FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT 2019 Definisi
Kematian akibat perendaman
dalam cairan dan termasuk jenis mati lemas (asfiksia) oleh karena jalan napas terhalang oleh air/cairan, yang terhisap masuk ke jalan napas sampai ke alveoli paru-paru. Mekanisme lain:
Ketidakseimbangan elektrolit serum
yang mempengaruhi fungsi jantung (refleks kardiak) Laringospasme sebagai akibat refleks vagal Diagnosa post mortem tenggelam
• Masalah yang sulit dalam bidang
forensik, oleh karena temuan yang minimal, mengandung arti ganda dan bahkan negatif. • Riwayat kejadian memegang peranan penting dalam membentuk kesimpulan otopsi yang utuh dan logis guna kepentingan medikolegal. Diagnosa post mortem tenggelam
• Spekulatif, karena minimnya kausa
kematian yang lain & pengetahuan akan kejadian sebenarnya. • Bila tidak ditemukan apapun yang bermakna, disarankan menuliskan “sesuai dengan tenggelam” pada kesimpulan visum et repertum atau mengakui bahwa penyebab kematian “tidak dapat ditentukan”. “Dry Drowning”
• Hipoksia otak yang fatal tidak
disebabkan oleh oklusi jalan nafas oleh air tetapi karena spasme laring. • Terjadi sekitar 10-15% dari seluruh kasus tenggelam. • Jika sejumlah air masuk ke dalam laring atau trakhea => spasme laring terjadi dengan segera sebagai refleks vagal. “Dry Drowning.”
Mukus yang kental, busa dan
buih dapat terbentuk, dan menyumbat. Oleh karena itu, air tidak pernah masuk sampai ke dalam paru. Laringospasme tidak dapat ditunjukkan pada otopsi. Proses Tenggelam
• Reaksi awal: usaha bernafas, yang
berlangsung hingga batas kemampuan dicapai, dimana seseorang harus bernafas. • Batas kemampuan ditentukan oleh kombinasi antara kadar CO2 yang tinggi dan konsentrasi O2 yang rendah. Proses Tenggelam • Menurut Pearn, batas kemampuan terjadi pada tingkat PCO2 dibawah 55 mmHg saat terdapat hipoxia dan tingkat PAO2 dibawah 100 mmHg saat PCO2 tinggi. • Melewati batas kemampuan, seseorang menarik nafas secara involuntar. • Pada saat ini air mencapai larinks & trakea, menyebabkan spasme laring yang diakibatkan tenggelam (pada air tawar) Proses Tenggelam • Terdapat penghirupan sejumlah besar air, tertelan dan akan dijumpai dalam perut. • Selama bernafas di air, penderita mungkin muntah dan terjadi aspirasi isi lambung. • Usaha pernafasan involuntar di bawah air akan berlangsung selama beberapa menit, hingga pernafasan terhenti. • Hipoksia serebral akan berlanjut hingga irreversibel dan terjadi kematian. Penyebab Kematian
1.Kematian sebelum badan korban berada
di dalam air. – Dapat disebabkan oleh penyakit, kematian mendadak, menyebabkan korban jatuh ke air dari perahu. – Penyebab kematian lainnya => kasus kriminal, merupakan korban pembunuhan yang sengaja dibuang ke air, dengan harapan identitas dan kausa kematian dapat disembunyikan dengan pembusukan yang timbul. Penyebab Kematian 2. Oleh trauma yang disebabkan karena terjatuh (seperti luka akibat bentur batu, sisi kolam renang, dermaga, jembatan, dll) atau trauma saat di dalam air (terbentur dasar sungai, kolam atau terhanyut gelombang pasang dan terbentur lengkungan jembatan, batu atau obstruksi lainnya) atau akibat trauma oleh karena perahu atau mesin perahu. Penyebab Kematian
3. Kematian yang disebabkan
oleh pembenaman. 4. Kematian akibat tenggelam. Penyebab Pembenaman dan Bukan Tenggelam • Berlangsung sangat cepat atau seketika. Asfiksia jelas bukan merupakan penyebab kematian tetapi lebih karena serangan jantung. syok vagal atau inhibisi vagal ? Pembenaman mendadak dalam air dingin => “serangan “ impuls sensoris yang berasal dari permukaan kulit yang dingin => sindrom syok neurogenik (diperberat pengaruh alkohol atau dalam emosi tinggi) => refleks kardiak Penyebab Tenggelam Murni • Tenggelam murni dapat atau tidak memiliki tanda post mortem yang nyata, guna mengkonfirmasi mekanisme kematian • diduga kasus asfiksia murni akibat penggantian udara dalam paru-paru oleh air. Swann, Spafford, Bracet dan lainnya (Swann dan Brucer, 1949; Swann, Spafford, 1951): – proses tenggelam jauh lebih kompleks dari asfiksia dan terdapat perbedaan antara tenggelam di air tawar dan air laut. Perbedaan tenggelam air tawar & asin
• Air tawar: • Air asin:
– Paru besar/ringan – Paru besar dan berat – Bentuk biasa – Relatif basah – Relatif kering – Besar, biasa overlapping – Merah pucat / – Ungu biru / permukaan licin emfisematous – Krepitasi ada – Krepitasi tidak ada – Busa banyak – Busa sedikit, cairan banyak – Bila dikeluarkan – Bila dikeluarkan dari toraks dari toraks tidak akan mendatar / bila ditekan kempis => cekung – Mati dalam 5 menit – Mati dalam 5-10 menit (40ml/kgBB) (20ml/kgBB) Perbedaan tenggelam air tawar & asin • Air tawar: • Air asin: – Resusitasi sulit – Resusitasi lebih mudah – Transfusi dengan – Transfusi dengan plasma packed red cell – Darah: – Darah: - BD: 1,065 - BD: 1,055 - Hypertonik - Hypotonik - Hipokalemi - Hiperkalemi - Hypernatremia - Hyponatremia - Hiperklorida - Hipoklorida - Hypovolemia - Hypervolemia - Hemokonsentrasi & - Hemodilusi edema paru Tenggelam di Air Tawar • Sejumlah besar air masuk ke dalam saluran pernapasan hingga ke paru- paru, => mengakibatkan perpindahan air secara cepat melalui dinding alveoli karena tekanan osmotik yang besar dari plasma darah yang hipertonis. • Kemudian diabsorbsi ke dalam sirkulasi dalam waktu yang sangat singkat dan menyebabkan peningkatan volume darah hingga 30% dalam menit pertama. Tenggelam di Air Tawar
• Akibatnya sangat besar dan
menyebabkan gagal jantung akut karena : – Jantung tidak dapat berkompensasi dengan cepat terhadap volume darah yang sangat besar (untuk meningkatkan “cardiac output” dengan cukup). • Akibat hipotonisitas plasma darah yang mengalami dilusi, ruptur sel darah merah (hemolisis), pengeluaran kalium ke dalam plasma (menyebabkan anoksia miokardium yang hebat). • Mekanisme dasar kematian: kematian yang berlangsung cepat diakibatkan oleh serangan jantung yang seringkali berlangsung dalam 2-3 menit. Tenggelam di Air Laut
• Pada kasus tenggelam di air laut, cairan
yang memasuki paru-paru memiliki kelarutan sekitar 3% dan bersifat hipertonis. • Walaupun terjadi perpindahan garam- garam, khususnya natrium dan magnesium melalui membran pulmonum, tetapi tidak terjadi perpindahan cairan yang masif • Kematian timbul umumnya lebih lambat, faktor asfiksia memegang peranan lebih penting, dengan waktu survival yang lebih panjang. PEMERIKSAAN POSTMORTEM Pembenaman di Air
• Maserasi kulit terjadi akibat
pembengkakan lapisan keratin terluar yang mengabsorbsi air. – Kulit menjadi basah dan putih, mengkeriput guna menyesuaikan ukuran kulit dengan permukaan karena peningkatan volume => “washerwoman’s skin”. – terlihat jelas pada daerah dimana keratin paling tebal, yaitu pada tangan dan kaki. – Sangat penting untuk identifikasi korban, karena maserasi ini dapat mengabarkan pola • Cutis anserina atau “gooseflesh” adalah fenomena yang timbul akibat kontraksi muskulus erektor pili yang terdapat pada setiap folikel rambut, dan memperlihatkan gambaran yang timbul pada kondisi dingin. • Fenomena yang sama dapat terlihat pada rigor mortis post mortem pada otot erektor pili yang timbul beberapa jam setelah kematian. – Cutis anserina yang timbul akibat suhu dingin atau rigor mortis ini tidak memiliki nilai diagnostik apapun. Pembenaman di Air • Warna kemerahan pada kulit disebabkan suhu dingin. – ditemukan pada daerah timbulnya lebam mayat. Dan yang disimpan dalam lemari es kamar mayat. – Mekanisme kurang jelas, tetapi diduga timbul akibat pendinginan darah yang teroksigenase dalam kapiler kulit. – Harus dibedakan dengan causa lainnya (utamanya keracunan CO) – Pada pembenaman, perubahan ini tidak memiliki nilai diagnostik sama sekali dan dapat dipengaruhi oleh pigmentasi kulit. Pembenaman di Air • Ditemukannya benda asing di mulut, faring, laring, dan saluran pernapsan bawah, dapat menunjang diagnosa • Cadaveric spasme merupakan fenomena yang jarang didapatkan dimana benda asing seperti : rumput laut, rumput liar ditemukan dalam cengkeraman mayat yang ditemukan di air, sebelum rigor mortis terbentuk. Tanda Tenggelam yang Bermakna
• Busa yang berasal dari hidung dan
mulut dapat timbul pada kasus tenggelam dan merupakan salah satu tanda “klasik” => merupakan tanda edema pulmonum tetapi dapat pula timbul pada beberapa keadaan. • Bila tidak ditemukan penyebab lain maka adanya busa dapat diterima sebagai tanda tenggelam. • Busa ini terdiri dari protein dan air yang terkocok dan membentuk gelembung- gelembung kecil bersama-sama dengan surfaktan paru akibat kontraksi respirasi. Tanda Tenggelam yang Bermakna
• Adanya air dalam mulut, saluran
pernapasan, paru-paru, esofagus dan perut bukan merupakan petunjuk yang dapat diterima, karena dapat timbul setelah kematian. • Distensi paru yang hebat => salah satu tanda klasik (kadang tidak ditemukan) dan dibedakan dengan penyakit seperti asma bronchiale. Tanda Tenggelam yang Bermakna
- Bila sternum diangkat saat otopsi, paru-
paru akan terlihat memenuhi rongga mediastinum, sehingga “rongga kosong” di atas jantung hilang. - Paru-paru pucat, spongios dan dapat tertekan pada bagian dalam thorax dengan sangat kuat sehingga tampak indentasi costa pada permukaan paru. - Merupakan bukti kuat diagnosa tenggelam dan lebih bermakna dibandingkan cairan pada paru dan saluran pernapasan. Kesimpulan post mortem
Tanda yang dapat diyakini
merupakan tanda tenggelam adalah 1. Busa di paru-paru dan jalan napas dan 2. Distensi paru yang berlebihan, 3. Penyebab lain kondisi di atas telah disingkirkan. Pemeriksaan khusus tenggelam • Pemeriksaan getah paru – Mencari benda asing (pasir, lumpur, tumbuhan, telur cacing) yang diambil daerah subpleural – Interpretasi: • Positif + tidak ada sebab kematian lain => tenggelam • Positif + ada sebab lain => tenggelam atau sebab lain tersebut • Negatif: korban meninggal dulu, tenggelam dalam air jernih, mati sebab vagal reflex / spasme laring • Destruction test – Untuk mencari diatome (ganggang kersik). Diperiksa bagian perifewr paru – Harus sama dengan yang ada dalam periaran tersebut – Interprestasi • Postif sampai 5/lpb (paru), 1/lpb (sumsum tulang) • Positif palsu pada penyelam yang mencari pasir, batuk kronis • Penentuan Berat Jenis: – Dengan CuSO4:N=1,059 (1,0595-1,0600 • Air tawar = 1,055 • Air laut = 1,065
• Pemeriksaan kimia darah
– Kadar NaCl dan kalium – Air tawar: jantung kiri Cl kurang dari kanan, plasma Na menurun dan K meningkat – Air asin: Jantung kiri Cl lebih dari kanan. Plasma Na meningkat, K sedikit meningkat. Kesimpulan • Diagnosa pasti penyebab kematian pada kasus pembenaman sangat sulit ditegakkan. • Tanda post mortem tenggelam yang khas hanya ditemukan pada sebagian kecil kasus. • Tidak ditemukannya tanda post mortem pada mayat segar dapat disebabkan oleh: – Kematian disebakan oleh “serangan jantung tiba-tiba”. Kesimpulan
• Menegakkan diagnosa tenggelam
berdasarkan pemeriksaan post mortem pada mayat yang telah membusuk adalah sesuatu yang tidak mungkin. Tes diatomae dapat mendukung diagnosa bila dilakukan dengan teknik tanpa kesalahan dan dengan hasil yang jelas. • Mekanisme kematian akibat tenggelam di air tawar berbeda dengan di air laut. Kesimpulan • Walaupun pada kasus tenggelam murni, kematian umumnya terjadi dalam beberapa menit, tetapi bila disebabkan oleh serangan jantung maka kematian dapat berlangsung seketika. Kesimpulan • Interpretasi luka pada korban yang ditmukan di air akibat pembenaman sulit dilakukan. Luka yang ada harus ditentukan apakah merupakan luka post mortem atau intravital. • Bila pada pemeriksaan otopsi didapatkan beberapa gambaran penyakit fatal maka tidak menyingkirkan dugaan tenggelam sebagai penyebab kematian. Kesimpulan • Percobaan bunuh diri umumnya disertai percobaan perlukaan lainnya seperti keracunan, mengiris pergelangan tangan, penusukan, dan lain-lain. • Keputusan penyebab kematian sebaiknya tidak hanya tergantung pada pemeriksaan post mortem tanpa disertai apresiasi keadaan sekeliling korban. Gambar 1. Bunuh diri dengan tenggelam. Beban diikatkan ke tubuh. Seorang wanita ditemukan tenggelam dalam bak mandi. Pada olah TKP ditemukan botol obat tidur yang kosong. Analisis toksikologi menunjukkan peningkatan kadar difenhidramin tapi tidak fatal Tenggelam “basah”. Ditemukan buih dari hidung dan mulut • Kotoran dibawah kuku-kuku tangan dapat menunjukkan tangan korban mencakar alas yang berlumpur di sungai yang dimasukinya, tapi pelepasan barang-barang postmortem harus dieksklusi
• Abrasi pada wajah dan memar
di daerah periorbital. Tubuh ditemukan mengapung dengan kepala dibawah dekat pantai yang berbatu • Kongesti paru pada kasus mati tenggalam. Terdapat edema disertai buih/ busa pada permukaan potongan paru. • Tenggelam “basah”. Didapatkan buih pada saluran pernapasan atas • Korban tenggelam akibat aliran air yang deras yang memasuki saluran drainase. A. Ditemukan kotoran pada laring (panah). B. Kotoran yang disaspirasi dalam bronkus (panah). C. Kotoran yang telah ditelan dalam perut Aspirasi cairan dari sinus spenoid pada kasus tenggelam. Beberapa contoh macam-macam spesies diatom yang ditemukan dengan pemeriksaa mikroskopis fase kontras. Menggunakan pembesaran 250x Telapak kaki yang berkeriput akibat perendaman dalam air untuk waktu yang lama