 4,8
Transportasi (Infrastruktur Jalan,
9. 0,8
Perhubungan, dan Transportasi Desa) 3. Air Minum 1,2
Sarana Prasarana Perdagangan 4. Sanitasi 1,2
10. (Sarana Perdagangan, IKM dan 1,3 5. Jalan 19,7
Pariwisata)
6. Pasar 1,0
11. Penyelesaian Kurang Salur 0,6
7. Irigasi 4,0
Sarpras Penunjang (Jalan, Irigasi, Air 8. Energi Skala Kecil (Listrik) 0,5
12. 45,1
Minum, Kesehatan dan Pasar)
C. DAK AFIRMASI 3,5
13. Tambahan DAK 10.3 1. Perumahan dan Permukiman 0,4
B. DAK IPD 24,8
2. Transportasi (Jalan dan TransDes) 0,8
DAK AFIRMASI (Air Minum, Sanitasi,
C. 2,6 3. Kesehatan (Puskesmas) 2,2
Irigasi dan Kesehatan)
KEMENTERIAN KEUANGAN 23
Sebaran Alokasi dan Target Output DAK Fisik 2017

Kalimantan
Sulawesi
Rp6,83T
Rp9,99T Sanitasi
Maluku & Papua
Rp8,21T  169.500 SR
 1.026 unit IPAL USK
 348.000 unit tangki
septik individu
Maluku
 TPS 3R sebanyak
Sumatera
Rp15,99T
700 unit.

Nusa Tenggara
Bali

Jawa Air Minum


Rp11,86T Bali & Nusa Tenggara • 448 SPAM bagi 716.352
Rp5,45T rumah tangga.
Irigasi dan • Akses air minum layak
Pertanian Jalan bagi 688.436 rumah
tangga
• Baru : 5.000 Ha
Kondisi Mantap:
• Rehab :755.200 Ha
Provinsi: 71,75%
• 10.000 unit Pendidikan Perumahan
embung
Kab/Kota: Kesehatan
60,76% 49.000 rumah
• Rehab Ruang • Rumah Sakit :
Belajar: 27.140 unit untuk Masyarakat
453 unit Berpenghasilan
• Ruang Kelas Baru: • Puskesmas :
3.590 unit Rendah (MBR)
5.059 unit

KEMENTERIAN KEUANGAN 24
Kebijakan dan Tantangan Pelaksanaan
Dana Alokasi Khusus Fisik 2017

Kurang Bayar DAK Fisik 2016 Akan dilakukan


• Direncanakan di-carry over pd APBN-P 2017 perubahan mekanisme
(perkiraan Rp6,5 T s.d Rp 7 T). penyaluran dengan
• Syarat Carry over: meningkatkan syarat
 output tercapai 100% pd 2016 besaran penyerapan untuk
 Telah menyampaikan laporan penyaluran DAK Fisik setiap
penyerapan dan output fisik Triwulan/Tahap.
 dilakukan verifikasi administrasi dan
output fisik Rencana Penyaluran DAK Fisik
melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN):
Penyaluran DAK Fisik berdasarkan kinerja
pelaksanaan: • Verifikasi dilakukan oleh KPPN.
• Kinerja Penyerapan • Efisiensi, waktu dan biaya untuk
• Kinerja Capaian Output penyampaian laporan.
• Good Governance, karena
realisasi dapat dipantau secara
langsung.
25
KEMENTERIAN KEUANGAN
Kebijakan dan Tantangan Pelaksanaan Diarahkan untuk
Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2017 mendukung operasional
pelayanan publik

2016 2017
DAK Nonfisik Selisih APBN
Pengalokasian
2017 dengan
(miliar rupiah) APBNP Realisasi
% thd
APBN Realisasi 2016 disesuaikan dengan
APBNP
kebutuhan riil di daerah
a.Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 43.923,6 43.923,6 100,0 45.120,0 1.196,4
b.Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD 2.281,9 2.281,9 100,0 3.581,7 1.299,8
c.Tunjangan Profesi Guru PNSD 69.762,7 39.167,6 56,1 55.573,4 16.405,8 Perbaikan &
d.Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD 1.020,5 820,1 80,4 1.400,0 579,9 penyederhanaan sistem
e.Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus - - 1.669,9 1.669,9 pelaporan
f.Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi 400,0 199,3 49,8 - (199,3)
g. BOK dan BOKB 3.559,9 2.630,6 73,9 6.910,0 4.279,4
Penguatan sistem
h.Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, UKM & Ketenagakerjaan 264,3 237,5 89,8 100,0 (137,5)
i.Bantuan Pelayanan Administrasi Kependudukan - - 750,0 750,0
monitoring dan
evaluasi.
J U M L A H 121.212,9 89.260,5 73,6 115.105,0 25.844,5
Penyaluran
Arah Kebijakan berdasarkan kinerja
pelaksanaan.
1. Meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) terutama di bidang pendidikan dan kesehatan
2. Meningkatkan kapasitas koperasi dan usaha kecil dan menengah
3. Menjamin keberlanjutan dan keamanan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) terpadu

26
KEMENTERIAN KEUANGAN
Kebijakan Dana Insentif Daerah Tahun 2017
ARAH KEBIJAKAN TUJUAN MENDORONG DAERAH UNTUK:
1. Memberikan reward kepada daerah berkinerja baik 1. Mengelola keuangan dengan lebih baik
2. Penggunaan alokasi DID ditujukan untuk mendukung kegiatan yang sesuai dengan 2. Menetapkan APBD tepat waktu
kebutuhan dan prioritas daerah 3. Berkinerja lebih baik

KEBIJAKAN ALOKASI
DIALOKASIKAN KEPADA

PROVINSI KABUPATEN KOTA


KRITERIA UTAMA BERDASARKAN KRITERIA KINERJA
Opini Badan Pemeriksa Keuangan; Penetapan Perda APBD tepat waktu. Kinerja kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah; Kinerja
pelayanan dasar publik; dan Kinerja ekonomi dan kesejahteraan.

RESUME PERHITUNGAN DID 2017


DAERAH PENERIMA DID TA. 2017
 Pagu Alokasi DID : Rp7,5 Triliun, terdiri dari : BERDASARKAN KRITERIA UTAMA DAN KRITERIA KINERJA
 Alokasi Minimum (AM) : Rp2,1 Triliun
Diberikan kepada daerah yang memperoleh opini WTP dan menetapkan Perda
APBD tepat waktu.
 Alokasi Kinerja (AK) : Rp5,4 Triliun
Diberikan kepada daerah yang memenuhi kriteria utama dan memenuhi batas
Hanya AM AM + AK Hanya AK
minimum nilai kinerja yaitu BB (nilai kinerja ≥ 68,33)
 Daerah penerima DID tahun 2017 sebanyak 317 daerah, terdiri dari:
(83 daerah) (38 daerah)
 21 provinsi, (196 daerah)
 232 kabupaten, dan
 64 kota
 Peningkatan dari DID 2016 ke 2017:
• Jumlah penerima DID naik dari 271 menjadi 317, Jumlah daerah yang lulus
passing grade naik dari 109 menjadi 121;
• Jumlah daerah penerima AM naik dari 228 menjadi 279, Jumlah daerah penerima
KEMENTERIAN KEUANGAN
AM dan AK naik dari 66 menjadi 83. JUMLAH DAERAH PENERIMA DID TA. 2017 = 317 DAERAH 27
Alokasi Dana Insentif Daerah TA. 2017
Alokasi DID 2017 Alokasi DID 2017
No Se-Provinsi No Se-Provinsi
AM AK Total AM AK Total
1 Kalbar 60,0 0,0 60,0 1 Sulteng 37,5 57,8 95,3
2 Sulut 90,0 172,4 262,4 Alokasi DID 2017
2 Kalteng 75,0 133,7 208,7 No Se-Provinsi
3 Kalsel 105,0 179,7 284,7 3 Sulsel 120,0 86,8 206,8 AM AK Total
4 Kaltim 60,0 89,1 149,1 4 Sultra 60,0 89,6 149,6 1 Maluku 30,0 265,0 295,0
5 Kaltara 22,5 0,0 22,5 5 Gorontalo 52,5 0,0 52,5 2 Papua 37,5 43,1 80,6
Jumlah 322,5 402,5 725,0 6 Sulbal 37,5 128,7 166,2 3 Maluku Utara 22,5 88,3 110,8
Jumlah 397,5 535,3 932,8 4 Papua Barat 67,5 0,0 67,5
Jumlah 157,5 396,4 553,9

Maluku

Alokasi DID 2017


No Se-Provinsi
AM AK Total Nusa Tenggara
Bali
1 Aceh 142,5 583,8 726,3
2 Sumut 22,5 131,7 154,2
3 Sumbar 97,5 446,6 544,1
4 Riau 22,5 0,0 22,5
5 Jambi 22,5 42,5 65,0 Alokasi DID 2017
6 Sumsel 82,5 0,0 82,5 No Se-Provinsi
AM AK Total
7 Bengkulu 7,5 90,0 97,5 1 DKI Jakarta 0,0 0,0 0,0 Alokasi DID 2017
8 Lampung 37,5 170,5 208,0 No Se-Provinsi
2 Jabar 142,5 319,4 461,9 AM AK Total
9 Babel 0,0 137,3 137,3 3 Jateng 150,0 949,9 1099,9 1 Bali 67,5 134,3 201,8
10 Kep. Riau 7,5 0,0 7,5 4 DIY 45,0 225,8 270,8 2 NTB 75,0 179,2 254,2
Jumlah 442,5 1602,4 2044,9 5 Jatim 202,5 479,5 682,0 3 NTT 15,0 177,3 192,3
6 Banten 37,5 43,1 80,6 Jumlah 157,5 490,8 648,3
KEMENTERIAN KEUANGAN Jumlah 577,5 2.017,7 2.595,2
28
Kebijakan Dana Dana Desa TA. 2017

DIALOKASIKAN UNTUK 74.954 DESA


Berdasarkan: jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa,
D luas wilayah desa, dan tingkat kesulitan geografis desa
dengan memerhatikan aspek pemerataan dan keadilan

Cara penghitungan konsisten dengan tahun sebelumnya


Proporsi dan bobot formula:
 90%  Alokasi Dasar (Pemerataan),
D
 10%  variabel jumlah penduduk desa (25%), angka kemiskinan desa (35%), luas wilayah desa (10%), dan
tingkat kesulitan geografis desa (30%)
Formula 90:10 merupakan pilihan yang terbaik
 memperhatikan aspek pemerataan dan keadilan, D
 rasio penerima Dana Desa terkecil dan terbesar adalah paling rendah, yakni 1:4, dan
 standar deviasi yang paling rendah.

Penggunaan dan pelaporan Dana Desa


D
Penggunaan diarahkan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, disertai upaya peningkatan
kualitas pelaporan dan akuntabilitas pengelolaan Dana Desa.
KEMENTERIAN KEUANGAN 29
Kewajiban Pemenuhan Alokasi Dana Desa

Tata Cara Penundaan/Pemotongan Dana Desa


• Kab/Kota diwajibkan
menganggarkan Alokasi Dana
Desa (ADD) sekurangnya 10%
dari Dana Perimbangan yang
diterima Kab/Kota dalam APBD
setelah dikurangi DAK (Pasal 72
UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa).
• Jika ADD tidak terpenuhi,
Menkeu dapat melakukan
penundaan dan/atau
pemotongan alokasi Dana
Perimbangan setelah dikurangi
DAK yang seharusnya disalurkan
ke Desa.

KEMENTERIAN KEUANGAN 30
Sebaran Dana Desa 2017
No. Provinsi Pagu No. Provinsi Pagu No. Provinsi Pagu
1 Kalbar 1.616,73 1 Sulut 1.161,36 1 Maluku 961,60
2 Kalteng 1.148,90 2 Sulteng 1.433,83 2 Malut 832,41
3 Kalsel 1.430,38 3 Sulsel 1.820,52 3 Papua 4.300,95
4 Kaltim 692,42 4 Sultra 1.482,03 4 Papbar 1.364,41
5 Kaltara 369,94 5 Gorontalo 513,96 Total 7.459,37
Total 5.258,36 6 Sulbar 461,09
Total 6.872,79

Maluku

No. Provinsi Pagu


1 Aceh 4.892,57
2 Sumut 4.197,97
3 Sumbar 796,54 Nusa Tenggara
Bali
4 Riau 1.269,31
5 Jambi 1.090,94
6 Sumsel 2.267,26
7 Babel 261,66 No. Provinsi Pagu
1 Jabar 4.547,51 No. Provinsi Pagu
8 Kepri 228,18
2 Jateng 6.384,44 1 Bali 537,26
9 Bengkulu 1.035,34
3 DIY 368,57 2 NTB 865,01
10 Lampung 1,957.49
4 Jatim 6.339,56 3 NTT 2.360,35
Total 17.997,27
5 Banten 1.009,51 Total 3.762,63
KEMENTERIAN KEUANGAN Total 18.649,59 31
Penyaluran Dana Desa Berbasis Kinerja Pelaksanaan
PMK NO. 49 TAHUN 2016 RENCANA PERUBAHAN
Tahap I : 60%, bulan Maret Tahap I : 60%, paling cepat bulan Maret, paling lambat bulan Juli
Syarat : Syarat :
 Perda mengenai APBD TA berjalan  Perkada mengenai Penjabaran APBD TA berjalan
 Perkada mengenai tata cara pembagian dan  Perkada mengenai tata cara pembagian dan penetapan rincian DD
penetapan rincian DD setiap Desa setiap Desa
Dari RKUN  Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi Dari RKUN  Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi realisasi penyerapan
penggunaan DD TA sebelumnya DD TA sebelumnya
ke RKUD ke RKUD
(Oleh menteri (Oleh menteri
Keuangan C.q. Tahap II : 40%, bulan Agustus Keuangan C.q.
DJPK) Syarat : KPPN) Tahap II : 40%, paling cepat bulan Agustus
• Laporan realisasi penyaluran; dan Syarat :
• konsolidasi penggunaan DD Tahap I menunjukkan paling  DD Tahap I telah disalurkan ke RKD sebesar 100% ; dan DD
kurang 50%. Tahap I telah diserap oleh desa paling kurang 60%
 capaian output menunjukkan paling kurang 30%.

Tahap I : 60% 7 hari kerja setelah diterima dari RKUN Tahap I : 60% 7 hari kerja setelah diterima dari RKUN
Syarat : Syarat :
 Perdes APB Desa  Perdes APB Desa
Dari  Laporan realisasi penggunaan DD tahun anggaran Dari  Laporan realisasi penggunaan DD tahun anggaran
sebelumnya sebelumnya
RKUD ke RKUD ke
RKD Tahap II : 40% 7 hari kerja setelah diterima dari RKUN RKD Tahap II : 40% 7 hari kerja setelah diterima dari RKUN
(Oleh Syarat : (Oleh Syarat :
Walikota/  Laporan penggunaan DD Tahap I Walikota/  Laporan penggunaan DD Tahap I
 Paling kurang 50% DD Tahap I telah digunakan  Paling kurang 60% DD Tahap I telah digunakan (capaian output).
Bupati) Bupati)
32
KEMENTERIAN KEUANGAN 32
Dana Desa: Tantangan, Kebijakan, dan Implikasi

TANTANGAN KEBIJAKAN IMPLIKASI

Pemanfaatan/Penggunaan belum Mendorong pertumbuhan ekonomi &


optimal membiayai 2 bidang prioritas: Peningkatan kesejahteraan
pembangunan prasarana & masyarakat desa
pemberdayaan masyarakat desa.
Kapasitas Aparat Desa belum memadai

Penyelenggaraan pelatihan tatakelola


Penyediaan Pendamping Desa:
keuangan desa dan pelatihan
Peningkatan kualitas dan
• kompetensi belum memadai, pengelolaan/ pemanfaatan dana desa akuntabilitas Pelaporan.
• proses rekruitmen lama,
• mobilisasi yang terlambat
Percepatan rekrutmen pendamping Pengelolaan Dana Desa yang
Status NAGARI VS JORONG sebagai Desa desa lebih baik

Perbaikan peraturan perundangan.

KEMENTERIAN KEUANGAN 33
Dana Otonomi Khusus & Dana Tambahan Infrastruktur TA. 2017
Dana Otsus dialokasikan sebesar Rp8,02 triliun Dana DTI dialokasikan sebesar Rp3,5 triliun
Arah kebijakan Dana Otonomi Khusus: Arah Kebijakan Dana Tambahan Infratruktur:
Dana Otonomi Khusus Papua dan Papua Barat
dialokasikan sebesar 2% (dua persen) dari Dana Tambahan Infrastruktur:
Pasal 34 ayat (3) total pagu DAU Nasional (berlaku selama 20
UU 21/2001 Tahun)

terutama ditujukan untuk pembiayaan ditetapkan antara Pemerintah dan DPR


pendidikan dan kesehatan berdasarkan usulan Provinsi pada
Pasal 34 ayat setiap tahun anggaran, yang terutama
(3) huruf f ditujukan untuk pembiayaan
DANA OTSUS DIBAGI ANTARA PAPUA DAN PAPUA BARAT UU 21/2001 pembangunan infrastruktur
dalam 25 tahun seluruh kota-kota
70% 30%
provinsi, kabupaten/kota, distrik atau
Provinsi Papua Provinsi Papua Barat pusat-pusat penduduk lainnya
terhubungkan dengan transportasi
DIBAGI UTK PROV DAN KAB/KOTA darat, laut, atau udara yang berkualitas
BERDASARKAN PERDASUS NO. 13 DIBAGI UTK PROV DAN KAB/KOTA
TAHUN 2016 JO. PERDASUS NO. 25 DG PERDASUS
TAHUN 2013

Penggunaan Dana Tambahan Infrastruktur Provinsi Papua


dan Papua Barat tidak diatur secara detail dalam UU, namun
PROV: 20% DAN KAB/KOTA: 80% PROV: 30% DAN KAB/KOTA: 70% diarahkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur
PEMBG TSB SETELAH DIKURANGI PEMBG TSB SETELAH DIKURANGI
PROGRAM STRATEGIS LINTAS UTK
seperti: jalan, jembatan, dermaga, sarana transprtasi darat,
KAB/KOTA RESPEK (DISTRIK, KAMPUNG, KEL) sungai maupun laut dalam rangka mengatasi keterisolasian
dan kesenjangan penyediaan infrastruktur antara Papua dan
Papua Barat dengan daerah lainnya.
KEMENTERIAN KEUANGAN 34
Dana Otonomi Khusus Aceh TA. 2017
Dialokasikan sebesar Rp8,02 triliun
Pasal 183
UU 11/2006 Dana Otonomi Khusus Aceh dialokasikan sebesar 2% (dua persen)
tentang dari total pagu DAU Nasional
Pemerintahan Aceh

terutama ditujukan untuk pembiayaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur,


pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, serta pendanaan pendidikan, sosial,
dan kesehatan.
Program pembangunan dituangkan dalam program pembangunan provinsi dan
kabupaten/kota di Aceh dengan memperhatikan keseimbangan kemajuan pembangunan
antar kabupaten/kota
PENGATURAN:
Tahun 1 s.d Tahun ke-15  2% dari DAU Nasional
Tahun ke-16 s.d Tahun ke-20  1 % dari DAU Nasional

KEMENTERIAN KEUANGAN 35
Tantangan dan Kebijakan Dana Otonomi Khusus 2017

Tantangan Kebijakan 2017 Implikasi

>
1 Sinkronisasi antara Prov,
Kab/Kota, dan K/L belum
optimal Mengoptimalkan peran K/L dalam
sinkronisasi perencanaan
> Perencanaan lebih baik

2 Akuntabilitas dan efektivitas


penggunaan
> Penyaluran
Penyaluran berbasisberbasis
kinerja kinerja
pelaksanaan
pelaksanaan > Pelaksanaan lebih efisien dan
efektif

3
Penguatan sistem monev > Menyusun sistem monev yang berbasis
output dan outcome > Pelaksanaan dana otsus lebih
terukur

KEMENTERIAN KEUANGAN 36
Penyaluran Dana Otonomi Khusus & Dana Tambahan Infrastruktur
• Pasal 87 ayat 2 PMK Nomor 48/PMK.07/2016, penyaluran Dana Otsus dilaksanakan secara bertahap,
yaitu

Tahapan Penyaluran Dana Otsus dan DTI

Tahap III Tahap I Paling Cepat Bulan Maret


(25%) (30%)
Paling Cepat Bulan Juli

Tahap II Paling Cepat Bulan Oktober


(45%)

• Pasal 87 ayat 3 PMK Nomor 48/PMK.07/2016, penyaluran Dana Otsus dilaksanakan setelah
mendapatkan pertimbangan Menteri Dalam Negeri disertai rekapitulasi penggunaan Dana Otsus.
• Penyaluran Dana Otsus dan Dana Tambahan Infrastruktur akan dilakukan berdasarkan Kinerja
Pelaksanaan, yang ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas pemanfaatan Dana Otsus
dan DTI.
KEMENTERIAN KEUANGAN 37
Arah Kebijakan Dana Keistimewaan DIY 2017
Dialokasikan sebesar Rp 800 miliar

 Meningkatkan kualitas perencanaan dan ketepatan penggunaan Dana Keistimewaan DIY;


 Meningkatkan pemantauan dan evaluasi dalam rangka mendukung efektivitas penyelenggaraan keistimewaan DIY;
 Mendorong percepatan pelaporan atas pelaksanaan kegiatan oleh Pemerintah Daerah.

 Penyaluran dilakukan secara bertahap sebagai berikut:


• tahap I: 15%;
• tahap II : 65%;
• tahap III : 20%

 Dilaksanakan dari RKUN ke RKUD;


 Persyaratan penyaluran DK DIY adalah:
1. Perda mengenai APBD tahun anggaran berjalan;
2. SPTJM;
3. Rencana Penggunaan DK DIY tahap bersangkutan;
4. Laporan Realisasi Penyerapan DK DIY s.d. tahap sebelumnya/tahun anggaran sebelumnya yang telah diverifikasi oleh
Kemenkeu;
5. Laporan Pencapaian Kinerja DK DIY s.d. Tahap sebelumnya/tahun anggaran sebelumnya yang telah diverifikasi oleh
Kemendagri bersama K/L terkait;
 Untuk penyaluran tahap II dan Tahap III, Realisasi Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Kinerja tahap sebelumnya harus
sudah mencapai paling rendah 80%;
 Surat Permintaan Penyaluran paling lambat disampaikan tgl 1 November.
KEMENTERIAN KEUANGAN 38
Peningkatan Kapasitas Aparat Pengelola Keuangan Daerah dan Desa

Goals • Meningkatkan pengetahuan terkait pengelolaan keuangan daerah & desa


• Memperkenalkan e-planning, e-procurement, e-budgeting & e-auditied
• Memperkuat pemahaman tentang pengelolaan/pemanfaatan Dana Desa
• Mempelajari peningkatan potensi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Bimbingan Teknis

Program
Capacity Building Internship Pemda ke Kemenkeu

Secondment ke Pemda

KEMENTERIAN KEUANGAN 39
Terima Kasih

KEMENTERIAN KEUANGAN 40

Anda mungkin juga menyukai