Anda di halaman 1dari 12

SISTEM TRANSPORTASI LAUT

KEBIJAKAN PEMERINTAH
Transportasi Laut bagi bangsa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting
untuk pertumbuhan ekonomi, aktivitas warga negara, interaksi perdagangan
nasional dan internasional, pendistribusian barang dan komoditi, mobilisasi warga,
pemerataan pembangunan, dll.
Data Kementerian Perhubungan menyebutkan kebutuhan kapal baru dan bekas
untuk kepentingan angkutan batu bara di dalam negeri pada 2010 sebanyak 390
unit.
10 unit coal carrier

390 unit 13 unit handymax

367 unit tug/barge


KEBIJAKAN PEMERINTAH
Ketua ikatan perusahaan industri kapal nasional
(Iperindo), yakin upaya itu dapat meningkatkan kebutuhan
pasar terhadap kapal buatan Indonesia secara signifikan.
Sementara itu, sekjen DPP Indonesia National Shipowner
Association (INSA) menyebutkan terjadi peningkatan
jumlah kapal domestik yang beroperasi, pada tahun 2005
hanya 6400 kapal dan telah terjadi peningkatan menjadi
8387 kapal pada tahun 2009.
MENURUT UNDANG-UNDANG INI PASAL 83, TUGAS DAN
TANGGUNGJAWAB OTORITAS PELABUHAN ADALAH :
Menurut undang-undang ini pasal 83, tugas dan tanggungjawab otoritas pelabuhan adalah :
- Mengatur dan mengawasi penggunaan lahan daratan dan perairan
- Mengawasi penggunaan DLKR dan DLKP
- Mengatur lalu lintas kapal keluar/masuk pelabuhan melalui kegiatan pemanduan.
- Menetapkan standar kinerja operasional pelayanan jasa kepelabuhanan
- Keamanan dan ketertiban di pelabuhan, kelestarian lingkungan serta kelancaran arus
barang,
- Penyusunan tarif,
- Pelayanan jasa kepelabuhan apabila tidak dilakukan oleh Badan Usaha Pelabuhan,
SEDANGKAN KEWENANGAN OTORITAS PELABUHAN
PADA PASAL 84 :
- Mengatur dan mengawasi penggunaan lahan daratan dan perairan
- Mengawasi penggunaan DLKR dan DLKP
- Mengatur lalu lintas kapal keluar/masuk pelabuhan melalui kegiatan
pemanduan,
- Menetapkan standar kinerja operasional pelayanan jasa kepelabuhanan,
Dalam meningkatkan pelayanan di pelabuhan terhadap kapal-kapal maka
pemerintah meluncurkan penggunaan sistem INAPORTNET yang berbentuk
portal atau wadah pelayanan dari seluruh intansi terkait di pelabuhan. Dan
diharapkan sistem ini teritegrasi dalam Portal Indonesia Nasional Sigle
Window (NSWN). Penerapan ini telah dibuka oleh Presiden Soesilo Bambang
Yudoyono pada tanggal 29 Januari 2010 di JICT. (majalah infomaritim)
Sistem ini nantinya mempercepat dan mempermudah pelayananan
administrasi karena dapat dilakukan dengan melalui internet, dan tidak lagi
melalui jalur birokratis yang mengeluarkan dana cukup besar. Sistem ini
mempercepat aktivitas kapal dalam melakukan kegiatannya. Pelabuhan
dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi pelayanan.Inaportnet telah
diujicoba di pelabuhan Tanjung priok, Pelabuhan Tanjung perak, Tanjung Emas,
Pelabuhan Belawan.
Penunjang lainnya untuk melayani kapal-kapal yang melakukan ekspor-impor,
pemerintah membangun Pelabuhan internasional Bojonegara. Pembangunan
pelabuhan ini untuk menghilangkan ketergantungan terhadap pelayanan pelabuhan
Tanjung Priok.

Pembangunan pelabuhan penumpang dan barang antar pulau oleh Pemkab


Kendal, jawa tengah difungsikan untuk angkutan penyeberangan. Dengan
berfungsinya pelabuhan ini maka aktivitas warga dalam perekonomian menjadi
mudah. Dan kebutuhan komuditi antara daerah yang satu dengan yang lain dapat
terpenuhi. Jelas pelabuhan ini berguna memperlancar dan mempercepat kegiatan
warga setempat.
Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 Angka 3, 4 dan 5 Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Angkutan di Perairan
adalah kegiatan mengangkut dan/atau memindahkan penumpang dan/atau
barang dengan menggunakan kapal. Pada Pasal 1 Angka 4 dan 5
disebutkan bahwa Angkutan Laut Khusus adalah kegiatan angkutan untuk
melayani kepentingan usaha sendiri dalam menunjang usaha pokoknya,
sedangkan Angkutan Laut Pelayaran-Rakyat adalah usaha rakyat yang
bersifat tradisional dan mempunyai karakteristik tersendiri untuk
melaksanakan angkutan di perairan dengan menggunakan kapal layar, kapal
layar bermotor, dan/atau kapal motor sederhana berbendera Indonesia
dengan ukuran tertentu.
Pada Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan
di Perairan, diatur tentang angkutan laut sebagai berikut.
(2) Angkutan Laut adalah kegiatan angkutan yang menurut kegiatannya
melayani kegiatan angkutan laut.
(3) Angkutan Laut Dalam Negeri adalah kegiatan angkutan laut yang
dilakukan di wilayah perairan Indonesia yang diselenggarakan oleh
perusahaan angkutan laut nasional.
(4) Angkutan Laut Luar Negeri adalah kegiatan angkutan laut dari
pelabuhan atau terminal khusus yang terbuka bagi perdagangan luar negeri
ke pelabuhan luar negeri atau dari pelabuhan luar negeri ke pelabuhan atau
terminal khusus Indonesia yang terbuka bagi perdagangan luar negeri yang
diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut
DASAR HUKUM
Dasar Hukum Pengangkutan Laut, diatur di dalam:
1. KUH Dagang yaitu pada:
a. Buku II Bab V Tentang perjanjian carter kapal
b. Buku II Bab VA Tentang Tentang Pengangkutan barang-barang
c. Buku II Bab V B Tentang Pengangkutan Orang.
2. Ketentuan Peraturan Perundang-undangan:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
b. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 Tentang Perkapalan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 Tentang kepelabuhan
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan Di
Perairan
e. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan dan
Penguasaan Angkutan Laut.
PERATURAN TENTANG KEPELABUHAN
Kebijakan sebuah antar pulau telah dikeluarkan dari Menteri
Perhubungan, Menteri Perdagangan, dan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut. Antara tahun 1969 dan tahun 1974, telah
dikluarkan Keputusan Bersama yang menetapkan beberapa ruang
untuk kegiatan perdagangan luar negeri (Dircktorat Jenderal
Perthuubungan Laut, 1986: 149-54. 168-69. 196. 227. 310-11).

Anda mungkin juga menyukai