menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri & mempertahankan struktur & fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap luka & memperbaiki kerusakan yg terjadi • Penyakit pd usia lanjut sering terjadi pada banyak organ sehingga pemberian obat sering terjadi polifarmasi. • Polifarmasi berarti pemakaian banyak obat sekaligus pada seorang pasien, lebih dari yg dibutuhkan secara logis-rasional dihubungkan dengan diagnosis yg diperkirakan. • Prevalensi polifarmasi sendiri meningkat dari tahun ke tahun pada semua kelompok usia, 7,2% pada usia 60-69 tahun dan meningkat 8,6% pada usia 70-90 tahun. • Polifarmasi dapat menyebabkan efek negatif dari suatu terapi yang disebabkan adanya Drug Theraphy Problems (DTPs) seperti efek samping obat dan berkurangnya kepatuhan dalam menggunakan obat Kriteria untuk Mengidentifikasi Polifarmasi
• Menggunakan terapi yang sama untuk penyakit
yang sama • Penggunaan bersamaan obat-obatan yang berinteraksi • Penggunaan obat dengan dosis yang tidak tepat • Penggunaan obat-obatan lain untuk mengatasi efek samping obat. Prinsip Umum Penggunaan Obat pada Usia Lanjut
• Berikan obat hanya yg betul-betul diperlukan artinya
hanya bila ada indikasi yg tepat. • Pilihlah obat yg memberikan rasio manfaat yg paling menguntungkan & tidak berinteraksi dengan obat yg lain atau penyakit lainnya • Mulai pengobatan dengan dosis separuh lebih sedikit dari dosis yg biasa diberikan pada orang dewasa yg masih muda. • Sesuaikan dosis obat berdasarkan dosis klinik pasien. • Berikan regimen dosis yg sederhana & sediaan obat yg mudah ditelan untuk memelihara kepatuhan pasien • Periksa secara berkala semua obat yg dimakan pasien, & hentikan obat yg tidak diperlukan lagi. Efek Samping Obat pada Usia Lanjut
• Hal utama yang perlu diperhatikan dalam
polifarmasi adalah risiko munculnya efek samping obat dan interaksi obat yang serius. • Efek samping obat polifarmasi terutama timbul pada pasien tua. Hal ini dapat menyerupai sindrom geriatrik atau menyebabkan kebingungan, jatuh, inkontinensia, retensi urin, dan malaise. Efek samping ini menyebabkan dokter meresepkan obat lain untuk mengatasinya Saran • Penanaman tanaman obat keluarga (jahe, kunyit, temulawak dll) • Keluarga: keluarga sebagai pendamping dan berperan dalam pemeliharaan kesehatan lansia diharapkan mengawasi penggunaan obat untuk menghindai efek interaksi obat yang justru akan mengakibatkan permasalahan kesehatan lainnya. • Petugas kesehatan: harus rutin mengadakan sosialisasi mengenai kandungan obat, indikasi, efek samping yang mungkin terjadi, kontraindikasi penggunaan, serta penyimpanan dan pengelolaan obat yang rusak. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya keluarga dan lansia tersebut sehingga dapat mengurangi tingkat polifarmasi pada lansia. TERIMA KASIH