Anda di halaman 1dari 18

ARITMIA

KELOMPOK 4:
INGRID VITRIYANI
SITI SAPURA
RESSY JASMARITA
DELIANA TURNIP
JANE ISMY AULIA H
KARSITA
INA RUSTIANAWATI
ZUHROUL FAUZIATUL UMRI
RIZALDI RAHMATULLAH
Definisi Aritmia
ARITMIA adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh
konduksi elektrolit abnormal atau otomatis. Aritmia jantung menyebabkan jantung
berdetak lebih cepat dari normal.
gangguan irama jantung yang terjadi dapat berupa atrial fibrilasi (AF), atrial flutter, blok
jantung, ventrikel fibrilasi, ventrikel takikardi serta gangguan irama lainnya. Aritmia yang
sering ditemukan adalah atrial fibrilasi (AF).
Prevalensi Aritmia
Menurut AHA (American
Heart Associaion)
Insiden Atrial Fibrilasi (AF) pada laki-
laki 20,6 per 100.000 penduduk (usia
15-44 tahun) hingga 1077,4 per
100.000 penduduk (usia >85 tahun).
Pada perempuan insidensi 6,6/100.000
penduduk usia (15-44 tahun) hingga
1203,7/100.000 penduduk (usia >85
tahun).
Patofisiologi ARITMIA
- Supraventrikuler
Jantung berdenyut cepat

- Ventrikuler
Jantung berdenyut cepat

- Bradiaritmia
Jantung berdenyut lambat
ETIOLOGI ARITMIA
Peradangan Jantung
Gangguan Psikoneurotik Dan SSP

Gangguan sirkulasi koroner


Gangguan Metabolik

Keracunan obat
Gangguan endokrin

Gangguan keseimbangan elektrolit


Gangguan irama jantung

Gangguan susunan saraf Otonom


Tanda dan Gejala
ARITMIA
1. Perubahan TD (hipertensi atau hipotensi)
2. Nyeri dada ringan – berat
3. Nafas pendek dan batuk
4. Demam
5. Pingsan
6. Detak jantung cepar atau lambat
7. Lemah atau keletihan
Faktor Resiko ARITMIA
Penyakit arteri Tekanan darah Penyakit jantung Masalah pada
koroner tinggi bawaan tiroid

Obat dan Obesitas Diabetes Obstructive sleep


suplemen apnea

Ketidakseimbanga Konsumsi alkohol Nikotin dan kafein


n elektrolit
Kriteria Diagnostik
Ekokardiogram
Untuk mengevaluasi fungsi katup dan otot jantung serta mendeteksi penyebab
aritmia dengan bantuan gelombang suara ultrasound.

Elektrokardiogram (EKG)
Untuk merekam aktivitas elektrik di dalam jantung dengan menempelkan elektroda
pada permukaan kulit di dada.

Uji Latih Beban Jantung


Pasien akan diminta untuk melakukan latihan fisik, seperti mengayuh sepeda statis
atau berjalan di atas treadmill. Kemudian tekanan darah dan denyut jantung pasien
diteliti melalui monitor. Metode diagnosis ini dipadukan dengan elektrokardiogram.
Dari tes ini, dokter dapat melihat seberapa jauh tingkat keteraturan irama jantung
sebelum berubah oleh pengaruh aktivitas fisik tadi.
Monitor Holter
Cara kerja alat ini tidak jauh berbeda dengan elektrokardiogram. Namun bedanya, alat
yang bernama monitor Holter ini bisa dibawa pasien pulang agar dapat merekam
aktivitas jantungnya selama dia melakukan rutinitas tiap hari.

Studi Elektrofisiologi
Lokasi aritmia dan penyebabnya dapat diketahui dengan menggunakan teknik
pemetaan penyebaran impuls listrik di dalam jantung. Dokter akan memasukkan
sebuah kateter yang dilengkapi elektroda ke beberapa pembuluh darah di dalam
jantung. Studi elektrofisiologi juga bisa digunakan serupa seperti metode tes tekanan,
dengan cara merangsang jantung berkontraksi pada tingkat yang dapat memicu
perubahan detak dengan menggunakan elektroda tersebut.

Uji Latih Beban Jantung


Metode ini menggunakan alat yang sama dengan studi elektrofisiologi, yaitu kateter.
Namun pada kateterisasi jantung, pemeriksaan dilakukan dengan bantuan zat pewarna
khusus dan X-ray untuk mengetahui kondisi beberapa bagian jantung seperti bilik,
koroner, katup, serta pembuluh darah.
01 Hindari merokok dan konsumsi alkohol

Hindari makanan dan faktor lain yang


02
mencetuskan terjadinya aritmia

TERAPI NON 03 Menjaga tekanan darah agar tetap stabil


FARMAKOLOGI

Hindari stimulan yang digunakan pada obat


04 batuk dan pilek

05 Mengatur pola hidup


Terapi Farmakologi
KELAS I GOL. SODIUM
CHANNEL BLOCKER

Subclass IA Subclass IB Subclass IC


1. Menyebabkan depresi 1. Menyebabkan depresi 1. Menyebabkan depresi
sedang fase 0 lemah fase 0 kuat fase 0
2. Memperpanjang 2. Memperpendek 2. Tidak mempunyai efek
depolarisasi depolarisasi pada depolarisasi
3. Meningkatkan durasi 3. Menurunkan durasi 3. Tidak ada efek pada
potensial aksi potensial aksi durasi potensial aksi

contoh : contoh : Lidocain, contoh :Propafenon,


Quinidin, procainamid, mexiletin, phenytoin flecainamid
disopyramid
Terapi Farmakologi
1. Blokade reseptor β–adrenergic miokardial
Kelas II Gol. Beta 2. Stabilisasi membran langsung melalui blokade kanal Na+
Adrenergik Blokade Contoh : Propranolol, bisoprolol dll

Menyebabkan delay repolarisasi Kelas III


Gol. Obat Yang
dan memperpanjang periode refractory
Memperpanjang
Contoh : Amiodaron, sotalol, bretilium dll Potensial Aksi &
Repolarisasi

memperlambat laju konduksi AV pada atrial fibrillation


Kelas Iv : Gol.Calcium
Channel Blocker
Verapamil, diltiazem
Guideline Terapy Aritmia

(Dipiro, 2015)
Evaluasi Outcome
Hilangkan Penyebab
Faktor pemicu perlu dikenali dan dihilangkan jika memungkinkan. Faktor-faktor ini menakup tidak
saja kelainan homeostatis internal, seperti hipoksia atau gangguan elektrolit (hipokalemia atau hip
omagnesia), tetapi juga pemberian obat dan keadaan penyakit, misalnya hipertiriodisme atau pen
yakit jantung. Perlu dipisahkan substrat abnormal ini dari faktor pemicu, misal iskemia miokardium
atau dilatasi jantung akut.
Tegakkan Diagnosis Pasti
Diagnosis pasti aritmia perlu ditegakkan. Sebagai contoh, penyalahgunaan verapamil pada pasien
dengan takikardia ventrikel yang salah didiagnosis sebagai takikardia supraventrikel dapat menyeb
abkan hipotensi berat dan henti jantung.
Tentukan Kondisi Basal
Perlu diketahui keadaan basal untuk menilai efikasi intervensi antiaritmia yang akan dilakukan. Kini
tersedia beberapa metode untuk melakukan kuantifikasi basal tersebut. Metodenya adalah peman
tauan rawat jalan, pemeriksaan elektrofisiologik yang memproduksi aritmia dan reproduksi aritmia
dengan treadmill.
Pertanyaan Tentang Perlunya Pengobatan
Identifikasi suatu kelainan irama jantung saja tiak serta merta mengharuskan pengobatan aritmia.
Suatu justifikasi yang sangat baik untuk terapi konservatif.
Kasus Aritmia
Ny. JJ datang ke rumah sakit dengan keluhan pusing, panas dan
jantungnya berdebar-debar. Sebelum datang ke rumah sakit Ny. JJ
mengkonsumsi alkohol dan dan menghisap marijuana (3-4 kali). Selama ini
Ny. JJ mengatakan hanya menggunakan kontrasepsi oral, namun JJ rutin
menghisap marijuana sejak 2 tahun belakangan. Hasil pemeriksaan fisiknya
normal kecuali jantung yang tidak teratur berkisar antara 120-130 bpm.
Subjective Objective Assessment Plan

Pusing, panas, jantu  Detak jantung  Hasil dari ECG TUJUAN


ng berdebar-debar tidak teratur menunjukkan Meningkatnya kecepatan respon ventrik
Menggunakan kontr berkisar antara adanya Atrial el, mengurangi konduksi AV node
asepsi oral 120-130 bpm, Fibrilation (AF) Farmakoterapi
Mengkonsumsi alko yang mana
hol dan menghisap ma normalnya NON FARMAKOLOGI
rijuana (3-4 kali) adalah 60-100 Menghentikan konsumsi alkohol dan m
kali/ menit arijuana
Olahraga teratur
Istirahat cukup
Hindari merokok
Hindari garam dan makanan kolesterol
Perubahan gaya hidup

Untuk Atrial Fibrilation menggunakan C


a channel blocker dan antikoagulan
Golongan Ca channel blocker
Nama obat : Isoptin (berisi Verapamil –
HCl 80 mg/ tablet)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai