Anda di halaman 1dari 24

Diskusi Topik:

Pengguguran Kandungan dan


Pembunuhan Anak Sendiri
Definisi Pembunuhan Anak Sendiri (PAS)

= Pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu


atas anaknya saat ketika dilahirkan atau tidak
berapa lama setelah anaknya dilahirkan , karena
takut ketahuan bahwa ia melahirkan anak.

Bayi lahir hidup lalu dibunuh ; jika lahir mati =


bukan PAS atau pembunuhan
PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI (PAS)
• Kekerasan dan sebab kematian :
– DKI Jakarta → asfiksia mekanik (90 – 95% dari 30 – 40
kasus per tahun)
– Kekerasan tumpul pada kepala (5 – 10%) → bedakan
dengan cedera kepala karena trauma lahir
– Kekerasan tajam pada leher / dada (1 kasus dalam 6 – 7
tahun)

• Pembunuhan ibu dalam keadaan panik  tindak kekerasan


berlebihan
PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI (PAS)
• Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak
semestinya (tempat sampah, got, sungai, dll.) → bayi
mungkin adalah korban :
– PAS (pasal 341, 342 KUHP)
– Pembunuhan (pasal 338 – 340, 343)
– Lahir mati kemudian dibuang (pasal 181 KUHP)
– Bayi yang ditelantarkan sampai mati (pasal 308 KUHP)
PASAL-PASAL KUHP
• Pasal 341 KUHP → PAS tanpa rencana (maksimum 7 tahun)
• Pasal 342 KUHP → PAS dengan rencana (maksimum 9 tahun)
• Pasal 343 KUHP → orang lain yang melakukannya / turut melakukan
• Pasal 305 KUHP → membuang (menelantarkan) anak usia < 7 tahun
(maksimal 5 tahun 6 bulan)
• Pasal 306 KUHP → bila berakibat luka berat / mati (maksimal 7,5 – 9
tahun)
• Pasal 307 KUHP → pelaku ayah / ibu → ditambah 1/3 nya
• Pasal 308 KUHP → ibu membuang anaknya yang baru lahir ( 1/2 dari
pasal 305 dan 306 KUHP)
• Pasal 181 KUHP → menyembunyikan kelahiran / kematian
PASAL-PASAL KUHP

• Pasal 341 KUHP


– Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa
anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara
paling lama 7 tahun
• Pasal 342 KUHP
– Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan
ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak
lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan
pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama
9 tahun
• Pasal 343 KUHP
– Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi orang
lain yang turut serta melakukan sebagai pembunuhan atau pembunuhan
dengan rencana
3 Faktor Penting Dari Pasal-pasal KUHP
• Ibu
– Hanya ibu kandung yang dapat dihukum
– Tidak dipersoalkan apakah ia kawin / tidak
– Orang lain yang melakukan / turut membunuh anak tersebut → dihukum
karena pembunuhan / pembunuhan rencana dengan hukuman yang lebih
berat
• Waktu
– Tidak disebutkan batas waktu yang tepat
– Saat belum timbul rasa kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya
(indikator kasih sayang: perawatan)
• Psikis
– Ibu membunuh anaknya karena terdorong rasa ketakutan akan diketahui
orang telah melahirkan anak itu
SAAT PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
• Apakah bayi dilahirkan mati atau hidup?
• Berapakah umur bayi tersebut?
• Apakah bayi tersebut sudah dirawat?
• Apakah sebab kematiannya?
LAHIR HIDUP ATAU LAHIR MATI
• Lahir hidup : setelah dilahirkan terdapat tanda-tanda
kehidupan (refleks, denyut jantung / nadi, bernapas)
• Lahir mati (still-birth) : kematian hasil konsepsi sebelum
dilahirkan, tidak ada tanda-tanda kehidupan pada waktu lahir
TANDA LAHIR HIDUP SECARA UMUM
• Dada telah mengembang (dilihat dari sudut iga terhadap tulang belakang)
• Diafragma telah turun ke ICS 4 – 5 atau 5 – 6
• Tepi paru menumpul, berat kira-kira 1/35 BB karena vaskularisasi paru semakin
padat
Tanda-tanda tersebut baru terlihat bila bayi telah hidup cukup lama → biasanya
tidak tampak pada bayi korban PAS di Indonesia
• Gambaran paru mozaik (daerah-daerah emfisematus dan atelektasis), atau
gambaran seperti marmer (penebalan septum interkapsularis)
• Derik udara paru (krepitasi), teraba seperti spons
• Uji apung paru (+)
• Uji apung lambung-usus (+) (Berslau’s second life test) → tidak rutin dilakukan
karena tidak sah bila dilakukan terhadap bayi yang meninggal > 6 jam
• Garis neonatal pada enamel yang anekuivokal → tidak rutin dilakukan di
Indonesia
• Saliva / air susu di saluran cerna distal dari lambung → tidak rutin dilakukan
• Histopatologi : gambaran campuran atelektasis dan emfisema, septum
interkapsuler, membran hialin
TANDA LAHIR MATI SECARA UMUM
• Berat paru kira-kira 1/70 BB
• Kematian sudah cukup lama di dalam rahim (7 – 10 hari) →
tanda-tanda maserasi (aseptic decomposition) : kulit merah
kecoklatan, epidermis berwarna putih dan berkeriput, kulit ari
mudah mengelupas, bau tengik, tubuh mengalami perlunakan
: dada mendatar, sendi lengan dan tungkai lunak (dapat
hiperekstensi), otot / tendon terlepas dari tulang
• 7-10 hari intra uterin  tanda maserasi :
– Kulit kemerahan
– Kulit ari mudah terkelupas
– Sendi2 lunak  hiperekstensi
UJI APUNG PARU

• Hasil lebih baik bila dilakukan sebelum ada pembusukan


• Pembusukan dini → pemeriksaan terhadap jaringan yang tidak
tampak busuk
• Dimulai terhadap seluruh alat dalam leher (yang telah diikat) dan
alat dalam dada → teruskan hingga akhir
• Berturut-turut diuji apung : kedua paru setelah dipisahkan dari
trakea, tiap lobus paru, potongan kecil-tipis jaringan perifer paru
• Potongan kecil-tipis mengapung → diletakkan diantara 2 karton /
kertas tebal → ditekan tanpa diputar → dimasukkan ke air lagi
– Tujuan : mengeluarkan udara / gas selain udara residu
• Tetap terapung → terdapat udara volume residu → uji apung (+)
INTERPRETASI UJI APUNG PARU

• (+) : pernah bernapas → lahir hidup


• (-) :
– Belum pernah bernapas → lahir mati
– Sudah pernah bernapas, tetapi : terjadi resorbsi pada
asfiksia / apnea lama, pneumonia lobaris, segera
tenggelam pada kelahiran, pembusukan lanjut
→ lakukan pemeriksaan mikroskopik
Viabilitas
• Viable: keadaan bayi/janin dapat hidup diluar kandungan ibu

• Kriteria:
 Umur kehamilan > 28 minggu
 Panjang badan (kepala-tumit) > 35 cm
 Panjang badan (posisi menungging) > 23 cm
 BB > 1000g
 Lingkar kepala > 32 cm
 Tidak ada cacat bawaan yang fatal
Cukup Bulan?
• Usia kehamilan aterm / > 36 minggu
• Cukup bulan : BB > 2500 g, PB > 48 cm, LK > 34 cm, diameter
puting 7 mm
• Terdapat pusat penulangan epifisis di distal femur dan
proximal tibia  radiologi/ pemeriksaan langsung
• Lanugo sedikit, kuku2 sudah melewati ujung jari & kaku, daun
telingan kaku, kedua testis turun, labia mayor menutupi minor
BELUM CUKUP BULAN
• Belum cukup bulan → tentukan usia kehamilan
dalam satuan minggu dengan rumus Haase :
– Usia kehamilan 1 – 5 bulan : panjang tubuh = bulan
kuadrat cm
– Usia kehamilan > 5 bulan : panjang tubuh = bulan x 5 cm
Bulan : 4 minggu
USIA PASCA LAHIR

• PAS hampir selalu dilakukan segera setelah lahir → usia


pasca lahir dengan ciri berikut hampir tidak pernah
ditemukan
Diperkirakan dari :
• Udara dalam saluran cerna
– Udara di lambung → baru saja lahir, tapi belum tentu lahir hidup
– Udara di duodenum → > 2 jam
– Udara di usus halus → 6 – 12 jam
– Udara di usus besar → 12 – 24 jam
• Mekonium sudah keluar seluruhnya → 24 jam / >
USIA PASCA LAHIR
• Perubahan tali pusat :
– Kemerahan di pangkalnya → 36 jam
– Kering → 2 – 3 hari
– Puput → 6 – 8 hari, kadang-kadang sampai 20 hari
– Sembuh → 15 hari
– A/V umbilikalis menutup → 2 hari
– Mikroskopik pangkal tali pusat → seperti pada proses
penyembuhan luka
USIA PASCA LAHIR
• Duktus arteriosus menutup → 3 – 4 minggu
• Duktus venosus menutup → > 4 minggu
• Eritrosit berinti hilang → > 24 jam (masih ada bila
diambil di sinusoid hati)
TANDA-TANDA PERAWATAN
• Tali pusat yang terpotong rata dan diikat ujungnya, diberi
antiseptik dan perban (dapat hilang sebelum diperiksa)
• Jalan napas bebas
• Vernix caseosa tidak ada lagi
• Berpakaian
• Air susu di dalam saluran cerna
Ditemukan tanda pertama saja → ada tanda perawatan →
pembunuhan menurut ciri medisnya bukan termasuk PAS
PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
A. Pemeriksaan Luar
• Bayi cukup bulan / prematur / nonviable
• Kulit = dibersihkan / belum; verniks kaseosa  warna, keriput
• Mulut = benda asing
• Tali pusat = terputus / melekat, tanda kekerasan / tidak
• Kepala = kaput suksedaneum, molase tulang-tulang tengkorak
• Tanda kekerasan = pembengkapan, memar, dll
PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
B. Pemeriksaan Dalam
• Leher = tanda-tanda penekanan, resapan darah pada kulit sisi
dalam, benda asing jalan napas
• Mulut = benda asing, robekan palatum mole
• Rongga dada = pengambilan organ rongga mulut, leher, dan
dada
• Tanda asfiksia = Tardieu’s spot di permukaan organ dalam
• Tulang belakang = kelainan kongenital dan tanda kekerasan
• Pusat penulangan pada femur, tibia, kalkaneus, talus, kuboid
PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
• Kepala = keadaan falks serebri dan tentorium
serebeli terutama pada perbatasannya (sinus
rektus dan sinus transversus)  robekan /
tidak ; falks dan tentorium dijaga tetap utuh
Daftar Pustaka
• Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Idries
AM, Sidhi, Hertian S, dkk. Ilmu kedokteran
forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
1997.
• Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan
ilmu forensik dalam penegakan hukum:
sebuah pengantar. Jakarta; 2008.

Anda mungkin juga menyukai