Anda di halaman 1dari 15

Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Laju Reaksi
3
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Peta Konsep
 [pereaksi]
dirumuskan t
Laju Reaksi atau

 [zat hasil]
t
memiliki

- Reaksi orde 0, r = k[A]0, grafik [A]


lawan t merupakan garis lurus

dapat berupa
Persamaan Laju Reaksi - Reaksi orde 1, r = k[A]1, grafik log [A]
lawan t merupakan garis lurus

dipengaruhi 1
oleh - Reaksi orde 2, r = k[A]2, grafik
A
lawan t atau log r lawan 2 log [A]
merupakan garis lurus
Laju reaksi dipengaruhi oleh:
- Konsentrasi
- Sifat Zat
- Temperatur
- Luas Permukaan Bidang Sentuh
- Katalis
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

A. Laju dan Orde Reaksi


1. Pengertian Laju Reaksi
Beberapa reaksi kimia berlangsung cepat, contohnya reaksi
pengendapan AgCl. Reaksi lain, seperti pembakaran metana,
memerlukan energi permulaan.

Laju reaksi diukur berdasarkan perubahan konsentrasi zat


pereaksi tiap satuan waktu atau bertambahnya zat hasil tiap satu
satuan waktu. Dengan tanda kurung kotak, [...], menyatakan
konsentrasi molar maka

Laju berkurangnya konsentrasi zat pereaksi =  [pereaksi]


t
[ zat hasil]
Laju bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi = 
t
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Untuk reaksi secara umum:

aA+bB→cC+dD
Laju pengurangan konsentrasi pereaksi dan pembentukan zat
hasil adalah sebagai berikut.

1 A 1 B  1 C  1 D 


Laju     
a t b t c t d t
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Persamaan Laju dan Orde Reaksi


Secara umum untuk reaksi:
aA+bB→cC+dD
persamaan laju diberikan oleh: x = orde (tingkat) reaksi terhadap A
y = orde (tingkat) reaksi terhadap B
Laju reaksi (r )  k A B 
x y
x + y = orde (tingkat) reaksi total
k = tetapan laju reaksi
satuan k = mol1–n litern–1 detik–1
satuan k untuk orde 0 = mol liter–1 detik–1
satuan k untuk orde 1 = detik–1
satuan k untuk orde 2 = mol–1 liter detik–1

“Orde persamaan laju reaksi hanya dapat ditentukan secara eksperimen


dan tidak dapat diturunkan dari koefisien persamaan reaksi.”
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:

Data laju reaksi antara X + Y → Z sebagai berikut.

Laju
[X] Mula-Mula [Y] Mula-Mula
No. Pertambahan Z
(mol liter–1) (mol liter–1)
(mol liter–1 detik–1)
1. 0,10 0,10 2,2 × 10–4
2. 0,20 0,30 19,8 × 10–4
3. 0,10 0,30 19,8 × 10–4

A. Tentukan orde reaksi terhadap X, Y, dan orde reaksi total.


B. Tuliskan persamaan laju reaksinya.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Jawab:
A. • Orde reaksi terhadap X. Pilih eksperimen dengan [Y] tetap
(2 dan 3). Jika [X] diturunkan setengahnya (dari 0,20 menjadi
0,10), laju reaksi tetap (19,8 × 10–4). Berarti, laju reaksi tidak
dipengaruhi X.
r ~ [X]0, reaksi orde nol terhadap X.

• Orde reaksi terhadap Y. Pilih eksperimen dengan [X] tetap


(1 dan 3). Jika [Y] dilipatkan tiga (dari 0,10 menjadi 0,30), laju
reaksi menjadi 9 kali (dari 2,2 × 10–4 menjadi 19,8 × 10–4).
Berarti, laju reaksi berbanding lurus dengan kuadrat [Y].
r ~ [Y]2 , reaksi orde dua terhadap Y.
Orde reaksi total = 0 + 2 = 2.
B. Persamaan laju reaksinya, k [X]0 [Y]2 = k [Y]2.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi


1. Konsentrasi
Makin besar konsentrasi zat-zat pereaksi, cepat laju reaksinya.
Hal itu disebabkan makin banyak pula kemungkinan terjadinya
tumbukan antara partikel-partikel.
2. Kereaktifan Zat Pereaksi
Unsur-unsur yang reaktif reaksinya lebih cepat daripada unsur-
unsur yang kurang reaktif.
3. Temperatur
Kenaikan temperatur akan menaikkan laju reaksi. Penyebabnya:
 pada saat temperatur dinaikkan, jumlah energi kinetik
partikel-partikel yang bertumbukan bertambah;
 lebih banyak partikel yang memiliki energi lebih besar
daripada energi aktivasi sehingga reaksi makin cepat .
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

4. Katalis
Katalis adalah zat yang memengaruhi laju reaksi tanpa mengalami
perubahan kekal dalam reaksi tersebut.
Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai katalis:
a. Komposisi kimia katalis tidak berubah pada akhir reaksi.
b. Katalis tidak memulai suatu reaksi, tetapi memengaruhi laju reaksi.
c. Katalis bekerja secara spesifik untuk reaksi tertentu.
d. Katalis bekerja pada temperatur optimum.
e. Katalis dapat diracuni oleh zat lain yang disebut sebagai racun katalis.
f. Keaktifan katalis dapat diperbesar oleh promotor (pemacu katalis).
g. Katalis yang dapat memperlambat reaksi disebut katalis negatif atau
inhibitor.
h. Salah satu hasil reaksi dapat berfungsi sebagai katalis untuk reaksi
selanjutnya. Zat tersebut disebut otokatalis.
i. Katalis yang terdapat pada makhluk hidup dikenal sebagai enzim.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

5. Luas Permukaan Bidang Sentuh

Makin luas permukaan bidang sentuh, makin banyak kemungkinan


terjadinya tabrakan antara partikel-partikel pereaksi sehingga
makin cepat reaksinya. Misalnya, zat padat bentuk serbuk lebih
luas permukaannya daripada bentuk bongkahan atau kepingan.
Oleh karena itu, zat padat bentuk serbuk lebih cepat reaksinya
daripada zat padat pada bentuk bongkahan atau kepingan.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Dekomposisi senyawa X akan berlangsung 2 kali lebih cepat jika
temperatur dinaikkan tiap 10 oC. Pada temperatur 27oC, laju reaksi
1 M detik–1 dan waktu reaksi 12 detik.
A. Berapa kali reaksi lebih cepat pada temperatur 37 oC dan 47 oC?
B. Berapa laju reaksinya?
C. Berapa detik reaksi berlangsung pada 47 oC?

Jawab:

A. Setiap kenaikan temperatur 10 oC, laju reaksi menjadi 2 kali.


Jadi, pada temperatur 37 oC reaksi berlangsung lebih cepat 2 kali
dan pada temperatur 47 oC, reaksi berlangsung lebih cepat 2 × 2 =
4 kali.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

B. Laju reaksi, v = k [X], pada 27 oC, v27 = k [X] = 1 M detik–1

 Pada 37 oC, v37 = 2 × v27 = 2 × 1 M detik–1 = 2 M detik–1.


 Pada 47 oC, v47 = 4 × v27 = 4 × 1 M detik–1 = 4 M detik–1.

C. Pada temperatur 27 oC, reaksi berlangsung selama 12 detik.

 Pada temperatur 37 oC, reaksi berlangsung selama


½ × 12 detik = 6 detik.
 Pada temperatur 47oC, reaksi berlangsung selama
¼ × 12 detik = 3 detik.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

C. Teori Tumbukan
 Suatu tumbukan akan menghasilkan reaksi jika pada saat
tumbukan, partikel-partikel yang bertumbukan pada posisi
yang baik dan memiliki sejumlah energi tertentu.
 Makin banyak kemungkinan terjadinya tumbukan, makin
cepat kemungkinan terjadinya reaksi.
 Makin baik posisi partikel, makin cepat kemungkinan
terjadinya reaksi.
 Makin rendah energi kinetik minimum yang diperlukan,
makin cepat pula kemungkinan terjadinya reaksi.
 Katalis memberikan suatu jalan lain bagi reaksi yang energi
pengaktifannya lebih rendah.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Ketika katalis ditambahkan, ia menyediakan suatu jalan reaksi


baru melalui kompleks teraktivasi yang lebih rendah energi
aktivasinya sebagaimana ditunjukkan oleh garis putus-putus.
Dengan demikian, akan lebih banyak partikel yang energi
aktivasinya cukup untuk bereaksi.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

D. Penggunaan Katalis dalam Industri

a. Katalis Fe2O3 digunakan dalam pabrik amonia.

b. Katalis platina (Pt) digunakan dalam pembuatan asam nitrat


(HNO3).

c. Katalis vanadium(V) oksida (V2O5) digunakan dalam


pembuatan asam sulfat (H2SO4) dengan proses kontak.

d. Katalis NO dan NO2 digunakan dalam pembuatan H2SO4


dengan proses kamar timbal.

Anda mungkin juga menyukai