Anda di halaman 1dari 30

KOLESTEATOMA

ANATOMI TELINGA
Anatomi Telinga

Terdiri dari :
• Auris eksterna
• Auris media
• Auris interna

Di dalam auris media :


• Ossicula auditoris
• M.stapedius dan m.
Tensor tympani
• Chorda tympani
• Plexus tympanicus
Kavum Tympani

• atap : tegmen
tympani
• dasar : vena jugularis
(bulbus jugularis)
• lateral: membran
tympani
• medial : kanalis
semisirkularis, kanalis
fasialis, oval window,
round window,
promontorium
• anterior : tuba
eustachius
• posterior : aditus ad
antrum, kanalis
fasialis pars vertikalis
Tuba Eustachius

• fungsi : pemerata
tekanan dalam auris
media dan tekanan
udara lingkungan 
membran tympani
dapat bergerak secara
bebas

• menghubungkan
cavitas tympanica
dengan nasopharynx
Ossicula Auditoria

• meningkatkan gaya
getaran, tapi menurunkan
amplitudo getaran yang
disalurkan dari membran
tympani

• Dua otot penggerak :


• M. Stapedius  berinsersi di
collum stapedis
• M.tensor tympani  berinsersi di
manubrium mallei
KOLESTEATOMA
Definisi

• Kista epitelial yang berisi deskuamasi epitel


• Dinamakan pertama kali oleh Johannes Mueller (1838)
• Dipercaya sebagai suatu tumor dan salah satu komponen utamanya adalah
kolesterol
• “a pearly tumor of fat...among sheets of polyhedral cells”
• Nama yang lebih sesuai diajukan oleh para ahli yang lain adalah
keratoma (Schucknecht)
Patofisiologi

• Terdiri dari :
• Deskuamasi epitel skuamosa (keratin)
• Jaringan granulasi yang mensekresi enzim proteolitik
• Dapat memperluas diri dengan mengorbankan struktur
disekelilingnya
• Erosi tulang terjadi oleh dua mekanisme utama :
• Efek tekanan  remodelling tulang
• Aktivitas enzim  meningkatkan proses osteoklastik pada tulang 
meningkatkan resorpsi tulang
Patofisiologi

• Merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman  infeksi


• Infeksi pelepasan sitokin yang menstimulasi sel-sel keratinosit
matriks kolesteatoma menjadi hiperproliferatif, destruktif, dan
mampu berangiogenesis
• Desakan massa + reaksi asam oleh pembusukan bakteri  nekrosis
tulang  komplikasi
Patofisiologi
Epidemiologi

• Insiden tidak diketahui


• Indikasi yang relatif sering pada pembedahan otologi
• Penyebab umum relatif tuli konduktif sedang pada anak dan dewasa
Patogenesis dan Klasifikasi

• Klasifikasi kolesteatoma
• Kongenital
• Akuisital
• Primer
• Sekunder

• Patogenesis kolesteatom
• Banyak teori yang berusaha menjelaskan terbentuknya kolesteatoma :
• Teori Invaginasi
• Teori Migrasi
• Teori Metaplasi
• Teori Implantasi
Kolesteatoma Kongenital

• Definisi
• Epitel skuamosa yang terperangkap di dalam tulang temporal selama
embriogenesis
• Mebrana tympani normal (intak)
• Tidak ada riwayat infeksi
• Tidak ada riwayat tindakan operatif otologi
• Paling sering ditemukan pada mesotimpanum anterior, petrosus mastoid,
dan cerebellopontin angle
Kolesteatoma Kongenital
Kolesteatoma Akuisital
• Primer
• Terbentuk sebagai akibat dari retraksi
membran tympani (teori Invaginasi)
• Berawal dari retraksi pras flaksida membran
tympani yang mencapai epitimpanum
• Skutum terkikis  defek pada dinding lateral
epytimpanum yang perlahan meluas
• Retraksi berlanjut  melewati tulang-tulang
pendengaran dan epitimpanum posterior 
membentuk retraction pocket
Kolesteatoma Akuisital

• Sekunder
• Terbentuk setelah perforasi membrana tympani
• Teori Migrasi
masuknya epitel dari kulit liang telinga atau dari pinggir perforasi ke telinga
tengah
• Teori Metaplasi
metaplasi mukosa kavum tympani karena iritasi yang lama
• Teori Implantasi
epitel skuamosa terimplantasi di auris media pasca tindakan operatif
Presentasi Klinis

• Anamnesis
• Otorrhea tanpa nyeri yang berulang/terus menerus
• Gangguan pendengaran
• Obstruksi nasal
• Tinnitus
• Vertigo
• Riwayat otitis media kronik
• Riwayat pembedahan otologi
Presentasi Klinis

• Pemeriksaan Otologi
• Otorrhea dan jaringan granulasi yang tidak responsif terhadap antimikroba
• Perforasi membran tympani (90%)
• CAE penuh berisi pus mukopurulen dan jaringan granulasi
• Retraksi membran tympani pada pars flaksida
• Audiometri  tuli konduktif
• Tes Penala  dicocokkan dengan audiometri
• Timpanometri  compliance MT menurun atau perforasi
Pemeriksaan Pencitraan

• Rontgen konvensional posisi Waters dan Stenvers


• CT scan
• Densitas kolesteatoma hampir sama dengan LCS
(-2 sampai +10 HU)  efek dari massa itu sendiri yang lebih berperan dalam
diagnosis
• Defek yang dapat dideteksi :
• Erosi skutum
• Fistula labirin
• Erosi pada tegmen tympani
• Keterlibatan tulang-tulang pendengaran
• Anomali atau invasi ke saluran tuba
Pemeriksaan Pencitraan
Pemeriksaan Pencitraan

• MRI
• Digunakan apabila diperkirakan dapat melibatkan jaringan lunak sekitarnya
• Dapat mendeteksi :
• Invasi duramater
• Abses epidural atau subdural
• Herniasi otak ke rongga mastoid
• Peradangan pada labirin membran atau saraf fasialis
• Trombosis sinus sigmoid
Penatalaksanaan
• Terapi Medis
• Pembersih telinga
• Hidrogen peroksida 3%, asam asetat 1-2%, povidon iodine 5%
• Antimikroba topikal
• Golongan quinolon  hati-hati pada anak usia kurang dari 12 tahun
• Antimikroba sistemik
• Disesuaikan dengan kuman penyebab
• Pseudomonas : ampisilin-sulbaktam, kotrimoksazol, ciprofloxacin
• Kuman anaerob : metronidazol, klindamisin, kloramfenikol
• Sukar ditentukan : kotrimoksazol, amoksisilin-klavulanat
Penatalaksanaan

• Terapi Pembedahan
• Timpanoplasti dinding utuh
• Timpanoplasti dinding runtuh
Timpanoplasti Dinding Runtuh

• Merupakan modifikasi dari mastoidektomi radikal


• Bedanya : mukosa kavum timpani dan sisa tulang-tulang
pendengaran dipertahankan setelah proses patologis dibersihkan.
Tuba eustachius tetap dipertahankan dan dibersihkan agar terbuka.
Kemudian kavitas operasi ditutup dengan fasia m.temporalis baik
berupa free fascia graft maupun berupa jabir fasia m.temporalis,
dilakukan juga rekonstruksi tulang-tulang pendengaran.
Komplikasi

• Komplikasi segera • Komplikasi lambat


• Parese nervus fasialis • Kolesteatoma rekuren
• Kerusakan korda timpani • Reperforasi
• Tuli saraf • Lateralisasi tandur
• Gangguan keseimbangan • Stenosis liang telinga luar
• Fistula labirin • Displasia atau lepasnya prostesis
• Trauma pada sinus sigmoid tulang pendengaran
• Infeksi pasca-operasi
Prognosis

• Hampir selalu dapat dieliminasi


• Timpanoplasti dinding runtuh menjanjikan tingkat rekurensi yang
sangat rendah (5% kasus)
• Merupakan penyebab umum relatif tuli konduktif permanen
Kesimpulan

• Bahwa meskipun banyak teori yang berusaha menjelaskan mengenai


terbentuknya kolesteatoma, patogenesis dari terbentuknya kolesteatoma
sebenarnya masih belum pasti hingga saat ini.
• Sangat penting untuk memiliki pengetahuan dasar yang memadai mengenai
karkteristik anatomi dan fungsional dari telinga tengah untuk mencapai
penatalaksanaan yang memuaskan untuk kolesteatoma
• Kunci dari didapatkannya diagnosis dini dan penatalaksanaan segera yang
tepat untuk kolestatoma adalah evaluai yang hati-hati dan menyeluruh
mengenai presentasi klinis hingga ke pencitraannya.
• Penatalaksanaan yang paling sesuai adalah pembedahan dengan tujuan
untuk mengeradikasi penyakit dan untuk mencapai kondisi telinga yang
kering dan aman dari infeksi berulang.
• Pendekatan secara bedah harus disesuaikan pada masing-masing pasien
sesuai dengan keadaan umum dan luasnya penyebaran kolesteatoma itu
sendiri.
• Ahli bedah harus sangat waspada terhadap komplikasi pasca-pembedahan
yang mengancam nyawa ataupun menyebabkan kondisi serius terhadap
pasien seperti cedera nervus fasialis.
TERIMAKASIH!!!

Anda mungkin juga menyukai