Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan

Pasangan
Baru Menikah
Pengertian
• Keluarga baru/pemula adalah mulainnya pembentukan
keluarga yang berakhir ketika lahirnya anak pertama,
pembentukan keluarga pada umumnya dimulai dari
perkawinan seorang laki-laki dengan perempuan serta
perpindahan dari status lajang ke hubungan baru yang
intim serta mulai meninggalkan kelurganya masing-
masing. Pada tahap ini, pasangan belum mempunyai
anak
• Pasangan baru menikah adalah keluarga yang terdiri
dari suami dan istri yang belum mempunyaiu anak
(baru menikah).
Tahap perkembangan pasangan baru
menikah
1. Membangun perkawinan yang memuaskan
Seseorang yang telah memutuskan untuk menikah harus belajar
mamahami kebutuhan pasanaganya keluarga yang harmonis
terbentuk dari adanya pengendalian atau beradaptasi perbedaan
antara pasangannya.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
Suami maupun istri saling menjalin hubungan dengan keluarga
pasangannya sehingga terbentuk interaksi social yang harmonis.
3. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang
tua).
Pasangan suami istri harus mulai merencanakan, kapan dimulai
kehamilan sampai berapa anak yang diinginkan dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki. Kemampuan tersebut
meliputi kemampuan dalam memberikan perawatan anak secara
fisik, psikologis, maupun social.
Masalah keperawatan keluarga
pasangan baru menikah
• Komunikasi keluaraga disfungsional
• Potensial peningkatan menjadi orang tua, perubahan (krisis)
menjadi orang tua, konflik peran orang tua.
• Perubahan penampilan
• Gangguan citra tubuh
• Koping keluarga tidak efektif (menurun,ketidakmampuan),
potensial peningkatan koping keluarga.
• Resiko terhadap tindak kekerasan.
• Perilaku mencari bantuan kesehatan
• Gangguan tumbuh kembang.
• Resiko penularan penyakit.
Stress dan Koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon
terhadap situasi/stressor.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
4. Strategi adaptasi disfungsional
5. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan
Pengkajian
A. Data umum
Yang harus dikaji meliputi :
1. Nama suami dan istri
2. Alamat dan telepon suami dan istri
3. Pekerjaan suami dan istri
4. Usia suami dan istri
5. Suku bangsa suami dan istri
6. Agama suami dan istri
7. Pendidikan suami dan istri
8. Tipe keluarga
9. Status sosial ekonomi keluarga suami dan istri
10. Aktivitas rekreasi
B. Riwayat Tahap Perkembangan
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi
3. Riwayat kesehatan keluarga baru menikah
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
C. Lingkungan
Karakteristik rumah
a. Denah rumah
b. Keadaan dalam lingkungan rumah
c. Keadaan di luar lingkungan rumah
d. Karakteristik tetangga dan komunitas
e. Mobilitas geografis keluarga
f. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat
g. Sistem pendukung keluarga
D. Struktur keluarga
1.Pola komunikasi keluarga
2.Struktur kekuatan keluarga
3.Struktur peran
4.Nilai dan norma keluarga
E. Fungsi keluarga
1.Fungsi ekonomi
2.Fungsi afektif
3.Fungsi sosialisasi
4.Fungsi pemenuhan kesehatan
5.Fungsi reproduksi
F. Stress dan koping keluarga
1. Stressor jangka panjang dan pendek
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
3. Strategi koping yang digunakan
G. Pengkajian Fokus
1. Kapan pertemuan pasangan?
2. Bagaimana hubungan sebelum menikah
3. Bagaimana pasangan ini memutuskan menikah?
4. Adakah halangan terhadap perkawinan mereka?
5. Bagaimana respon anggota keluarga terhadap
perkawinan?
Lanjutan...

6. Bagaimana kehidupan di lingkungan asal,


termasuk orientasi dari kedua orang tua?
7. Siapa orang lain yang tinggal serumah
setelah perkawinan?
8. Bagaimana hubungan dengan saudara ipar?
9. Bagaimana rencana mempunyai anak?
10. Bagaimana rencana menggunakan KB?
Diagnosa keperawatan
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan
keluarga baru menikah berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
tugas perkembangan keluarga baru menikah
2. Resiko terjadinya konflik berhubungan dengan
ketidaktauahan keluarga mengenai masalah
komunikasi pada keluarga baru menikah.
3. Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga melakukan
perwatan rumah yang sehat.
Rencana tindakan keperawatan
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Kurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Kaji tingkat pengetahuan
pengetahuan selama proses keperawatan diharapakan kelurga tentang tugas
tentang tugas kepada keluarga perkembangan keluarga
perkembangan a. dapat mengetahui tentang tugas baru menikah.
keluarga baru perkembangan keluarga baru nikah. b. Jelaskan tentang
menikah b. Keluarga dapat membuat keputusan kesehatan reproduksi
berhubungan dalam perencanaan dengan keluarga c. Jelaskan tentang sex
dengan kapan dan jumlah anak yang yang sehat dan membina
ketidakmampuan diinginkan. hubungan intim dengan
keluarga pasanagan
mengenal d. Jelaskan tentang tugas
masalah tugas perkembangan kelurga
perkembangan baru menikah.
keluarga baru e. Minta keluarga
menikah. mengulang kembali
materi yang telah
diberikan
Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan mengenai
diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup
hal-hal dibawah ini ;
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara :
a. Memberikan informasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :
a. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara :
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
Lanjutan
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara ;
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara :
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan
keluarga
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun
rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga . Unyuk itu dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga . Evaluasi
disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
S : Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan. Misal : keluarga mengatakan nyerinya
berkurang.
O : Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait
dengan diagnosa keperawatan.
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahap evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi
sumatif adalah evaluasi akhir.
KAMSAHAMIDA
CHINGHEYO
IPPUTA

Anda mungkin juga menyukai