KEMANTAPAN LERENG
Ridho K. Wattimena
Institut Teknologi Bandung
WORKSHOP GEOTEKNIK
Bandung, 29-30 September 2014
METODE
KESETIMBANGAN BATAS
PENDAHULUAN
Penilaian kemantapan lereng natural dan buatan karena adanya
perubahan lingkungan secara natural maupun akibat aktifitas manusia:
Metode analitik akan menghasilkan satu jawaban untuk satu set
masukan.
Metode numerik akan menghasilkan jawaban pendekatan untuk
tegangan dan perpindahan pada model.
Pada kedua metode ini, model yang digunakan umumnya didasarkan
pada penyederhanaan yang realistis, bukan imitasi yang eksak dari
kondisi sebenarnya karena kondisi geologi dan interaksi mekanik yang
terjadi tidak pernah diketahui secara rinci.
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
PENDAHULUAN
Analisis kemantapan lereng batuan pada dasarnya bergantung kepada
analisis rinci dari struktur geologi di dalam massa batuan, kecuali
untuk batuan yang sangat lemah.
Dengan penyelidikan lapangan yang baik, analisis kemantapan lereng
batuan memungkinkan kita untuk:
Menentukan kondisi kemantapan lereng batuan dan/atau
mekanisme ketidakmantapannya.
Menentukan sensitivitas lereng terhadap adanya gangguan.
Menentukan metode pemantapan lereng yang tidak mantap atau
potensial tidak mantap.
Merancang lereng secara optimal berdasarkan keselamatan,
kehandalan, dan ekonomi.
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
PENDAHULUAN
Hal mendasar yang dibutuhkan untuk studi yang baik harus mencakup
tahapan pengumpulan/evaluasi data berikut ini:
Karakterisasi lapangan (kondisi-kondisi geologi dan hidrogeologi).
Kondisi air tanah.
Parameter geoteknik (kekuatan, deformabilitas, permeabilitas).
Mekanisme ketidakmantapan (model kinematik atau keruntuhan
potensial).
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
LONGSORAN BIDANG
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Kinematika
yf = kemiringan
muka lereng
yp = kemiringan
bidang longsor potensial
f = sudut gesek dalam
bidang longsor potensial
yf > yp
Bidang longsor potensial miring ke arah muka lereng.
yp harus sedemikian sehingga kekuatan geser bidang tercapai.
Dalam kasus bidang tanpa kohesi, hal ini berarti yp > f.
Jurus bidang longsor potensial berbeda ±22O dengan jurus muka
lereng.
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Kinematika
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
LONGSORAN BAJI
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Kinematika
yf = kemiringan
muka lereng
yint = kemiringan
garis perpotongan kedua
bidang lemah pembentuk baji
f = sudut gesek dalam
bidang longsor potensial
yf > yint
Garis perpotongan kedua bidang lemah pembentuk baji miring ke arah
muka lereng.
Dalam kasus bidang tanpa kohesi, hal ini berarti yint > f.
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Kinematika
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
LONGSORAN GULING
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Kinematika Longsoran Guling Fleksural
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Kinematika Longsoran Guling Fleksural
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Kinematika Longsoran Guling Langsung
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
LONGSORAN SIRKULAR
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Kinematika
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
MEKANISME DASAR LONGSORAN
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Pengaruh Tekanan Air pada Kuat Geser
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Pengaruh Tekanan Air pada Kuat Geser
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Pengaruh Tekanan Air pada Kuat Geser
Jika:
gt = berat satuan kaleng + air
gw = berat satuan air
maka
W = gt h A
U = gw hw A
hw = h cos y2
U = gw / gt ● W cos y2
R = W cos y2 (1- gw / gt ) tan f
Kondisi kesetimbangan batas:
tan y2 = (1- gw / gt) tan f
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Pengaruh Tekanan Air pada Kuat Geser
Jika diasumsikan:
Sudut gesek dalam f antar muka kaleng-kayu adalah 30O.
Berat total kaleng+air sedikit lebih besar dari berat air gw/gt =
0.9
Kemiringan bidang agar kaleng dapat menggelincir adalah:
30O untuk kaleng yang tidak bocor.
3O18’ untuk kaleng yang bocor.
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Pengaruh Tekanan Air dalam Rekahan Tarik
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Perkuatan untuk Mencegah Gelinciran
Untuk kasus blok yang mendapatkan gaya akibat air dan diperkuat
dengan baut batuan, FK dihitung dengan persamaan:
cA (W cos a U T sin β) tan f
FK
W sin a V T cos β
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
ANALISIS LONGSORAN BIDANG
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Asumsi
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Asumsi
Gaya-gaya W, U, V bekerja
melalui titik pusat massa dari
blok Tidak ada momen yang
cenderung menghasilkan rotasi
pada blok Longsoran
disebabkan oleh gelinciran saja.
Kuat geser permukaan bidang
gelincir ditentukan oleh kohesi
dan sudut gesek dalam
Kriteria Mohr-Coulomb.
Ada bidang bebas Tidak ada
penahan pada batas lateral dari
longsoran.
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Faktor Keamanan
cA W cosy p - U - V siny p tan f
FK
W siny p V cosy p
dengan:
A = (H + b tan ys – z) cosec yp
V = ½ g w zw 2
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Faktor Keamanan
W = gr [(1 – cot yf tan yp) (bH + ½ H2 cot yf) + ½ b2 (tan ys – tan yp)]
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Perkuatan dengan Baut Batuan Tertarik
cA W cosy p - U - V siny p T sin (y T y p ) tan f
FK
W siny p V cosy p T cos (y T y p )
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Perkuatan dengan Baut Batuan Tertarik
TB x n kN TB x n
S m
T kN/m T
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Contoh Analisis dengan Software
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
ANALISIS LONGSORAN BAJI
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Penomoran
Catatan:
Bidang dengan kemiringan yang lebih
landai selalu dinamakan Bidang A
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Asumsi
Baji impermeable.
Air memasuki bagian atas baji
melalui garis perpotongan 3
dan 4 serta keluar pada muka
lereng melalui garis
perpotongan 1 dan 2.
Tekanan maksimum terjadi
sepanjang garis perpotongan 5
dan tekanan sepanjang garis 1,
2, 3, dan 4 adalah nol.
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Faktor Keamanan
3 g g
FK (c A X c B Y) (A w X) tan f A (B w Y) tan fB
gH 2g 2g
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Sudut-Sudut
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Contoh Analisis dengan Software
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
ANALISIS LONGSORAN GULING
FK lereng
tidak bisa dihitung
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
ANALISIS LONGSORAN SIRKULAR
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
ANALISIS LONGSORAN SIRKULAR
Beberapa asumsi lainnya dibuat
untuk permukaan longsor
sampai ditemukan permukaan
longsor yang paling kritikal (FK
terendah).
Dalam hubungannya dengan
kuat geser tanah, FK
didefinsikan sebagai rasio
antara kuat geser yang tersedia
(s) dan kuat geser yang
dibutuhkan untuk
kesetimbangan (t):
Kuat geser s
FK
Tegangan geser t
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
ANALISIS LONGSORAN SIRKULAR
c σ tanf
Untuk tegangan total: FK
t
c σ - u tanf
Untuk tegangan efektif: FK
t
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Asumsi
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Asumsi
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Asumsi
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Persamaan
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Persamaan
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Solusi
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Permukaan Longsor Kritis
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Permukaan Longsor Kritis
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Contoh
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
KELEMAHAN METODE
KESETIMBANGAN BATAS
Hubungan tegangan-regangan material diabaikan.
Kebanyakan problem adalah indeterministik statik.
FK diasumsikan konstan sepanjang permukaan longsor (sebuah
oversimplifikasi, terutama jika permukaan longsor melalui bermacam-
macam material).
Akurasi perhitungan dapat bervariasi.
Hanya memungkinkan kondisi pembebanan sederhana (tidak
mengakomodasi tegangan in situ).
Hanya memberikan sangat sedikit gambaran mengenai mekanisme
kelongsoran lereng (tidak mempertimbangkan evolusi kondisi
tegangan atau keruntuhan progresif).
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
CHARTS HOEK-BRAY
(1981)
LANGKAH-LANGKAH
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Kondisi Air Tanah
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
LANGKAH-LANGKAH
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Chart 1
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Chart 2
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Chart 3
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Chart 4
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Chart 5
Workshop Geoteknik
Bandung, 29-30 September 2014
Terima Kasih